Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate untuk Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis Cu/Zeolit Alam

dokumen-dokumen yang mirip
Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis FeMo/Zeolit ABSTRACT

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel Dengan Katalis Fe/Zeolit

Perengkahan Katalitik Minyak Goreng Bekas Untuk Produksi Biofuel Menggunakan Katalis Cu/Zeolit. Benny Saputra, Ida Zahrina, Yelmida

Jayan Adhi Wiguna, Fajril Akbar, Ida Zahrina

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK JELANTAH UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS NI- MO/ZEOLIT

Perengkahan Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit Dengan Variasi Temperatur Reaksi dan Rasio Umpan/Katalis

Hendra Haogododo Harefa, Ida Zahrina, Elvi Yenie

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

Sri Hidayanti, Yelmida, Zultiniar

PEMBUATAN KATALIS HZSM-5 DENGAN IMPREGNASI LOGAM PALLADIUM UNTUK PERENGKAHAN MINYAK SAWIT

Produksi Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit dengan Katalis Au/HZSM-5 dan Kompositnya

Pembuatan Biofuel dari Minyak Goreng Bekas Melalui Proses Catalytic Cracking dengan Katalis Fly Ash

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

Perengkahan Katalitik Minyak Goreng Bekas Untuk Produksi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit. Gatot Putra Bachtas, Ida Zahrina, Yelmida

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Pengaruh Logam Aktif Mo Terhadap Karakteristik Dan Aktivitas Katalis Bimetal Mo-Ni/ZAAH Dalam Perengkahan Metil Ester Minyak Sawit

Perengkahan PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) Dengan Katalis Zeolit Sintesis Untuk Menghasilkan Biofuel

AKTIVITAS KATALIS CR/ZEOLIT ALAM PADA REAKSI KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK SAWIT UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Rekayasa Katalis Ni/Zn-HZSM-5 untuk Memproduksi Biofuel dari Minyak Bintaro

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

UJI KARAKTERISTIK PADA PREPARASI KATALIS Zn/ZEOLIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

OPTIMASI KONDISI PROSES KONVERSI BIODIESEL DARI PALM FATTY ACID DISTILATE MENGGUNAKAN KATALIS H-ZEOLIT

Bab III Metodologi Penelitian

Hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO)... (Lina Mahardiani, dkk) HIDRORENGKAH METIL ESTER ASAM LEMAK (MEPO) MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3

THE ACTIVITY AND SELECTIVITY OF CATALYST Ni/H 5 NZA FOR HYDROCRACKING OF PALMITIC ACID INTO HYDROCARBON COMPOUNDS OF SHORT FRACTION SCIENTIFIC ARTICLE

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

KIMIA FISIKA (Kode : C-06) PREPARASI, KARAKTERISASI, DAN UJI PERFORMA KATALIS Ni/ZEOLIT DALAM PROSES CATALYTIC CRACKING MINYAK SAWIT MENJADI BIOFUEL

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

PENGARUH RASIO KATALIS ZEOLIT AKTIF/UMPAN PADA PROSES PIROLISIS LIMBAH SERBUK SAGU (Metroxylon sp)

KONVERSI BIJI ALPUKAT MENJADI BIO-OIL DENGAN METODE PYROLYSIS MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAM

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

Pembuatan Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit melalui Proses Hydrocracking dengan Katalis Ni- Mg/γ-Al 2 O 3

4 Hasil dan Pembahasan

DAYA ADSORPSI METANIL YELLOW DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI HCl

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

PEMBUATAN BIOGASOLINE DARI PALM OIL METIL ESTER MELALUI REAKSI PERENGKAHAN DENGAN INISIATOR METIL ETIL KETON PEROKSIDA DAN KATALIS ASAM SULFAT

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas Dengan Proses Catalytic Cracking

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

I. PENDAHULUAN. Salah satu tantangan besar yang dihadapi secara global dewasa ini adalah krisis

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

PEMBUATAN ZEOLIT Y DAN USY UNTUK KOMPONEN AKTIF KATALIS PERENGKAHAN

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Effect Of Stirring Speed And Molar Ratio In Process Plasticizer Isobutyl Stearate Salamun Qaulan, Nirwana, Irdoni

HIDRORENGKAH FRAKSI ASPALTEN DARI ASPAL BUTON MENJADI FRAKSI BENSIN DAN DIESEL MENGGUNAKAN KATALIS NI-MO/ZEOLIT ALAM AKTIF

Pengaruh Temperatur dan Katalis Lempung Aktif Pada Pengolahan Sampah Plastik Jenis Polypropylene dengan Metode Pirolisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

Sintesis Zeolit 4A dari Fly Ash Sawit Dengan Variasi Waktu Pengadukan dan Waktu Pemanasan Gel

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

Transesterifikasi Minyak Limbah Ikan Patin Menggunakan Isobutanol Dengan Variasi Jumlah Katalis Dan Waktu Reaksi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Perengkahan Katalitik Asam Oleat Untuk Menghasilkan Biofuel Menggunakan HZSM-5 Sintesis

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KATALIS La/NZA

Sunardi 1, Kholifatu Rosyidah 1 dan Toto Betty Octaviana 1

HIDRODESULFURISASI TIOFEN MENGGUNAKAN KATALIS CoMo/H-ZEOLIT Y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENGKAHAN KATALITIK LIMBAH PLASTIK JENIS POLYPROPYLENE (PP) MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT A

KONVERSI ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS Ni.Mo/Al 2 O 3

Pembuatan Biofuel dari Minyak Nyamplung (Calophyllum inophyllum L) Melalui Proses Hydrocracking dengan Katalis Ni-Mo/Zeolit

APLIKASI ALUR SINTESIS BARU DALAM PEMBUATAN BIODIESEL MELALUI PROSES HIDROTREATING MINYAK NABATI NON PANGAN MENGGUNAKAN KATALIS

PENGARUH KOMPOSISI KATALIS H-ZEOLIT DAN KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP KARAKTERISTIK ISOPROPIL OLEAT. Amalia Ardiana 1, Nirwana 2, Irdoni HS 2 ABSTRACT

OPTIMATION OF TIME AND CATALYST/FEED RATIO IN CATALYTIC CRACKING OF WASTE PLASTICS FRACTION TO GASOLINE FRACTION USING Cr/NATURAL ZEOLITE CATALYST

KONVERSI TONGKOL JAGUNG MENJADI BIO-OIL DENGAN BANTUAN KATALIS ZEOLIT ALAM SECARA PYROLYSIS

PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI KATALIS PADA CRACKING CANGKANG SAWIT MENJADI CRUDE BIO-FUEL

Hidrogenasi Katalitik Metil Oleat Menggunakan Katalis Ni/Zeolit dan Reaktor Sistem Fixed Bed. Dewi Yuanita Lestari 1, Triyono 2 INTISARI

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

Transkripsi:

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate untuk Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis Cu/Zeolit Alam Vesvia Mirza *, Ida Zahrina, Elvi Yenie Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 *Email : noumisa_0803@yahoo.co.id Abstrak Biofuel is an alternative energy resource processed from vegetable oil which can subtitute petroleum of which availability decreases and stays unrenewable. Biofuel can be produced through a catalytic cracking process of Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). PFAD is a by-product of Crude Palm Oil (CPO) refinery, which has long hydrocarbon molecules and can be broken up into simple molecules. This research is aimed to reveal the process of producing biofuel of PFAD through a catalytic cracking process using a catalyst Cu/ Natural Zeolite and reveal the effects and the best condition of temperature variety and concentration of Cu on the yield of biofuel. The results show that the higher the temperature and the concentration of Cu works, the more likely biofuel yield increases. However, with the concentration of Cu 1.5% the yield of biofuel declines. The best condition is obtained at temperature of 420 o C and 1% Cu concentration that produces the highest yield product and total fraction of biofuels was 79,43% dan 70,88%. Key Words : Biofuel, Cu/Natural Zeolite, Catalytic Cracking, PFAD Pendahuluan Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di dunia khususnya Indonesia. Pesatnya kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk di Indonesia menuntut ketersedian minyak bumi dalam jumlah yang sangat besar sedangkan ketersediaannya semakin menipis karena minyak bumi tidak dapat diperbaharui. Ketidakseimbangan antara ketersediaan sumber daya alam minyak bumi dan penggunaanya mendorong dilakukannya pengalihan pemanfaatan sumber energi dari minyak bumi menjadi sumber energi biofuel. Biofuel merupakan salah satu sumber energi alternatif berbasis nabati yang bisa dikembangkan untuk menggantikan minyak bumi, karena sumber daya hayati penghasil biofuel tersedia dalam jumlah yang besar dan juga dapat diperbaharui (renewable resources) sehingga tidak akan habis digunakan. Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) adalah salah satu sumber daya hayati non-edible yang merupakan hasil samping dari pemurnian Crude Palm Oil (CPO). PFAD secara umum memiliki rantai hidrokarbon panjang mirip dengan minyak bumi, sehingga memungkinkan PFAD dapat diolah menjadi biofuel menggunakan proses perengkahan katalitik. Secara umum proses pengolahan (pemurnian) minyak sawit dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD dan 0,5% bahan lainnya [Yenie dkk., 2010]. Di Indonesia rata-rata produksi CPO mencapai 23,5 juta ton per tahun, di mana 16,5 juta ton diantaranya diekspor ke sejumlah negara [Anonim, 2012]. Hal ini berarti setiap tahunnya rata-rata dihasilkan 350 ribu ton PFAD. Selama ini di Indonesia seperti halnya CPO, PFAD juga diekspor keluar negeri dengan harga jual yang relatif rendah. Rendahnya nilai

jual dan pemanfaatan PFAD menjadi alasan yang tepat untuk menggunakan PFAD sebagai bahan baku pembuatan biofuel, selain itu harga PFAD juga relatif murah karena merupakan byproduct pengolahan CPO. Pembuatan biofuel dari minyak nabati sebelumnya telah banyak diteliti antara lain oleh Amin dan Siregar [2006] merengkah minyak sawit menjadi gasolin menggunakan katalis Cu/ZSM-5 pretreated pada reaktor fixed bed. Nurjannah dkk., [2009] merengkah asam oleat menggunakan katalis HZSM-5 untuk menghasilkan biofuel dan terakhir Yelmida dkk., [2011] melakukan perengkahan PFAD dengan bantuan katalis zeolit sintesis. Pada proses perengkahan katalitik sering digunakan katalis dengan pengembanan logam aktif untuk memperbanyak jumlah sisi aktif (active site). Zeolit alam dapat digunakan sebagai bahan pengemban logam aktif untuk katalis karena memiliki struktur berpori, mempunyai luas permukaan yang tinggi, harganya yang murah, serta mudah diperoleh. Menurut Asmoko [2008] pengembanan logam mampu memberikan karakter katalis yang baik untuk proses perengkahan karena dapat meningkatkan keasaman katalis dan rata-rata jejari pori. Nurjannah dkk., [2010], menyimpulkan bahwa penggunaan katalis dengan pengembanan logam seperti katalis HZSM-5, Ni/HZSM-5, Cu/HZSM-5 dan Zn/HZSM-5 dapat menghasilkan biofuel. Pada penelitian ini proses perengkahan dilakukan dengan menggunakan katalis Cu/zeolit alam. Penambahan logam Cu diharapkan dapat meningkatkan kinerja katalis dalam menghasilkan produk utama biofuel. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan biofuel dengan bahan baku PFAD menggunakan proses perengkahan katalitik dengan bantuan katalis Cu/zeolit alam. Mempelajari pengaruh variasi temperatur dan konsentrasi logam Cu terhadap yield biofuel yang dihasilkan. Serta mengetahui kondisi proses terbaik dari variasi temperatur dan konsentrasi logam Cu dalam proses perengkahan katalitik. Metodologi Penelitian Persiapan Bahan Baku Bahan baku PFAD sebelum digunakan dicairkan dengan cara dipanaskan pada temperatur 70 o C. Preparasi Katalis Cu/Zeolit Alam Zeolit alam digerus dan diayak untuk mendapatkan zeolit alam dengan ukuran 100-200 mesh. Zeolit alam kemudian diaktivasi untuk meningkatkan kinerjanya sebagai katalis secara fisika dengan pemanasan pada temperatur 300 o C selama 3 jam. Secara kimia zeolit alam direndam di dalam larutan pengaktif H2SO4 0,2 N selama 30 menit sambil diaduk Widianti [2006]. Kemudian dicuci sampai ph netral dan dikeringkan pada temperatur 120 o C selama 3 jam. Setelah aktivasi, logam Cu diimpregnasikan ke zeolit alam untuk mendispersikan kation dari larutan garam prekursor yaitu CuSO4.5H2O. Impregnasi dilakukan dengan variasi konsentrasi logam Cu terhadap katalis 0; 0,5; 1 dan 1,5%. Zeolit alam direndam dengan larutan CuSO4.5H2O di dalam labu alas datar, dipanaskan sambil diaduk selama 6 jam pada temperatur 90 o C kemudian dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 110 o C selama 3 jam. Setelah impregnasi katalis dikalsinasi di reaktor dengan aliran gas N2 (±400 ml/menit) pada temperatur 500 o C selama 5 jam, dilanjutkan dengan tahap oksidasi dengan gas O2 dan reduksi dengan gas H2 masing masing dengan laju alir gas ±400 ml/menit dan temperatur 400 o C selama 2 jam [Susgadarsukawati dkk., 2012]. Untuk mengetahui keadaan katalis dilakukan analisa X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengidentifikasi jenis mineral didalam zeolit alam dan logam Cu yang ada didalam katalis. Perengkahan PFAD Perengkahan PFAD berlangsung secara batch dalam reaktor tangki berpengaduk dengan kecepatan pengadukan adalah 300 rpm. Rasio berat katalis per berat PFAD adalah 1:75 yang merupakan hasil optimum dari penelitian Nasikin dkk., [2006]. Waktu reaksi 3 jam dan

I (Counts) I (Counts) variasi temperatur 360, 380, 400 dan 420 o C. Laju alir gas N2 yang digunakan adalah sebesar ± 150 ml/menit. Untuk menentukan kondisi operasi terbaik dari variasi temperatur dan konsentrasi logam Cu dilakukan analisa GC-MS (Gas Cromatografi Mass Spectra) untuk mengetahui komponen yang ada dalam produk. Hasil dan Pembahasan Hasil Analisa Katalis Pola difraksi sinar X hasil analisa XRD memberikan informasi tentang jenis mineral didalam zeolit yang ditunjukkan oleh daerah munculnya puncak 2θ. Pola difraksi mineral dari hasil analisa XRD dicocokkan nilai 2θ nya dengan data standar Joint Committee for Powder Diffraction Standars (JCPDS) atau hasil penelitian lain yang dilakukan sehingga akan diketahui jenis mineral didalam sampel [Marita, 2010]. Analisa dilakukan pada sampel katalis dengan konsentrasi logam Cu 0,5%. Hasil analisa XRD dapat dilihat pada Gambar 1. Mordenit Klinoptilolit Theta-2 Theta (deg) Gambar 1. Pola Difraksi XRD Zeolit Alam Sebelum (Atas) dan Setelah Aktivasi (Bawah) Puncak-puncak runcing yang terbentuk pada 2θ dari zeolit sebelum dan setelah diaktivasi tidak berubah, hal ini menginformasikan bahwa proses aktivasi zeolit tidak merusak struktur zeolit. Aktivasi menyebabkan penurunan/penghilangan beberapa puncak pada daerah 2θ antara 3,9 7,3 o, 20,3 21,4 o dan 26,2 27,2 o yang

I I (Counts) I (Counts) membuktikan hilangnya beberapa pengotor dari zeolit. Berdasarkan kecocokkan nilai 2θ dari gambar dan data standar pada Tabel 1, disimpulkan bahwa zeolit terdiri dari jenis mineral klinoptilolit dan mordenit. Puncak 2θ dengan intensitas tertinggi adalah 22,1 o menginformasikan keberadaan mineral klinoptilolit, puncak 2θ lainnya yaitu 17,2 o ; 29,9 o dan 35,8 o juga menginformasikan keberadaan mineral klinoptilolit. Pada puncak lainnya dapat diidentifikasi keberadaan mineral mordenit yaitu puncak pada 2θ 9,8 o ; 13,3 o ; 19,7 o ; 25,7 o dan 27,7 o. Pola difraksi sinar X juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan logam Cu yang telah diimpregnasikan ke zeolit. Data beberapa puncak yang diperkirakan sebagai logam Cu pada analisa XRD katalis Cu/zeolit 0,5% dicocokkan dengan data JCPDS Cu pada Tabel 1. Mordenit Klinoptilolit Logam Cu Theta-2 Theta (deg) Gambar 2. Pola Difraksi XRD Katalis Cu/Zeolit pada Konsentrasi Logam Cu 0,5% Setelah diimpregnasikan logam Cu terjadi perubahan pola difraksi XRD pada katalis. Perubahan ini terlihat pada perubahan keruncingan puncak yang dibentuk pada 2θ 43,6 o, 50,4 o dan 73,1 o. Jika dicocokkan dengan data JCPDS Cu 04-0836 pada 2θ 43,6 o dan 50,4 o. Jika dicocokkan dengan data JCPDS Cu 04-0836 pada Tabel 1 maka dapat disimpulkan bahwa logam Cu telah terimpregnasi ke dalam zeolit aktif. Intensitas puncak yang tidak terlalu tinggi diperkirakan terjadi karena kecilnya kadar logam Cu yang terimpregnasi ke zeolit.

Yield (%) Tabel 1 Identifikasi Jenis Mineral dan Logam Cu pada Difraktogram Sinar X Komponen Mordenit [JCPDS 6-239] Klinoptilolit [Khaidir, 2011] Logam Cu [JCPDS Cu 04-0836] 2θ 2θ Standar Zeolit Alam Sebelum Setelah 9,84 9,86 9,87 13,43 13,38 13,42 19,6 20,96 20,06 25,61 25,92 25,96 27,65 27,8 27,9 17,36 17,3 17,31 22,3 22,21 22,25 29,9 30,05 30,14 35,6 35,88 35,96 Cu/Zeolit alam 43,3 42,1 50,43 50,13 74,13 73,1 Hasil Analisa Produk PFAD yang digunakan pada proses perengkahan adalah sebanyak 150 gr (175 ml). Pengaruh temperatur dan konsentrasi Cu terhadap yield produk dapat dilihat pada Gambar 3. 80 70 60 50 40 30 Logam Cu (%) 0% 0,5% 1% 1,5% 20 360 370 380 390 400 410 420 Temperatur ( O C) Gambar 3. Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi Logam Cu Terhadap Yield (%) Produk

Gambar 3 menunjukkan kecenderungan bahwa semakin tinggi temperatur dan konsentrasi logam Cu, yield produk yang dihasilkan semakin banyak. Pada konsentrasi logam Cu 0, 0,5; dan 1 % yield produk meningkat dari temperatur 360 hingga 420 o C sedangkan pada konsentrasi logam Cu 1,5% yield produk meningkat dari temperatur 360 hingga 400 o C dan menurun pada temperatur 420 o C. Peningkatan yield produk yang dihasilkan terjadi karena pada saat temperatur ditingkatkan, energi kinetik partikel pereaksi akan meningkat dan akan memperbanyak tumbukan yang terjadi antar partikel pereaksi sehingga reaksi berlangsung lebih cepat [Lestari, 2011]. Oleh karena itu semakin tinggi temperatur maka laju reaksi akan meningkat, sehingga yield produk perengkahan yang dihasilkan akan semakin banyak. Sedangkan penurunan yield produk diperkirakan terjadi karena pada temperatur yang semakin tinggi dan konsentrasi logam yang semakin besar akan mengakibatkan terjadi perengkahan lebih lanjut sehingga dihasilkan lebih banyak senyawa dengan rantai molekul pendek C1-C4 yang berwujud gas [Nasikin dkk., 2010]. Peningkatan yield produk karena adanya peningkatan konsentrasi impregnasi logam Cu ke zeolit membuktikan bahwa impregnasi logam Cu dapat meningkatkan aktivitas katalis. Meningkatnya konsentrasi logam yang didispersikan ke pengemban akan meningkatkan kemampuan katalisisnya. Hal ini berkaitan dengan jumlah sisi aktif dari katalis yang juga mengalami peningkatan, sehingga probabilitas reaktan berinteraksi dengan permukaan katalis juga semakin meningkat [Handoko dkk., 2002]. Oleh karena itu semakin banyak konsentrasi logam Cu yang diimpregnasikan ke zeolit maka yield produk yang dihasilkan akan semakin meningkat. Yield produk perengkahan tertinggi diperoleh pada temperatur 420 o C dengan konsentrasi logam Cu 1% yaitu sebesar 79,43%. Analisa GC-MS dilakukan pada produk dengan yield tertinggi untuk mengetahui fraksi total dan komponen biofuel didalam produk yang telah dihasilkan. Fraksi total biofuel yang dihasilkan adalah sebesar 70,88% (v/v) dari total produk dengan komponen penyusun 7,83% gasoline dan 63,05% kerosene dan diesel. Kesimpulan Biofuel dapat dihasilkan dari proses perengkahan PFAD secara katalitik dengan bantuan katalis Cu/zeolit alam. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa peningkatan temperatur dari 360 o C hingga 420 o C pada proses perengkahan katalitik berbanding lurus terhadap jumlah biofuel yang dihasilkan. Dan pada pengembanan logam Cu, jumlah biofuel meningkat seiring peningkatan konsentrasi logam Cu dari 0% hingga 1% dan menurun pada konsentrasi logam Cu 1,5%. Yield produk dan fraksi total biofuel tertinggi diperoleh pada temperatur 420 o C dan konsentrasi logam Cu 1,0% yaitu sebesar 79,43% dan 70,88%. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Zahrina dan Ibu Elvi Yenie selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama pelaksanaan dan penyusunan Skripsi penelitian ini. Terima kasih kepada kedua Orang Tua dan keluarga tercinta atas dukungan, semangat, dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini serta doa buat penulis. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan penelitian, rekan- rekan mahasiswa Kelas B angkatan 2008, terima kasih atas dukungan, semangat dan bantuannya buat penulis. Daftar Pustaka Anonim. (12 April 2012). Produksi CPO Indonesia 40 Juta Ton Per Tahun. Bangka Pos (Online). http://bangka.tribunnews.com, diakses pada 12 Juli 2012, Pkl 14.30. Asmoko, H. 2008. Studi Aktivitas dan Selektivitas Katalis Cu/H5-NZA dan Co/H5-NZA dalam Perengkahan Plastik menjadi Senyawa Fraksi Bahan Bakar Bensin. Skripsi Sarjana. Universitas Jember.

Handoko, P. & Setyawan, D. (2002), Preparasi Katalis Cr/Zeolit Melalui Modifikasi Zeolit Alam. Jurnal Ilmu Dasar, 3, 15-23. Amin, N., A., S., & Siregar, T., B. (2006). Catalytic Cracking of Palm Oil to Gasoline over Pretreated Cu-ZSM-5. Jurnal Teknologi, 44 (F), 69-82. Khaidir. 2011. Modifikasi Zeolit Alam sebagai Material Molecular Sieve dan Aplikasinya pada Proses Dehidrasi Bioetanol. Tesis Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Marita, E. 2010. Pembuatan dan Karakterisasi Katalis Ni/NZA untuk Proses Catalytic Cracking Tandan Kosong Sawit Menjadi Bahan Bakar Cair. Skripsi Sarjana. Universitas Riau. Nasikin, M., Wahid, A., & Iswara, G. (2006). Perengkahan katalitik Fasa Cair Minyak Sawit Menjadi Biogasolin. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, Palembang. Nurjannah, Roesyadi, A., & Danawati, H., P. 2010. Perengkahan Katalitik Asam Oleat Untuk Menghasilkan Biofuel Menggunakan HZSM-5 Sintesis. Disertasi. Institut Teknologi Sepuluh November. Susgadarsukawati, N. F., Priatmoko, S., & Wahyuni, S. (2012). Preparasi dan Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam sebagai Katalis Perengkahan Sampah Plastik HDPE. Indonesian Journal of Chemical Science, 1 (1). Ulfah, M. 2010. Zeolit sebagai Penukar Ion, Adsorben, Bahan Pengemban Katalis, http://www.scribd.com, diakses pada 22 Juli 2012, Pkl. 21.20 WIB. Utami, B. 2009. Kimia Untuk SMA/MA KELAS XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Depatemen Pendidikan Nasional. Widianti, T. (2006). Pengujian Kapasitas Tukar Kation Zeolit sebagai Penukar Kation Alami untuk Pengolahan Limbah Industri. Annual Meeting on Testing and Quality (AMTeQ), 1907-7459. Yelmida, Zahrina, I., & Akbar, F. (2011). Perengkahan PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dengan Katalis Zeolit Sintesis untuk Menghasilkan Biofuel. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 1 (8), 13-18. Yenie, E., Zahrina, I., & Akbar, F. (2010). Optimasi Kondisi Proses Konversi Biodiesel dari Palm Fatty Acid Distilate Menggunakan Katalis H-Zeolit. Seminar Nasional Fakultas Teknik-Universitas Riau, Pekanbaru.