1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional Komodo memiliki kawasan darat dan perairan laut seluas 1.817 km 2, terletak diantara pulau Sumbawa di sebelah Barat, dan pulau Flores di sebelah Timur. Kawasan Taman Nasional Komodo juga merupakan Situs Warisan Dunia. Kawasan ini terdiri dari dua pulau besar; Komodo (312 km 2 ), Rinca (205 km 2 ), dan sejumlah pulau-pulau kecil. Secara umum vegetasi daratan pulau Komodo didominasi oleh padang savanna (sekitar 59%), hutan musim (38%), dan hutan berawan pegunungan (sekitar 3%). Hutan mangrove terdapat juga di sepanjang bagian Timur dan Utara pesisir pulau. Kawasan ini merupakan kawasan lindung bagi satwa dan habitat alami reptile Komodo (Varanus komodoensis), juga merupakan habitat yang relatif aman bagi Cacatua sulphurea parvula. Kakatua-kecil Jambul-kuning Cacatua sulphurea tersebar luas meliputi kawasan bioregion Wallacea termasuk Nusa Penida dan Masakambing, dan merupakan salah satu burung paruh bengkok yang terancam punah akibat perdagangan dan degradasi habitat (PHPA/LIPI/BirdLife IP, 1998). Jenis ini dikategorikan sebagai satwa kritis dan dilindungi oleh hukum di Indonesia. Terdapat empat sub spesies Kakatua-kecil Jambul-kuning; Cacatua sulphurea sulphurea, C. s. parvula, C. s. citrinocristata, dan C. s. abotti yang tersebar di kepulauan Sunda kecil, Nusa Tenggara, kecuali pulau Sumba. Seluruh subspecies mengalami penurunan
2 populasi secara tajam akibat penangkapan berlebihan untuk perdagangan yang mencapai jumlah ratusan ribu individu selama dekade terakhir ini. Selama kurun waktu 10-15 tahun, spesies ini secara umum mengalami ancaman yang besar di alam akibat penangkapan berlebihan untuk diperdagangkan dan degradasi habitat. Populasi Kakatua diketahui pernah melimpah dikawasan-kawasan sebarannya di Indonesia namum setelah periode tahun 1990-an, populasi kakatua mengalami penurunan dratis. Bahkan diketahui telah punah di beberapa lokasi (Agista dan Rubyanto, 2001). Sarang merupakan salah satu bentuk pertahanan hidup oleh burung Kakatua yaitu sebagai tempat untuk menyimpan dan melindungi telur dan juga sebagai tempat beristirahat, sebab itu adalah penting untuk melakukan penelitian terhadap distribusi sarang burung Kakatua. PHPA/LIPI/BirdLife IP (1998) melaporkan bahwa kakatua di Nusa Penida menggunakan jenis pohon kelumpang dan terletak pada ketinggian 6-10 meter dari permukaan tanah. Setiawan dkk (1996) melaporkan bahwa di Sumbawa pohon yang paling sering digunakan untuk bersarang bagi burung kakatua adalah binong Tetrameles nudiflora dengan lubang sarang pada ketinggian diatas 10 meter, pohon lain yang digunakan tempat bersarang adalah pohon beringin Ficus benyamina, kutuh Ceiba valeonni dan kelapa Cocos nucifera (PHPA/LIPI/BirdLife IP, 1998). Setiawan dkk (2001) melaporkan bahwa kakatua di pulau Masakambing meggunakan pohon kelapa Cocos nucifera, kapuk Ceiba petandra, dan api api Acicennia sp. Kakatua bersarang di pohon dekat sungai dengan membuat lubang. Ketersediaan sarang untuk kakatua-kecil jambul-kuning mungkin merupakan hal
3 yang paling kritis. Lubang sarang umumnya terdapat pada pohon besar yang tua. Namun pohon-pohon tersebut sudah banyak yang ditebang manusia, sehingga kakatua tak lagi memiliki tempat bersarang. Rusaknya hutan akibat perluasan ladang, penebangan liar, pembakaran, makin membuat populasi kakatua menipis, karena mereka makin sulit mencari makan. Di kawasan Taman Nasional Komodo Cacatua sulphurea parvula ditemukan di dua pulau besar, yaitu Komodo dan Rinca. Menurut Agista dan Rubyanto (2001) melaporkan bahwa kakatua di TNK menggunakan pohon kelumpang Sterculia foetida, lontar Borassus flobellifer dan peropa Sonneratia alba sebagai pohon untuk bersarang. Ketinggian lubang sarang pada pohon diperkirakan sekitar 10-12 meter dari permukaan tanah. Berdasarkan kondisi vegetasi di pulau komodo yang didomonasi oleh padang savana (59 %) dan hutan musim yang lebih kecil (38 %), dikawatirkan keberadaan pohon tempat bersarang burung Cacatua sulphurea parvula di kawasan ini sedikit sehingga keberlangsungan populasi burung kakatua ini tidak bisa dipertahankan. Untuk itu penelitian ini dapat memberikan informasi tentang tempat bersarang burung kakatua sehingga Balai Taman Nasional Komodo dapat mempertahankan jenis-jenis pohon bersarang burung kakatua. Lokasi penelitian dilaksanakan di kawasan Loh Sebita Pulau Komodo Taman Nasional Komodo, di kawasan ini telah diketahui bahwa populasi burung kakatua kecil jambul kuning ada dari kawasan yang lain di pulau komodo. Menurut Agista dan Rubyanto (2001) mengatakan bahwa populasi burung kakatua di Loh Sebita tahun 2000 sebesar 82 ekor. Informasi dari Balai Taman Nasional Komodo diperoleh
4 bahwa di Loh Sebita telah ditemukan beberapa sarang aktif burung kakatua, menurut Imansyah dkk, (2005) di Loh Sebita terdapat tujuh sarang aktif. Loh Sebita merupakan salah satu lokasi pos jaga dari kawasan konservasi Taman Nasional Komodo yang terletak di Pulau Komodo. Loh Sebita terletak di bagian Utara pulau Komodo, merupakan lembah yang didominasi oleh hutan gugur terbuka, savana dan memiliki rangkaian hutan mangrove di bagian utara lembah. Dengan adanya habitat tersebut burung kakatua dapat mempertahankan hidup di kawasan ini.
5 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah distribusi pohon sarang burung Kakatua-kecil jambulkuning (Cacatua sulphurea parvula) di Loh Sebita, Taman Nasional Komodo? 2. Bagaimanakah karakteristik pohon sarang burung Kakatua-kecil jambulkuning (Cacatua sulphurea parvula) di Loh Sebita, Taman Nasional Komodo? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui distribusi pohon sarang burung Kakatua-kecil jambulkuning (Cacatua sulphurea parvula) di Loh Sebita, Taman Nasional Komodo. 2. Untuk mengetahui karakteristik pohon sarang burung Kakatua keciljambul kuning (Cacatua sulphurea parvula) di Loh Sebita, Taman Nasional Komodo.
6 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran tentang jenis-jenis pohon sarang, ketinggian pohon sarang, ketinggian lubang sarang, jarak antar pohon sarang, diameter pohon sarang dan tipe vegetasi sekitar sarang, sehingga memperoleh informasi bagi Taman Nasional Komodo untuk mempertahankan spesies pohon yang dikonservasi sebagai tempat bersarang bagi burung Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea parvula).