BAB I PENDAHULUAN. Februari Kampanye ``Stop Bayar Pajak`` tersebut menyuarakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN KEGIATAN USAHA BERBASIS SYARIAH

136/PMK.03/2011 PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK KEGIATAN USAHA PERBANKAN SYARIAH

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB I PENDAHULUAN. Bank syari ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bank pada tahun 1819, dengan Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1950 berubah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian dalam masyarakat di suatu Negara, bank sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Pemungutan Pajak Terhadap Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 34 UUD 1945 menyatakan: Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. nasabah dan sering juga masyarakat menggunakannya, dengan alasan

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di indonesia sudah dimulai sejak zaman kolonial belanda. Pada

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB V PENUTUP. praktik akuntansi pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah telah

No. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. di lakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (an. dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan.

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. menggembirakan. Perbankan Syariah mampu tumbuh +/- 37% sehingga total

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meneliti pengaruh sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika berbicara tentang pajak, hal ini menjadi momok yang tidak menyenangkan dimata sebagian besar masyarakat. Sebab kewajiban membayar pajak ini seringkali tidak diiringi oleh peran besar pemerintah dalam proses penerapannya. Contohnya saja seperti kampanye yang terjadi pada tanggal 11 Februari 2011. Kampanye ``Stop Bayar Pajak`` tersebut menyuarakan ketidaknyamanan masyarakat dalam pemungutan pajak yang tidak kunjung berimbas pada perbaikan infrastruktur negeri. Pendemo yang berjumlah 500 orang lebih dengan mengatasnamakan LSM Anti-Bohong tersebut mengorasikan bahwa imbas yang tak kunjung terlihat itu merupakan dampak nyata dari perbuatan pihak yang menyalahgunakan uang pajak negara. 1 Terkait masalah serupa, belakangan ini bank-bank syariah di Indonesia menghadapi masalah perpajakan juga. Salah satunya adalah yang terkait dengan fasilitas pembiayaan mura>bah}ah yang diberikan kepada nasabahnya. Direktorat Jenderal Pajak melihat transaksi mura>bah}ah sebagai transaksi jual-beli antara pemasok kepada bank, serta bank kepada nasabah yang mengakibatkan pemberlakuan pajak berganda terhadap produk tersebut. Komitmen Direktorat Jenderal Pajak tersebut sejalan dengan fatwa DSN-MUI 2 No.04/DSN- MUI/IV/2000 tentang mura>bah}ah yang menyebutkan bahwa, Bank membeli 1 Richard Burton, Kajian Perpajakan Dalam Konteks Kesejahteraan dan Keadilan, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2014, h. 2. 2 DSN-MUI adalah singkatan dari Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia. 1

2 barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba dan menentukan bahwa, Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungan. Akibat dari pemberlakuan pajak berganda tersebut, beberapa bank syariah dinyatakan menunggak PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dalam jumlah yang besar. Namun berlaku sejak 1 April 2010, ketentuan tersebut telah di ubah menjadi hanya dibebankan satu kali PPN sebagaimana yang tercantum pada Pasal 1A ayat (1) huruf h Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 Tanggal 15 Oktober 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 3 Adapun bunyi dari Pasal tersebut adalah sebagai berikut. Penyerahan barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari pengusaha kena pajak kepada pihak yang membutuhkan barang kena pajak. 4 Dalam perbankan, mura>bah}ah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan dan barang diserahkan segera setelah akad. 5 Produk mura>bah}ah yang termasuk dalam prinsip jual-beli merupakan upaya yang dilakukan untuk transfer of property dan tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi harga 3 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014, h. 227 228. 4 Ortax Training, Http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13964, diakses pada tanggal 07 Januari 2016. 5 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 98.

3 jual barang. 6 Dalam perpajakan, margin (mark-up) yang diperoleh dari transaksi mura>bah}ah merupakan salah satu objek dari pajak penghasilan yang ketentuannya di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah. Pemberlakuan pajak pada Undang-Undang tersebut yang berlaku secara mutatis mutandis 7 membuat ketentuan pajak yang berlaku secara umum juga diberlakukan pada kegiatan usaha yang berbasis syariah. Tinjauan perihal tersebut dapat dilihat pada Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi, perlakuan pajak penghasilan dari kegiatan usaha berbasis Syariah meliputi: penghasilan, biaya, dan pemotongan pajak atau pemungutan pajak. 8 Sejalan dengan bunyi dari Pasal tersebut, maka penjelasan selanjutnya terdapat Pada Pasal 2 ayat (3) yang berbunyi, pemotongan pajak atau pemungutan pajak dari kegiatan usaha berbasis syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan juga terhadap: hak pihak ketiga atas bagi hasil, bonus, margin, dan hasil berbasis syariah lainnya yang sejenis. 9 Diakui dalam penjelasan dari Peraturan Pemerintah tersebut bahwa adanya perbedaan prinsip yang dianut oleh perbankan konvensional dan syariah, menyebabkan beberapa perlakuan pajak juga mengalami kesulitan dalam penyesuaiannya. Salah satu yang menjadi pertimbangan utama adalah kedua perbankan tersebut berada dalam industri yang sama yang menyebabkan ketidakmungkinan adanya perlakuan khusus pada salah satunya. Sehingga pada kesimpulan akhir dari peraturan tersebut, margin mura>bah}ah dan objek pajak 6 Muhammad dan Dwi Suwiknyo, Akuntansi Perbankan Syari ah, Yogyakarta: TrustMedia, 2009, h. 17-19. 7 Mutatis Mutandis adalah pemberlakuan ketentuan umum terhadap sesuatu hal yang khusus. 8 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009, Pasal 2 Ayat (1). 9 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009, Pasal 2 Ayat (3).

4 penghasilan lainnya yang berasal dari usaha berbasis syariah diikutkan dalam perlakuan pajak secara umum. Setelah penulis melakukan penelusuran awal terkait peraturan-peraturan yang disebutkan tersebut, termasuk ketentuan umum yang disebutkan di atas melalui telusur kepustakaan, tidak ada satu pun peraturan yang menyebutkan secara jelas bagaimana perlakuan pajak penghasilan terhadap margin mura>bah}ah tersebut. Ketentuan umum perpajakan hanya lebih menjelaskan perihal perlakuan terhadap bunga, dividen dan sebagainya yang dalam Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2009 di samakan dengan kehadiran margin pada mura>bah}ah. Paragraf penjelasan dari Pasal 3 pada Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009 mempertegas hal tersebut, yang menyebutkan bahwa, perlakuan perpajakan mengenai bunga berlaku pula untuk imbalan atas penggunaan dana pihak ketiga yang tidak termasuk dalam kategori modal perusahaan. Imbalan tersebut dapat berupa hak pihak ketiga atas bagi hasil, margin, atau bonus, sesuai dengan pendekatan transaksi syariah yang digunakan. 10 Sebagai seorang mahasiswa yang telah menempuh pendidikan pada jenjang ekonomi berbasis Syari`ah, penulis mengetahui betul bahwa prinsip yang syari`ah bangun dalam ekonomi adalah prinsip yang menentang adanya bunga dari aspek mana pun. Bahkan, jika menyebutkan perihal tentang pajak, secara otomatis kita berbicara tentang mekanisme perhitungan dan cara pemungutannya terhadap entitas tertentu. Mempersamakan perlakuan pemungutan pajak penghasilan pada bunga dengan pajak penghasilan pada Mura>bah}ah, perlu mendapatkan peninjauan khusus. Jika dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009 itu 10 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009 Paragraf Penjelasan Pasal 3.

5 disebutkan bahwa ada ketidakmungkinan untuk membedakan perlakuan pada keduanya, lalu bagaimana jika ditinjau dari aspek syari`ah? Berdasarkan hal itu, maka skripsi dengan judul Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Terhadap Produk Mura>bah}ah pada Perbankan Syariah Ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009 dirasa perlu untuk dilakukan penelitian. Meninjau pemungutan pajak dari aspek akuntansi adalah hal yang menarik. Hal ini didasarkan pada adanya perbedaan prinsip akuntansi komersial perusahaan dengan prinsip yang dianut oleh akuntansi perpajakan. Maka penelitian ini lebih tepat di arahkan pada pembahasan pajak dalam aspek akuntansi. Pemberlakuan pemungutan pajak terhadap entitas usaha syariah yang diikuti dengan ketidakjelasan aturan yang membingkainya, menjadikan perbankan syariah berjalan pada lorong yang sama dengan perbankan konvensional. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti menduga bahwa sudah selayaknya ada tinjauan kembali atas Peraturan Pemerintah tersebut, yang juga diikuti dengan telaah kembali pada PSAK 11 102 dan fatwa DSN-MUI yang mengatur perihal mura>bah}ah. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perlakuan akuntansi pajak penghasilan terhadap produk yang bersangkutan. Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan pandangan baru tentang pemberlakuan pajak terhadap produk mura>bah}ah selaku produk keuangan perbankan syariah. B. Rumusan Masalah 11 PSAK singkatan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

6 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang peneliti ajukan pada skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana implementasi pemungutan Pajak Penghasilan terhadap pembiayaan mura>bah}ah di Perbankan Syari`ah? 2. Bagaimana perlakuan akuntansi pajak penghasilan terhadap produk Mura>bah}ah pada perbankan syariah ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang penulis ajukan pada proposal ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui implementasi pemungutan pajak penghasilan terhadap pembiayaan mura>bah}ah di Perbankan Syari`ah. 2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi pajak penghasilan terhadap produk Mura>bah}ah pada perbankan syariah ditinjau dari Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2009. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penulisan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kegunaan teoritis yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang perlakuan akuntansi pajak penghasilan produk mura>bah}ah pada perbankan syariah ditinjau dari Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2009. 2. Kegunaan praktis yaitu menjadi khazanah keilmuan bagi mahasiswa yang mempelajari akuntansi perpajakan.

7 3. Sebagai syarat utama bagi penulis dalam memperoleh gelar sarjana strata 1 Ekonomi Syariah. E. Batasan Masalah Mengingat begitu luasnya hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah di atas, terlebih lagi pada banyaknya objek pajak penghasilan kegiatan usaha berbasis syariah yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009 tersebut, maka penulis membatasi pembahasan ini hanya pada objek pajak penghasilan berupa margin dari produk Mura>bah}ah. Adapun hal lain yang tidak berhubungan dengan Mura>bah}ah hal di atas tidak penulis uraikan pada skripsi ini. F. Definisi Konsepsional Definisi Konsepsional merupakan pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan makna suatu variabel yang hendak diteliti. Tujuan dari perumusan definisi konsepsional adalah agar terdapat kesamaan persepsi tentang suatu variabel antara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian, batasan atau definisi suatu variabel tidak dapat dibiarkan ambigu. Maka dari itu, untuk menyamakan persepsi bagi setiap orang, diperlukan adanya definisi konsepsional. Adapun definisi konsepsional yang peneliti maksudkan dari judul skripsi ini adalah sebagai berikut. a) Perlakuan Akuntansi

8 Perlakuan Akuntansi adalah seluruh proses yang dilakukan dalam siklus akuntansi, mulai dari tahap pengidentifikasian sampai pada tahap penyajian. 12 Jadi, makna perlakuan akuntansi yang peneliti maksudkan dalam skripsi ini adalah mengacu pada pengertian identifikasi, pencatatan, dan penyajian laporan akuntansi sesuai dengan pedoman yang berlaku. b) Pajak Penghasilan Pajak merupakan suatu tuntutan pemerintah yang bukan harga untuk barang atau jasa, yakni iuran wajib yang harus dibayarkan oleh wajib pajak kepada pemerintah sebagai bagian dari kewajiban untuk membiayai pengeluaran kolektif negara. Sedangkan pajak penghasilan merupakan iuran yang dikenakan pada penghasilan dari wajib pajak priibadi maupun badan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pajak penghasilan. 13 Pajak penghasilan berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai. Pajak penghasilan dikenakan kepada setiap orang atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan (penerimaan penghasilan), sehingga beban PPh ditanggung oleh orang atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan tersebut. Sedangkan Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan kepada setiap orang yang melakukan konsumsi terhadap barang kena pajak, sehingga pajak ditanggung oleh orang atau badan yang melakukan konsumsi tersebut. 14 Jadi, pajak 12 Yeni Kustiyahningsih, https://yenikustiyahningsih.files.wordpress.com/2010/03/slidebab01. ppt, diakses pada tanggal 28 Mei 2015. 13 Juliana Ifnul Mubarok, Kamus Istilah Ekonomi, Bandung: Yrama Widya, 2012, h. 179-181. 14 Wirawan B. Ilyas dan Rudy Suhariono, Paduan Komprehensif dan Praktis Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007, h. 9.

9 penghasilan yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah semua pemotongan pajak yang diberlakukan terhadap margin dari Mura>bah}ah. c) Produk Mura>bah}ah Produk ini merupakan salah satu produk perbankan syariah, yang mana dalam istilah fikih Islam berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan. 15 G. Sistematika Penulisan Uraian dalam skripsi ini akan terbagi atas 5 (lima) bab sebagai berikut. Pada BAB I Pendahuluan, pokok pembahasan terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah memuat dua substansi dasar yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini. Dua substansi masalah itu saling berketerkaitan satu sama lain, kemudian dibentuk menjadi satu rumusan masalah yang akan dijawab pada hasil penelitian ini. Tujuan penelitian pada dasarnya sejalan dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang peneliti ajukan, sehingga kegunaan dari penelitian ini jelas dan terkhususkan pada satu pokok bahasan yang dibatasi dalam batasan masalah. Selanjutnya pada BAB II tinjauan pustaka dan landasan teori, pokok pembahasan terdiri atas penelitian terdahulu, landasan teori dan kerangka berpikir. Penelitian terdahulu yang peneliti bandingkan dengan penelitian ini adalah dua 15 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, h. 81-82.

10 penelitian yang masing-masing berasal dari penelitian berupa tesis dan skripsi. Adapun beberapa hal yang menjadi pembeda dari penelitian ini, telah peneliti kerangka dalam tabel yang jelas. Sehingga, landasan teori yang peneliti gunakan sejalan dengan kerangka berpikir untuk menjawab masalah dari penelitian ini. Setelah menguraikan BAB II, selanjutnya pada BAB III metodologi penelitian, peneliti mengulas tentang waktu dan lokasi penelitian, jenis dan pendekatan penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data. Beberapa hal itu merupakan alat yang peneliti gunakan untuk memadukan landasan teori yang penulis kumpulkan dan data yang penulis temukan, untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam skripsi ini. Selanjutnya BAB IV Pembahasan, meliputi implementasi pemungutan pajak penghasilan terhadap pembiayaan Mura>bah}ah di perbankan syari`ah, analisis perbedaan bunga dan margin, analisis perlakuan akuntansi, analisis kebijakan perpajakan di Indonesia, dan Teori Maslahah dalam memandang pemungutan pajak terhadap perbankan syari`ah. BAB V Penutup. Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang diikuti dengan saran.

11