PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3

Melatih Literasi Matematika Siswa dengan Soal PISA Nabilah Mansur Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Malang

PENGEMBANGAN PAKET SOAL MODEL PISA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 12 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPE

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

Keywords : The Level of Student's Performance, Critical Thinking, and Performance Task

Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember

Doni Dwi Palupi 1, Titik Sugiarti 2, Dian kurniati 3

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

IDENTIFIKASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL BERBASIS LINGKUNGAN SISWA KELAS VII

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Pendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan...

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT PADA PEMBELAJARANMODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

KECERDASAN VISUAL-SPASIALeL DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 JEMBER DITINJAU DARI GENDER

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA BERKECERDASAN VISUAL SPASIAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI DATAR

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XII MAN 3 JEMBER BERDASARKAN PERKEMBANGAN USIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG

MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4. Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Implementasi Pendekatan Guided discovery dalam Game Edukasi Matematika untuk Siswa SMP

STUDI KASUS: KARAKTERISTIK ANTISIPASI EKSPLORATIF

PROSES LITERASI MATEMATIS DIKAJI DARI CONTENT SPACE AND SHAPE DALAM MATERI GEOMETRI DI SMA

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Priyo Dwi Hendra Laksana 1, Toto Bara Setiawan 2, Susi Setiawani 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika (PISA) dan Daya Juang Siswa dalam Menghadapi UN

KARAKTERISTIK ANTISIPASI ANALITIK SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN SOAL INTEGRAL

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMP DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL BERSTANDAR PISA

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

ANALISIS KEMAMPUAN MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERTIPE PISA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP

Faijatul Ma'rifah et al.,: Pengembangan Paket Tes Kemampuan Penalaran Matematika...

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 JEMBER DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN LINGKARAN

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Nofiela Nuning Hendriyati 1, Dinawati Trapsilasiwi 2, Susanto 3

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SUBBAB PERBANDINGAN BERDASARKAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH POLYA

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

LITERASI KUANTITATIF SISWA DITINJAU DARI ASPEK QUANTITY DI KELAS VII A SMPN 03 PONTIANAK

LITERASI MATEMATIS SISWA DALAM MENYEDERHANAKAN EKSPRESI ALJABAR

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA DALAM MENGINTEGRASIKAN PEMBELAJARAN MATHEMATICAL LITERACY

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 22 SURABAYA

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA SMP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

Agustin Puspitasari et al : Analisis Kemampuan Literasi Matematika...

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

R. Azmil Musthafa et al., Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016 ISSN :

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN OPEN ENDED

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX-G DI SMP NEGERI 3 CIMAHI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PADA MATERI LINGKARAN

Linda K. et al., Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah...

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Performance Task

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Transkripsi:

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER Rialita Fitri Azizah 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 Abstract. This research is a descriptive research aimed to describe the mathematical reasoning in solving about PISA test on 15 Years Old Students in SMA Negeri 1 Jember who have high, middle, and low. Sampling was done by method Throwing Snowball until all the data can be considered saturated. The collection of data obtained from the analysis of mathematical reasoning tests, and interviews. From the results of data analysis, high ability students of mathematics tend to write what they know and asked complete without the use of symbols, write and implement a strategy properly, can write the correct final results and accompanied by the unit, reflection on the calculation and use of the formula as much as one. The middle ability students of mathematics tend to write down what they know and asked complete without the use of symbols, write and implement a strategy properly, can write the correct final result and accompanied by the unit, reflection on the part of the calculation only. While the students are capable of mathematics is low, tend to write what they know and asked complete without the use of symbols, could write one strategy execution but the steps are completion incomplete or contained wrong section and can carry out a correct strategy, can write the correct final results and accompanied by the unit, and a reflection on the calculation and use of the formula as much as one. Keywords: Mathematical Reasoning, PISA Test PENDAHULUAN Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tidak hanya teknologi, ilmu pengetahuan juga mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan zaman. Salah satunya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang penting dalam membentuk manusia yang berkualitas. Wahyudin et al. menyatakan pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seseorang. Pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengembangkan kemampuan dan kecakapan yang dimiliki seseorang agar menjadi manusia yang dicita-citakan [1]. Salah satu ilmu yang erat kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika [2]. Namun sangat memprihatinkan, faktanya kemampuan matematika siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hasil studi PISA tahun 2012 menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa yang di Indonesia berada di tingkat 63 dari 64 negara dengan skor rata-rata 375 [3]. Kemudian pada tahun 2015, Indonesia memperoleh skor 1 Mahasiswa S-1 Progran Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 2 Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember

98 Kadikma, Vol. 8, No. 1, hal 97-104, April 2017 rata-rata matematika sebesar 386 [4]. Dari hasil tersebut, tentu perlu dilakukan beberapa perubahan dalam rangka meningkatkan kemampuan matematika siswa di Indonesia. Salah satu faktor peringkat Indonesia dalam studi PISA berada di posisi rendah adalah tidak biasanya siswa dalam mengerjakan soal yang menekankan pada penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian Sampoerna Foundation menunjukkan soal Ujian Nasional masih tergolong lebih menekan pada perhitungan sehingga, siswa menerapkan rumus-rumus yang ada tanpa menekankan problem solving atau penalaran. Menurut Yunengsih, soal Ujian Nasional lebih menekankan keterampilan dasar dan lebih sedikit menyajikan soal dengan konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi matematis dan penalaran matematis [5]. Kompetensi yang dinilai dalam studi PISA salah satunya adalah kemampuan penalaran matematis [6]. Penalaran matematis adalah suatu aktivitas berpikir untuk memperoleh kesimpulan dengan menghubungkan fakta-fakta yang diketahui. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan Mahdiansyah dan Rahmawati menunjukkan bahwa literasi matematika yang dicapai siswa sekolah menengah masih rendah, namun capaian literasi antarkota bervariasi. Siswa menjawab butir-butir soal tanpa alasan dan langkah-langkah penyelesaian. Dengan kata lain, kemampuan siswa dalam memberikan uraian atau argumen terhadap soal tes masih kurang [7]. Kemampuan ini merupakan salah satu indikator penalaran matematis. Sehingga, dapat disimpulkan penalaran matematis siswa juga masih tergolong rendah. Padahal, peningkatan penalaran dan kemampuan pemecahan masalah menjadi salah satu tujuan pendidikan matematika di Indonesia. Selain itu, menurut Sunardi kemampuan penalaran formal sangat diperlukan dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika [8]. Dengan demikian, penalaran matematis merupakan salah satu kemampuan yang dianggap penting dan perlu dikembangkan guna meningkatkan kemampuan matematika siswa. Untuk itu, usaha untuk meningkat kemampuan penalaran dan kemampuan matematika siswa perlu ditingkatkan. Dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa, diperlukan soal yang membutuhkan kemampuan penalaran yang cukup tinggi dalam menyelesaikannya. Soal PISA salah satunya. Menurut Wardhani dan Rumiati, soal PISA lebih menuntut kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan berargumentasi [9]. Selain itu, soal PISA tidak hanya menuntut kemampuan dalam penerapan konsep saja, namun lebih

Azizah, dkk : Penalaran matematis dalam menyelesaikan 99 menekankan pada bagaimana suatu konsep dapat diterapkan di berbagai situasi [10]. Seorang siswa dikatakan mampu menyelesaikan masalah apabila ia dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal termasuk bagaimana cara dia memprediksi jawaban dari masalah itu [11]. Sehingga, soal PISA sangat cocok untuk digunakan sebagai alternatif soal yang dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Dengan pemberian latihan secara rutin, siswa akan terbiasa dengan soal PISA. Dengan demikian kemampuan penalarannya juga akan semakin meningkat. Kemampuan penalaran erat kaitannya dengan kemampuan pemecahan masalah. Selain berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran juga berkaitan dengan kemampuan matematika. Menurut Megawati, kemampuan matematika siswa berpengaruh pada kemampuan penalarannya. Siswa berkemampuan matematika tinggi termasuk kategori siswa dengan kemampuan penalaran yang sangat baik, siswa berkemampuan matematika sedang cenderung memiliki kemampuan penalaran yang cukup baik, sedangkan siswa berkemampuan matematika rendah kemampuan penalarannya tergolong kurang baik [12]. Sehingga, semakin tinggi kemampuan matematika seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan penalarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penalaran matematis dalam menyelesaikan soal PISA pada siswa berkemampuan matematika rendah, sedang, dan tinggi. Indikator penalaran matematis yang digunakan adalah mengumpulkan fakta dari permasalahan, membangun dan menetapkan dugaan, menyelesaikan permasalah sesuai dengan dugaan dan strategi yang dimiliki, menetapkan kesimpulan, menguji kebenaran dugaan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan menganalisis dan mendeskripsikan penalaran matematis dalam menyelesaikan soal PISA. Daerah penelitian yang dipilih adalah SMA Negeri 1 Jember dengan subjek penelitian yaitu siswa usia 15 tahun. Dalam penelitian ini, siswa dianggap berusia 15 tahun apabila pada bulan Februari 2017 siswa masih berumur di bawah 16 tahun. Subjek yang telah terpilih nantinya akan dikategorikan menjadi siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Pengkategorian

100 Kadikma, Vol. 8, No. 1, hal 97-104, April 2017 tersebut didasarkan pada nilai rata-rata ulangan harian siswa. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah penbuatan instumen penelitian. Instrumen penelitian yang dibuat adalah instumen tes penalaran matematis, rubrik penilaian, pedoman wawancara dan lembar validasi. Kemudian instrumen penelitian berupa tes penalaran matematis, rubrik penilaian, pedoman wawancara diuji validasi guna mengetahui valid tidaknya instrumen yang telah dibuat. Validasi dilakukan dengan meminta bantuan dua dosen Pendidikan Matematika Universitas Jember. Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan tes penalaran matematis dan wawancara. Tes penalaran matematis dilakukan pada siswa usia 15 tahun di kelas X MIPA 1 dan X MIPA 3. Langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara. Pemilihan subjek wawancara menggunakan metode snowball throwing, dengan ketentuan diambil masing-masing 2 siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Selanjutnya, analisis dilakukan pada hasil pengerjaaan siswa dalam mengerjakan tes penalaran matematis. Hasil pekerjaan siswa akan diberi skor sesuai dengan rubrik penilaian kemampuan penalaran matematis siswa. Dari data yang diperoleh, akan dibuat kelas interval sesuai dengan skor kemampuan penalaran matematis yang diperoleh siswa. Jika terdapat 2 siswa berkemampuan matematika sama berada pada kelas interval yang sama maka data dapat dikatakan jenuh. Jika tidak, maka akan dipilih 1 siswa lagi yang berkemampuan matematika yang sama dengan siswa yang datanya belum jenuh untuk diwawancara hingga keseluruhan data dianggap jenuh. Tahap akhir dalam penelitian yaitu dengan melakukan penarikan kesimpulan atas rumusan masalah dalam penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data kelahiran siswa, jumlah siswa yang berusia 15 tahun sebanyak 20 siswa. Siswa tersebut akan dikategorikan menjadi siswa berkemampuan matematika rendah, sedang, dan tinggi. Selanjutnya, siswa diberi tes penalaran matematis. Kemudian, akan dipilih masing-masing 2 siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah untuk diwawancara. Hasil yang didapat dianalisis dan dikategorikan sesuai dengan kelas interval skor penalaran matematis pada tabel 1 berikut.

Azizah, dkk : Penalaran matematis dalam menyelesaikan 101 Tabel 1 Kelas Interval Skor Penalaran Matematis No Interval Kelas Interval 1. 5 Nilai < 11,67 1 2. 11,67 Nilai < 18,34 2 3. 18,34 Nilai < 25,01 3 4. 25,01 Nilai < 31,68 4 5. 31,68 Nilai < 38,35 5 6. 38,35 Nilai 6 Berdasarkan Tabel 1, skor masing-masing sampel dikategorikan dalam kelas interval, kemudian dianalisis apakah data sudah jenuh atau belum. Pada penelitian ini, data dapat dikatakan jenuh jika sudah ada 2 siswa dengan kemampuan matematika yang sama berada pada interval penalaran matematis yang sama. Dua siswa berkemampuan tinggi masing-masing memperoleh skor penalaran matematis 37,25 dan 36,50. Dua siswa berkemampuan sedang memperoleh skor penalaran matematis 36,00 dan 37,00, sedangkan dua siswa berkemampuan rendah masing-masing memperoleh skor penalaran matematis 32,75 dan 35,00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kecenderungan yang nampak pada siswa berkemampuan matematika rendah, sedang, dan tinggi. Siswa berkemampuan matematika rendah memiliki kecenderungan dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal secara lengkap tanpa menggunakan simbol, menuliskan satu strategi pengerjaan namun langkah-langkah penyelesaiannya kurang lengkap atau terdapat bagian yang salah serta dapat melaksanakan satu strategi yang benar, menuliskan hasil akhir yang benar dengan disertai satuan, dan memeriksa setiap langkah strategi pemecahan masalah baik perhitungan maupun penggunaan rumus sebanyak satu kali. Pada siswa berkemampuan matematika sedang cenderung dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanya secara lengkap tanpa menggunakan simbol, menuliskan satu strategi benar dan mampu melaksanakan strategi tersebut dengan tepat dan sistematis, menuliskan hasil akhir yang benar disertai dengan satuan serta sesuai, melakukan pemeriksaan pada setiap langkah strategi pemecahan masalah terhadap perhitungan tanpa memeriksa tepat tidaknya rumus yang digunakan. Kecenderungan pada penalaran matematis juga muncul pada siswa berkemampuan matematika tinggi. Pada siswa berkemampuan matematika tinggi, memiliki

102 Kadikma, Vol. 8, No. 1, hal 97-104, April 2017 kecenderungan dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal secara lengkap tanpa menggunakan simbol, dapat menuliskan dan melaksanakan satu strategi benar dengan tepat dan sistematis sert dapat menuliskan hasil akhir yang benar disertai satuan, melakukan pemeriksaan pada setiap langkah strategi pemecahan masalah terhadap perhitungan dan penggunaan rumus sebanyak satu kali. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat beberapa perbedaan kecenderungan antara siswa berkemampuan matematika rendah, sedang, dan tinggi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan matematika siswa maka semakin tinggi pula penalaran matematisnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Megawati yang menyatakan bahwa kemampuan matematika siswa berpengaruh pada kemampuan penalarannya. Siswa berkemampuan matematika tinggi termasuk kategori siswa dengan kemampuan penalaran yang sangat baik, siswa dengan kemampuan matematika sedang cenderung memiliki kemampuan penalaran yang cukup baik, sedangkan siswa yang berkemampuan matematika rendah kemampuan penalarannya tergolong kurang baik [12]. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan berkaitan dengan penalaran matematis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Siswa berkemampuan matematika rendah memiliki kecenderung dalam penalaran matematis yaitu dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal secara lengkap tanpa menggunakan simbol, dapat menuliskan satu strategi pengerjaan namun langkah-langkah penyelesaiannya kurang lengkap atau terdapat bagian yang salah serta dapat melaksanakan satu strategi yang benar, dapat menuliskan hasil akhir yang benar dengan disertai satuan serta sesuai dengan pekerjaan yang ditulis, dan memeriksa setiap langkah strategi pemecahan masalah baik perhitungan maupun penggunaan rumus sebanyak satu kali. 2) Siswa berkemampuan matematika sedang memiliki kecenderung dalam penalaran matematis yaitu dapat menuliskan apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan dalam soal secara lengkap tanpa menggunakan simbol, dapat menuliskan satu strategi dengan benar dan mampu melaksanakan strategi tersebut dengan tepat dan sistematis, dapat menuliskan hasil akhir yang benar disertai

Azizah, dkk : Penalaran matematis dalam menyelesaikan 103 dengan satuan serta sesuai dengan pekerjaan yang ditulis, melakukan pemeriksaan pada setiap langkah strategi pemecahan masalah terhadap perhitungan tanpa memeriksa tepat tidaknya rumus yang digunakan. 3) Siswa berkemampuan matematika tinggi memiliki kecenderung dalam penalaran matematis yaitu dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal secara lengkap tanpa menggunakan simbol, dapat menuliskan dan melaksanakan satu strategi dengan benar dengan tepat dan sistematis, dapat menuliskan hasil akhir yang benar disertai satuan serta sesuai dengan pekerjaan yang ditulis, melakukan pemeriksaan pada setiap langkah strategi pemecahan masalah terhadap perhitungan dan penggunaan rumus sebanyak satu kali. Adapun beberapa saran yang bisa diberikan yaitu: 1) Bagi guru, diharapkan dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta memerlukan penalaran matematis dalam menyelesaikannya. 2) Bagi sekolah, hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu pertimbangan untuk mengetahui dan meningkatkan penalaran matematis yang dimiliki siswa. 3) Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis baik dalam pengambangan instrumen maupun peningkatan penalaran matematis. 4) Bagi siswa, membiasakan diri untuk berlatih mengerjakan soal PISA, sehingga diharapkan penalaran matematisnya juga meningkat. Selain itu, disarankan dalam mengerjakan soal hendaknya ditulis dengan tahap-tahap yang jelas dan rinci serta menuliskan satuannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Wahyudin, Kurniasih, Saripudin, dan Setiasih. 2012. Pengantar Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. [2] Sudrajat. 2008. Peranan Matematika dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. The Power of Mathematics for all Aplications. [3] OECD. 2014. PISA 2012 Result in Focus: What 15-Year-Olds Know and What They Can Do With What They Know.

104 Kadikma, Vol. 8, No. 1, hal 97-104, April 2017 [4] OECD. 2016. PISA 2015 Result in Focus. [5] Silva, E.Y., Zulkardi, dan Darmawijoyo. 2011. Pengembangan Soal Matematika Model PISA Pada Konten Uncertainty Untuk Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya, 5 (1). [6] OECD. 2016. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading, Mathematics and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing. [7] Mahdiansyah. & Rahmawati. 2014. Literasi Matematika Siswa Pendidikan Menenggah: Analisis Menggunakan Desain Tes Internasional dengan Konteks Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20 (4): 452-469. [8] Sunardi. 2002. Hubungan antara Tingkat Penalaran Formal dan Tingkat Perkembangan Konsep Geometri Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, 9 (1): 43-54. [9] Wardhani, S. & Rumiati. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: PPPPTK. [10] Kurniati, D., Harimukti, R., Jamil N.A. 2016. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar PISA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20 (2): 142-155. [11] E. Yudianto, Suwarsono, and D. Juniati, The anticipation: How to solve problem in integral?, in Journal of Physics: Conference Series, 2017, p. 12055. [12] Mualifah, A.N. & Lukito, A. 2014. Profil Penalaran Siswa dalam Pemecahan Masalah Open Ended Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3 (3): 9-16.