BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah. otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

KONSENTRASI SPASIAL TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI BESAR MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB VI PENUTUP. hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB III METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara. dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan jalan meningkatkan dan. memperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sukirno (2000) dalam analisis

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikator pertumbuhan ekonomi salah satunya dapat ditunjukkan melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu tertentu secara kontinyu. Definisi ini mengandung tiga unsur yaitu, (1) pembangunan ekonomi sebagai suatu proses perubahan yang terus menerus yang didalamnya mengandung unsur kekuatan sendiri dan adanya unsur investasi baru; (2) usaha meningkatkan pendapatan per kapita; (3) kenaikan pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang (Suryana, 2000: 3). Pembangunan ekonomi selalu melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu aktor penting dalam pembangunan, oleh karena itu jumlah penduduk di dalam suatu negara merupakan unsur utama dalam pembangunan. Paradigma pembangunan yang terjadi di Indonesia dan beberapa negara berkembang di dunia memiliki masalah yang krusial, dimana jumlah penduduk yang besar tidak selalu menjamin keberhasilan pembangunan. Ketersediaan lapangan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja akan menyebabkan terjadinya masalah pengangguran yang dapat membebani anggaran negara. Maka lapangan kerja yang memadai dianggap penting demi menjaga kestabilan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. (Sulistiawati, 2012 : 196). 1

No Tabel 1-1 Banyaknya Tenaga Kerja dan Struktur PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 2013 Lapangan Pekerjaan 2 Kontribusi terhadap PDRB (dalam %) Tenaga Kerja (Jiwa) 1 Pertanian 16.81 4.926.629 2 Pertambangan 1.12 87.143 3 Industri Pengolahan 32.76 3.044.428 4 Listrik, Gas, Air minum 0.88 87.143 5 Konstruksi 6.03 950.578 6 Perdagangan, Hotel, Restauran 22.51 3.585.596 7 Angkutan, Telekomunikasi 5.49 603.862 8 Keuangan 4.07 314.246 9 Jasa-jasa 10.33 2.451.566 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2015 dan BPS, 2013 Kontribusi pendapatan daerah Jawa Tengah sebagaimana Tabel 1.1 menempatkan sektor industri pengolahan sebagai leading sector perekonomian Jawa Tengah, dimana sektor ini memiliki kontribusi sebesar 32.76persen dari total pendapatan daerah Jawa Tengah. Kontribusi terbesar kedua terhimpun dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang memberi kontribusi sebesar 22,51persen. Sektor pertanian yang menjadi tumpuan sebagian besar masyarakat Jawa Tengah masih mampu memberikan sumbangan sebesar 16,81persen. Ketiga faktor dominan tersebut jika dijumlahkan mempunyai nilai sebesar 72.08persen dari total seluruh komponen pembentuk PDRB Jawa Tengah, artinya ketiga sektor inilah yang memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Sektor-sektor dominan tersebut juga mampu menjadi pengendali pengangguran di Jawa Tengah, dalam Tabel. 1.1, pada kenyataannya justru sektor pertanian yang memiliki daya serap tenaga kerja tertinggi daripada

sektor industri pengolahan dan perdagangan. Sektor pertanian yang memiliki kontribusi sebesar 16.81 persen mampu menyerap tenaga kerja sebesar 4.922.629 juta orang. Sedangkan sektor industri pengolahan dengan kontribusi 32.76 persen menyerap tenaga kerja sebesar 3.044.428 juta orang. Gambar 1-1 Distribusi Spasial Konsentrasi Tenaga Kerja Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2013, diolah dalam Arc View GIS Dilihat dari sebaran wilayah, konsentrasi tenaga kerja di Jawa Tengah terklasifikasi pada 4 kategori, konsentrasi sangat tinggi terletak di daerah Semarang dan Semarang Kota, serta di wilayah Kudus. Konsentrasi tenaga kerja berkategori tinggi terletak di wilayah Sukoharjo dan Karanganyar, sedangkan wilayah lainnya terkategori dalam kelompok sedang hingga rendah. Menurut Teori pertumbuhan jalur cepat (Tumpike) diperkenalkan oleh Samuelson dalam Tarigan (2009 :54) bahwa setiap wilayah perlu melihat 3

sektor atau komoditi apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun sektor itu memiliki competitive advantage untuk dikembangkan. Perkembangan sektor tersebut akan mendorong terjadinya multiplier effect sehingga sektor lain turut berkembang yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Salah satu sektor yang memiliki kekuatan multiplier cukup besar adalah industri, Arsyad (2010:442), menjelaskan bahwa sektor industri berperan sebagai sektor pemimpin (leading sector). Adanya pembangunan sektor industri akan memacu dan mendorong pembangunan pada sektor lainya, seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Peningkatan tersebut menyebabkan peluang kerja semakin besar sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat yang tercermin pada purchasing power yang meningkat. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat tersebut menunjukan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Penyerapan tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, menurut penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012) faktor upah merupakan faktor penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Upah berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hubungan negatif tersebut bermakna bahwa pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja adalah tidak searah, artinya apabila terjadi kenaikan upah, maka berpotensi untuk menurunkan penyerapan tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang produktivitasnya rendah. 4

Selain itu, penelitian Eka (2012) juga menyimpulkan Secara bersama-sama pengaruh nilai upah, dan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 77,7%. Sedangkan selebihnya 22,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dianggap dalam penelitian. Variabel nilai output memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri mebel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Nilai produksi yang lebih besar akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja pada industri tersebut. Variabel lain yang juga berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi adalah akumulasi modal yang secara akumulatif memiliki nilai investasi dan output atau produksi yang lebih besar dan selanjutnya dapat mendorong meningkatnya pendapatan masyarakat. Investasi merupakan salah satu parameter keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini karena investasi memiliki multiplier effect yang mencakup penyerapan tenaga kerja, yang secara tidak langsung meningkatkan daya beli masyarakat dan makin bertumbuhnya aktivitas ekonomi di sekitar lokasi bangunan industri atau proyek investasi lainnya. Hal inilah yang memacu pemerintah Kota Semarang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui suntikan modal berupa investasi baik yang dilakukan oleh PMA maupun PMDN. (Priambodo, 2014). Tenaga kerja sebagai salah satu dari faktor produksi merupakan unsur yang penting dan paling berpengaruh dalam mengelola dan mengendalikan sistem ekonomi, seperti halnya produksi, distribusi, konsumsi maupun 5

investasi. Pentingnya penyerapan tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi menjadi dasar dilakukannya penelitian ini, maka didasarkan pada uraian latar belakang masalah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Data Panel Pengaruh Upah Minimum, Nilai Output, Unit Usaha dan Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Besar dan Sedang di Jawa Tengah tahun 2011-2013. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kondisi ketenagakerjaan di sektor industri besar dan sedang Propinsi Jawa Tengah? 2. Apakah ada pengaruh upah minimum regional terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013? 3. Apakah ada pengaruh nilai output terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013? 4. Apakah ada pengaruh jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013? 5. Apakah ada nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang didasarkan pada rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut : 6

1. Diketahuinya kondisi ketenagakerjaan pada sektor industri besar dan sedang Provinsi Jawa Tengah. 2. Diketahuinya pengaruh upah minimum regional terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013 3. Diketahuinya pengaruh nilai output terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang tahun 2011-2013. 4. Diketahuinya pengaruh jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013. 5. Diketahuinya pengaruh jumlah investasi terhadap penyerapan tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Memberi informasi bagi dinas perindustrian dan perdagangan Jawa Tengah sehingga dalam mengambil suatu kebijakan di sektor industri sehingga mampu meningkatkan PDRB Jawa Tengah dan tercipta iklim usaha yang kondusif. 2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melaksanakan penelitian serupa maupun lanjutan di bidang pembangunan ekonomi. E. Metode dan Alat Analisis Untuk menganalisis pengaruh upah minimum regional,nilai output, dan jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri besar dan sedang, penelitian ini menggunakan analisis data panel. 7

. Data panel merupakan kombinasi antara data runtut waktu, yang memiliki observasi temporal biasa pada suatu unit analisis dengan data silang tempat yang memiliki observasi-observasi pada suatu unit analisis pada suatu titik waktu tertentu. Kombinasi antara observasi times series dan cross section memberi lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom dan efisien (Gujarti, 2012). Model regresi data panel bisa dirumuskan sebagai berikut: Dimana: TK it = α + β 1 UMR it + β 2 Q it + β 3 COMP it + β 4 INV it + u it TK it UMR it : Tenaga kerja untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t : Upah minimum Regional untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t Q it COMPit INV it i : Nilai output untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t : Jumlah unit usaha untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t : Investasi untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t : Menunjukkan Kota/Kabupaten. t : Menunjukkan deret waktu 2011-2013 1 Replikasi dari Drs. Abdul Karib, MS. Analisis Pengaruh Produksi, Investasi Dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Sumtra Barat. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 3:3 (September 2012). 53-73 dan Muhammad Findi Alexandi dan Ovilla Marshafeni. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Pertanian Dan Sektor Jasa Pascakebijakan Upah Minimum Di Provinsi Banten (Periode Tahun 2001-2011). Jurnal Manajemen & Agribisnis, 10: 2 (juli 2013). 71-80. Model panel lihat Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. Dasar-Dasar Ekonometrika. Edisi 2 (Jakarta: Salemba Empat. 2012). 235-269 8

α : Koefisien konstanta : Koefisien slope dan intersep u : Faktor gangguan atau tidak dapat diamati Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tenaga kerja (TK) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013, sedangakan variabel independen adalah Upah minimum regional (UMR), nilai output (Q), jumlah unit usaha (COMP) dan investasi (INV). F. Sistematika Penulisan Agar Penulisan tertulis secara sistematis, maka penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas landasan teori yang merupakan dasar teoritis penelitian tentang pengertian Industri, pengertian pasar tenaga kerja, faktorfaktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, variabel variabel yang terkait dalam penelitian yang akan diteliti, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraiakan tentang variabel penelitian dan operasional variabel, Jenis dan Sumber Data yang diguanakan dalam 9

penelitian ini beserta penjelasan tentang metode pengumpulan data, serta uraian tentang metode analisis yang digunakan. BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini memuat tentang deskripsi data tenaga kerja, tingkat upah minimum, nilai output, jumlah unit usaha. Analisis data yang menitik beratkan pada hasil olahan data sesuai dengan alat dan teknik analisis yang digunakan, dalam bab ini juga akan diuraikan interpertasi hasil. BAB V PENUTUP Dalam bab ini memuat tentang simpulan, saran keseluruhan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan saran saran yang diajukan bagi pihak yang terkait dalam mengambil kebijakan terhadap permasalahan yang diteliti. 10