BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2008: 2) adalah sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation of

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengkomunikasikan keaadan keuangan dari hasil operasi. perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus diaudit

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. telah go public.seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Audit adalah suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang terdapat di perusahaan.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus melakukan audit laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi. baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.AUDITING Auditing menurut Arrens & Mark S Beaslev (2003) dalam Rachmawaty (2008: 2) adalah sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by competent, independent person. Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disajikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Standar umum yaitu: a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor, c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat, 2. Standar pekerjaan lapangan yaitu: a. Pekerjaan harus direncanakan sebaiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya, 8

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang dilakukan, c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit 3. Standar pelaporan yaitu: a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya, c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor, d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. 2.2.Timeliness/Ketepatan Waktu Laporan Keuangan Scott (2003) dalam Rachmawaty (2008: 2) mendefinisikan informasi sebagai bukti yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi keputusan individual. Namun demikian, informasi baru akan bermanfaat bagi pemakainya apabila 9

informasi tersebut tepat waktu. Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin, agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu informasi mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan. 2.3.Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Amilia dan Setiadi, 2006: 6) dalam Simbolon (2009: 17). Profitabilitas mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh operasional perusahaan. Semakin besar rasio profitabilitas perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang mengalami laba, cenderung melaporkan laporan keuangannya lebih cepat daripada yang profitabilitasnya rendah. Menurut Hossain dan Taylor (1998:11) dalam Simbolon (2009: 18) it is likely that if profitability of a company is high, management likely to hurry to publish the corporate annual report in order to experience the comfort of communicating it as it is good news. Sedangkan jika perusahaan mendapat rugi (loss), maka audit delay akan semakin panjang. Hossain dan Taylor (1998:12) dalam Simbolon (2009: 18) berpendapat bahwa an auditor may proceed more caustiously during the audit process in response to a company loss if the auditor s believes the 10

company s loss increases the likelihood of financial failure or management fraud. Sehingga dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin besar tingkat profitabilitas, maka semakin singkat audit delay. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dan total asset (Wild, Subramanyan, dan Hasley, 2005:41) dalam Simbolon (2009: 18). 2.4.Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya (baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek) dari harta perusahaan tersebut (Amilia dan Setiadi, 2006: 7) dalam Simbolon (2009: 18). Tingkat solvabilitas menunjukkan resiko perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. Bila tingkat solvabilitas tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya. Menurut Amilia dan Setiadi (2006: 7 ) dalam Simbolon (2009: 19), solvabilitas yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan berusaha untuk memoles terlebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Dalam penelitian ini rasio yang akan dipakai adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER menggambarkan perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi DER, maka semakin besar perusahaan menggunakan modal dari kreditor. Perusahaan dengan 11

kewajiban yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat. Hal ini dikarenakan, perusahaan dengan kewajiban yang besar diawasi dan dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat resiko dalam pengembalian modal mereka. Maka semakin besar tingkat solvabilitas, semakin cepat pula audit delay. DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Wild, Subramanyan, dan Hasley, 2005:41) dalam Simbolon (2009: 19). 2.5.Size Perusahaan Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan (Amilia dan Setiadi, 2006: 4) dalam Simbolon (2009: 20). Perusahaan yang lebih besar memiliki pengendalian internal yang lebih kuat dan akan mengurangi kecenderungan kesalahan pelaporan keuangan yang mungkin akan terjadi memampukan auditor mengendalikan pengendalian yang lebih luas serta melakukan pekerjaan intern. Selain itu, manajemen dari perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Sehingga perusahaan berskala besar 12

cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal. Thats managements of larger companies may have incentive to reduce both audit delay and report delay since larger company may be monitored more closely by investors, trade unions and regulatory agencies, and thus face greater external pressure to report earlier (Hossain dan Taylor : 1998,10) dalam Simbolon (2009: 20). Dalam hal ini peneliti akan menggunakan Logaritma Total Aktiva sebagai proksi dari ukuran perusahaan. 2.6.Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Reputasi Kantor akuntan publik adalah salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi audit delay. Pada umumnya, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar (yang bekerja sama dengan KAP internasional) mempunyai insentif yang kuat untuk menyelesaikan tugas audit lebih cepat demi mempertahankan reputasinya. Selain itu, KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya sehingga tugas audit dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat. KAP besar juga memiliki lebih banyak pengalaman yang membuat mereka dapat melakukan tugas audit lebih cepat. KAP ini dapat menjalankan pengauditan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit. Menurut Hossain dan Taylor (1998:13) dalam Simbolon (2009: 21) it may be reasonable to expect that larger audit firms would complete audits on a more 13

timely basis because of their experience; larger firms may be able to audit such companies more efficiently than small audit firms. Dalam penelitian ini, KAP akan dikategorikan menjadi Big Four dan non Big Four. Kategori KAP merupakan variabel dummy di mana perusahaan yang bermitra KAP Big Four akan di beri nilai 1 ( satu) dan yang tidak bermitra akan di beri nilai 0 (nol). 2.7.Pengaruh faktor internal (profitabilitas, solvabilitas dan size perusahaan) dan faktor eksternal (reputasi KAP) terhadap Audit Delay. Ashton & Elliot (1987) dalam Rachmawaty (2008: 4) meneliti hubungan antara Audit Delay dengan beberapa variabel independen yang terdiri dari total pendapatan, kompleksitas perusahaan, jenis industri, status perusahaan publik atau non publik, bulan penutupan tahun buku, kualitas sistem pengendalian internal, kompleksitas operasional, kompleksitas keuangan, kompleksitas pelaporan keuangan, EDP, campuran relatif antara waktu pemeriksaan pada interim dan akhir tahun, lamanya perusahaan menjadi klien KAP, besarnya laba rugi, tingkat profitabilitas dan jenis opini. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit adalah 62.5 hari dengan variabel-variabel signifikan berpengaruh memperpanjang Audit Delay adalah jenis opini qualified, jenis perusahaan industri dibandingkan perusahaan finansial, status perusahaan bukan publik, bulan penutupan tahun buku selain Desember, SPI & EDP yang lemah, dan perjanjian pemeriksaan relatif lebih banyak dilakukan setelah berakhirnya penutupan tahun buku. 14

Owusu-Ansah (2000) dalam Rachmawaty (2008: 4) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan dengan menggunakan teknik regresi two stage least square (2SLS) untuk mengetahui bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan umur perusahaan dapat menjelaskan ketepatwaktuan pelaporan. Na im (1998) dalam Rachmawaty (2008: 4) menemukan bahwa ketepatwaktuan penyetoran laporan keuangan tahunan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat ditunjukkan sebagai ketaatan terhadap peraturan yang berlaku. Dengan mengelompokkan sampel ke dalam kategori taat dan tidak taat, hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan. Sementara ukuran perusahaan dan opini akuntan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan laporan keuangan tahunan. Halim (2000) dalam Rachmawaty (2008: 4) melakukan penelitian tentang Audit Delay di Indonesia dengan menggunakan sampel 287 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 1997. Variabel independen yang digunakan total revenue, jenis industri, bulan penutupan buku tahun, lamanya menjadi klien KAP, rugi atau laba operasi, tingkat profitabilitas dan jenis opini. Dari hasil penelitian diperoleh Audit Delay cenderung panjang apabila perusahaan menggunakan tahun buku 31 Desember, perusahaan telah lama menjadi klien KAP tertentu dan melaporkan kerugian, sedangkan hasil penelitian multivariate menunjukkan bahwa ketujuh faktor tersebut secara serentak sangat berpengaruh terhadap Audit Delay adalah tahun buku dan pelaporan kerugian. 15

Wirakusuma (2004) dalam Rachmawaty (2008: 4) melakukan penelitian yang bertujuan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik (studi empiris mengenai keberadaan divisi internal audit pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Adapun hal yang diuji adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, jenis industri, internal audit, reputasi auditor, opini auditor dan jumlah waktu pelaksanaan audit. Hasil yang diperoleh adalah faktor-faktor ukuran perusahaan profitabilitas, internal auditor dan opini auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan. Sedangkan jenis industri dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit lap keuangan tahunan. 2.8.Pengaruh faktor internal (profitabilitas, solvabilitas dan size perusahaan) dan faktor eksternal (reputasi KAP) terhadap Timelines. Penelitian empiris yang dapat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ketepatwaktuan laporan keuangan dilakukan oleh Dyer & Mc Hugh (1975) dalam Rachmawaty (2008: 4) yang meneliti faktor-faktor spesifik perusahaan, yaitu ukuran perusahaan, tanggal akhir tahun tutup buku dan tingkat profitabilitas. Temuan mereka menghasilkan adanya hubungan yang signifikan dari ukuran perusahaan dan tanggal akhir tahun tutup buku dengan ketepatwaktuan laporan keuangan, sementara tingkat profitabilitas tidak berhubungan signifikan dengan ketepatwaktuan laporan keuangan. 16

Menurut Courtis (1976) dan Giling (1977) dalam Rachmawaty (2008: 4), bahwa mereka tidak menemukan hubungan-hubungan yang konsisten antara faktor-faktor spesifik perusahaan dengan perilaku ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan. Dalam penelitian Whittered (1980) dan Owusu-Ansah (2000) dalam Rachmawaty (2008: 4) menemukan bahwa tidak ada pendekatan yang memadai untuk menjelaskan perilaku pelaporan keuangan dari perusahaan. Sementara itu Givoly & Palmon (1982) dalam Rachmawaty (2008: 4) menggunakan ukuran perusahaan dan kompleksitas operasi untuk dapat menjelaskan ketepatwaktuan (Timeliness), menemukan bahwa penundaan pelaporan erat kaitannya dengan pola industri dan tradisi kabar buruk (bad news) cenderung menyebabkan keterlambatan pengumuman dan ukuran perusahaan menunjukkan hubungan negatif dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan. Penelitian yang dilakukan Givoly & Palmon (1982) juga menguji pengaruh karakteristik perusahaan dengan ketepatwaktuan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan keterlambatan pelaporan dan kompleksitas audit secara langsung berhubungan dengan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Chambers & Pennman (1984) di Amerika menemukan bukti empiris bahwa ada hubungan terbalik antara besarnya perusahaan dan keterlambatan pelaporan. 17

2.9.Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness adalah faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Yang merupakan faktor internal yaitu: a. Profitabilitas. Semakin besar rasio profitabilitas perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang mengalami laba, cenderung melaporkan laporan keuangannya lebih cepat daripada yang profitabilitasnya rendah. Sehingga dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin besar tingkat profitabilitas, maka semakin singkat audit delay. Perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung lebih cepat dalam menyediakan laporan keuangan tahunan yang telah di audit, sehingga akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya kepada Bapepam dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. Dengan demikian profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay dan ketepatan waktu pelaporan keuangan. b. Solvabilitas. Bila rasio solvabilitas tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya. Maka semakin besar rasio solvabilitas, semakin cepat pula audit delay. Perusahaan dengan kewajiban yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat. Hal ini dikarenakan, perusahaan dengan kewajiban yang besar diawasi dan dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk 18

mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat resiko dalam pengembalian modal mereka. c. Size Perusahaan Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin mudah mendapatkan modal eksternal dengan jumlah yang lebih besar terutama dari hutang. Dengan tersedianya dana yang ada, maka memberi kemudahan perusahaan untuk melaksanakan peluang investasi. Dengan bertambahnya nilai pasiva akan diikuti dengan bertambahnya nilai aktiva perusahaan. Pengaruh inilah yang menunjukkan semakin besarnya nilai aktiva perusahaan, maka jangka waktu pengauditan laporan keuangan lebih pendek, dan jangka waktu penyampaian laporan keuangan ke Bapepam lebih cepat. Sedangkan yang merupakan faktor eksternal adalah Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Pada umumnya, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar (yang bekerja sama dengan KAP internasional) mempunyai insentif yang kuat untuk menyelesaikan tugas audit lebih cepat demi mempertahankan reputasinya. Selain itu, KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya sehingga tugas audit dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat. KAP besar juga memiliki lebih banyak pengalaman yang membuat mereka dapat melakukan tugas audit lebih cepat. KAP ini dapat menjalankan pengauditan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit. 19

Variable Independent 1. Profitabilitas Faktor Internal 2. Solvabilitas 3. Size Perusahaan Variable Dependent 1. Audit Delay Faktor Eksternal Reputasi Akuntan Publik Kantor 2. Timeliness Gambar 1: Kerangka Pemikiran 2.10. Hipotesis Penelitian Mengacu pada perumusan masalah dan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesa yang diajukan adalah: H 1 a : Profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Audit Delay. b : Solvabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Audit Delay. c : Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Audit Delay. d : Reputasi KAP memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Audit Delay. H 2 a : Profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Timeliness. b : Solvabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Timeliness. c : Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Timeliness. d : Reputasi KAP memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Timeliness. 20