GAMBARAN UMUM. kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

TAHUN : 2006 NOMOR : 04

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Lampung. Wilayah kota Bandar Lampung terletak antara 50º20-50º30 LS dan

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung. Provinsi Sumatera Selatan. Kemudian Provinsi Lampung dibentuk dengan

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. diberdayakan, antara lain menyangkut Sumber Daya Air, Sumber Daya Alam dan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Sebelum tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung merupakan sebuah

I. PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk yang tinggi dalam suatu wilayah membutuhkan suatu sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 2.1 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kertonegoro

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

DATA-DATA TEKNIK SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belanda memiliki arti pusat (centrum). Dengan demikian Metro dapat diartikan

Perda No. 18/2001 tentang Retribusi dan Penyelenggaraan Terminal Bus / Non Bus di Kabupaten Magelang.

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

BAB IV PEMBAHASAN. akan dibahas tentang efektivitas pelaksanaan pemungutan retribusi untuk meningkatkan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

I. PENDAHULUAN. kepada masyarakat, karena pada hakekatnya pemerintah adalah public service

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

BAB ~1. Lokasi kajian ditentukan secara sengaja di terminal AKAP Mayang Terurai

BAB IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. bernama Tanjungkarang-Teluk Betung, yang kemudian diganti menjadi Bandar

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru

I. PENDAHULUAN. adalah Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, sehat mandiri, beriman, bertaqwa, berahlak mulia, cinta tanah air,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C merupakan terminal Watukelir, terminal Mojolaban,

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI A. SEJARAH SINGKAT KOTA PADANG SIDEMPUAN. ini terdiri dari Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Kecamatan Padang

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

EVALUASI KELAYAKAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM DI KECAMATAN TOBELO TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

BAB III TINJAUAN LOKASI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SURAT IZIN KERJA (SIK) DI TERMINAL BUS KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

6.1 Program Dasar Perencanaan

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 113 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota Desa secara berimbang dan

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

MASALAH TERMINAL MAYANG TERURAI DAN EVALUASI PROGRAM PENANGANANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

40 VI. GAMBARAN UMUM A. Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Kota Bandar Lampung Sejarah Kota Bandar Lampung terbagi atas 2 (dua) zaman, yaitu pada saat pra kemerdekaan dan saat kemerdakaan. Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor : 462 yang terdiri dari Ibukota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibukota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota Telokbetong ( Encyclopedie Van Nedderland Indie, D.C.STIBBE bagian IV). Ibukota Onder Afdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri berkedudukan sebagai Ibukota Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang yang tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk Bestuur selaku Kepala Onder Afdeling Telokbetong.

41 Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan Si (Kota) dibawah pimpinan seorang Sicho (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang Fuku Sicho (bangsa Indonesia). Pada zaman pasca kemerdakaan, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang- Undang Nomor 22 tahun 1948 yang memisahkan kedua kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung. Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan Undang -Undang Nomor : 18 tahun 1965), Kota Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Lampung. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3254). Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1998 tentang perubahan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se-indonesia yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Bandar Lampung nomor 17 tahun 1999 terjadi perubahan penyebutan nama dari Pemerintah

42 Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung menjadi Pemerintah Kota Bandar Lampung dan tetap dipergunakan hingga saat ini. 2. Visi dan Misi Kota Bandar Lampung Pemerintah Kota Bandar Lampung memiliki beberapa visi dan misi, yakni : Visi Pemerintah Kota Bandar Lampung 2010-2015 adalah: Terwujudnya Kota Bandar Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju, dan Modern. Sedangkan misi Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai berikut : Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan Perdagangan, Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan Iptek dan Nilai-Nilai Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih, Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan. Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan Penataan Wilayah, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang Maju dan Modern.

43 B. Sejarah Berdirinya Terminal Induk Rajabasa Terminal Induk Rajabasa adalah satu-satunya terminal tipe A di provinsi Lampung yang berada di Bandar Lampung dan merupakan gerbang utama transportasi darat dari Pulau Sumatra menuju Pulau Jawa dan sebaliknya. Terminal Rajabasa dibangun pada tahun 1980 dengan menggunakan dana APBN dan diresmikan oleh Bpk. Surharjono selaku Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung dan pada saat diresmikannya, Terminal Rajabasa masih termasuk wilayah administratif Lampung Selatan. Adapun sejarah kepemimpinan Terminal Induk Rajabasa adalah sebagai berikut : Tabel 1. Sejarah Kepemimpinan Terminal Induk Rajabasa NO. Tahun Kepemimpinan Nama Kepala Terminal 1 1980 1993 Bpk. Nafsihi Tugiyono 2 1993 1994 Bpk. Sobri Martin 3 1994 2000 Bpk. Zainal Abidin 4 2000 2003 Bpk. Mega sumbahan 5 2003 2004 Bpk. Munzir Ali 6 2004 2005 Bpk. Putu Yuasa 7 2005 2006 Bpk. Zaini, S. Sos. 8 2006 2011 Bpk. Ruslan Roni, SE 9 2011 Sekarang Bpk. Anthony Makki Sumber : Tata Usaha dan Kepegawaian Terminal Rajabasa

44 1. Letak Geografis Terminal Induk Rajabasa Terminal Rajabsa dibangun di atas tanah seluas ± 12 Ha. Milik Pemerintah Kota Bandar Lampung yang berada di sekitar kelurahan rajabasa, Kecamatan Rajabasa. Adapun batas dari Terminal Rajabasa meliputi: 1. Utara berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa. 2. Selatan berbatasan dengan Jalan Zainal Abidin PA. 3. Timur berbatasan dengan Universitas Lampung. 4. Barat berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa. A. Visi dan Misi Terminal Induk Rajabasa Pada dasarnya visi dan misi Terminal Rajabasa mengacu pada visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung yang merupakan induk organisasi dari Terminal Rajabasa. Adapun visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung adalah: 1. Visi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung: Terwujudnya sistem transportasi yang terpadu, aman, nyaman, lancar, tertib, dan teratur dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. 2. Misi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung: a. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. b. Menyediakan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut, dan POSTEL yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. c. Meningkatkan pelayanan jasa sektor perhubungan.

45 d. Meningkatkan pendapatan asli daerah. e. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam penyelenggaraan transportasi. 2. Struktur Organisasi Terminal Induk Rajabasa Sesuai Keputusan Walikota Bandar Lampung nomor 35 tahun 2008, maka struktur organisasi Terminal Induk Rajabasa adalah sebagai berikut

46 Gambar 2. Susunan organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Terminal TERMINAL INDUK RAJABASA Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Kepala Dinas Perhubungan Kota Kepala UPTD Terminal Kota Kepala Terminal Induk Rajabasa Kepala Pos Polisi Terminal Induk Koordinator Tata Usaha dan Kepegawaian Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Lalu Lintas dan Keamanan Terminal C Terminal A Terminal B (AKAP/AKDP) (mikrolet) Sumber: Terminal Induk Rajabasa

47 3. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Terminal Induk Rajabasa Berdasarkan surat tugas Kepala Terminal Induk Rajabasa nomor 870/.../12/TRB/02/2009 tanggal 13 Februari 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Personil Terminal Induk Rajabasa, maka personil Terminal Induk Rajabasa memiliki Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut: Tabel 2. Tugas Pokok dan Fungsi NO Nama/NIP Jabatan Tugas Pokok 1 Antonhy Makki Kepala Terminal Induk Rajabasa Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kegiatan atau tugas-tugas operasional personil serta administrasi Terminal Induk Rajabasa. Memimpin koordinasi jajaran terminal dengan instansi terkait. 2 Karmin Arfi Koordinator Tata Usaha dan Kepegawaian Membantu tugas kepala terminal untuk melaksanakan tugas-tugas kepegawaian, penyusunan program kerja, suratmenyurat, dan rumah tangga terminal. Membantu tugas kepala

48 3 Yuli Hasana Wati, SE. 4 Ahmad Johanda, S. Sos. 5 Ibrahim Yahya, BA Bendahara Terminal Induk Rajabasa Koordinator Pengawasan dan Lalu Lintas serta Keamanan Terminal Koordinator Pengawasan dan Terminal C (AKAP / terminal dalam pengelolaan keuangan dan mengkoordinir pungutan terhadap objek PAD yang ada di dalam terminal. Membantu tugas Koordinator Tata Usaha dalam mencatat, membukukan, maupun mengumpulkan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran terminal. Membantu tugas kepala terminal untuk melaksanakan pengawasan pengamanan dan ketertiban arus lalu lintas dan warga masyarakat di dalam wilayah terminal. Membantu tugas kepala terminal untuk mengawasi dan mengendalikan arus lalu lintas kendaraan AKDP / AKAP yang masuk dan

49 AKDP) keluar terminal, pendatan kendaraan, pengaturan timer dan jalur kendaraan, serta penertiban retribusi terminal. 6 Amar Sofyan Koordinator Pengawasan dan Terminal A (mikrolet / kendaraan umum) Membantu tugas kepala terminal untuk mengawasi dan mengendalikan arus lalu lintas kendaraan mikrolet/ kendaraan umum yang masuk dan keluar terminal, pendataan kendaraan, serta penertiban retribusi terminal. 7 Sofyan. A Koordinator Pengawasan dan Terminal B Membantu tugas kepala terminal untuk mengawasi dan mengendalikan arus lalu lintas kendaraan yang masuk dan keluar terminal, pendataan kendaraan, pengendalian timer dan jalur kendaraan, serta penertiban retribusi terminal. Membantu tugas kepala terminal untuk

50 melaksanakan pengawasan kebersihan, keindahan dan penerangan di dalam terminal. Sumber: Database Terminal Induk Rajabasa 4. Fasilitas Terminal Induk Rajabasa Dalam `penyelenggaraanya, Terminal Induk Rajabasa memiliki fasilitas utama dan fasilitas penunjang sesuai dengan KepMenHub No. 31 tahun 1995 tentang Terminal dan Transportasi Jalan, yaitu: Tabel 3. Fasilitas Utama Terminal Induk Rajabasa NO. FASILITAS UTAMA JUMLAH 1 Jalur Pemberangkatan Angkutan Umum 2 2 Jalur Kedatangan Angkutan Umum 2 3 Jalur Tunggu Angkutan Umum 1 4 Ruang Tunggu Penumpang 1 5 Kantor Terminal 1 6 Tempat Istirahat Sementara Kendaraan Umum 1 7 Menara Pengawas Tidak ada 8 Loket Penjualan Tiket 60 9 Rambu, Papan Informasi 5 10 Pelataran Parkir Kendaraan Pengantar dan Taksi Tidak ada Sumber: Database Terminal Induk Rajabasa

51 Tabel 4. Fasilitas Penunjang Terminal Induk Rajabasa NO. FASILITAS PENUNJANG JUMLAH 1 Kamar Kecil/ Toilet 4 2 Masjid 1 3 Kios/ Kantin Tidak ada 4 Puskesmas Pembantu 1 5 Ruang Informasi dan Pengaduan 1 6 Telepon Umum Tidak ada 7 Taman 1 Sumber: Database Terminal Induk Rajabasa 5. Jumlah Lintasan Trayek 1. Jumlah perusahaan domisili Lampung yang memperoleh izin angkutan AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah armada 550 buah bus yang melayani 57 trayek. Dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah armada naik 10,77% danjumlah trayek yag di layani naik 3,5%. 2. Jumlah perusahaan yang memperoleh izin angkutan AKDP (Antar Kota Antar Daerah) sebanyak 87 perusahaan dengan jumlah armada 1.383 buah bus yang melayani 68 trayek. Dibandingkan dengan keadaan tahun 2015, jumlah armada naik 1,17% dan jumlah trayek yang di layani tetap.

52 6. Kerjasama dengan Instansi lain Dalam rangka mewujudkan keadaan yang aman, nyaman, tertib, dan bersih, saat ini Terminal Induk Rajabasa selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pengguna jasa terminal. Adapun instansi-instansi tersebut antara lain: 1. Kepolisian (Poltabes Bandar Lampung) 2. TNI (Koramil) 3. Kecamatan Rajabasa 4. Kelurahan Rajabasa 5. Jasa Raharja 6. Organda 7. Media cetak maupun elektronik