Sep-10 Okt-10 Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Edisi : 10/AYAM/TKSPP/2011 Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar domestik pada bulan Oktober 2011 turun sebesar 2,1 persen dibandingkan bulan September 2011. Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan Oktober periode tahun lalu, harga daging ayam turun sebesar 8,6 persen; Harga daging ayam secara nasional cukup stabil dengan koefisien keragaman harga bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Oktober 2011 sebesar 4,8 persen. Disparitas harga daging ayam antar wilayah pada bulan Oktober 2011 cukup tinggi dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 15 persen. Harga telur ayam di pasar domestik pada bulan Oktober 2011 turun sebesar 5 persen dibandingkan bulan September 2011. Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan Oktober periode tahun lalu, kenaikan harga telur ayam mencapai 4,5 persen; Harga telur ayam secara nasional relatif stabil dengan koefisien keragaman harga bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Oktober 2011 sebesar 5,2 persen; Disparitas harga telur ayam antar wilayah pada bulan Oktober 2011 cukup tinggi dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 15,2 persen. Gambar 1. Perkembangan Harga Daging dan Telur Ayam 30.000 25.000 Tabel 1. Perkembangan Harga Daging Ayam () KOTA 2010 2011 Perubahan Oktober Okt Sept Okt Ayam Broiler Thd Okt 2010 Thd Sept 2011 20.000 15.000 Harga Daging ayam M e d a n 24.600 19.550 20.238-17,73 3,52 Jakarta 28.060 27.159 26.746-4,68-1,52 Bandung 28.250 23.490 23.429-17,07-0,26 10.000 5.000 Harga Telur Ayam Semarang 26.164 23.605 23.876-8,74 1,15 Yogyakarta 25.860 24.092 23.917-7,51-0,73 Surabaya 25.077 21.350 21.560-14,02 0,98 Denpasar 27.400 24.400 23.429-14,49-3,98 Sumber: BPS dan Disperindag 2000-2011 (diolah) Makassar 22.900 21.150 18.071-21,09-14,56 Rata-rata Nasional 27.307 25.488 24.963-8,58-2,06 Sumber: BPS dan Disperindag 2000-2011 (diolah) 1
Perkembangan Harga di Pasar Domestik Harga rata-rata daging ayam broiler di 33 kota pada Oktober 2011 turun sebesar 8,6 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2010 yakni dari harga sebesar Rp.27.307,-/kg menjadi Rp.24.963,-/kg. Sedangkan jika dibandingkan dengan September 2010, terjadi penurunan harga sebesar 2,1 persen. Beberapa penyebab turunnya harga daging ayam adalah karena banjirnya pasokan ayam dan produksi bibit ayam /day old chick (DOC). Diprediksi harga akan terus turun hingga beberapa bulan ke depan dikarenakan pola produksi yang belum tertata. Harga daging ayam akan semakin merosot dikarenakan masih rendahnya penyerapan daging ayam oleh industri hilir pengolahan. Industri pengolahan baru menyerap 20% dari produksi nasional, sementara 80% masih dikonsumsi langsung. Industri hilir di Indonesia masih belum berkembang sehingga belum bisa memaksimalkan potensi nilai tambah daging ayam. Secara rata-rata nasional, fluktuasi harga daging ayam relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga bulanan untuk periode bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Oktober 2011 sebesar 4,8 persen. Hal ini berarti perubahan rata-rata harga bulanan adalah sebesar 4,8 persen. Jika dilihat per kota, fluktuasi harga berbeda antar wilayah. Kota Kupang, Palu, dan Manokwari adalah kota-kota yang perkembangan harganya sangat stabil dengan koefisien keragaman di bawah 5 persen yaitu sebesar 2,7; 2,7; dan 3 persen. Di sisi lain, kota Jambi, Bengkulu, Ambon dan Jayapura adalah beberapa kota dengan harga paling bergejolak dengan koefisien keragaman harga lebih dari 9 persen yakni masing-masing sebesar 12,6; 13,5; 13,7; dan 18 persen (IKU koefisien keragaman Kementerian Perdagangan 5-9). Tabel 2. Perkembangan Harga Telur Ayam () KOTA 2010 2011 Perubahan Oktober Okt Sept Okt Thd Okt 2010 Thd Sept 2011 Telur Ayam Ras M e d a n 13.600 16.180 16.200 19,12 0,12 Jakarta 13.945 15.650 14.829 6,34-5,25 Bandung 13.563 14.580 13.357-1,51-8,39 Semarang 12.746 13.487 12.624-0,96-6,40 Yogyakarta 12.795 13.406 12.954 1,24-3,37 Surabaya 12.790 13.351 12.410-2,97-7,05 Denpasar 16.000 17.000 16.000 0,00-5,88 Makassar 13.000 15.450 14.690 13,00-4,92 Rata-rata Nasional 15.954 17.563 16.673 4,51-5,07 Sumber: BPS dan Disperindag 2000-2011 2
Harga rata-rata telur ayam di 33 kota pada Oktober 2011 naik sebesar 4,5 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2010 yakni dari harga sebesar Rp.15.954,-/kg menjadi Rp.16.673,-/kg. Sedangkan jika dibandingkan dengan September 2010, terjadi penurunan harga sebesar 5,1 persen. Melemahnya harga telur ayam dipengaruhi oleh masuknya produksi telur asal peternak dari Malaysia. Setidaknya ada sekitar 100 ton telur yang di import secara ilegal setiap minggunya ke wilayah Batam, kepulauan Riau. Rata-rata nasional harga telur ayam relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga bulanan untuk periode bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Oktober 2011 sebesar 5,2 persen. Hal ini berarti perubahan rata-rata harga bulanan adalah sebesar 5,2 persen. Jika dilihat per kota, fluktuasi harga berbeda antar wilayah. Kota Kupang, Banjarmasin dan Bangka Belitung adalah kota yang perkembangan harganya cukup stabil dengan koefisien keragaman sebesar 3; 3,6; dan 3,3 persen. Di sisi lain, kota Pontianak, Palu dan Gorontalo merupakan beberapa kota dengan harga yang cukup bergejolak dengan koefisien keragaman harga lebih dari 9 persen yaitu masing-masing sebesar 11,5; 13,1; dan 11,5 persen (IKU koefisien keragaman Kementerian Perdagangan 5-9). 30000 27500 Gambar 2. Perkembangan Harga Daging Ayam 25000 22500 20000 17500 15000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 2008 2009 2010 2011 Sumber: BPS dan Disperindag 3
Dinamika Pasar Domestik Tren penurunan harga telur sudah terjadi sejak bulan Juli lalu. Harga telur per Oktober merupakan titik yang paling rendah selama tiga bulan terakhir. Jika mengacu pada data Pusat Informasi Pasar Unggas (Pinsar), harga telur ayam dari peternak juga mengalami penurunan. Tercatat harga rata-rata dari peternak Rp 12.000 per kg atau turun dibanding harga pekan terakhir September lalu sebesar Rp 13.500 per kg. Menurut Kepala Bidang Usaha Pinsar Unggas Nasional, telur ayam sedang memasuki siklus penurunan harga. Produksi yang melimpah, tetapi tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat menyebabkan harga telur di pasaran menjadi turun. Kapasitas yang berlebih ini diakibatkan karena peternak menambah volume produksi. Para peternak tergiur dengan harga jual yang mencapai Rp 15.000-Rp 16.000 per kg di tingkat peternak pada pertengahan tahun ini. Sementara saat pasokan melimpah, permintaan masyarakat tidak berubah. (Sumber: kontan online) Terkait perdagangan daging ayam di pasar domestik, kondisi sekarang sudah diprediksi akan terjadi pasokan berlebih. Namun, yang sebetulnya terjadi adalah permintaan yang kurang. Hal ini dikarenakan rata-rata konsumsi ayam & telur di Indonesia masih amat rendah. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian(P2HP Kemtan) mengatakan bahwa pemerintah masih harus membenahi tata produksi dan tata niaga unggas. Dikatakan pula bahwa dalam jangka pendek, pemerintah perlu memberikan bantuan dana kepada gabungan kelompok tani (gapoktan). Namun, kebijakan bantuan dana tersebut baru berlaku dalam skala kecil karena keterbatasan anggaran Kementerian Pertanian. Dalam jangka panjang, pemerintah ingin mendorong para peternak agar lebih berorientasi bisnis. Untuk itu, peternak perlu meningkatkan efisiensi usaha mereka. Misalnya dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku pakan, suplemen dan impor induk untuk bibit ayam. Dengan menekan biaya produksi, maka para peternak ayam ini bisa meningkatkan daya saing mereka. Dinamika Pasar Internasional Kenaikan harga daging ayam masih terjadi di pasar internasional. Kenaikan harga daging ayam pada bulan Oktober sebesar 0,02 persen yakni dari harga sebesar US$ cent 88,98 per pound menjadi US$ cent 89 per pound (sumber: Whole bird spot price, Georgia docks). Kenaikan harga daging ayam ini masih jauh lebih rendah jika dibandingkan kenaikan harga daging ayam beberapa bulan yang lalu. 4
Sep-10 Okt-10 Nop-10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 30.000 25.000 20.000 15.000 Gambar 3. Perkembangan Harga Internasional Daging Ayam Harga Domestik US$ cent/pound 90 89 88 87 86 85 Harga Internasional 84 10.000 83 Sumber: USDA Market News (Whole bird spot price, Georgia docks) Terkait perdagangan daging ayam di pasar internasional, dilaporkan bahwa Uni Eropa memasok jenis daging mechanically deboned meat (MDM) sangat sedikit. Selama ini Ukraina melihat segmen untuk jenis MDM kurang menarik, tetapi nampaknya Ukraina telah merubah kebijakannya dengan mulai melakukan ekspor daging jenis MDM ini. Sementara, industri unggas Ukraina masih terkonsentrasi di 3 (tiga) produsen utama yang menguasai pangsa pasar sebesar 72-75 persen. Produsen utama daging ayam Ukraina juga mulai melakukan ekspansi pasar ekspor sejak tiga hingga empat tahun terakhir dimana pasar utamanya adalah Kazakhtan, Moldova, Vietnam dan Hongkong. Sementara ekspor Ukraina ke Rusia masih sangat terbatas meskipun di antara kedua negara tersebut telah terjalin FTA. Hal ini dikarenakan kurangnya fasilitpas yang disetujui oleh Rusia atas ekspor Ukraina. 5