KEPERCAYAAN VERSUS PENGETAHUAN

dokumen-dokumen yang mirip
TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN

PRANATA KEISLAMAN Oleh Nurcholish Madjid

TANGGUNG JAWAB SOSIAL MAHASISWA

PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1950 TENTANG TATA-CARA PERUBAHAN SUSUNAN KENEGARAAN DARI WILAYAH REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

KEDUDUKAN AGAMA DALAM MASYARAKAT INDUSTRIAL

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA

SEKULARISASI DITINJAU KEMBALI 1

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

PERMASALAHAN UMUM YANG DIHADAPI PESANTREN

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

PERMASALAHAN UMUM YANG DIHADAPI PESANTREN

MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

DALAM PERUBAHAN GLOBAL

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

PERSPEKTIF PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

APATISME PEMBICARAAN NEGARA ISLAM 1

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep negara

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Jodoh dan pernikahan yang sempurna

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

ISLAM DAN DEMOKRASI. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 13Fakultas.

PLURALISME DAN TOLERANSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan antara jumlah luas tanah

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

NIM /2007 : K

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. ISLAM DAN ISU-ISU KONTEMPORER Oleh E.S

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

HARAPAN IBN KHALDUN Oleh Nurcholish Madjid

POLITICS DAN POLITICKING Oleh Nurcholish Madjid

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

BAB IV A. PENGANTAR. 1 Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 43 2 Ibid, 44

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

HUBUNGAN MINAT MEMBACA KOMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

PELAKSANAAN PANCASILA DAN DEMOKRASI UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

SEKOLAH AGAMA Oleh Nurcholish Madjid

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Misiologi David Bosch

Menjadi Oposisi Itu. Oleh Nurcholish Madjid

Kualitas Komunikasi Interpersonal Atasan Bawahan di PT Kuala Pelabuhan Indonesia. Oleh: Praycy Yohana Wantah. Gregoria Arum Yudarwati

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th

P U T U S A N 37/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!?

Merumuskan Masalah Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

Niken Kartikasari F

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Hubungan Sains dan Agama

IDENTITAS NASIONAL dan tantangan era Globalisasi. Oleh : Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si.

PERANAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN MODERN

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

Transkripsi:

KEPERCAYAAN VERSUS PENGETAHUAN Oleh Nurcholish Madjid Perlunya Penelitian atas Agama Sekalipun sebenarnya sudah merupakan kesepakatan umum, barang kali ada baiknya memulai pembahasan mengenai penelitian atas agama dengan sedikit menyinggung perlunya penelitian atas agama di Indonesia sekarang ini. Pada waktu yang lalu pernah terkenal sebuah ungkapan yang berbunyi agama adalah unsur mutlak dalam nation building. Dan sekarang, hampir merupakan suatu dalil yang diterima umum bahwa pembangunan yang kita laksanakan adalah suatu pembangunan yang menyeluruh atau suatu pembangunan manusia seutuhnya. Umumnya, orang berpendapat bahwa yang tersirat di balik ada gium itu ialah suatu kehendak (sekurang-kurangnya secara nega tif) agar pembangunan tidak menghasilkan sesuatu yang ber sifat material saja tetapi juga (secara positif) hendaknya mencakup pembangunan spiritual. Dapat dipastikan bahwa yang dimaksudkan dengan spiritual ialah terutama agama. Jika memang agama merupakan suatu dimensi pembangunan yang mengimbangi dimensi lainnya (material), secara ilmu berhitung biasa dia memiliki harga yang sama dengan lainnya. Jika dalil dan adagium itu sungguh-sungguh hendak diwujudkan, sangat diperlukan keterangan-keterangan yang dapat dipercaya mengenai agama itu, yang akan dapat dijadikan landasan, atau sekurangkurangnya bahan dalam pembangunannya. 1

NURCHOLISH MADJID Ditinjau dari segi kepentingan ilmu, penelitian atas agama di Indonesia juga, sudah cukup penting dan menarik. Indonesia mirip dengan Prancis atau Amerika Serikat, dalam hal bahwa di negaranegara tersebut terdapat suatu agama golongan mayoritas, tetapi memiliki sikap toleran yang besar terhadap agama-agama lainnya. Indonesia juga mirip dengan negeri Belanda, misalnya, dalam hal bahwa pengelompokan lebih kuat mengikuti jalur-jalur pengikutan agama tertentu. Persoalan-persoalan tersebut rasanya sudah cukup mendukung alasan tentang menariknya penelitian tentang agama di Indonesia. Tetapi kenyataannya, penelitian atas agama di sini walau masih baru permulaan memiliki segi-segi kesulitan tersendiri. Maksud utama di sini ialah mencoba mencari salah satu segi yang membuat penelitian atas agama mengalami kesulitan dan penuh persoalan. Yang hendak ditinjau secara khusus ialah bentukbentuk hubungan antara agama dan ilmu-ilmu sosial, terutama potensi pertentangannya. Kepercayaan versus Pengetahuan Penggunaan kata versus di sini hanyalah sekadar mencari kemudahan pemilihan kata. Maka tidak dikehendaki penafsiran langsung atas arti pertentangan. Kepercayaan tak selalu bertentangan dengan ilmu pengetahuan, begitulah klaim dari banyak sekali tokoh agama, dan hal ini didukung oleh banyak sekali bukti. Mungkin kepercayaan berbeda dengan ilmu pengetahuan dalam memandang suatu masalah, tidak bertentangan atau antagonis. Dalam keadaan demikian, dapat diharapkan, suatu saat, antara keduanya akan terjadi pertemuan dan persesuaian. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sejarah umat manusia, antara lain, memuat bukti-bukti bahwa hubungan antara kepercayaan, atau agama, dan ilmu pengetahuan, tidak selalu harmonis. Antagonisme antara keduanya, sebagaimana diwakili oleh masing- 2

masing pendukungnya, sempat memengaruhi kehidupan orang banyak dalam jangka waktu yang cukup lama. Mula-mula tampaknya pertentangan itu mengenai semua cabang ilmu pengetahuan: alam maupun sosial. Tetapi saat ini, rasanya sudah amat jarang terdengar bahwa agama atau kepercayaan menentang suatu perkembangan ilmu pengetahuan alam. Walaupun begitu, penentangan oleh agama atau kepercayaan terhadap perkem bangan ilmu sosial masih dirasakan sebagai sesuatu yang ber langsung. Kiranya hal itu tidak perlu mengherankan. Sebab, pertentangan atau perbedaan itu berakar dalam pertentangan dan perbedaan antara etika-etika masing-masing: agama dan keper cayaan menuntut adanya sikap menerima dengan teguh, tanpa ragu dan kepastian, tentang hasil kesudahan; sedangkan ilmu justru dilandaskan kepada skeptisisme dan sikap tidak berkepentingan (disinterestedness) akan hasil kesudahan suatu kegiatan ilmiah, selain nilai ilmiah itu sendiri. Lebih tidak mengherankan lagi ialah adanya pertentangan itu. Sebab pada sesama ilmu pengetahuan sosial saja, yang berlandaskan etika yang sama, pertentangan sering merupakan sesuatu yang tidak mudah dihindari. Pada zaman modern ini, pertentangan ideologi yang paling banyak memengaruhi kehidupan manusia bukanlah antara yang agama dan yang duniawi (sekular), tetapi justru antara yang sama-sama sekular (kapitalisme lawan komunisme). Tetapi mungkin, yang lebih menentukan adanya pertentangan antara agama dan ilmu sosial ialah rivalitas antara keduanya dalam menerangkan keadaan atau kenyataan. Dilihat dari sudut pandang yang lebih empiris, menurut Roland Robertson, pada keseluruhannya, sistem-sistem kepercayaan adalah percobaan fundamental untuk menemukan weltanschaung yang cocok. Dikatakan selanjutnya, bahwa dua hal tentang persaingan antara ilmu sosial dan agama merupakan akibat dari kenyataan di atas. Pertama, ilmu sosial berdiri sebagai saingan (rival) terhadap pandangan keagamaan, melalui kenyataan bahwa ia sungguh-sungguh mencoba menerangkan kenyataan-kenyataan. Kedua, banyak 3

NURCHOLISH MADJID ilmu sosial memberikan perhatian kepada pembentukan paradigmaparadigma dan pandangan-pandangan, biasanya atas dasar bahwa perangkat tertentu persoalan-persoalan empiris yang dipertanyakan belum bisa diatasi dengan menggunakan ukuran-ukuran penjelas yang tegas. Jadi, persaingan terjadi dengan mengambil dua bentuk yang saling berhubungan dekat. Dalam hal pertama, ilmu sosial, dalam satu segi, mengaku atau mengklaim lebih untuk dirinya daripada agama atau ilmu agama. Dalam hal kedua, ilmu sosial menyediakan dirinya sebagai suatu pilihan tersendiri tentang weltanschaung. 1 Mungkin hal tersebut dapat ikut menjelaskan, mengapa sampai saat ini penelitian tentang agama masih mengalami jalan yang seret, bahkan tidak jarang terdengar suara-suara yang agak sumbang atau tidak setuju. Jalan Keluar? Kita biasa mengatakan bahwa persoalan agama adalah peka. Tetapi lebih daripada peka, penelitian agama adalah rumit. Kerumitan itu antara lain dicoba dijelaskan sepintas lalu tadi. Maka dari itu, mengemukakan jalan keluar dalam hal yang peka lagi rumit ini, akan selalu merupakan percobaan yang bersifat sementara, dengan kesediaan menerima hasil yang kurang memuaskan. Jadi, dengan sendirinya jalan keluar yang hendak dikeluarkan di sini sangat bersifat sementara, dan coba-coba (tentative) sifatnya. Mengingat adanya potensi persaingan antara agama dan ilmu sosial yang akan menjadi alat untuk meneliti agama itu, maka jalan keluar yang segera terbayang dalam pikiran ialah bagaimana menemukan jalan tengah antara atau gabungan dari keduanya. 1 RoLand Robertson, The Sociological Interpretation of Religion (New York: 1972). 4

Dalam kenyataannya, hal itu berarti pertaruhan dalam pribadipribadi para peneliti agama. Mungkin pribadi-pribadi itu ialah tenaga-tenaga yang, karena berbagai hal, mempunyai kemungkinan lebih baik daripada yang lainnya dalam memahami segi-segi keimanan suatu agama, sebagaimana dipeluk masyarakat, tetapi sekaligus juga memiliki keterampilan meneliti, dalam arti sanggup melihat dan menilai kenyataan-kenyataan, tanpa perlu memiliki kepentingan atau interest di dalamnya. Betapapun sulitnya menemukan tenaga serupa itu, kiranya bukanlah suatu hal yang mustahil. Malahan barangkali pihak-pihak yang berwenang, yakin lembaga-lembaga ilmiah, dapat dengan sengaja menciptakan tenagatenaga serupa itu, misalnya melalui latihan-latihan teratur. Sebab, pilihan lain akan barangkali mengecewakan: penelitian agama oleh seorang agamawan saja, hanya akan menghasilkan teologi, se dangkan pekerjaan itu, oleh ilmuwan saja, mungkin akan terbatas hanya kepada kenyataan-kenyataan yang bisa diukur. Lebih-lebih jika telah disepakati bahwa makna adalah suatu kenyataan dalam hidup manusia, maka jenis penelitian luaran seperti itu, tentu akan sangat kekurangan kegunaan. [ ] 5