UJI INDEPENDENT SAMPLE T TEST UNTUK MENGETAHUI PERBEDAAN PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP KODE ETIK MAHASISWA STT CAHAYA SURYA

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1177/H5.1.R/SK/KMS/2008

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

KODE ETIK MAHASISWA IAIN MATARAM

BUKU 4 KODE ETIK MAHASISWA DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 328/PER/2011 tentang KODE ETIK MAHASISWA

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI.. i KEPUTUSAN REKTOR TENTANG KODE ETIK MAHASISWA ii BAB I KETENTUAN UMUM.. 1 Pasal 1. 1 BAB II MAKSUD DAN TUJUAN 4

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

KODE ETIK MAHASISWA STKIP PEMBANGUNAN INDONESIA

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

# . ~ -. , ~ ,, kode etik mahasiswa tahun akademik 2012/2013 : , #

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 711/P/SK/HT/2013 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BUKU KODE ETIK DOSEN

No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor : 184/A.51.01/Unwidha/III/2014 tentang PEDOMAN ETIKA DOSEN

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN

Peraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS ETIKA MAHASISWA

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 365/F/Unbrah/VII/2013 KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEDOMAN ETIKA MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS ETIKA MAHASISWA

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Transkripsi:

UJI INDEPENDENT SAMPLE T TEST UNTUK MENGETAHUI PERBEDAAN PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP KODE ETIK MAHASISWA STT CAHAYA SURYA Oleh : Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa tingkat pertama dengan mahasiswa tingkat akhir atas kode etik mahasiswa yang berlaku di STT Cahaya Surya. Seluruh butir pertanyaan kuisioner adalah valid (corrected item-total correlation diatas 0,6) dan reliable (nilai Cronbach's Alpha 0,973). Hasil uji hipotesis dengan independent sample t test menujukkan tidak terdapat perbedaan persepsi dengan mahasiswa tingkat akhir program studi S1 dimensi standar etika mahasiswa (Sig.F 0,605 > 0,05), dimensi etika proses pembelajaran (Sig.F 0,665> 0,05), dimensi etika hubungan mahasiswa dengan dosen (Sig.F 0,736> 0,05 ), dimensi etika hubungan sesama mahasiswa (Sig.F 0,514> 0,05), dimensi etika hubungan mahasiswa dengan karyawan (Sig.F 0,697> 0,05), dimensi etika hubungan mahasiswa dengan masyarakat luar (Sig.F 0,898> 0,05), dimensi etika kegiatan kemahasiswaan (Sig.F 0,475> 0,05), dimensi etika menyampaikan pendapat (Sig.F 0,469> 0,05). Delapan dimensi kode etik mahasiswa dipersepsikan lebih baik oleh mahasiswa baru, namun perbedaan ini tidak signifikan. Key words : kode etik mahasiswa PENDAHULUAN Tujuan STT Cahaya Surya dan Program Studi S1 Teknik Informatika sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategik adalah menyiapkan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik yang baik yang dapat menerapkan, menyelenggarakan, dan memperkaya khasanah ilmu informatika dan komputer yang dilandasi oleh moral yang tinggi; menghasilkan Sarjana Komputer (S.Kom) yang berkualitas dan memiliki moral yang baik; menghasilkan karya penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang informatika dan komputer yang aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Sehubungan dengan tujuan tersebut, proses pendidikan di STT Cahaya Surya Kediri tidak saja ditujukan ke arah pengembangan kemampuan akademik dan profesional mahasiswa, tetapi juga mendorong terbentuknya perilaku yang baik dalam berinteraksi di lingkungan STT maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai maksud tersebut, maka perlu dibentuk Kode Etik Mahasiswa yang dilandaskan pada asas-asas, nilai nilai serta normanorma dalam kehidupan bermasyarakat. Kode Etik Mahasiswa STT Cahaya Surya adalah pedoman perilaku mahasiswa secara tertulis yang merupakan standar perilaku bagi Mahasiswa STT Cahaya Surya dalam berinteraksi dengan sesama mahasiswa, staf akademik dan non akademik, alumni dan masyarakat luas dalam lingkup kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler. Pedoman Perilaku Mahasiswa STT dimaksudkan sebagai pedoman bagi seluruh mahasiswa STT untuk berperilaku yang baik dalam melaksanakan aktivitas di lingkungan STT dan di tengah masyarakat pada umumnya. Tujuan yang ingin dicapai melalui penyusunan dan pelaksanaan Kode Etik atau Pedoman Perilaku Mahasiswa STT adalah untuk : (1) Mewujudkan komitmen bersama mahasiswa untuk mendukung terwujudnya visi, misi, dan tujuan STT. (2) Membentuk mahasiswa yang bertakwa, berilmu, dan berakhlak yang mulia. (3) Menciptakan proses pendidikan yang tertib, teratur dengan iklim akademik yang kondusif. (4) Membentuk mahasiswa yang berdisiplin, beretika, dan patuh pada norma kehidupan kampus. Manfaat Pedoman Perilaku Mahasiswa STT adalah: (1) Memberi koreksi diri untuk mahasiswa berperilaku dengan baik. (2) Memberi kenyamanan dalam pergaulan antar mahasiswa, antara mahasiswa dengan sivitas akademika STT, antara mahasiswa 54

dengan Pimpinan STT di dalam lingkungan kampus. (3) Memelihara fasilitas atau sarana prasarana di lingkungan kampus. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah mahasiswa tingkat pertama, yang masih baru mengenyam pendidikan di STT Cahaya Surya dan belum mengenal banyak tentang lingkungan STT Cahaya Surya, memiliki perbedaan persepsi dengan mahasiswa tingkat akhir atas kode etik mahasiswa yang berlaku di STT Cahaya Surya, diharapkan tidak ada perbedaan persepsi antar kedua kelompok mahasiswa tersebut. Diharapkan pula, kedua kelompok mahaiswa ini juga memiliki persepsi yang baik, agar tujuan tujuan seagaimana tersebut diparagraf atas tercapai. Penelitian ini juga mengukur keefektivan sosialisasi pihak kampus atas kode etik mahasiswa kepada para mahasiswanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa tingkat awal dengan mahasiswa tingkat akhir S1 Teknik Informatika STT Cahaya Surya Kediri. TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Secara garis besar, kode etik mahasiswa STT Cahaya Surya terdiri dari : 1. Standar Etika Mahasiswa 2. Etika Proses Pembelajaran 3. Etika Hubungan Mahasiswa dengan Dosen 4. Etika Hubungan Sesama Mahasiswa 5. Etika Hubungan Mahasiswa dengan Karyawan 6. Etika Hubungan Mahasiswa dengan Masyarakat Luar 7. Etika Kegiatan Kemahasiswaan 8. Etika Menyampaikan Pendapat Standar Etika Mahasiswa STT Cahaya Surya Standar etika Mahasiswa STT adalah standar perilaku yang baik yang mencerminkan ketinggian etika dan ketaatan terhadap norma-norma kehidupan kampus yang hidup dalam masyarakat meliputi: 1. Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar Tahun 1945. 3. Memiliki moralitas yang tinggi. 4. Memiliki ketaatan terhadap norma-norma lainnya yang hidup dalam lingkungan kampus. 5. Menghormati hak asasi manusia. 6. Memiliki integritas dan rasa tanggungjawab yang tinggi. 7. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta menjunjung tinggi kebudayaan nasional. 8. Mengutamakan kepentingan negara, bangsa, dan STT di atas kepentingan diri sendiri, seseorang atau kelompok. 9. Menjaga dan menjunjung citra STT. 10. Memiliki jiwa kemandirian dan kemampuan meningkatkan kualitas secara terus-menerus. 11. Secara aktif ikut memelihara sarana dan prasarana STT serta menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan kampus. 12. Mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di STT serta unit di bawahnya. 13. Berpenampilan sopan dan rapi. 14. Berperilaku ramah, dan menjaga sopan santun terhadap orang lain. 15. Menghargai dan menghormati orang lain tanpa diskriminatif. 16. Menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat dan/atau bertentangan dengan norma hukum atau norma kehidupan kampus. Etika dalam Proses Pembelajaran 1. Etika Mahasiswa STT di ruang kuliah dan/atau laboratorium yaitu: a Hadir tepat waktu, atau sebelum dosen memasuki ruangan perkuliahan/laboratorium; b Berpakaian rapi, bersih dan sopan dalam arti tidak menyimpang dari asas-asas kepatutan; c Menghormati mahasiswa lain dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat mengganggu perkuliahan; d Santun dalam mengeluarkan pendapat; e Jujur, tidak menandatangani absensi kehadiran mahasiswa lain yang diketahuinya tidak hadir dalam perkuliahan; f Menjaga kebersihan dan inventaris STT seperti ruang kuliah/ laboratorium beserta perbuatan yang ada di dalamnya; g Senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja selama beraktivitas di laboratorium/bengkel. 2. Etika Mahasiswa STT dalam pengerjaan tugas/laporan akhir/skripsi yaitu: 55

a Jujur dan mematuhi etika ilmiah dalam penulisan dan menyajikan laporan akhir/skripsi; b Menjunjung tinggi kejujuran dan menghindari hal-hal yang bersifat gratifikasi kepada dosen maupun pegawai; c Menyerahkan tugas/laporan tepat waktu; d Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya kepada dosen atau pihak lainnya dengan tujuan untuk mempengaruhi proses bimbingan tugas/laporan akhir/skripsi. 3. Etika Mahasiswa STT dalam mengikuti ujian yaitu: a Mematuhi tata tertib ujian yang ditetapkan STT; b Jujur, beritikad baik dan tidak melakukan kecurangan; c Percaya pada kemampuan sendiri dan tidak berupaya mempengaruhi orang lain untuk tujuan memperoleh kelulusan. Etika dalam Hubungan Mahasiswa dengan Dosen Etika Mahasiswa STT dalam hubungan antara mahasiswa dengan dosen yaitu: 1. Menghormati setiap dosen tanpa membedakan suku, agama, ras, dan tidak didasari atas perasaan suka atau tidak suka; 2. Bersikap sopan santun terhadap setiap dosen dalam interaksi baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan STT; 3. Menjaga nama baik dosen dan keluarganya; 4. Santun dalam mengemukakan pendapat atau mengungkapkan ketidak-sepahaman pendapat tentang keilmuan yang disertai dengan argumentasi yang rasional; 5. Jujur dan bertanggung jawab terhadap dosen dalam segala aspek dan menjauhi tindakantindakan mempengaruhi penilaian dosen; 6. Bekerjasama dengan dosen dalam mencapai tujuan pembelajaran, termasuk menyiapkan diri sebelum berinteraksi dengan dosen di ruang perkuliahan/ laboratorium; 7. Mematuhi perintah dan petunjuk dosen sepanjang perintah dan petunjuk tersebut tidak bertentangan dengan norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah masyarakat. Etika dalam Hubungan Sesama Mahasiswa Etika Mahasiswa STT dalam hubungan antara sesama mahasiswa yaitu: 1. Menghormati setiap mahasiswa tanpa membedakan suku, agama, ras, status sosial dan tidak didasari atas perasaan suka atau tidak suka; 2. Bersikap ramah, dan sopan dan berlaku adil terhadap setiap mahasiswa dalam interaksi baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan STT; 3. Bekerjasama dengan mahasiswa dalam menuntut ilmu pengetahuan dan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran; 4. Memiliki solidaritas yang kuat dan saling membantu untuk tujuan yang baik dan tidak bertentangan dengan norma hukum atau norma lainnya yang hidup di dalam masyarakat; 5. Menjaga dan menjunjung citra STT; 6. Menghormati perbedaan pendapat atau pandangan dengan mahasiswa lain. Etika dalam Hubungan Mahasiswa dan Pegawai Etika Mahasiswa STT dalam hubungan antara mahasiswa dengan pegawai yaitu: 1. Menghormati setiap pegawai tanpa membedakan suku, agama, ras, status sosial dan tidak didasari atas perasaan suka atau tidak suka; 2. Bersikap ramah dan sopan santun terhadap setiap pegawai dalam interaksi baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan STT. Etika dalam Hubungan Masyarakat Etika Mahasiswa STT dalam hubungan antara mahasiswa dengan masyarakat yaitu: 1. Menjaga dan menjunjung tinggi citra STT; 2. Suka menolong masyarakat sesuai ilmu pengetahuan yang dimiliki; 3. Menghindari perbuatan yang melanggar norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat, baik norma hukum, norma adat-istiadat, agama, norma kesopanan, dan norma kepatutan; 4. Memberi contoh dan mengajak masyarakat berbuat yang baik dan terpuji; 5. Berperan aktif menolak penggunaan obatobatan terlarang seperti Narkotika dan Psikotropika. Etika dalam Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Etika Mahasiswa STT dalam bidang keolahragaan yaitu: a. Menjunjung tinggi kejujuran dan sportifitas; b. Bekerjasama dalam memperoleh prestasi dengan cara-cara yang terpuji; 56

c. Menjaga dan menjunjung citra STT; d. Menghindari dari perbuatan yang bertujuan dengan sengaja merugikan atau mencelakai orang lain; e. Mematuhi aturan-aturan yang diwajibkan dalam bidang keolahragaan. 2. Etika Mahasiswa STT dalam bidang seni yaitu: a. Menghargai ilmu pegetahuan, teknologi dan seni; b. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional; c. Menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam setiap kegiatan seni; d. Bekerjasama dalam menghasilkan prestasi dan karya seni yang baik dengan cara-cara yang terpuji; e. Menjaga dan menjunjung tinggi citra STT; f. Menjunjung tinggi kejujuran dan menghindari yang bersifat gratifikasi terhadap pihak-pihak pengambil keputusan dalam setiap kegiatan kesenian. 3. Etika Mahasiswa STT dalam bidang keagamaan yaitu: a. Menghormati agama dan kepercayaan orang lain; b. Menghindari perbuatan yang dapat menghina agama dan kepercayaan orang lain; c. Mematuhi norma-norma dalam kehidupan; d. Tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum dan norma; e. Bermasyarakat, terutama yang terkait dengan masalah keagamaan; f. Mematuhi aturan-aturan STT dalam melaksanakan kegiatan keagamaan di lingkungan STT. 4. Etika Mahasiswa STT dalam kegiatan minat dan penalaran yaitu: a. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, sastra dan seni; b. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran; c. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional; d. Menjaga sopan santun dalam tutur kata dan perbuatan dalam setiap kegiatan; e. Bekerjasama dalam memperoleh prestasi dengan cara-cara yang terpuji; f. Menjaga dan menjunjung citra STT; g. Menghindarkan diri dari tindakantindakan yang bersifat amoral, anarkis, merusak dan mengganggu ketertiban; h. Menghargai pendapat dan pemikiran orang lain; i. Suka menyebarkan ilmu pengetahuan dan kebenaran. 5. Etika Mahasiswa STT dalam bidang kegiatan pengembangan organisasi yaitu: a. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, sastra dan seni; b. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran; c. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional; d. Menjaga sopan santun dalam tutur kata dan perbuatan dalam setiap kegiatan; e. Mengutamakan kearifan dan kebijaksanaan dalam bertindak; f. Menghargai perbedaan pendapat dan menyikapinya dengan arif dan bijaksana; g. Bertanggung jawab terhadap semua keputusan dan tindakan; h. Peka terhadap masalah-masalah kemasyarakatan dan suka memberikan kontribusi dengan cara-cara yang baik dan terpuji; i. Menjaga dan menjunjung citra STT; j. Taat terhadap hukum, peraturan di lingkungan STT dan norma-norma lainnya hidup di tengah masyarakat. Etika dalam Menyampaikan Pendapat di Luar Proses Pembelajaran STT sangat menghargai kebebasan mengeluarkan pendapat di luar proses pembelajaran sepanjang dilakukan dengan memperhatikan nor-ma-norma etika, yaitu: 1. Didasarkan pada tujuan dan untuk kepentingan kebenaran. 2. Menjaga dan menjunjung tinggi citra STT. 3. Tertib dan terpuji dalam memberikan kontribusi pemikiran/sikap terhadap normanorma sosial. 4. Menjaga inventaris STT maupun aset masyarakat. 5. Mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal penyampaian pendapat dan bersikap. 6. Mempersiapkan argumentasi yang rasional yang mencerminkan citra diri seorang individu yang berpendidikan. 7. Bertanggung jawab terhadap kebenaran fakta dan pendapat yang disampaikan. Penanggungjawab dan Pelaksana 1) Untuk kepastian penegakan Pedoman Perilaku ini, maka Pedoman Perilaku ini 57

dijadikan sebagai bagian dari tata tertib yang berlaku di STT. 2) Ketua dan Pembantu Ketua bertanggung jawab terhadap penegakan Pedoman Perilaku Mahasiswa. 3) Penegakan Pedoman Perilaku memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Terhadap tindakan pelanggaran Pedoman Perilaku yang terjadi dalam ruangan perkuliahan/praktek/laboratorium yang disaksikan langsung oleh Dosen/Petugas laboratorium yang bersangkutan, maka dapat dilakukan penegakan sanksi secara langsung berupa peneguran, atau tidak diijinkan mengikuti perkuliahan/praktek pada hari itu tergantung pada pertimbangan dosen/ petugas laboratorium terhadap berat ringannya pelanggaran; b. Setiap mahasiswa diperlakukan sama tanpa diskriminasi dalam proses pemeriksaan pelanggaran Pedoman Perilaku; c. Mahasiswa memiliki hak untuk melakukan pembelaan pada setiap proses pemeriksaan; d. Pemeriksaan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku berdasarkan laporan mahasiswa, dosen, petugas administratif, atau pihak lainnya hanya dapat dilakukan apabila disertai dengan bukti-bukti yang cukup tentang terjadinya pelanggaran Pedoman Perilaku; e. Sanksi hanya dapat dijatuhkan pada mahasiswa apabila disertai dengan bukti-bukti yang cukup tentang terjadinya pelanggaran Pedoman Perilaku. Setiap orang yang mengetahui adanya pelanggaran Pedoman Perilaku memiliki hak untuk melaporkan kepada Pembantu Ketua, dengan disertai bukti yang cukup. Atas pertimbangan Pembantu Ketua identitas pelapor dapat dirahasiakan, kecuali terhadap pelapor dari luar STT wajib menyertakan identitas diri dan bukti-bukti yang cukup. Komisi Disiplin wajib mencatat semua laporan dan buktibukti yang diserahkan oleh pelapor dan melaporkannya kepada Ketua STT. Pembantu Ketua dapat melanjutkan pemeriksaan setelah menerima bukti-bukti permulaan yang cukup mengenai terjadinya pelanggaran Pedoman Perilaku. Pembantu Ketua memanggil mahasiswa yang dilaporkan melakukan pelanggaran Pedoman Perilaku. Pemeriksaan terhadap mahasiswa dilakukan pada waktu yang tidak menggangu jadwal perkuliahan mahasiswa yang bersangkutan. Setiap mahasiswa diperlakukan sama tanpa ada diskriminasi dalam proses pemeriksaan. Mahasiswa memiliki hak untuk melakukan pembelaan dalam setiap proses pemeriksaan. Pembantu Ketua wajib menyelesaikan pemeriksaannya dalam waktu yang tidak melebihi 14 (empat belas) hari kerja. Apabila waktu tersebut tidak tercapai, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak dapat dikenakan sanksi, kecuali terhadap perbuatan yang melanggar Peraturan Akademik. Jenis sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku adalah teguran, peringatan tertulis, peringatan keras, dan skorsing. Penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku diberikan oleh Ketua STT setelah memperhatikan rekomendasi dan hasil pemeriksaan Pembantu Ketua dengan ketentuan bahwa terhadap tindakan yang melanggar Pedoman Perilaku. Terhadap tindakan pelanggaran Pedoman Perilaku yang terjadi dalam ruangan perkuliahan/ praktek/ laboratorium yang disaksikan langsung oleh Dosen/ Petugas laboratorium yang bersangkutan, maka dapat dilakukan penegakan sanksi secara langsung berupa peneguran, atau tidak diizinkan mengikuti perkuliahan/praktek pada hari itu tergantung pada pertimbangan dosen/petugas laboratorium terhadap berat ringannya pelanggaran. Mahasiswa yang keberatan terhadap sanksi yang diberikan dosen dalam ruangan perkuliahan/laboratorium sebagaimana dicantumkan dalam ketentuan diatas dapat mengajukan keberatan kepada Pembantu Ketua didampingi oleh Pembimbing Akademik. Mahasiswa yang keberatan atas sanksi yang dijatuhkan Pembantu Ketua STT terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku dapat mengajukan keberatan kepada Ketua STT. Mahasiswa tingkat pertama, ialah mahasiswa yang duduk di semester satu (ganjil) atau dua (semester genap). Kelompok mahasiswa ini masih sedikit mengenyam pendidikan di STT Cahaya Surya. Upaya-upaya telah dilakukan oleh institusi STT Cahaya Surya untuk menyosialisasikan kode etik kepada mahasiswa baru, salah satunya melalui kegiatan orientasi mahasiswa baru (osmaba), madding, kegiatan kemahasiswaan dan lain sebagainya. Mahasiswa 58

baru, yang notabene baru lulus dari SMA, biasanya memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi pada masa-masa transisi dan adaptasi ini terhadap segala aturan yang dierlakukan kepadanya, termasuk aturan tentang pedoman perilaku atau kode etik mahasiswa ini. Sedangkan mahasiswa tingkat akhir, adalah mahasiswa yang duduk di semester tujuh keatas. Kelompok mahasiswa ini telah sangat mengenal kehidupan kampus dan sudah terbiasa dengan atmosfir pendidikan di perguruan tinggi. Lingkungan, umur, senioritas diasumsikan akan mempengaruhi persepsi dan cara pandang mereka atas kode etik. Berdasarkan paparan diatas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H 0 1 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi standar etika mahasiswa H 0 2 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi etika proses pembelajaran H 0 3 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi etika hubungan mahasiswa dengan dosen H 0 4 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi etika hubungan sesama mahasiswa H 0 5 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi etika hubungan mahasiswa dengan karyawan H 0 6 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi etika hubungan mahasiswa dengan masyarakat luar H 0 7 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi etika kegiatan kemahasiswaan H 0 8 : Tidak terdapat perbedaan persepsi dimensi etika menyampaikan pendapat METODE PENELITIAN Construct Kode etik mahasiswa STT Cahaya Surya, diukur dengan kuisioner yang diturunkan dari delapan dimensi kode etik tersebut. Kuisioner terdiri dari 50 butir pertanyaan, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 1 Jumlah pertanyaan kuisioner No Variabel Jumlah Butir 1 Standar Etika Mahasiswa 10 indikator 2 Etika Proses Pembelajaran 10 indikator 3 Etika Hubungan Mahasiswa dengan Dosen 5 indikator 4 Etika Hubungan Sesama Mahasiswa 4 indikator 5 Etika Hubungan Mahasiswa dengan Karyawan 2 indikator 6 Etika Hubungan Mahasiswa dengan Masyarakat Luar 5 indikator 7 Etika Kegiatan Kemahasiswaan 10 indikator 8 Etika Menyampaikan Pendapat 4 indikator Jumlah Butir Pertanyaan Kuisioner 50 indikator Responden dalam penelitian ini sebanyak 117 orang. Populasi mahasiswa STT Cahaya Surya sebanyak 350 orang pada tahun akademik 2011/ 2012, namun sampel yang digunakan sebanyak 117 orang dengan rincian Mahasiswa tingkat 59

pertama sebanyak 57 orang dan mahasiswa tingkat akhir 60 orang. Independent Sample t Test digunakan untuk menguji beda rata-rata dari dua kelompok sample yang saling bebas atau dua kelompok sample yang tidak berhubungan. Rumus Independent Sample t Test Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan dulu uji reliailitas dan uji validitas untuk mengukur kualitas data yang diperoleh dari jawaban kuisioner. Ke delapan H 0 diatas akan ditolak apabila nilai signifikansi F hitung dari output Independent Sample t Test dengan bantuan SPSS 16 menujukkan nilai kurang dari 5%. Taraf signifikansi dalam penelitian ini adalah 5%. HASIL ANALISIS DATA Hasil uji validitas ditunjukkan oleh tabel diawah ini : Dari tabel 2,disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan kuisioner adalah valid karena nilai corrected item-total correlation diatas 0,6 dan data adalah reliable karena nilai Cronbach's Alpha 0,973. Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas No Variabel No Butir Kisaran Nilai Corrected Kesimpulan Item-Total Correlation 1 Standar Etika Mahasiswa 1 10 0.678 0.706 Valid 2 Etika Proses Pembelajaran 11 20 0.668 0.758 Valid 3 Etika Hubungan Mahasiswa dengan Dosen 21 25 0.738-0.895 Valid 4 Etika Hubungan Sesama Mahasiswa 26 29 0.738-0.895 Valid 5 Etika Hubungan Mahasiswa dengan Karyawan 30 31 0.777-0.895 Valid 6 Etika Hubungan Mahasiswa dengan Masyarakat 32 36 0.738-0.895 Valid 7 Etika Kegiatan Kemahasiswaan 37 46 0.738-0.895 Valid 8 Etika Menyampaikan Pendapat 47-50 0.777-0.895 Valid Cronbach's Cronbach's Alpha N of Items Alpha Based on Standardized Items 0,973 0,982 50 Sumber : data diolah 60

Hasil uji hipotesis dengan independent sample t test ditunjukkan oleh tabel 3 berikut ini : Surya dimensi etika proses pembelajaran. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 48,75 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 48,65 maka dapat Tabel 3 Hasil Uji independent sample t test Mean Mahasiswa No Variabel F Sig. t Sig. (2-tailed) Tingkat Pertama (N : 57 orang) Tingkat Akhir (N : 60 orang) 1 Standar Etika 0,269 0,605 0,252 Mahasiswa 0,802 48,96 48,85 2 Etika Proses 0,189 0,665 0,201 Pembelajaran 0,841 48,75 48,65 3 Etika Hubungan Mahasiswa dengan 0,114 0,736 0,166 0,869 24,35 24,30 Dosen 4 Etika Hubungan 0,428 0,514 0,323 Sesama Mahasiswa 0,747 19,75 19,70 5 Etika Hubungan Mahasiswa dengan 0,153 0,697 0,382 0,703 9,49 9,45 Karyawan 6 Etika Hubungan Mahasiswa dengan 0,011 0,898 0,311 0,756 22,36 22,25 Masyarakat 7 Etika Kegiatan 0,513 0,475 0,361 Kemahasiswaan 0,719 49,49 49,35 8 Etika Menyampaikan 0,529 0,469 0,369 Pendapat 0,713 19,80 19,75 Sumber : data diolah Kepu tusan H 0 1 H 0 2 H 0 3 H 0 4 H 0 5 H 0 6 H 0 7 H 0 8 Dari tabel 3 diatas, disimpulkan bahwa H 0 1, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,605 lebih besar dari taraf signifikansi Surya dimensi standar etika mahasiswa. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 48,96 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 48,85 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas standar etika lebih baik daripada mahasiswa akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). H 0 2, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,665 lebih besar dari taraf signifikansi disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas etika proses pembelajaran lebih baik daripada mahasiswa akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). H 0 3, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,736 lebih besar dari taraf signifikansi Surya dimensi etika hubungan mahasiswa dengan dosen. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 24,35 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 24,30 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas etika hubungan mahasiswa dengan dosen lebih baik daripada mahasiswa 61

akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). H 0 4, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,514 lebih besar dari taraf signifikansi Surya dimensi etika hubungan sesama mahasiswa. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 19,75 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 19,70 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas etika hubungan sesama mahasiswa lebih baik daripada mahasiswa akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). H 0 5, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,697 lebih besar dari taraf signifikansi Surya dimensi etika hubungan mahasiswa dengan karyawan. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 9,49 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 9,45 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas etika hubungan mahasiswa dengan karyawan lebih baik daripada mahasiswa akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). H 0 6, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,898 lebih besar dari taraf signifikansi Surya dimensi etika hubungan mahasiswa dengan masyarakat luar. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 22,36 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 22,25 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas etika hubungan mahasiswa dengan masyarakat luar lebih baik daripada mahasiswa akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). H 0 7, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,475 lebih besar dari taraf signifikansi Surya dimensi etika kegiatan kemahasiswaan. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 49,49 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 49,35 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas etika etika kegiatan kemahasiswaan lebih baik daripada mahasiswa akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). H 0 8, karena nilai signifikansi nilai F sebesar 0,469 lebih besar dari taraf signifikansi Surya dimensi etika menyampaikan pendapat. Nilai mean mahasiswa tingkat pertama 19,80 lebih tinggi daripada mahasiswa tingkat akhir 19,75 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tingkat pertama atas etika etika menyampaikan pendapat lebih baik daripada mahasiswa akhir, namun perbedaan ini tidak signifikan (Sig.F > 5%). KESIMPULAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa mahasiswa tingkat pertama dengan mahasiswa tingkat akhir program studi S1 Teknik Informatika STT Cahaya Surya dimensi standar etika mahasiswa (Sig.F 0,605 > 0,05), dimensi etika proses pembelajaran (Sig.F 0,665> 0,05), dimensi etika hubungan mahasiswa dengan dosen (Sig.F 0,736> 0,05 ), dimensi etika hubungan sesama mahasiswa (Sig.F 0,514> 0,05), dimensi etika hubungan mahasiswa dengan karyawan (Sig.F 0,697> 0,05), dimensi etika hubungan mahasiswa dengan masyarakat luar (Sig.F 0,898> 0,05), dimensi etika kegiatan kemahasiswaan (Sig.F 0,475> 0,05), dimensi etika menyampaikan pendapat (Sig.F 0,469> 0,05). Delapan dimensi kode etik mahasiswa dipersepsikan lebih baik oleh mahasiswa baru, namun perbedaan ini tidak signifikan. Karena tidak ada perbedaan antar kedua kelompok mahasiswa tersebut, maka bisa dikatakan kedua kelompok mahasiswa memiliki pemahaman dan pelaksanaan yang baik atas kode etik, sehingga kemungkinankemungkinan pelanggaran kode etik sangat kecil ditemukan. Nilai mean yang tinggi oleh kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa upaya upaya sosialisasi lembaga STT Cahaya Surya sudah efektif, karena berhasil membuat mahasiswa paham akan kode etik. Hal ini senada dengan informasi dari Pembantu Ketua Akademik, bahwa selama lemaga ini berdiri, tidak pernah ada kasus pelanggaran kode etik. 62

DAFTAR PUSTAKA Santoso, Singgih. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Santoso, Singgih, Statistik Multivariate, PT Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2002 Sekaran, Uma, 2002 Research Methods For Business : A Skill Building Approach Third Edition, Jhon Whiley and Sons, New York STT Cahaya Surya, 2007, Kode Etik Mahasiswa STT Cahaya Surya, Tidak dipubikasikan, 63