BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB II LANDASAN TEORI. tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Oleh Nama : Dede Bahrudin

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SAMSAT DRIVE THRU

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Sejarah Singkat Unit Pelaksana TeknisPendapatan Duri Dinas Pendapatan Provinsi Riau

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN

d. Kepala Seksi Seksi Pendapatan Lain-lain; e. Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat UPT Medan Selatan/Dinas Pendapatan Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang)

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

e. merencanakan pelaksanaan koordinasi Integrasi, Sinkronisasi dan Simplikasi dalam pelaksanaan tugas; f. merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksana

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Derah Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi. Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

BAB II GAMBARAN UMUM. II.I. Sejarah Singkat UPT Pendapatan Kababupaten Kampar Dinas

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang optimal perlu diwujudkan untuk mendukung kemandirian

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 61 TAHUN 2012

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan

BAB II PROFIL KANTOR SAMSAT UPT MEDAN SELATAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

MOTTO. Sesungguhnya segala urusan itu ada di tangan Allah (QS.Al-Imron : 154)

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Sesuai dengan undang undang dasar 1945 Alenia IV yaitu melindungi segenap

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/~S7 /VI.03/HK/2017

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II. Landasan Teori. membayar pengeluaran umum. Menurut Santoso (2005:2), Pajak adalah iuran

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta. Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah Kota Surakarta sebagai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat,

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

BAB III ANALISA SYSTEM

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas. Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN STNK DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) WILAYAH XX/SAMSAT BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. di perlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasiaonal. Tanggung

BAB I PENDAHULUAN. swasta saat ini tengah berlomba untuk meningkatkan pelayanan agar lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum UP3AD/SAMSAT Karanganyar 1. Sejarah UP3AD Karanganyar Sebelum dinamakan sebagai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah, tahun 1957 bernama Seksi Penghasil Daerah. Pembentukan seksi ini berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai berikut: a. UU No. 32 tahun 1957, tentang perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; b. Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1957, tentang Pajak-Pajak Pusat kepada Kepala Daerah Tingkat I dan Tingkat II; c. UU No. 12 Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah; d. UU No. 11 Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Pajak Daerah. Tujuan dari pembentukan Seksi Penghasil Daerah ini adalah daerah diberi kesempatan untuk mengelola Pajak Daerah dan memudahkan pemungutan Pajak Daerah. Saat itu status dan kedudukan Seksi Penghasil Daerah berada di bawah Bagian Keuangan Otonomi sesuai susunan organisasi, yaitu: a. Urusan Umum; b. Urusan Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain; c. Urusan Teknisi;

2 d. Urusan Operasional; e. Urusan Pengawasan. Seiring berjalannya waktu keadaan organisasi mengalami perkembangan dengan adanya perwakilan di Daerah Tingkat II, perkembangan ini diikuti pula bertambahnya personil serta target pendapatan yang harus meningkat. Tahun 1967 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah tanggal 15 Juli 1967 No. Ku H/A. 36/1/15 status Seksi Penghasil Daerah berubah menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Berdasarkan surat keputusan ini Direktorat Pendapatan Daerah mulai berdiri sendiri dan lepas dari bagian Keuangan Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. Sejak tanggal 06 Juni 2008 nama Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Provinsi Jawa Tengah telah ganti nama menjadi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah biasa disingkat dengan sebutan DPPAD. Dinas ini merupakan produk hukum yang sudah ditetapkan melalui DPRD Jawa Tengah, penggabungan dari dua instansi Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yaitu Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) dan Kantor Pengelolaan Barang Daerah (KPBD) yang tertuang dalam penyususnan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) sebagaimana diamanatkan oleh PP 38/2007, PP 41/2007, Permendagri 57/2007 dan UU 32/2004. Adanya dinas baru ini terjadi perubahan dalam struktur organisasi di DPPAD baik yang di Kantor Pusat maupun di Daerah. Untuk SOTK kegiatan teknis operasional dan penunjang dinas berubah dari Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) menjadi Unit Pelayanan Pendapatan dan

3 Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) yang dikepalai seorang Kepala UP3AD. Salah satu unit ini adalah UP3AD Kabupaten Karanganyar yang letaknya paling timur dari Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Tugas pokok UP3AD diatur berdasarkan Pasal 4 Pergub No 40/2008 yaitu melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dinas di bidang pelayanan pendapatan dan pemberdayaan aset daerah. UP3AD menyelenggarakan fungsi berdasarkan Pasal 5 Pergub No 40 Tahun 2008 dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Pasal 4, yaitu: a. Penyusunan rencana teknis operasional pelayanan pajak dan bea balik nama kendaraan bermotor, pendapatan lain-lain, pembukuan, pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah; b. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelayanan pajak dan bea balik nama kendaraan bermotor, pendapatan lain-lain, pembukuan, pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah; c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan pendapatan dan pemberdayaan aset daerah; d. Pengelolaan ketatausahaan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

4 2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu UP3AD Karanganyar a. Visi Menjadi dinas penopang kemandirian otonomi daerah dengan optimalisasi pendapatan didukung pelayanan prima kepada masyarakat dan pengelolaan aset yang profesional berbasis teknologi. b. Misi 1) Mengupayakan Pencapaian Target Pendapatan Daerah; 2) Mewujudkan Pengelolaan Aset Yang Berdaya Guna Dan Berhasil Guna; 3) Mengkoordinasikan Peran Organisasi Di Bidang Pengelolaan Pendapatan Dan Aset Daerah; 4) Mengembangkan Sistem Manajemen Mutu Untuk Mewujudkan Pelayanan Prima; 5) Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia. c. Kebijakan Mutu Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah berkomitmen mewujudkan pelayanan prima dengan cara melakukan perbaikan pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah secara berkesinambungan. 3. Struktur Organisasi UP3AD Kabupaten Karanganyar Struktur Organisasi UP3AD berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 40 Tahun 2008, terdiri dari: a. Kepala Unit; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pajak Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

5 d. Seksi Pendapatan Lain-lain; e. Seksi Pembukuan Dan Pelaporan; f. Seksi Penagihan Dan Pemberdayaan Aset Daerah; g. Kelompok Jabatan Fungsional. KEPALA UP3AD KA SUB BAG TATA USAHA KASI PEMBUKUAN PELAPORAN KASI PENAGIHAN DAN PEMBERDAYAAN ASET DAERAH KASI PKB DAN BBNKB KASI PENERIMAAN LAIN-LAIN Gambar 1.1 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah Karanganyar Setiap bagian atau unit tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi masingmasing seperti: a. Kepala UP3AD Kepala UP3AD mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 4 dan Pasal 5.

6 b. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan UP3AD. c. Seksi Pajak Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Seksi Pajak Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan pajak dan bea balik nama kendaraan bermotor. d. Seksi Pendapatan Lain-Lain Seksi Pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan pendapatan lain-lain. e. Seksi Pembukuan dan Pelaporan Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembukuan dan pelaporan pendapatan dan pemberdayaan aset daerah. f. Seksi Penagihan dan Pemberdayaan Aset Daerah Seksi Penagihan dan Pemberdayaan Aset Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan penagihan dan pemberdayaan aset daerah. g. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7 4. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) a. Sejarah SAMSAT Karanganyar Sejak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I. Pajak Kendaraan Bermotor menjadi salah satu Pajak Daerah yang dikelola oleh pemerintah Daerah sendiri. Pelimpahan wewenang tersebut dilandasi oleh Peraturan dan Undang-Undang, yaitu: 1) PP No. 3 Tahun 1957, tentang pelimpahan wewenang Pajak Pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Tingkat II. 2) UU No. 11/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Pajak Daerah. 3) UU No. 12/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah. Tujuan dari pelimpahan wewenang ini adalah Daerah diberi kesempatan mengelola Pajak Daerah dan memudahkan pemungutan Pajak Daerah. Setelah berjalan beberapa tahun terjadi ketidakseragaman antara Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh masing-masing Daerah Tingkat II, yang mengakibatkan besarnya penetapan Pajak Kendaraan Bermotor tidak sama. Selain itu timbul hambatan-hambatan yang disebabkan oleh sulitnya pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor yang mengakibatkan banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang. Kendala yang terjadi antara lain adalah: 1) Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat mengenai pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

8 2) Pelayanan dan pelaksanaan pajak oleh instansi pemerintah yang terkait (dalam hal ini Pajak Kendaraan Bermotor) yang masih terpisah. 3) Birokrasi pelayanan yang tidak praktis, efektif dan efisien. Karena terjadi banyak kendala, maka pemerintah pada tanggal 28 desember 1967 menerbitkan Surat Keputusan bersama Menhankam (Menteri Pertahanan dan Keamanan), Menkeu (Menteri Keuangan) dan Mendagri (Menteri Dalam Negeri) No. Kep/13/XII/1976, Kep 1169/MKIV/76, No. 311 tahun 1976 tentang penyederhanaan Pajak Kendaraan Bermotor yang berkaitan dengan pelayanan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dalam suatu kantor bersama SAMSAT. Dengan diterbitkan Surat Keputusan bersama ini diharapkan dapat menciptakan keseragaman pengurusan STNK di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan dari penyatuan tersebut adalah mempermudah pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor serta meningkatkan pelayanan kepada para pemilik kendaraan bermotor. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Negara dan Daerah. Pada tanggal 2 Desember 1977 adalah awal berdirinya Kantor SAMSAT Jawa Tengah, dan di saat itu operasional kantor SAMSAT hanya ada 1 (satu) kantor SAMSAT di setiap Karesidenan (Jawa Tengah 6 eks Karesidenan) sehingga pada saat itu banyak Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang melakukan pengurusan STNK, pembayaran PKB/BBN-KB

9 dan SWDKLLJ sempat menginap guna mendapatkan pelayanan atas pengurusan surat-surat kendaraannya. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 tahun 2003 tanggal 7 Februari 2003, tentang pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) adalah cabang Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah. UP3AD merupakan unsur pelaksana operasional dinas yang dipimpin oleh seorang kepala unit yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Unit Pelayanan Pendapatan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah yang secara resmi digunakan sejak 1 Juli 2009 terdiri atas 46 kantor SAMSAT di Jawa Tengah. Termasuk kantor UP3AD/SAMSAT Karanganyar yang terletak di Jl. Lawu No. 389 Karanganyar, Telepon (0271) 495121. Penggunaan gedung kantor UPPD Dipenda Provinsi Jawa Tengah/ SAMSAT Karanganyar diresmikan pada Kamis, 14 Februari 2008 oleh Gubernur Jateng Ali Mufiz. Adanya SAMSAT Karanganyar dan berbagai program inovasi yang telah diterapkan, banyak manfaat yang diperoleh Wajib Pajak antara lain: 1) Mendekatkan tempat pembayaran; 2) Memberikan jaminan mutu pelayanan; 3) Memberikan rasa aman dan nyaman pada Wajib Pajak; 4) Memberikan gambaran objektif pada Wajib Pajak bahwa membayar pajak itu mudah;

10 5) Memberikan kepastian terhadap Wajib Pajak melalui pelayanan yang transparan dan mudah. Meskipun Wajib Pajak diberikan fasilitas kemudahan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Wajib Pajak diwajibkan melengkapi persyaratan pengisian dokumen pada saat pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. b. Penyediaan Fasilitas Pelayanan Fasilitas pelayanan di Samsat Kabupaten Karanganyar sudah lengkap dan representatif. 1) Kelengkapan Peralatan Peralatan penunjang utama guna kemudahan pelayanan yang telah tersedia: a) Komputerisasi dengan PC pentium 4, jaringan LAN, Internet, on-line Service dan Samsat Khusus/Cepat; b) Sarana Check Fisik; c) Workshop TNKB. 2) Kelengkapan fasilitas Ruang Tunggu terdiri dari: a) Komputer informasi jumlah PKB b) TV Monitor/Display pelayanan c) TV Hiburan d) Dispenser air minum e) Ruang ber AC f) Kursi tunggu modern

11 g) Penyediaan brosur leaflet h) Surat kabar 3) Kelengkapan Prasarana: a) Area parkir yang cukup luas b) Musholla c) Toilet d) Kantin e) Area merokok 4) Jaminan Keamanan: a) Petugas keamanan (SATPAM) sebanyak 5 personil bertugas 24 jam dibagi dalam 2 sif dan dibantu pula dari unsur Polri; b) Bank Jateng yang datang setiap hari untuk mengambil setoran penerimaan PKB-BBNKB dengan pengawalan petugas Kepolisian. c) Penjaga parkir kendaraan bermotor yang cukup aman. 5) Fasilitas Informasi dan Pengaduan a) Tabel Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) b) Tata Cara Perhitungan Pajak c) Display TV Monitor Pelayanan d) Kotak Saran e) Papan Informasi Pada bagian depan pintu masuk kantor SAMSAT juga tersedia papan petunjuk pembayaran PKB dan BBNKB di SAMSAT Karanganyar. Papan petunjuk tersebut berupa banner dan moving sign.

12 c. Keuntungan Terbentuknya SAMSAT 1) Adanya kerjasama instansi-instansi yang tergabung dalam pelaksanaan SAMSAT yang meliputi POLRI, DIPENDA, dan Jasa Raharja; 2) Adanya sistem pengurusan STNK, PKB, BBNKB, dan SWDKLLJ yang seragam; 3) Pengenaan pajak dan SWDKLLJ disesuaikan dengan masa berlakunya STNK, terhitung sejak tanggal pendaftaran dan setiap tahun wajib melaksanakan pengesahan STNK; 4) Pembayaran PKB, BBNKB, dan SWDKLLJ dapat dibayar sekaligus di satu tempat; 5) Pelayanan dilakukan secara open service, wajib pajak dilayani langsung tatap muka dengan petugas pelayanan; 6) Berlakunya asas FIFO (first in first out), Wajib Pajak yang datang pertama dilayani terlebih dahulu. d. Pedoman Tatalaksana Pelayanan Sebagai instansi pemerintah yang melayani kepentingan masyarakat, Samsat Kabupaten Karanganyar memiliki pedoman pelayanan yang baku. 1) Pedoman kesatu berupa pedoman khusus berdasarkan: a) Instruksi Bersama Menhankam, Mendagri dan Menkeu Nomor Ins/03/m/x/199, No.29 Th 1999 dan No. 6/IMK.014/1999 tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Dalam Penerbitan STNK, SCTK, TNKB, TCKB, dan Pemungutan PKB, BBNKB serta SWDKLLJ;

13 b) SK Bersama Kapolri, Dirjen PUOD Depdagri dan Dirut PT. Jasa Raharja Nomor Skep/06/X/1999, dan No.973-1228 dan No. Skep/02/X/1999 tentang Pedoman Tatalaksana Dalam Penerbitan STNK. SCTK, TNKB, TCKB dan Pemungutan PKB, BBNKB serta SWDKLLJ. 2) Pedoman kedua berupa pedoman Teknis berdasarkan: a) Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Jawa Tengah; b) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Jawa Tengah; c) SK Kepala Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Aaset Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 973/7630/2011 tentang Petunjuk Teknis Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Balik Nama Kendaraan Bermotor. e. Tugas dan Fungsi SAMSAT Karanganyar Melaksanakan pemungutan dan pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) dalam suatu koordinasi pelayanan yang terkait.

14 f. Visi dan Misi SAMSAT Karanganyar 1) Visi Terwujudnya pelayanan prima berbasis teknologi informasi menuju pemerintahan yang bersih. 2) Misi a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; b) Meningkatkan Sumber Daya Manusia; c) Meningkatkan identifikasi dan keamanan kepemilikan Kendaraan Bermotor; d) Meningkatkan Penerimaan Daerah dan Pusat. g. Motto Bersama SAMSAT kita wujudkan pelayanan prima. h. Janji Pelayanan Pelayanan cepat dan terbaik tujuan kami. i. Kebijakan Mutu Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) berkomitmen mewujudkan pelayanan prima dengan cara melakukan perbaikan pelayanan pendapatan dan pemberdayaan aset daerah berkesinambungan.

15 B. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara paling besar yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari seluruh Warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang bersifat memaksa. Pembangunan nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat bersama-sama pemerintah. Maka dari itu peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan harus terus ditumbuhkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. Sektor pajak merupakan pilihan yang tepat sebagai salah satu sumber penerimaan Negara yang sangat potensial, tidak hanya karena jumlahnya yang relatif stabil tetapi juga merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Jenis pajak di Indonesia yang akan peneliti bahas kali ini adalah Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo 2011). Pajak Daerah yang dikelola oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah yang memiliki pendapatan paling besar adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Maka dari itu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui DPPAD menghadirkan berbagai macam inovasi baru untuk meningkatkan penerimaan PKB setiap tahunnya. Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun

16 2009, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor yang diberlakukan kepada semua orang baik pribadi maupun badan yang memiliki kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor sendiri adalah semua kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage). Pengelolaan pemungutan dan pengurusan PKB dilakukan oleh pemerintah daerah yang dilaksanakan pada satu tempat yang melibatkan beberapa unsur didalam pengelolaannya. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang dilaksanakan pada satu kantor ini dikenal dengan istilah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), didalamnya terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) yang mempunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) dibidang pemungutan PKB dan BBNKB serta PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang dibidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Salah satu tujuan pembentukan kantor bersama SAMSAT ini adalah untuk memudahkan pelaksanaan PKB serta untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengurusan registrasi kendaraan bermotor, pembayaran pajak, dan SWDKLLJ. SAMSAT sendiri telah hadir di setiap wilayah kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Maksud dan tujuan utama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

17 menerapkan SAMSAT adalah mendekatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang tingkat kesibukannya sangat tinggi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui DPPAD bekerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Tengah menghadirkan inovasi baru yaitu SAMSAT Keliling untuk melayani pengurusan pengesahan STNK/membayar PKB 1 Tahun secara On-Line dengan menggunakan bus/mobi. Tujuan dari SAMSAT Keliling ini adalah untuk mendekatkan dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat, terutama untuk yang memiliki jarak tempuh sangat jauh dari kantor bersama SAMSAT dan tingkat kesibukan tinggi, karena merasa kekurangan waktu bila datang mengurus ke kantor bersama SAMSAT. Seperti yang terjadi belakangan ini jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia terutama Kabupaten Karanganyar semakin tahun semakin meningkat tetapi masih banyak juga masyarakat wajib pajak yang belum sadar akan penting nya membayar pajak dengan menjadikan alasan jarak tempuh yang jauh serta prosedur pembayaran yang terlalu sulit. SAMSAT Keliling ini diharapkan dapat membantu meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor terutama pada Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) Kabupaten Karanganyar karena sistem yang digunakan adalah jemput bola. Nilai originalitas dari penelitian ini adalah sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar selama melaksanakan kuliah magang kerja di instansi tersebut. Data-data yang sudah ada kemudian diolah agar dapat digunakan untuk menganalisis impelementasi layanan

18 SAMSAT keliling tersebut. Hasil dari penelitian ini berdasarkan dari pengamatan peneliti dan wawancara dengan pegawai UP3AD/SAMSAT yang bersangkutan. Jika studi ini tidak dilakukan maka hasil dari implementasi layanan SAMSAT Keliling ini tidak dapat diketahui berhasil atau tidaknya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar. Maka dari itu studi ini sebagai salah satu cara untuk membuktikan hasil analisis bahwa implementasi layanan SAMSAT Keliling ini dapat mendongkrak penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor setiap tahunnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul: ANALISIS IMPLEMENTASI LAYANAN SAMSAT KELILING TERHADAP PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UP3AD/SAMSAT KABUPATEN KARANGANYAR

19 C. Rumusan Masalah Dalam penelitian yang dilakukan penulis di UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar tentang SAMSAT Keliling ini, penulis ingin mengetahui beberapa hal, antara lain: 1. Bagaimana prosedur pembayaran PKB pada SAMSAT Keliling? 2. Bagaimana hasil analisis implementasi layanan SAMSAT Keliling terhadap penerimaan PKB pada UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2015? 3. Apa saja permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pelayanan SAMSAT Keliling di Kabupaten Karanganyar? 4. Bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan SAMSAT Keliling di Kabupaten Karanganyar? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diketahui penulis dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui prosedur pembayaran PKB pada SAMSAT Keliling. 2. Mengetahui hasil analisis implementasi layanan SAMSAT Keliling terhadap penerimaan PKB pada UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2015. 3. Mengetahui permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pelayanan SAMSAT Keliling di Kabupaten Karanganyar. 4. Mengetahui cara mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan SAMSAT Keliling di Kabupaten Karanganyar.

20 E. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang Implementasi layanan Samsat Keliling Terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar dengan mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam dunia nyata sehingga penulis dapat membandingkannya dengan fakta dan kondisi yang terjadi di lapangan. 2. Bagi UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar, diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan dalam menentukan strategi peningkatan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang lebih baik lagi. 3. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi untuk menyelesaikan Tugas Akhir atau penelitian sejenis.