BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

Tindakan Perawat dalam Pemenuhan Activity Dailiy Living Pada Pasien Stroke Di Rumah Skait PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal ini dikarenakan oleh perdarahan spontan pada area otak tertentu (stroke hemoragik) atau disebabkan oleh suplai darah ke otak yang tidak adekuat (stroke iskemik)(warlow et al., 2008). Stroke merupakan masalah neurologi primer di dunia yang angka kejadiannya setiap tahun meningkat sebesar 13% dan dapat menyebabkan kematian (Stein, 2009). Pada tahun 2013 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), menyebutkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebanyak 57,9%. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam riset tersebut menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan jumlah penderita stroke terbanyak (16,9%) di Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarka (Dinkes DIY) menyebutkan bahwa penyebab kematian terbanyak kedua di rumah sakit di Yogyakarta adalah stroke (Dinkes DIY, 2013). Kota Yogyakarta sendiri memiliki prevalensi stroke sebesar 26,3% dan menempati peringkat kedua di Provinsi D.I.Y (Dinkes DIY, 2014). Hal tersebut menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Yogyakarta sangat tinggi. 1

2 Tingginya angka kejadian stroke dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko stroke antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, merokok, kolesterol tinggi, dan konsumsi alkohol (Resnick, 2009 & Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Faktor risiko tersebut dapat meningkatkan angka kejadian stroke dengan cara membuat plak yang akan menyumbat pembuluh darah bahkan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak sehingga oksigenasi dan pasokan nutrisi ke otak terhambat (WHO, 2015). Terganggunya proses oksigenasi dan terhambatnya nutrisi ke otak menyebabkan hilangnya fungsi otak sehingga menimbulkan gangguan atau kecacatan fisik (Muttaqin, 2008). Kecacatan fisik yang dialami oleh pasien stroke meliputi kehilangan fungsi motorik (hemiplegia dan hemiparesis), gangguan menelan (disfagia), gangguan bicara (disartria), maupun gangguan eliminasi (Yeyen, 2013). Pasien stroke yang mengalami kecacatan fisik di Indonesia berjumlah 80 90% (Riskesdas, 2013). Hemiplegia dan hemiparesis merupakan kecacatan fisik yang paling sering terjadi pada 80% pasien stroke (Irish Heart Foundation, 2015). Hemiplegia merupakan kelumpuhan otot secara total sehingga anggota gerak tidak dapat digerakkan, sedangkan kelumpuhan dalam bentuk hemiparesis lebih ringan sehingga anggota gerak masih bisa digerakkan, sehingga dalam perawatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Indonesia sendiri penderita stroke yang mengalami disabilitas sebanyak 71,5% dan hanya ada 15% yang sembuh dari serangan stroke dan disabilitas (Khairunnisa, 2014). Disabilitas (kecacatan fisik) tersebut mengakibatkan penderita mengalami kesulitan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari sehingga pasien memerlukan bantuan dalam

3 melakukan aktivitas sehari-hari (Bogousslavsky, 2005; NIH, 2014). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anne dan Josie (2015) yang menyebutkan bahwa stroke merupakan penyebab paling umum disabilitas yang mengakibatkan banyak penderita bergantung pada orang lain untuk membantu aktivitas sehari-hari. Dampak dari gejala sisa pada pasien stroke dapat berupa penurunan kualitas hidup yang dikarenakan pasien stroke tidak mampu melakukan aktivitas seharihari atau activity daily living (ADL) yang meliputi makan, berpakaian, mandi, toileting, berhias, pengontrolan eliminasi, berpindah, dan mobilisasi secara mandiri (Center of International Rehabilitation Research Information and Exchange [CIRRIE], 2010). Keadaan ini menyebabkan pasien stroke membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien stroke dengan disabilitas memerlukan bantuan keluarga maupun perawat di rumah sakit untuk membantu ADL pasien stroke dalam jangka waktu yang cukup lama (Bogousslavsky, 2005). Didalam perawatan tersebut perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan (Smeltzer & Bare, 2012). Perawat memiliki peran penting dalam membantu ADL pasien stroke, tindakan perawat tersebut menurut Doctherman (2008) dan Irish Heart Fundation (2015) adalah mengkaji kebutuhan pasien baik secara langsung atau dengan berkomunikasi dengan keluarga maupun dengan caregiver, hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien dan merupakan salah satu poin penting untuk menentukan intervensi dan implementasi keperawatan yang tepat (National Stroke Foundation [NFS], 2010). Selain itu perawat memiliki peran

4 membantu pasien dalam beraktivitas sehari-hari dan membantu mengatur aktivitas sehari-hari pasien, serta yang ketiga memberikan dukungan dan edukasi kepada pasien maupun orang lain yang membentu merawat pasien. Apabila perawat tidak melakukan asuhan keperawatan terkait ADL kepada pasien stroke, maka dapat menghambat pemenuhan kebutuhan pasien, kemunduran kemandirian pasien, dan dapat menyebabkan depresi pada pasien stroke karena merasa tidak bisa melakukan apapun dan depresi pada orang yang membantu merawat pasien (Indriyati, 2009 ; Aadal et al, 2013). Bentuk-bentuk activity daily living (ADL) yang dapat di ajarkan oleh perawat pada pasien stroke atau keluarga adalah mandi, memakai baju, makan, eliminasi, hygene, dan mobilisasi (Wesley, 2004 dalam Syairi, 2013). Sebelum membantu dan mengajarkan ADL pada pasien, perawat perlu mengkaji ADL pasien salah satunya menggunakan Barthel Indeks untuk melihat kemandirian pasien stroke dalam melakukan ADL, kemudian perawat dapat mengevaluasi ADL pasien serta dapat menentukan intervensi keperawatan mandiri yang dapat diberikan pada klien (Bogousslavsky, 2005). Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program rehabilitasi efektif dalam meningkatkan status fungsional pasien stroke, namun masih tetap diperlukan latihan lain seperti melatih ADL agar dapat mengurangi ketergantungan pasien, jika hanya melakukan rehabilitasi medis tanpa di ikuti latihan yang lain maka pasien stroke dalam melakukan ADL akan bergantung pada caregiver, dan juga bisa memperparah disabilitasnya (Syairi, 2013). Berdasarkan Al-Qur an surat Al- Maidah (5) ayat 2 dan surat Al-Baqarah (2) ayat 148, kita dianjurkan untuk

5 berbuat kebaikan dan saling tolong menolong. Hal ini sesuai dengan peran perawat dalam membantu dan menolong pasien stroke yang mengalami disabilitas untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan mengajarkan dan membantu ADL pasien. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping dengan melakukan wawancara dengan beberapa perawat di rumah sakit menyatakan bahwa peran perawat di rumah sakit terkait ADL masih kurang maksimal, 10 perawat yang di wawancara, 7 perawat mengatakan jarang melakukan pengkajian spesifik terkait ADL pasin stroke dan penelitian yang membahas peran perawat terkait ADL juga masih sedikit. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan activites daily living (ADL) pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping sebagai rumah sakit penyedia layanan kesehatan di Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah Bagaimana pemenuhan kebutuhan activites daily living (ADL) pasien stroke oleh perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping?.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pemenuhan kebutuhan activites daily living (ADL) pasien stroke oleh perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik demografi responden b. Mengetahui karakteristik demografi perawat c. Mengetahui peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke. d. Mengetahui peran perawat dalam membantu memandirikan ADL pasien stroke e. Mengetahui peran perawat dalam mengajarkan ADL pada pasien maupun pada keluarga D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkandan meningkatkan peran perawat dalam mengkaji, mebantu, dan mengajarkan ADL pasien stroke. Serta sebagai bahan evaluasi perawat dalam menjalankan peran implementasi perawat untuk memenuhi kebutuhan activites daily living (ADL) pasien stroke. 2. Bagi Pasien Pasien dapat mengetahui tentang peran perawat yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien stroke. Sehingga diharapkan pasien

7 dapat bekerjasama dengan perawat dalam proses pemulihan kesehatan pasien sendiri. 3. Bagi Keluarga Pasien Sebagai informasi untuk membantu membatasi keluarga untuk membantu pasien dalam melakukan ADL. Bagi keluarga pasien, keluarga dapat membantu perawat untuk memonitor pasien stroke terkait pemenuhan kebutuhan ADL pasien. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini memberikan data atau informasi tentang implementasi perawat terkait pemenuhan ADL pasien stroke. Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dalam bidang keperawatan khususnya mengenai peran perawat dalam penatalaksanaan pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang gambaran peran perawat dalam pemenuhan activites daily living pasien stroke di rumah sakit belum pernah diteliti. Terdapat penelitian yang berhubungan yaitu : 1. Indriyati (2009), melakukan penelitian dengan judul Hubungan Activites Of Daily Living (ADL) Berdasarkan Indeks Barthel dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Stroke Di Bangsal Anggrek 1 Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 78 responden.

8 Analisis dan pengujian data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tinggat Activities Daily Living (ADL) berdasarkan Indeks Barthel dengan tingkat depresi pada pasien stroke di bangsal Anggrek I Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang activites daily living. Perbedaannya terdapat pada variabel penelitian dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Indriyati menggunakan dua variabel sedangkan penelitan ini menggunakan variabel tunggal. 2. Nursanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Gambaran tingkat ketergantungan Activites Of Daily Living (ADL) pada pasien stroke Hemoragik dan non Hemoragik di unit stroke RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian diambil dengan Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Raeni adalah sebanyak 7 pasien stroke Haemoragik dengan tingkat ketergantungan Activities Daily Living memerlukan bantuan maksimal, sedangkan 23 pasien stroke non Haemoragik memerlukan bantuan minimal dalam melakukan Activities Daily Living. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada waktu penelitian, tempat penelitian dan variabel yang diteliti. Persamaanya penelitian ini adalah pada pengukuran tingkat ADL pasien stroke.

9 3. Mei Dewi dan Mulyaningsih (2016) melakukan penelitian dengan judul Peran Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Stroke Di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 78 subjek. Hasil penelitiannya adalah 73,1% responden mempersepsikan peran perawat baik dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan terdapat hubungan antara peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar dengan tingkat kepuasan keluarga pasien stroke dengan nilai ň = 0.000 dan signifikan 0,05. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Mei Dewi dan Mulyaningsih dengan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan analisis univariat terkait variabel implementasi perawat dalam ADL pasien stroke. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.