BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, setiap orang memiliki tuntutan hidup yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk mengambil

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

PERBEDAAN REAKSI PASAR ANTARA PERUSAHAAN PERATA LABA DAN BUKAN PERATA LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERATAAN LABA TERHADAP REAKSI PASAR DAN RESIKO INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk berinvestasi, para investor terlebih dahulu memperhitungkan

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang akan datang, dengan diketahuinya perkembangan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Untuk mengetahui seberapa baik kinerja manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

I. PENDAHULUAN. panjang seperti saham, obligasi, reksadana, instrumen derivatif dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk membiayai aktifitasnya. Pembiayaan ini akan. akan semakin kecil. (Sulistiawan dan Arni,2004)

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kontrak atau mengambil keputusan investasi menjadi informasi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi

BAB V PENUTUP. Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya berupa laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mencapai tujuan kebijakan ekonomi makro karena sector keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut PSAK no.1 Revisi 2013 paragraf 7,

BAB I PENDAHULUAN. mengukur kinerja manajemen adalah laba. Karena laba merupakan salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro ekonomi maupun makro ekonomi di Indonesia, sehingga perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

PENGARUH PUBLIKASI DIVIDEN TERHADAP REAKSI HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai pasar untuk sebagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian disuatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2013)

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ROE PERBANKAN SWASTA DI INDONESIA TAHUN 2005, 2006, 2007

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang membutuhkan dana dapat memenuhinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. saham dan volume perdagangan. Untuk kepentingan informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembagian laba serta capital gain. Pasar modal dapat menjadi sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Secara umum perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Perusahaan keuangan (financial enterprise) yang umumnya lebih dikenal dengan istilah lembaga keuangan (financial institution), yaitu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan keuangan. 2) Perusahaan bukan keuangan (non financial enterprise). Perusahaan bukan keuangan merupakan perusahaan yang menyediakan produk atau jasa bukan keuangan, contohnya perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk berupa barang jadi. Pada saat ini, penulis melakukan penelitian dengan objek penelitian yaitu lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Lembaga keuangan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank, contohnya lembaga pembiayaan, perusahaan sekuritas, dan asuransi. Berikut merupakan perkembangan kedua kelompok lembaga keuangan tersebut: 1.1.1. Bank Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional. Jumlah bank di Indonesia tahun 2010 adalah Bank Umum 122, Bank Swasta 118, Bank Pemerintah 4, Bank Perkreditan Rakyat 1

(BPR) 1861, BPR Konvensional 1718, dan BPR Syari ah (BPRS) 143 bank. Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya. 1.1.2. Lembaga Pembiayaan Pengertian dari perusahaan pembiayaan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, dalam pasal 1 huruf (b) dikatakan bahwa perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, seperti Modal Ventura, Perdagangan Surat Berharga, Anjak Piutang, Usaha Kartu Kredit, dan Pembiayaan Konsumen. Jumlah perusahaan pembiayaan dalam periode tahun 2003 hingga tahun 2006 mengalami penurunan sebanyak 23 perusahaan. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang dicabut izin usahanya. Sementara itu, di tahun 2004 terdapat 2 perusahaan yang dicabut izin usahanya akibat mengalami kebangkrutan dan likuidasi, yaitu PT Primaswadana Perkasa Finance dan PT Rabo Finance. 1.1.3. Perusahaan Efek Efek atau sekuritas dapat terdiri dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif, seperti reksadana, kontrak berjangka atas efek, serta setiap derivatif dari efek. Perkembangan perusahaan efek di Indonesia mengalami situasi yang fluktuatif. Kondisi yang sangat merugikan perusahaan efek adalah pada saat krisis multidimensi 2

yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah menerpa berbagai sektor perekonomian termasuk pasar modal. Melemahnya kondisi perdagangan di bursa efek tersebut berimbas langsung pada kinerja perusahaan efek yang sebagian besar pendapatannya masih sangat bergantung pada perdagangan efek. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak perusahaan efek mengalami kesulitan operasional dan bahkan terpaksa menutup usahanya. 1.1.4. Asuransi Penerimaan premi bruto sektor industri asuransi mengalami peningkatan sebesar 20% dari Rp13,8 triliun pada tahun 1999 menjadi Rp 16,7 triliun pada tahun 2000. Jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia per 31 Juli 2001 adalah 312 perusahaan yang terdiri atas 175 perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi, serta 137 perusahaan penunjang asuransi. Perusahaan asuransi dan reasuransi terdiri dari 61 perusahaan asuransi jiwa, 105 perusahaan asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial dan Jamsostek, serta 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS dan TNI & Polri. 1.2. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan media yang dapat mempertemukan pihak yang akan memberikan dana dengan perusahaan yang membutuhkan dana. Agar dapat memperoleh dana dari pihak penyedia dana, perusahaan dapat menerbitkan saham untuk diperjualbelikan di pasar modal. 3

Untuk melakukan investasi dibutuhkan informasi mengenai perusahaan tersebut sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan, terutama bagi investor adalah laporan keuangan. Selain itu, laporan keuangan juga dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan menunjukkan kinerja manajemen sehingga dapat menjadi sumber dalam mengevaluasi performance manajemen. Bagi investor, laporan keuangan merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham dan untuk memprediksi prospek earning dimasa yang akan datang. Selain itu, informasi laba merupakan salah satu komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen dan membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang. Terpusatnya perhatian investor yang pada informasi laba, tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut, dapat mendorong manajer melakukan manajemen laba (earnings management) menurut (Beattie, et al, 1994) dalam Siti dan Dhita (2005:47). Selain itu, penyebab lainnya yang dapat mendorong tindakan manajemen laba adalah terjadinya asimetri informasi atau kesenjangan informasi antara manajer dengan pihak lain (investor, stakeholder, kreditur, supplier, regulator, dan pemerintah) yang diakibatkan oleh perilaku oportunis manajer sebagai pihak yang menguasai seluruh informasi keuangan perusahaan, untuk mengelabui pihak lain dengan maksud untuk memaksimalkan kesejahteraannya. Menurut Davidson, Stickney, dan Weil (1987) dalam Sri (2008:48), manajemen laba merupakan proses pengambilan langkah tertentu yang 4

disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan. Selain itu, disebutkan pula dalam Sri (2008:177) bahwa terdapat tiga pola manajemen laba yaitu: 1) Penaikan Laba (income increasing) 2) Penurunan Laba (income decreasing) 3) Perataan Laba (income smoothing) Pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada pola manajemen laba yang melakukan tindakan income smoothing karena termotivasi oleh pernyataan Beidleman (1973) dalam Belkaoui (2007:193) bahwa terdapat dua alasan manajemen melakukan income smoothing pada laporan laba, yaitu: 1) Suatu aliran laba yang stabil dapat mendukung dividen dengan tingkat yang lebih tinggi daripada suatu aliran laba yang lebih variabel, yang memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi nilai saham perusahaan seiring turunnya tingkat risiko perusahaan secara keseluruhan. 2) Income smoothing berkenaan pada kemampuan untuk melawan hakikat laporan laba yang bersifat siklus dan kemungkinan juga akan menurunkan korelasi antara ekspektasi pengembalian perusahaan dengan pengembalian portofolio pasar. Menurut Eckel (1981) dalam Ratno (2006) income smoothing bisa dilakukan dengan cara natural smoothing atau intentional smoothing dan real smoothing atau artificial smoothing. Natural smoothing mengimplikasikan bahwa proses laba secara inherent menghasilkan sebuah aliran laba yang merata. Sedangkan real smoothing berarti income smoothing terjadi dengan memilih metode akuntansi dan menerapkan prosedur akuntansi untuk memindah biaya dan atau 5

pendapatan dari satu periode ke periode lain untuk menghasilkan suatu aliran laba tertentu. Menurut Nurul (2007) praktik income smoothing merupakan fenomena yang umum dilakukan di banyak negara. Namun demikian, praktek income smoothing ini, jika dilakukan dengan sengaja dapat menyebabkan pengungkapan laba yang tidak memadai dan menyesatkan. Sebagai akibatnya, investor mungkin tidak memperoleh informasi akurat mengenai laba untuk mengevaluasi hasil dan risiko dari portofolio mereka serta terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan. Income smoothing sangat berkaitan dengan kandungan informasi atas laba sehingga penelitian tentang kandungan informasi atas laba yang dilakukan oleh Beaver (1968) dalam Muhammad (2008) menyatakan bila pengumuman laba tahunan mengandung informasi, variabilitas perubahan harga akan nampak lebih besar pada saat laba diumumkan daripada saat lain selama tahun yang bersangkutan karena terdapat perubahan dalam keseimbangan nilai harga saham saat itu selama periode pengumuman. Hasil penelitiannya memberi bukti bahwa perilaku harga dan volume sekitar tanggal pengumuman laba mengindikasi bahwa laba tahunan mengandung informasi yang relevan untuk penilaian perusahaan. Menurut Jogiyanto (2010) pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal 6

return. Jika digunakan abnormal return maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar. Beberapa penelitian mengenai income smoothing dalam hubungannya dengan reaksi pasar telah dilakukan, namun masih terdapat pertentangan hasil penelitian. Dalam penelitian Assih dan Gudono (2000) dalam Muhammad (2008), untuk perusahaan yang melakukan income smoothing (smoother) nilai cummulative abnormal return secara statistik tidak signifikan, sedangkan untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba (non-smoother) secara keseluruhan cummulative abnormal return signifikan. Hal ini berarti pasar bereaksi lebih kuat untuk pengumuman laba perusahaan non-smoother. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Michelson, et al. (2000) dalam Siti dan Dhita (2005) yang menyimpulkan bahwa smoother memiliki nilai rata-rata cummulative abnormal return secara statistik signifikan lebih tinggi dibandingkan non-smoother. Persamaan kedua hasil penelitian tersebut, yaitu penelitian Assih dan Gudono,(2000) dan Michelson, et a1 (2000) adalah keduanya berhasil membuktikan bahwa terdapat perbedaaan antara reaksi pasar pada smoother dan nonsmoother. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Salno (2000) dalam Ratno (2006) menemukan bahwa tidak ada perbedaan return antara smoother dan non-smoother. Selain itu, Subekti (2005) dalam Muhammad (2008) yang menyimpulkan bahwa reaksi pasar tidak berbeda untuk perusahaan smoother maupun non-smoother. Kemudian, Siti dan Dhita (2005), Nurul (2007), dan Ratno (2006) menemukan bukti bahwa reaksi pasar yang dihitung menggunakan cumulative abnormal 7

return tidak berbeda secara signifikan untuk perusahaan smoother maupun non-smoother. Industri keuangan dipilih sebagai objek penelitian karena pada industri ini mengalami trend yang cenderung menurun pada PER (price earning ratio). Dengan penurunan PER pada industri keuangan dapat diartikan bahwa kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan menurun. Dengan kata lain investor pesimistik atas kondisi perusahaan yang diwujudkan dengan menjual sahamnya. Rasio harga dan pendapatan berdasarkan sektor keuangan tersaji pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Rasio Harga dan Pendapatan Berdasarkan Sektor Keuangan Price Earning Ratio Sektor 31 Des 2005 31Des 2006 31Des 2007 Keuangan 23.02 19.00 11.87 Sumber: BAPEPAM-LK Menurut Weston dan Brigham (1990:435) menyatakan bahwa PER (price earning ratio) merupakan rasio harga pendapatan dapat memperlihatkan berapa dolar (rupiah) yang akan dibayar investor untuk setiap dolar (rupiah) laba periode berjalan. Selain itu, menurut Setiawan dan Dwi (2010:75) menyatakan bahwa PER yang tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi, begitupun sebaliknya, PER yang rendah akan menyebabkan harga saham yang rendah. Periode penelitian pada tahun 2008-2010 dipilih agar hasil penelitian yang dihasilkan lebih aktual dalam menjelaskan kondisi permasalahan ini. Selain itu, pada periode ini ketersediaan data laporan keuangan semua perusahaan yang berada di industri keuangan pada www.idx.co.id 8

cukup lengkap, sehingga diharapkan dapat mempermudah proses pengolahan dan analisis data. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berjudul: Perbandingan Reaksi Pasar pada Perusahaan Smoother dan Non- Smoother (Studi pada Industri Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010). 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana nilai indeks smoothing pada industri keuangan periode tahun 2008-2010? 2) Bagaimana reaksi pasar pada industri keuangan periode tahun 2008-2010? 3) Bagaimana perbedaan reaksi pasar antara perusahaan smoother dan non-smoother pada industri keuangan periode tahun 2008-2010? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1) Mengetahui nilai indeks smoothing pada industri keuangan periode tahun 2008-2010. 2) Mengetahui reaksi pasar pada industri keuangan periode tahun 2008-2010. 3) Mengetahui perbedaan reaksi pasar antara perusahaan smoother dan non-smoother pada industri keuangan periode tahun 2008-2010. 9

1.5. Kegunaan Penelitian 1.5.1. Aspek Teoritis 1) Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan bidang akuntansi keuangan. 2) Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan agar penelitian dibidang ini menjadi lebih baik lagi. 1.5.2. Aspek Praktis: 1) Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi manajer mengenai perbandingan reaksi pasar yang dilakukan oleh perusahaan smoother dan non-smoother. 2) Bagi Investor dan Investor Potensial Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan atau referensi dalam mempertimbangkan keputusan investasi. 1.6. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini terdiri dari lima bab yang akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut : 1) BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 10

2) BAB II : TINJAUAN PUSATAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi landasan teori yang digunakan, hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, kerangka pemikiran, pengembangan hipotesis, dan ruang lingkkup penelitian. 3) BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini terdiri atas jenis penelitian yang akan dilakukan, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis data. 4) BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai hasil analisis data yang diperoleh melalui beberapa tahap pengujian yang dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian dan diuraikan secara kronologis serta sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. 5) BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. 11