BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG BUAH LONTAR (Borassus flabellifer Linn.) SEBAGAI ABSORBEN LIMBAH BATIK KAYU

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

Rini Pujiarti dan J.P. Gentur Sutapa. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

Sifat Fisika - Kimia Briket Arang dari Limbah Serbuk Gergajian Acacia mangium Willd

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuhan yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan, sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Struktur. Identifikasi Gugus Fungsi pada Serbuk Gergaji Kayu Campuran

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat penting kedua untuk hidup setelah oksigen. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Biomassa adalah segala material yang berasal dari tumbuhan atau hewan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA MUDA (CocosNucifera) SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET ARANG. Oleh: NICO PRADANA NIM.

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia memerlukan air, seperti

BAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

Oleh/By: Djeni Hendra ABSTRACT. This topic pertains to the experiment results of activated charcoal manufacture

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI {Manufacturing of activated charcoal from teakwood sawdust) 0\chlBy

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jenis akasia (Acacia mangium Willd) yang sebagian besar berasal dari areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu gergajian selain untuk pulp dan kertas. Pada tahun 2012, di Kapubaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 12.500 m 3 kayu akasia dari HTI PT. Inhutani III Tanah Laut telah dimanfaatkan sebagai kayu gergajian oleh beberapa industri kayu gergajian di wilayah tersebut (BPPHP, 2012). Rendemen rata-rata kayu gergajian dengan bahan baku kayu bulat dari hutan tanaman berkisar antara 40-50% (Kemenhut, 2013) dan sisanya adalah limbah. Tiga puluh persen dari limbah tersebut atau 15% dari total bahan baku adalah berupa serbuk gergaji (Sudrajat dan Pari, 2011), sehingga dari 12.500 m 3 kayu akasia diperkirakan akan diperoleh 5.000-6.250 m 3 kayu gergajian dengan limbah serbuk gergaji akasia (SGA) sebesar 1.500-1.875 m 3. Limbah yang berbentuk serbuk gergajian tersebut belum dimanfaatkan secara optimal hanya untuk bahan bakar boiler, bahan bakar industri batu bata atau hanya dibakar sehingga menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Melihat dari kondisi tersebut dan sejalan dengan kebijakan yang diterapkan kementerian kehutanan, penanganan limbah SGA yang jumlahnya cukup besar sangat penting yaitu dengan mengolahnya menjadi suatu produk yang memiliki nilai dan bermanfaat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pembuatan arang aktif. Limbah SGA sangat potensial sebagai bahan baku arang aktif karena mudah didapat, 1

2 jumlahnya melimpah, dan biayanya murah baik dari segi bahan baku maupun ongkos angkut. Pemanfaatan serbuk gergaji kayu sebagai bahan baku pada pembuatan arang aktif merupakan salah satu alternatif yang dapat ditawarkan untuk mengurangi volume limbah (Hendra, 2008). Selain itu menurut Sudrajat dan Pari (2011) keuntungan dari penggunaan serbuk gergajian kayu sebagai bahan baku arang aktif adalah tidak memerlukan proses penghancuran pada saat proses aktivasi arang aktif, sehingga memperkecil biaya produksi. Bansal dkk. (1988) menyatakan bahwa semua bahan yang mengandung karbon cukup tinggi dapat diubah menjadi arang aktif, tetapi hasil akhirnya akan bervariasi tergantung pada bahan baku, zat pengaktif, dan kondisi proses aktivasi. Kondisi proses aktivasi yang menentukan kualitas akhir arang aktif adalah suhu dan lama waktu. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pemanfaatan SGA sebagai bahan baku arang aktif yang diaktivasi dengan cara kombinasi oksidasi gas dan kimia mampu memenuhi persyaratan SNI 06-3370-1995 dengan kadar air 4,33%, kadar abu 8,17%, kadar volatil 5,88%, kadar karbon terikat 83,77%, daya serap iodium 960,2 mg/g, daya serap benzena 14,59%, dan daya serap metilen biru 135,00 mg/g (Pari dkk., 2006). Suhu dan lama waktu karbonisasi yang dilakukan pada penelitian tersebut adalah 500 C selama 5 jam. Bansal dkk. (1988) menyatakan bahwa proses karbonisasi hampir sempurna pada suhu sekitar 400-600 C dengan kandungan karbon mencapai 80%. Tang dan Bacon 1964 menyebutkan bahwa karbonisasi pada suhu 280-400 C mengakibatkan terjadinya proses dehidrasi, dekarbonilasi dan

3 dekarboksilasi yang menghasilkan terbentuknya struktur aromatik yang dominan dengan sejumlah tar dan H2O. Penggunaan suhu karbonisasi yang lebih rendah dan waktu karbonisasi yang lebih singkat akan menurunkan konsumsi energi yang digunakan sehingga menjadi lebih ekonomis, namun perlu juga dipertimbangkan pengaruhnya terhadap kualitas arang aktif yang dihasilkan. Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan penelitian pembuatan arang aktif SGA menggunakan suhu karbonisasi 400 C dengan variasi waktu 3, 4, dan 5 jam. Penggunaan oksidasi gas dan bahan kimia H 3 PO 4 pada proses aktivasi dalam penelitian Pari dkk. (2006) mampu menghasilkan arang aktif SGA dengan kualitas terbaik. Namun disisi lain terdapat beberapa kelemahan dari proses tersebut yaitu, teknologi atau peralatan yang digunakan cukup rumit dan dampak dari penggunaan bahan kimia dimungkinkan dapat menimbulkan masalah terhadap pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk menghindari dan mengurangi dampak tersebut, perlakuan aktivasi dalam penelitian ini dilakukan dengan aktivasi fisik saja menggunakan panas (thermal), hal ini dilakukan karena selain lebih ramah lingkungan juga diharapkan arang aktif yang nantinya akan dicoba digunakan sebagai peningkatan kualitas air bersih tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Menurut Irawati dan Sutapa (2004) proses aktivasi fisik dipilih untuk memperkecil prosentase tercampurnya bahan kimia lain pada larutan uji. Beberapa penelitian yang menggunakan panas saja pada proses aktivasi antara lain menunjukkan bahwa perlakuan suhu aktivasi 900 C dengan waktu aktivasi 90 menit merupakan kondisi optimal untuk menghasilkan arang aktif ampas tebu (Sujarwo, 2007) sedangkan penelitian Irawan (2013) menunjukkan bahwa

4 kondisi optimal untuk menghasilkan arang aktif campuran serbuk gergaji sengon dan limbah tongkol jagung adalah pada suhu aktivasi 800 C selama 90 menit. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, proses aktivasi arang aktif SGA yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan aktivasi panas dengan variasi suhu 700, 800, dan 900 C dengan variasi lama waktu aktivasi 30, 60, dan 90 menit. Dari hasil penelitian diharapkan diketahui pengaruh variasi suhu dan waktu aktivasi terhadap kualitas dan struktur kimia arang aktif SGA serta kondisi yang optimal untuk menghasilkan arang aktif SGA yang berkualitas. Arang aktif yang dihasilkan dengan kualitas terbaik dalam penelitian ini selanjutnya akan diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas air yang berasal dari air sungai yang keruh, berwarna, dan memiliki kandungan logam yang cukup tinggi. Kondisi air sungai yang demikian ditemui pada sungai yang melewati Kecamatan Gambut dan Aluh Aluh, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai ini memiliki arti sangat penting bagi masyarakat disana, baik sebagai sarana transportasi, juga untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci, buang air, dan sebagai sumber air minum. Hasil penelitian Susanto dkk. (2009), menunjukkan bahwa pengukuran beberapa parameter kimia pada sungai yang melewati Kecamatan Gambut dan Aluh Aluh menunjukkan nilai yang melebihi batas mutu air bersih yaitu nilai ph berkisar antara 3,09 6,45, kadar besi (Fe) berkisar antara 0,45 8,11 mg/l dan kadar mangan (Mn) rata-rata 10,3 mg/l.

5 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengoptimalkan pemanfaatan limbah serbuk gergajian kayu akasia sebagai bahan baku arang aktif yang berkualitas 2. Mengetahui pengaruh interaksi antara waktu karbonisasi, suhu dan waktu aktivasi terhadap kualitas dan struktur kimia arang aktif serbuk gergaji akasia 3. Mengetahui efektiftas arang aktif akasia dalam meningkatkan kualitas air agar memenuhi standar baku mutu air bersih. 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah serbuk gergaji kayu akasia sebagai bahan baku pembuatan arang aktif 2. Memberikan informasi mengenai teknologi pembuatan arang aktif yang efektif dan efisien 3. Memberikan informasi tentang kemungkinan peningkatan kualitas air bersih dengan menggunakan arang aktif kualitas tertinggi yang dihasilkan dari penelitian ini 4. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dan teknologi mengenai arang aktif.