BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Tanpa tersedianya persediaan, maka perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian di kedua belah pihak yaitu bagi perusahaan dan bagi pelanggan, karena apabila pelanggan tidak puas dengan layanan persediaan barang jadi dari perusahaan, maka pelanggan dapat pindah ke perusahaan lain. Dengan demikian keberadaan persediaan perlu diatur dengan baik, sehingga permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik, tetapi biaya yang ditimbulkan dari persediaan tersebut sekecil mungkin (Bahagia, 2006, p.7). Persediaan akan memberikan keseimbangan antara permintaan dari unit yang membutuhkan dengan pemenuhan permintaan barang. Berdasarkan hal tersebut, maka persediaan memperlancar jalannya proses operasional pada suatu perusahaan. (Rangkuti, 2007). Seiring dengan perkembangan zaman, industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat dengan pasar yang terus berkembang dan merupakan pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1799/Menkes/XII/2010 industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan tentang industri farmasi pasal 15, menyatakan bahwa industri farmasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Pembuatan obat dan/atau bahan obat 2. Pendidikan dan pelatihan 3. Penelitian dan pengembangan PT. XYZ merupakan salah satu industri farmasi yang berada di Kota Bandung yang memproduksi obat reguler dan obat generik. Hasil produksi obat dari PT. XYZ tersebut kemudian didistribusikan untuk memenuhi pesanan dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berada di Kota Bandung, dan tidak jarang PT. XYZ menerima 1
permintaan obat dari luar kota seperti Jakarta dan sekitarnya. Tidak hanya di dalam negeri, PT. XYZ juga menerima permintaan obat dari luar negeri. Untuk mendukung kegiatan produksi, PT. XYZ mempunyai beberapa gudang penyimpanan barang, yaitu gudang untuk bahan baku atau raw material, gudang untuk bahan kemas, gudang untuk work in process, dan gudang untuk produk jadi atau finished good. Salah satu masalah yang dihadapi oleh PT. XYZ adalah mengenai jumlah persediaan pada gudang bahan baku, yaitu jumlah stock bahan baku selalu lebih besar daripada jumlah permintaan bahan baku. Dan di sisi lain terdapat kebijakan dari perusahaan bahwa maksimal persediaan bahan baku di akhir periode yaitu sebesar 25% dari stock awal bahan baku. Akan tetapi untuk saat ini jumlah persediaan bahan baku di akhir periode selalu lebih besar dari kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan selalu mengalami over stock. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh jumlah permintaan bahan baku selalu berfluktuasi, sehingga mengakibatkan perusahaan dalam memesan bahan baku kepada supplier selalu dalam jumlah yang besar untuk dapat meredam fluktuasi dari permintaan bahan baku. Perusahaan saat ini mengalami kesulitan dalam menentukan jumlah persediaan bahan baku yang tersedia di gudang bahan baku, khususnya dalam menentukan safety stock dari setiap bahan baku. Selama ini, dalam menentukan pengendalian bahan baku, perusahaan belum dapat menentukan secara pasti safety stock yang harus disediakan. Perusahaan juga belum dapat menentukan berapa jumlah bahan baku yang dipesan dan waktu pemesanan bahan baku yang optimal, sehingga mengharuskan perusahaan melakukan pemesanan ulang apabila terjadi stock out bahan baku di gudang. Hal tersebut mengakibatkan persediaan bahan baku menjadi tidak terkontrol. Pada Gambar I.1 memperlihatkan kondisi saat ini pada PT. XYZ, dimana stock dari bahan baku selalu lebih besar dari permintaan bahan baku itu sendiri. Hal tersebut mengakibatkan jumlah persediaan bahan baku yang di simpan dalam gudang ikut dalam jumlah yang besar pula. 2
Inventory (kg) 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 Januari Februar i Stock vs Permintaan Maret April Mei Juni Juli Agustus Septem ber Stock 45128.4840696.8542646.2146427.4957301.5548438.6438572.1343558.1348019.72 Permintaan 17128.9512353.8612486.6219516.1219207.1534874.7421666.2326347.61 20725.1 Stock Permintaan Gambar I. 1 Perbandingan Stock dengan Permintaan Kebijakan Persediaan Perusahaan 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 Kebijakan Persediaan Perusahaan Persediaan Eksisting Gambar I. 2 Kebijakan Persediaan Perusahaan Berdasarkan Gambar I.2 menunjukkan bahwa jumlah persediaan bahan baku selalu melebihi batas persediaan bahan baku yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 25%. Dilihat dari permasalahan yang diperlihatkan pada Gambar I.1 dan Gambar I.2, dimana kondisi tersebut memperlihatkan bahwa terjadi kelebihan bahan baku atau over stock. Tabel I. 1 Persentase Over Stock Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep 3
Persentase Overstock 62% 70% 71% 58% 67% 28% 44% 40% 57% Tabel I.1 menunjukkan persentase over stock dari bahan baku pada setiap periode, dapat dilihat bahwa persediaan bahan baku selalu lebih besar dari kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata jumlah persediaan bahan baku yang ada di gudang hampir mencapai 55% dapat dilihat pada Gambar I.3, angka tersebut menunjukkan bahwa persediaan bahan baku yang ada di gudang sangat tinggi apabila dibandingkan dengan tingkat permintaan bahan baku itu sendiri yang hanya mencapai 45% dari total stock awal bahan baku. Persentase Rata-rata Permintaan 45% 55% Persentase Persediaan Persentase Permintaan Gambar I. 3 Persentase Rata-rata Permintaan Bahan Baku Kondisi kelebihan bahan baku tersebut dapat merugikan perusahaan karena semakin banyak persediaan maka semakin banyak juga biaya simpan, sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan persediaan untuk dapat mengatasi permasalahan over stock yang dialami oleh perusahaan agar persediaan bahan baku dapat terkontrol dengan baik, sehingga dapat meminimasi biaya persediaan. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan kebijakan persediaan akan membantu PT. XYZ dalam menentukan kebijakan persediaan bahan baku. 4
I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kebijakan persediaan bahan baku untuk meminimasi total biaya persediaan pada PT. XYZ dengan menggunakan metode Continous Review (s, S) dan Continous Review (s, Q). I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kebijakan persediaan bahan baku untuk meminimasi total biaya persediaan pada PT. XYZ dengan menggunakan metode Continous Review (s, S) dan Continous Review (s, Q). I.4 Batasan Penelitian Berdasarkan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka agar lebih fokus, ruang lingkup dan batasan analisis untuk penelitian ini meliputi : 1. Data yang digunakan dalam penelitian yaitu laporan penggunaan bahan baku selama sembilan bulan, yaitu bulan Januari 2015 September 2015. 2. Pengolahan data tidak memperhatikan kenaikan harga bahan baku dan inflasi. 3. Pengolahan data tidak mempertimbangkan minimum order quantity (MOQ). 4. Pengolahan data tidak mempertimbangkan penguapan bahan baku. 5. Pengolahan data tidak memperhatikan masa kadaluarsa. 6. Penelitian ini hanya sebagai usulan tidak sampai pada tahap implementasi. I.5 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Akademik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pola pikir serta penerapan ilmu kebijakan persediaan. 2. Kegunaan Praktis Diharapkan penelitian ini berguna untuk memberikan manfaat bagi PT. XYZ, khususnya menegnai kebijakan persediaan I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika sebagai berikut : Bab I PENDAHULUAN 5
Bab II Bab III Bab IV Bab V Pada bab pendahuluan ini berisi uraian penelitian, yaitu: latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, serta juga membahas hasil penelitian terdahulu. Pada bab ini akan membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan penjelasan kontribusi. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci, yang meliputi : tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisis data, serta kesimpulan dan saran. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab pengumpulan dan pengolahan data akan dijelaskan mengenai data yang dibutuhkan untuk penelitian yang akan digunakan dan diolah untuk mennetukan kebijakan persediaan pada PT. XYZ. Pengolahan data yang akan dilakukan yaitu mengklasifikasikan bahan baku. Kemudian menentukan kebijakan persediaan bahan baku, yang terdiri dari penentuan jumlah lot pemesanan bahan baku setiap kali melakukan pemesanan, menentukan titik pemesanan ulang, menentukan cadangan pengaman, serta menentukan total biaya persediaan. ANALISIS Pada bab analisis akan dijelaskan analisis mengenai hasil dari pengolahan data. Analisis yang dilakukan yaitu dengan membandingkan total biaya persediaan antara kondisi eksisting dengan kondisi usulan menggunakan metode Contunuous Review (s,s) dan metode Continuous Review (s,q). Pada bab analisis ini dilakukan juga analisis sensitivitas, yaitu untuk mengetahui signifikansi perubahan total biaya persediaan apabila mengubah parameter. 6
Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab kesimpulan dan saran akan membahas hasil yang telah didapat dari pengolahan data. Serta memberikan saran untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya 7