HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PESTISIDA, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI BAWANG MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara orang. Di Indonesia diperkirakan terjadi kasus keracunan setiap

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Keywords: Pecticides, Cholinesterase, Poisoning, Risk Factor

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

SUMMARY NURLAILA GAIB NIM :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PEMAKAIAN (APD) ALAT PELINGDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA CURUT KEC.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS PENUNJANG MEDIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

I. PENDAHULUAN. kecenderungan semakin menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Diana Mayasari Gambaran Perilaku Kerja Aman pada Petani Hortikultura di Desa Gisting Atas

: BAYU SETIAWAN J

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

Oleh : Rani Angreani Walangitan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

: PAMBUDI EKO PRASETYO

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

STUDI PREVALENSI KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA MENDONGAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Pembimbing II : dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

: ALIF WIJAYANTI J

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

PENGGUNAAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA TERASI BERDASARKAN PENGETAHUAN & SIKAP PRODUSEN TERASI DI DESA BONANG KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TENTANG

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, termasuk perkebunan sebagai sumber penghasilan utama daerah.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAWAT UNIT HEMODIALISIS RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Vol.8 No.2 Oktober Pujiono, Suhartono, Sulistiyani

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA KEDUNGUTER KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG

Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

ABSTRACT. Keywords: Cholinesterase, Pesticide Poisoning, Horticulture Farmers

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

Kejadian Keracunan Pestisida Pada Istri Petani Bawang Merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PESTISIDA, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI BAWANG MERAH Wiwi Yuliyanah, 1 Wulandari Meikawati, 1 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar Belakang:Pestisida dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak negatif tersebut akan menimbulkan berbagai masalah baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kesehatan dan lingkungan. Petani bawang merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko cukup tinggi terhadap dampak negatif pestisida, tetapi masih banyak petani yang tidak menggunakan APD lengkap. Untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan terhadap dampak negatif akibat penggunaan pestisida, perlu adanya upaya pengamanan diri yaitu dengan praktik penggunaan alat pelindung diri (APD) secara lengkap Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan, pendidikan, sikap dengan praktik penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani bawang merah. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional variabel bebas adalah pengetahuan tentang bahaya pestisida, pendidikan, sikap dan variabel terikat adalah praktik penggunaan alat pelindung diri (APD). Sampel penelitian ini adalah warga yang bekerja sebagai petani dengan teknik simple random sampling dengan besar sampel 41 responden. Analisis menggunakan Chi-square. Hasil: Berdasarkan data 41 responden, 24 responden (58,5%) berpengetahuan baik tentang bahaya pestisida. Pendidikan responden, 39 responden (95,2%) berpendidikan rendah. Terdapat 22 responden (53,7%) sikap tidak mendukung menggunakan APD lengkap. Praktik penggunaan APD, 39 responden (95,1%) tidak menggunakan APD lengkap. Simpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya pestisida dengan praktik penggunaan APD (p=0,512), tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan praktik penggunaan APD (p=1,000), tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan praktik penggunaan APD (p=1,000).kata kunci: pengetahuan bahaya pestisida, pendidikan, sikap, alat pelindung diri (APD) 81

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 RELATED KNOWLEDGE OF HAZARDS OF PESTICIDES, EDUCATION AND ATTITUDE TO PRACTICE THE USE PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) THE ONION FARMER ABSTRACT Background: Pesticides can cause negative or positive to the human health and the environment. The using pesticides will give negative effects to the human health and the environment either directly or indirectly. Red onion farmer is a profession whose high risk the using of pesticides, but most of them are rarely applied self protection. In order to protect human and environment from negative effects, the effort of complete self protection (APD) is very needed. Objective: Know the correlation of knowledge, education, attitude with practice of the use self protection (APD) on onion farmers. Methods: The typeof research used is observational analytic with the approach Cross sectional freevariables is the knowledge about the dangers of pesticides, education, attitude and practice is variable use of self protection (APD). The sample of this research is citizen who worked as farmers with simple random sampling technique with a large sample of 41 respondents. Using the Chi-square analysis. Results: Based on 41 respondents, 24 (58.5%) knowledgeable about the dangers of pesticides. Education respondents, 39 (95.2%) of respondents is low educated. There are 22 respondents (53.7%) does not support the use of the personal protection attitude of complete. The practice of the use self protection (APD), 39 reponden (95,1%) not use of complete self protection (APD). Conclusion: There is no correlation between knowledge about the dangers of pesticides with the practice of the use of personal protection (p=0.512), there is no correlation between education with the practice of the use of personal protection (p=1.000), there is no correlation between attitude with practice of the use of personal protection (p=1.000).keywords: knowledge danger of pesticides, education, attitude, self protection (APD) PENDAHULUAN Bidang pertanian merupakan aktivitas perekonomian terbesar di dunia, yang diperkirakan mencakup 63% penduduk di negara berkembang. Demikian juga Indonesia yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian memerlukan berbagai sarana guna mendukung agar dapat tercapainya hasil yang memuaskan. Salah satu sarana yang mendukung adalah pestisida. 1 Pestisida merupakan pilihan utama dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma karena dapat membunuh langsung jasad pengganggu pada tanaman, khususnya bawang merah. Pestisida dapat diandalkan dan mudah, serta tingkat keberhasilannya tinggi, ketersediaannya mencukupi dan 82 mudah didapat. Manfaat pestisida memang terbukti besar, sehingga muncul kondisi ketergantungan pada petani dalam penggunaan pestisida. 2 Berdasarkan hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, dapat diketahui keracunan pestisida tiap tahun terjadi. Pada tahun 2008 angka keracunan ringan sebanyak 62 orang (5,78%), 6 orang (6,4%) keracunan sedang dan 2 orang (3,75%) keracunan berat. Pada tahun 2009 meningkat menjadi 173 orang (33,53%) mengalami keracunan ringan, 17 orang (5,2%) keracunan sedang dan 1 orang (0,2 %) mengalami keracunan berat. Keracunan pestisida mengalami peningkatan kembali pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2010 angka keracunan ringan sebanyak 82 orang (19,25%), dan keracunan sedang 2 orang (4,08%) meningkat pada tahun 2011 yaitu 128 orang (27,65%)

mengalami keracunan ringan dan 17 orang (37,5) mengalami keracunan sedang. 3 Terjadinya keracunan pestisida pada petani salah satu penyebabnya karena tidak menggunakan alat pelindung diri tidak lengkap. Petani hanya menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang tetapi tanpa menggunakan masker maupun sarung tangan, sehingga butiran pestisida dapat masuk melalui hidung atau mulut. 4 Praktik petani dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor predisposisi (pengetahuan,kepercayaan, sikap), faktor pemungkin (perundangundangan, faktor fisik), faktor penguat (lingkungan sosial). 5 Untuk menghindari dampak buruk yang ditimbulkan pestisida perlu diusahakan adanya perlindungan terhadap para petani yang sedang melaksanakan pekerjaan, salah satunya dengan menggunakan alat pelindung diri. Pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu aspek untuk usaha pencegahan timbulnya penyakit akibat kerja, begitu pula usaha pencegahan yang harus dilakukan pada petani pengguna pestisida agar terhindar dari bahaya keracunan pestisida. 6 Desa Sidamulya merupakan desa di Kecamatan Wanasari yang masih menggunakan pestisida cukup tinggi, 80% petani tidak menggunakan APD secara lengkap saat terpapar langsung dengan pestisida, beberapa alasan yang mereka kemukakan adalah mereka menjawab dengan alasan repot, tidak bisa bernafas lega apabila menggunakan masker dan kurang nyaman. Para petani saat melakukan pengolahan pestisida tidak menggunakan APD, bahkan saat melakukan penyemprotan dan terpapar langsung dengan pestisida hanya menggunakan kaos atau baju untuk menutupi kepala, hidung dan mulutnya sebagai pengganti masker. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan studi Cross sectional. 7 Penelitian ini dilakukan di di RW 08 Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Populasi penelitian ini adalah seluruh warga yang bekerja sebagai petani yaitu 70 orang dan sampel yang diambil sebanyak 41 responden, sampel diambil dengan menggunakan simple random sampling. 8 Variabel bebas adalah pengetahuan tentang bahaya pestisida, pendidikan dan sikap, variabel terikat adalah praktik penggunaan APD. Pengambilan data menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan Chi Square. 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di RW 08 Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15-16 Juli 2014. Pengambilan data dilakukan dengan mengisi kuesioner. 1. Analisis Univariat a. Distribus Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Pestisida Berdasarkan tabel 1. Sebagian besar responden memiliki tingkat 83

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 pengetahuan baik tentang bahaya pestisida sebanyak 24 (58,5%). Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut pengetahuan tentang bahaya pestisida Pengetahuan f % Baik 24 58,5 Cukup 12 29,3 Kurang 5 12,2 Total 41 100,0 b. Distribus FrekuensiMenurut Pendidikan Responden Tabel 2. Distribusi frekuensi responden menurut pendidikan Pendidikan f % Tidak sekolah 8 19,5 Lulus SD 26 63,5 Lulus SMP 5 12,2 Lulus SMA 1 2,4 D3/S1 1 2,4 Total 41 100,0 Tabel 2. menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan pada responden adalah pendidikan rendah (95,2%) yaitu tidak sekolah, lulus SD, lulus SMP. c. Distribus Frekuensi Responden Menurut Sikap Grafik 1. Distribusi frekuensi responden menurut sikap 84

Berdasarkan Gambar 1. diperoleh hasil sikap responden yang tidak mendukung praktik penggunaan APD (53,7%), sedangkan sikap responden yang mendukung praktik penggunaan APD sebanyak 46,3%. d. Distribusi Frekuensi Menurut Praktik Penggunaan APD Tabel 3. Distribusi frekuensi menurut praktik penggunaan APD Praktik f % Menggunakan APD lengkap 2 4,9 Tidak Menggunakan APD lengkap 39 95,1 Total 41 100,0 Berdasarkan tabel 3. diperoleh gambaran praktik responden menggunakan APD lengkap sebanyak 2 responden (4,9%), sedangkan praktik responden menggunakan APD tidak lengkap sebanyak 39 orang (95,1%). APD yang paling banyak dipakai responden saat menggunakan pestisida yaitu: topi, masker, baju lengan panjang dan celana panjang. Sedangkan APD yang paling banyak tidak dipakai responden yaitu: kacamata dan sepatu boot. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Pestisida DenganPraktikPenggunaan APD Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui hubungan antara pengetahuan dengan praktik penggunaan APD. Tabel 4. Hubungan pengetahuan tentang bahaya pestisida dengan praktik penggunaanapd. Kategori Kategori praktik Total p pengetahuan Gunakan ADP tdk lengkap Gunakan APD lengkap f % f % f % Baik 23 92,0 2 8,0 25 100,0 0,512 Kurang hingga cukup 16 100,0 0 0 16 100,0 Total 39 95,1 2 4,9 41 100,0 Tabel 4. diperoleh gambaran hubungan pengetahuan tentang bahaya 85

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 pestisida dengan praktik penggunaan APD didapatkan data pada responden menunjukan pengetahuan baik dari 25 responden, terdapat 23 responden (92%) yang menggunakan APD tidak lengkap dan 2 responden (8%) menggunakan APD lengkap. Responden dengan pengetahuan kurang_cukup seluruhnya menggunakan APD tidak lengkap dan tidak ada satupun responden yang menggunakan APD lengkap. Hasil ini didukung dengan uji statistik fisher s exact test nilai p = 0,512 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya pestisida dengan praktik penggunaan APD. b. Hubungan Pendidikan Dengan Praktik Penggunaan APD Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui hubungan antara pendidikan dengan praktik penggunaan APD. Tabel 5. Hubungan pendidikan dengan praktik penggunaan APD Kategori Kategori praktik Total p Gunakan ADP tdk Gunakan APD pendidikan lengkap lengkap f % f % f % Tinggi 2 100,0 0 0 2 100,0 1,000 Rendah 37 94,9 2 5,1 39 100,0 Total 39 95,1 2 4,9 41 100,0 Tabel 5. menunjukkan bahwa seluruh responden dengan pendidikan tinggi seluruhnya menggunakan APD tidak lengkap dan tidak ada satupun responden yang menggunakan APD lengkap. Pada responden dengan pendidikan rendah, terdapat 37 responden (94,9%) menggunakan APD tidak lengkap.hasil ini didukung dengan uji statistik fisher s exact test nilai p = 1,000 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan praktik penggunaan APD. c. Hubungan Sikap Dengan Praktik Penggunaan APD Berdasarkan Tabel 6. dapat diketahui hubungan antara pengetahuan dengan praktik penggunaan APD. Tabel 6. Hubungan sikap dengan praktik penggunaan APD Kategori praktik Kategori Sikap Gunakan ADP tdk lengkap Gunakan APD lengkap Total p f % f % f % Mendukung 18 94,7 1 5,3 19 100,0 1,000 Tidak mendukung 21 95,5 1 4,5 22 100,0 Total 39 95,1 2 4,9 41 100,0 86

Tabel 6. menunjukkan bahwa terdapat 19 responden sikap yang mendukung penggunaan APD, hanya 5,3% yang mau menggunakan APD secara lengkap. Demikian pula pada kelompok responden yang tidak mendukung penggunaan APD ditemukan 4,5% yang mau menggunakan APD secara lengkap. Hasil ini didukung dengan uji statistik fisher s exact test nilai p = 1,000 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan praktik penggunaan APD. PEMBAHASAN 1. Hubungan pengetahuan tentang bahaya pestisida dengan praktik penggunaan APD Pengetahuan tentang bahaya pestisida pada responden yang diberikan kepada responden dalam bentuk kuesioner diperoleh data bahwa tingkat pengetahuan responden baik (58,5%), responden mengetahui tentang bahaya pestisida. Hasil perhitungan yang didukung dengan uji statistik fisher s exact test nilai p = 0,512 (p>0,05) tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya pestisida dengan praktik penggunaan APD. Praktik penggunaan APD yang paling banyak dipakai responden saat menggunakan pestisida yaitu: topi, masker, baju lengan panjang dan celana panjang. Macam-macam APD tersebut menurut responden paling nyaman untuk dipakai, walaupun harus menggunakan baju lengan panjang sebagai pengganti masker untuk menutupi hidung dan mulut. Sedangkan APD yang paling banyak tidak dipakai responden yaitu: kacamata dan sepatu boot. APD tersebut menurut responden tidak perlu dipakai karena repot dan dapat mengganggu pekerjaan apabila sepatu boot dipakai akan mempersulit untuk gerak. Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor internal yangberpengaruh terhadap praktik penggunaan APD, namun pada kenyataannya dalam penelitian ini tingkat pengetahuan yang baik tentang bahaya pestisida tidak ada hubungan dengan praktik penggunaan APD. 5 Faktor lain yang menjadi alasan seseorang tidak mempunyai praktik penggunaan APD tidak lengkap meskipun pengetahuan baik diantaranya: tidak adanya faktor pendukung dari masing-masing petani untuk menggunakan APD secara lengkap dan tidak tersedianya APD. Berdasarkan hasil wawancara tidak adanya uang untuk membeli perlengkapan APD karena obat pestisida saja sudah mahal, sehingga hanya menggunakan APD seperlunya. 2. Hubungan Pendidikan Dengan Praktik Penggunaan APD Tingkat Pendidikan 39 responden mayoritas rendah (95,2%), tidak menggunakan APD lengkap. Hasil perhitungan yang didukung dengan uji statistic fisher s exact test nilai p = 1,000 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan yangbermakna antara pendidikan dengan praktik penggunaan APD.Pendidikan seringkali menjadi ukuran bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya. Meskipun pandangan ini kadang tidak selalu benar, karena kualitas SDM sebenarnya lebih ditekankan pada tindakan dan kemampuan seseorang dalam penguasaan melakukan sesuatu 87

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 yang bersifat keahlian dan keterampilan tertentu. 10 Pada penelitian ini tingkat pendidikan responden rendah, sehingga praktik penggunaan APD tidak lengkap. Hal ini dimungkinkan karena responden merasa tidak nyaman dan malas apabila harus menggunakan APD lengkap. Responden beranggapan bahwa jika menggunakan APD akan mengganggu dalam pekerjaan mereka.sehingga praktik penggunaan APD responden saat menggunakan pestisida masih tidak lengkap. 3. Hubungan Sikap Dengan Praktik Penggunaan APD Sikap responden dari 22 (53,7%) tidak mendukung menggunakan APD lengkap. Hasil perhitungan yang didukung dengan uji statistik fisher s exacttestnilai p = 1,000 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antarasikap dengan praktik penggunaan APD. Sikap responden yang tidak mendukung menggunakan APD lengkap, karena jika harus menggunakan APD seperti kacamata atau sepatu boot akan mengganggu pandangan mata dan mengganggu pekerjaan.sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu objek atau stimulan yang mengakibatkan seseorang mendekati atau menjauhi sebuah objek, hal ini diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. 11 Faktor lain yang menyebabkan tidak ada hubungan antara sikap dengan praktik penggunaan APD, karena tidak adanya faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas. 88 Kebiasaan petani dalam pemakaian APD sangat dipengaruhi oleh kondisi lapangan, responden ingin menggunakan APD tetapi tidak tersedianya APD ataupun karena APD tersebut ada namun dirasa tidak praktis bila digunakan. KESIMPULAN Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang bahaya pestisida sebanyak 24 responden (58,5%). Sebagian besar responden berpendidikan rendah sebanyak 39 responden (95,2%). Sebagian besar responden tidak mendukung penggunaan APD lengkap sebanyak 22 responden (53,7%). Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bahaya pestisida (p=0,512), pendidikan (p=1,000), dan sikap (p=1,000) dengan praktik penggunaan APD. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa. Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan. Melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya pestisida dan penggunaan alat pelindung diri dengan metode ceramah, pemberiam brosur, leaflet atau informasi lainnya. Memantau kesehatan petani terutama mewaspadai gejala dan tanda-tanda keracunan pestisida. Petani harus menggunakan alat pelindung diri saat menggunakan pestisida agar kecelakaan dan gangguan kesehatan dapat dihindari. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis berharap penelitian ini dapat dikembangkan lagi oleh peneliti lain seperti menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi praktik penggunaan APD secara lengkap pada petani.

DAFTAR PUSTAKA 1. Purnawati, S, 2008, Pendekatan Ergonomi Total Untuk Mengantisipasi RisikoKeracunanan Pestisida Pada Petani-Petani Bali, Bumi Lestari, Volume 8No.2, Agustus 2008, hlm.154-161 2. Wahyuni, S. Perilaku petani bawang merah dalam penggunaan danpenanganan pestisida serta dampaknya terhadap lingkungan (studi kasus di Desa Kemukten, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes). 2010. TesisProgram Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro, Semarang. [online]http://ejournal.undip.ac.id/i ndex.php/jkli/article/view/4142/37 75.[diakses 05 Desember 2012]., Brebes,2011 3. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Laporan Hasil pemeriksaan KadarCholinesterase Darah Petani di Kabupaten Brebes, Brebes, 2010. 4. Novizan. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agro Media Pustaka, Jakarta. 2002 5. Walangitan, R.A. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pestisidadan penggunaan alat pelindung diri dengan keracunan pestisida pada petani sayur di Kelurahan Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon.2013. http.fkm.unsrat.ac.pdf diakses 22 Januari 2014 6. Sastroasmoro, S, 2011. Dasardasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: Sagung Seto), hlm. 110-112 7. Goretti, Maria Catur Y. Studi Ekonomi Lingkungan Penggunaan Pestisida dandampaknya pada Kesehatan Petani di Area Pertanian Hortikultura Desa Sumber Rejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah. 2009 8. Nursalam. Konsep dan penerapa nmetodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 9. Notoatmojo, S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:PT Rhineka Cipta; 2007 10. Sutrisno, D.I, Hubungan Faktor Risiko Aplikasi Pestisida Dengan Kejadian Keracunan Pada Petani Bawang Merah Di Desa Siwungkuk Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Jurnal Diakses Tanggal 22 Januari 2014 11. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka cipta; 2007 89