BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keteknikan Budidaya Perikanan merupakan mata pelajaran yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

HUBUNGAN BIMBINGAN DI INDUSTRI TERHADAP SIKAP KERJA SISWA KELAS III JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK N 1 SEYEGAN

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl.

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 P E N D A H U L U A N

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi oleh kalanganan dunia pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya tujuan pendidikan. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan didesain

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PERANAN PRAKERIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, tercantum bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang terbagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susi Susanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktik Mengolah Makanan Kontinental Siswa Kelas XI SMKN 2 Baleendah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Link and match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri khususnya. Beberapa prinsip yang akan dipakai sebagai strategi dalam kebijakan Link and Match diantaranya adalah model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan ini adalah strategi proaktif yang menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat SMK, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika tersebut. Program pendidikan PSG direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi bersama secara terpadu antara sekolah kejuruan dengan institusi pasangannya. Sehingga fungsi operasional dilapangan dilaksanakan bersama antara kepala sekolah, guru, instruktur dan manager terkait. Untuk itu perlu diciptakan adanya keterpaduan peran dan fungsi guru serta instruktur sebagai pelaku pendidikan yang terlibat langsung dalam pelaksanaa PSG dilapangan secara kondusif. (Sugihartono dalam Dias 2009:12) mengungkapkan Pendidikan Sistem Ganda pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui 1

2 kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Sistem ganda (dual system) merupakan model penyelenggaraan pendidikan kejuruan dimana perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan dalam bentuk kemitraan dunia kerja dengan sekolah, sehingga penyelenggaraan pendidikan berlangsung sebagian di sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha atau dunia industri. (Pakpaham dalam Dias, 2011 : 12) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang dilaksanakan dalam Sekolah Menengah Kejuruan dengan cara menerapkan keahlian kejuruan/keahliannya secara langsung di dunia usaha/dunia industri dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Inti dari Pendidikan Sistem Ganda adalah mensinkronkan kurikulum yang terdapat disekolah dan kompetensi yang diharapkan oleh industri. Sinkronisasi kurikulum dapat tercapai apabila kerjasama antara pihak industri dengan pihak sekolah dapat terjalin dengan baik. Konsep pendidikan ini bertujuan supaya siswa ketika disekolah sudah terbiasa dengan lingkungan yang terdapat di industri, sehingga ketika siswa melaksanakan praktik kerja industri siswa tidak kaget dengan situasi yang ada di industri. Pendidikan sisitem ganda ini juga bertujuan untuk membentuk disiplin, mental kerja dan sikap kerja siswa yang positif, terbentuknya sikap kerja positif siswa bermanfaat ketika siswa sudah terjun ke dunia industri sepenuhnya. Terjalinnya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak industri dapat memberi tempat bagi siswa lulusan dan industri pasangan tidak khawatir dengan kompetensi yang dimiliki siswa. praktik kerja industri adalah bagian dari pendidikan sistem ganda sebagai program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha maupun dunia industri. Pengalaman praktik kerja industri memberikan wawasan dan tambahan ilmu pengetahuan kepada peserta didik untuk siap bekerja setelah ia lulus dari SMK. Hal ini, karena peserta didik telah melihat dan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu, dengan adanya praktik kerja

3 industri peserta didik dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK. Pada saat peserta didik melaksanakan praktik kerja industri, peserta didik dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika peserta didik tersebut tidak bersungguh-sungguh, peserta didik tidak akan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan peserta didik menjadi kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja setelah lulus dari SMK. Selama tiga tahun kegiatan pembelajaran disekolah, seharusnya setiap siswa pernah mengalami kegiatan praktik kerja industri. Dalam kegiatan ini siswa dituntut dapat menggabungkan kemampuan kognitif yang mereka miliki ke dalam suatu kegiatan yang bersifat psikomotor. kegiatan pratikum bukan hanya membantu siswa untuk memahami konsep, tetapi dapat mendorong siswa untuk belajar, membuat siswa mengerjakan sesuatu dan belajar mengerjakan sesuatu (Widodo dalam Dias 2011:17). Setiap siswa memiliki kompetensi psikomotorik yang berbeda-beda. Dengan meneliti kemampuan dasar siswa, maka kita dapat mengetahui kompetensi keterampilan masing-masing siswa selama mengikuti praktik kerja industri yang diselenggarakan sekolah. Kompetensi inilah yang akan dibawa oleh siswa hingga tempat mereka bekerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Penilaian psikomotorik siswa SMK penting untuk dilaksanakan. Menurut pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi kelulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi penilaian psikomotorik itu sendiri menekankan pada sikap, motivasi dan keterampilan. Ini berarti bahwa penilaian psikomotorik harus dilakukan untuk mengetahui kemempuan siswa yaitu keterampilan dalam keahlian sesuai bidangnya di lapangan atau dunia kerja. Manfaat dari penilaian psikomotorik adalah dapat mengetahui ketercapaian Standar kompetensi yang sudah dijabarkan ke dalam kompetensi dasar,

4 mengetahui perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, mendorong peserta didik belajar dan berlatih, mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan mendorongnya untuk berkarya lebih terfokus dan terarah. Dalam praktik kerja industri siswa dituntut agar kreatif, cerdas dan aktif dalam proses pelaksanaanya. Khususnya sikap dan motivasi dalam melaksanakan praktik ketja industri mendukung kemampuan psikomotorik siswa untuk dapat terus berkembang. Karena Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock, 1978:159). Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: untuk mengetahui profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri di SMK Negeri 6 Garut. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh positif pada sikap siswa setelah melaksanakan praktik kerja industri, yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor? 2. Apakah ada pengaruh pada motivasi siswa setelah melaksanakan praktik kerja industri, yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor? 3. Apakah kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk kerja dapat meningkat setelah melaksanakan praktik kerja industri?. Indikator kompetensi unjuk kerja tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Indikator unjuk kerja dalam Instalasi System Opration (SO)? b. Indikator unjuk kerja dalam Merakit Personal Computer (PC)? c. Indikator unjuk kerja dalam Konfigurasi Jaringan (Proxy Server)?

5 C. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka untuk menghindari penyimpangan tujuan dan penelitian menjadi terarah batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Negeri 6 Garut kelas XI TKJ 2 dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa, untuk mengetahui kemampuan psikomotor siswa setelah melaksanakan praktik kerja industri. 2. Penelitian ini dilakukan hanya pada siswa yang telah melaksanakan praktik kerja industri di perusahaan sesuai bidang keahlian teknik komputer jaringan seperti toko komputer dan perusahaan telkom. 3. Kegiatan praktik kerja Industri yang dilaksanakan siswa berada dibawah tanggung jawab sekolah dan tidak melibatkan pihak peneliti. 4. Keterampilan proses yang diamati adalah kompetensi unjuk kerja yang dilaksanakan dalam pengalaman praktik kerja industri seperti Instalasi System Opration (SO), Merakit Personal Computer (PC) dan Konfigurasi Jaringan (Proxy Server). D. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri di SMK Negeri 6 Garut, yaitu: 1. Mengetahui pengaruh positif praktik kerja industri terhadap sikap siswa yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor. 2. Mengetahui pengaruh positif praktik kerja industri terhadap motivasi siswa yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor. 3. Mengetahui peningkatan kemampuan psikomotorik dalam indikator kompetensi unjuk kerja siswa setelah melaksanakan praktik kerja industri?. Yaitu diantaranya, adalah sebagai berikut : a. Indikator unjuk kerja Instalasi System Opration (SO) b. Indikator unjuk kerja Merakit Personal Computer (PC) c. Indikator unjuk kerja Konfigurasi Jaringan (Proxy Server)

6 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pihak sekolah akan menambah informasi dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan dapat diterapkan kepada setiap siswa dalam mata pelajaran produktif. 2. Bagi guru penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam kesiapan ilmu, sehingga guru secara optimal dapat melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar sehingga dapat memfasilitasi kebutuhan siswa selama praktik kerja industri berlangsung. 3. Bagi siswa penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah media untuk mengetahui kemampuan psikomotoriknya dalam melakukan kegiatan atau bekerja sesuai bidang keahlianya. 4. Bagi pembaca sebagai informasi mengenai profil kemampuan psikomotik siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri di SMK Negeri 6 Garut. 5. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat memberikan suatu informasi mengenai profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari Praktik Kerja Industri dan memberikan inspirasi kepada peneliti lainnya, sehingga penelitian ini dapat mendasari penelitian lain tentang kemampuan psikomotorik siswa. F. Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan permasalahan (Sugiono 2008:96). Hipotesis haya dibuat jika yang dipermaslahkan menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan (Arikunto, S 2010:78). Maknaa rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Hipotesis Nol (H 0 ) Tidak ada hubungan antara profil kemampuan psikomotorik siswa dari refleksi dari praktik kerja industri.

7 2. Hipotesis Kerja (H a ) Ada hubungan yang positif antara kemampuan psikomotorik siswa dari refleksi dari praktik kerja industri. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Struktur organisasi penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan pokok penelitian yang terdiri dari pembelajaran, pendidikan sisten ganda (PSG), praktik kerja industri, ranah psikomotorik, penilaian kemampuan psikomotorik serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3). BAB III METODE PENELITIAN, membahas tentang jenis penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi oprasional, instrumen penelitian dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menjelaskan hasil penelitian, hasil uji coba instrumen penelitian, uji coba unjuk kerja, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi para pengguna hasil penelitian.