KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB III LANDASAN TEORI

KAPUR TOHOR DAN ABU SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAH ATAU SUBSTITUSI SEMEN PADA MORTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland


BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

PENAMBAHAN LIMBAH ABU BATU BARA PADA BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PADA PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN TAMBAHAN BUIH DAN SERAT ALAM

POLITEKNOLOGI VOL. 16 No. 1 JANUARI 2017 ABSTRACT

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

Serbuk Kapur Sebagai Cementitious Pada Mortar

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Laksmi Irianti dan Eddy Purwanto 2. Abstrak

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

Agregat Buatan Geopolimer dengan Bahan Dasar Abu Terbang (Fly Ash) dan Abu Sawit (Palm Oil Fuel Ash)

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

Scanned by CamScanner

OPTIMASI PENAMBAHAN ADMIXTURE LSC309 DAN RHEOMAC SF100-MB-SF PADA BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB III LANDASAN TEORI

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENENTUAN KUALITAS PAVING BLOCK BERDASARKAN SIFAT FISIS VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN. Yon Fajri, Riad Syech, Sugianto

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia Riski.febriani_12@yahoo.com ABSTRACT The effect of oil palm ash on strong press and water rates in the mortar has been investigated. The characteristics of oil palm ash mortar materials were analyzed physically and mechanically. The oil palm ash on the mortar consists of some variations of compositions, 0%, 7%, 14%, 21%, 28% and 35% from weight of cement, with a cubeshape test object size of 5 5 5 cm, done at test object for 28 days, the tool used in the compressive strength mortar testing is Material Equipment Testing (MET). Based on the results obtained, the highest hardness values is 3,15 10 7 N/m 2 with palm ash variation 0% and 2,33 10 7 N/m 2 the lowest hardness value with 35% ash variations. The highest water rate in normal mortar (0% oil palm ash) is 5,72% and at variation of compositions 7% to 35%, the water rates are 6,36% - 12,62%. The result of mortar hardness measured decreased while the water rate increased with the addition of palm ash. Keywords : hardness, mortar, palm ash. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan abu kelapa sawit terhadap kuat tekan dan kadar air pada mortar. Selanjutnya dilakukan analisa karakteristik mortar dari satu bahan campuran abu kelapa sawit secara fisis dan mekanik. Penambahan abu kelapa sawit pada mortar dengan beberapa variasi komposisi 0 %, 7 %, 14 %, 21 %, 28 %, dan 35 % dari berat semen, dengan benda uji berbentuk kubus yang berukuran 5 x 5 x 5 cm, setelah itu dilakukan pengujian pada benda uji berumur 28 hari, alat yang digunakan adalah Material Equipment Testing (MET). Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai kuat tekan tertingi yaitu 3,15 x 10 7 N/m 2 dengan variasi abu sawit 0 % dan nilai kuat tekan terendah 2,33 x 10 7 N/m 2 dengan variasi abu 35 %. Hasil pengujian nilai kadar air tertinggi pada mortar normal (0% abu sawit) yaitu 5,72 % dan pada variasi komposisi 7 % hingga 35 %, nilai kadar air nya yaitu 6,36 % - 12,62 %. Hasil dari pengujian kuat tekan mortar mengalami penurunan sedangkan kadar air semakin meningkat seiring dengan penambahan abu kelapa sawit. Kata kunci : abu sawit, kuat tekan, mortar. 1

PENDAHULUAN Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti dari pertambahan lahan perkebunan kelapa sawit semakin meningkat, dan saat ini telah banyak ditemui limbah kelapa sawit yang juga semakin meningkat seiring dengan pertambahan lahan perkebunan kelapa sawit tersebut. Abu sawit merupakan limbah dari hasil pengolahan kelapa sawit yang berasal dari proses pembakaran cangkang dan tandan kelapa sawit yang biasa disebut boiler. Abu sawit adalah bahan pozzolanic, yang materialnya tidak mengikat seperti semen, tetapi mengandung senyawa silika oksida aktif yang jika dicampur dengan kapur bebas dan air maka akan membentuk material yang mengikat seperti semen Mortar adalah campuran adukan semen, pasir, dan air yang memiliki persentase berbeda. Perbandingan massa semen, pasir dan air yaitu 1 : 2,75 : 0,5 yang biasa digunakan dalam pembuatan mortar. Mortar memiliki campuran seperti perekat, agregat halus dimana kandungan airnya berfungsi sebagai perekat antara batu bata sehingga kuat dan kokoh pada lapisan pelindung batu bata (plaster) (SNI M-111-1990-03). Mortar merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran pasir, semen Portland dan air, dengan perbandingan antara volume semen dan volume pasir yaitu 1 : 2 dan 1 : 8, dimana mortar biasa dipakai untuk tembok tembok, pilar kolom atau bagian banguan lainnya yang menahan beban (Tjokrodimuljo, 1998). Pemanfaatan limbah kelapa sawit merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan, diantaranya dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit (abu) sebagai bahan alternatif campuran pembuatan mortar. Penambahan abu kelapa sawit dalam persentase tertentu dari berat semen diharapkan dapat meningkatkan kualitas mortar, yaitu menghasilkan kuat tekan dan kadar air yang baik, serta dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa karakteristik mortar dengan bahan campuran abu kelapa sawit secara fisis dan mekanik serta membandingkan kuat tekan dan kadar air mortar normal dengan mortar campuran abu kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau. METODE PENELITIAN Metode Penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana pada penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama pemeriksaan fisis bahan dasar mortar dan tahap kedua dilakukan perawatan selama 28 hari selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan dan kadar air, seperti pada Gambar 1. Perhitungan kuat tekan dan kadar air dapat dinyatakan sebagai berikut : p = dan, Kadar air (%) = X100% Pengujian kuat tekan mortar menggunakan alat uji tekan Material Equipment Testing dengan memberikan pembebanan pada masing-masing benda uji yang dilakukan sampai benda uji menjadi hancur dan penekanan yang diberikan selama 2

pemeriksaan benda uji dicatat. Pengujian kadar air dilakukan dengan massa benda uji mortar ditimbang setelah pengeringan selama 24 jam, pengeringan dilakukan dengan memasukkan benda uji ke dalam oven dengan suhu ±105 0 C, kemudian mortar direndam ke dalam air selama 24 jam sehingga tidak ada gelembung-gelembung udara yang terlihat pada permukaan mortar setelah itu mortar ditimbang. Semen, Pasir Abu sawit, Air Variasi komposisi mortar Proses Pencampuran Pencetakan Perendaman Proses Pengerasan 24 Jam Perawatan 28 hari Pengujian Sampel Karakterisasi Sifat fisis dan mekanis Gambar 1. Bagan alir penelitian Kebutuhan masing-masing bahan menurut persentase perbandingan berat bahan dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Kebutuhan masing-masing bahan menurut persentase perbandingan berat bahan. Komposisi Campuran Analisa Kesimpulan Berat Bahan Per Benda Uji Semen (gr) Pasir (gr) Abu Sawit (gr) Air (ml) 1pc : 2,75Ps : 0% AKS 104,99 203,51 0 242 0,93Pc : 2,75Ps : 0,07%AKS 97,65 203,51 7,34 242 0,91Pc : 2,75 Ps : 0,14%AKS 90,30 203,51 14,69 242 0,89Pc : 2,75Ps : 0,21%AKS 82,95 203,51 22,00 242 0,86Pc : 2,75Ps : 0,28%AKS 75,60 203,51 29,30 242 0,83Pc : 2,75Ps : 0,35% AKS 68,25 203,51 36,70 242 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Massa jenis agregat halus ini sebesar 2,22 gr/cm 3, massa volume agregat halus yaitu sebesar 1,76 gr/cm 3 untuk kondisi padat dan 1,45 gr/cm 3 untuk kondisi gembur, kadar lumpur agregat halus sebesar 2,30 %, analisa saringan agregat halus diperoleh modulus kehalusan butiran yaitu 2,29 % seperti yang terlihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 2. Hasil pemeriksaan karakteristik agregat halus No Jenis Pemeriksaan Hasil Standart Spesifikasi Pemeriksaan Agregat Halus 1 Kadar Lumpur (%) 2,30 <5 2 Massa Jenis (gr/cm 3 ) a. Apparent Specific Grafity b. Bulk Specific Grafity on Dry Basic c. Bulk Specific Grafity on SSD Basic d. %WaterAbsorption 2,36 2,11 2,22 4,86 2,58 2,84 2,58 2,85 2,58 2,86 2,00 7,00 3 Kadar Air (%) 6,06 3,00 5,00 4 Modulus Kehalusan (%) 2,29 1,50 3,80 5 Massa Volume (%) a. Kondisi Padat b. Kondisi Gembur 1,76 1,45 (sumber : Data Penelitian 2013, SNI dan ASTM) 1,40 1,90 1,40 1,90 Hasil pengujian kuat tekan nilai kuat tekan yang tertinggi yaitu 3,15 x 10 7 N/m 2 dengan variasi abu sawit 0 % dan nilai kuat tekan terendah 2,36 x 10 7 N/m 2 dengan variasi abu sawit 35%. Pengujian kadar air pada mortar normal (0% abu sawit) nilai kadar air nya adalah 5,72 % dan pada variasi komposisi 7% hingga 35% abu sawit terhadap semen dan pasir setelah 28 hari nilai kadar air nya adalah 6,36% - 12,62%. Hasil pengujian kuat tekan dan kadar air mortar dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Hubungan kuat tekan dengan persentase abu sawit pada Gambar 2 dapat dinyatakan bahwa semakin besar variasi abu sawit maka kuat tekan akan semakin menurun. Sehingga semakin besar penggunaan abu sawit menyebabkan campuran adukan mortar akan menyerap air dan daya lengketnya makin kecil dimana mortar yang terbentuk akan rapuh dan mudah pecah. Sifat mortar seperti ini akan menyebabkan mortar memiliki massa yang lebih ringan dan memiliki pori-pori yang lebih banyak. Hal ini disebabkan Karena perbandingan CaO dan SiO 2 pada kristal juga bermacam-macam sehingga reaksi pembentukan kalsium silikat hidrat terjadi sangat lambat, dan akibatnya berpengaruh pada kecepatan pembentukan mortar dan kekuatannya, oleh sebab itu, abu sawit kurang efektif sebagai pozzolan. 4

Gambar 2. Grafik hubungan kuat tekan mortar dengan variasi abu sawit Gambar 3. Grafik hubungan kadar air dengan variasi abu sawit Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa nilai kadar air mortar semakin meningkat, karena semakin banyak ruang diantara partikel-partikel penyusun mortar. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi eksotermal antara CaO dan SiO2 yang menimbulkan panas serta gelembung-gelembung gas yang terjadi pada saat proses pencetakan. Pada saat pengerasan gelembung-gelembung gas akan terurai, dan inilah yang menyebabkan timbulnya rongga-rongga pada material tersebut sehingga kadar air pada mortar meningkat. Gambar 2 dan 3 menyatakan bahwa hasil uji kuat tekan dan kadar air dari mortar abu sawit dapat dinyatakan bahwa semakin besar penggunaan kandungan abu sawit akan meningkatkan nilai kadar air dan menurunkan nilai kuat tekan pada mortar. Hal ini disebabkan tingginya tingkat kepadatan pada butiran agregat yang mengakibatkan daya ikat semen berkurang sehingga timbulnya rongga-rongga atau pori-pori dari material yang semakin besar dimana pada kandungan abu sawit terdapat juga CaO, maka dengan adanya penambahan CaO pada mortar menyebabkan reaksi pembentukan kalsium silikat hidrat bersifat eksotermis (mengeluarkan panas), jadi dengan bertambahnya jumlah CaO dapat menyebabkan pembentukan 3CaOSiO 2 5

semakin banyak, jika CaO semakin kecil maka kristal kalsium silikat hidratnya juga akan semakin kecil sehingga menyebabkan mortar bersifat rapuh atau mudah pecah. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium yang dilakukan terhadap mortar dapat disimpulkan bahwa dengan pemakaian abu sawit sebagai subtitusi semen, maka dapat diambil kesimpulan kuat tekan mortar dengan menggunakan abu sawit akan menurun dari kuat tekan mortar normal yaitu 2,33 x 10 7 N/m 2 pada variasi abu sawit 35% dari jumlah semen. Penambahan abu sawit pada campuran mortar membuat mortar menjadi kedap air. Nilai kadar air menjadi semakin tinggi dari kadar air mortar normal seiring dengan penambahan abu sawit yaitu 12,62% pada variasi abu sawit 35% dari jumlah semen. Penggantian (subtitusi) sebagian semen dengan abu sawit pada adukan mortar ternyata dapat mengurangi kekuatan mortar, dimana semakin besar penggunaan kandungan abu sawit akan menurunkan kekuatan mortar. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan variasi abu yang berbeda dengan nilai kuat tekan yang tinggi dan kadar air yang lebih rendah atau kombinasikan dengan berbagai jenis bahan seperti pozzolan mineral lainnya dengan memperhatikan perlakuan mortar terhadap suhu. UCAPAN TERIMA KASIH Kepala Laboratorium Teknologi Bahan Fakultas Teknik Bapak Alex Kurniawandy,ST, MT dan Asisten Laboratorium Teknologi Bahan yang telah banyak membantu dalam penelitian DAFTAR PUSTAKA ASTM. 1994. Annual Book of ASTM Standards, Philadelphia; ASTM Raja, D. 2006. Silica Precipitated (SIO2) Sebagai Bahan Tambah Additive Dalam Campuran Mortar. Jurusan Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik Sipil Universitas Riau, Pekanbaru SNI 03-1969-1990. Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Badan Standar Nasional. Bandung SNI 03-1970-1990. Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Badan Standar Nasional.Bandung SNI 03-1971-1990. Metode Pengujian Kadar Air Agregat. Badan Standar Nasional, Bandung SNI 15-2049-2004. Semen Portland, Badan Standar Tjokrodimuljo, K. 1997. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo,K. 1998. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 6