MODEL PENDAMPINGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI AKADEMIK DI SD NEGERI MEDAN SUNGGAL

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Saran atau masukan untuk penyempurnaan Buku IS Akademik yang akan datang sangat dihargai. ..., 29 November 2006 Penyusun APSI PUSAT

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN SD

GD 522 METODE PENELITIAN PENDIDIKAN SD: S1, 3 SKS, SM 7

LAPORAN PPM PELATIHAN SUPERVISI KLINIS BAGI KEPALA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian di MTs Negeri Mranggen tepatnya dijalan karangboyo. Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan (action research) yang bertujuan untuk memecahkan problematika

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu)

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PEMISAHAN CAMPURAN DENGAN METODE SUBLIMASI MELALUI EKSPERIMEN SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN. HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 2 BUGISAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI INDONESIA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 JATIKUWUNG KECAMATAN

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 018

BAB III METODE PENELITIAN

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENINGKATAN KOMPETENSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU BAHASA JEPANG SMA/SMK SE-KOTA SEMARANG

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. inimerupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

Transkripsi:

MODEL PENDAMPINGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI AKADEMIK DI SD NEGERI 060915 MEDAN SUNGGAL Zulkifli Dalimunthe i Abstrak Model pendampingan yang dilakukan pengawas bersamasama kepala sekolah dalam supervisi akademik dilakukan secara terus menerus secara interaksi edukatif, komunikasi yang positif sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah. Pendampingan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan disain PTK model siklus oleh Kemmis & Taggart. Pada setiap siklus ada empat komponen kegiatan yang dilakukan rencana, tindakan, pemantau, refleksi dan evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I ternyata pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum masuk kategori baik. Siklus II dan siklus III, kepala sekolah dilatih melakukan supervisi akademik dengan metode pendampingan. Hasil menunjukkan bahwa model pendampingan dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik. Kata kunci: Model pendampingan, kepala sekolah, supervisi akademik. A. PENDAHULUAN Supervisi merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ini dapat dilihat pada program semester dan tahunan kepala sekolah, Namun kenyataan hampir 80% kepala sekolah belum merealisasikan fungsi supervisi akademik. Beberapa gejala yang dapat dilihat oleh pengawas sekolah antara lain: kepala sekolah tidak dapat menunjukkan bukti fisik pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah enggan melakukan supervisi Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai pengawas SD wilayah kecamatan Medan Sunggal selama 12 tahun ditemukan bahwa banyak kepala sekolah yang belum dapat melakukan supervisi akademik sesuai dengan pelaksanaan supervisi yang benar yaitu Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 103

membantu guru mengatasi permasalahan pembelajaran. Kepala sekolah mengatakan bahwa mereka tidak terampil melakukan supervisi akademik, di samping itu guru merasa canggung dan takut untuk disupervisi. Keadaan ini tidak diatasi, akhirnya supervisi akademik tidak terlaksana. Masalah dalam penelitian ini apakah model pendampingan dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik di SDN 060915 Medan Sunggal? B. KAJIAN LITERATUR Keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik yang dimaksud adalah unjuk kerja kepala sekolah mempersiapkan, mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil supervisi. Tujuan dari supervisi akademik adalah membantu guru untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Pemecahan masalah yang direncanakan adalah dengan menerapkan model pendampingan. Yang dimaksud menerapkan model pendampingan adalah pengawas bersama-sama kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara terus menerus. Pendampingan dilakukan dengan menggunakan interaksi edukatif, komunikasi yang positif, sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah. Tujuan penelitian ini untuk (1) Meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik, (2) Menerapkan model pendampingan untuk meningkatkan keterampilan melakukan supervisi akademik di SDN 060915 Medan Sunggal. Interaksi edukatif menurut Abu Ahcmadi dan Shuyadi ( dalam Djamarah, 2000) adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Djamarah (2000) mengatakan ciri-ciri interaksi edukatif adalah: (a) interaksi edukatif mempunyai tujuan, (b) mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan, (c) interaksi edukatif ditandai dengan penggarapan materi khusus, (d) ditandai dengan aktivitas, (e) guru berperan sebagai pembimbing, (f) interaksi edukatif membutuhkan disiplin, (g) mempunyai batas waktu, (h) diakhiri dengan evaluasi. Sal Severe (2000) menuliskan dalam bukunya penggunaan dorongan untuk menunjukkan kepercayaan, perlunya kerja keras, menunjukkan kekuatan dan kelemahan, belajar dari kesalahan, dan mendorong tanggungjawab. Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 104

Supervisi oleh pengawas sekolah meliputi supervisi akademik yang berhubungan dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran, dan supervisi manajerial yang berhubungan dengan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah. Supervisi akademik dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, dan guru yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk melakukan tugas sebagai penyelia. Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas: (1) Tahap Persiapan, meliputi; (a) menyiapkan instrumen dan (b) menyiapkan jadwal bersama, (2) Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi kepala sekolah, (3) Tahap Pelaporan, meliputi; (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi di kelas, (b) menganalisis hasil supervisi, (c) mengevaluasi bersama antara kepala sekolah dan guru, dan (d) membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan, (4) Tahap Tindak lanjut, meliputi; (a) mendisukusikan dan membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil pelaksanaan kunjungan kelas, dan (c) mengkomunikasikan kepada guru. Ahmad sudrajat mengatakan supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan pendekatan supervisi klinis yang dilaksanakan secara berkesinambungan melalui tahapan pra-observasi, observasi pembelajaran, dan pasca observasi. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri 060915 Jalan T. B. Simatupang Kelurahan Sunggal Medan. Penelitian dimulai Juni - Nopember 2008. Desain penelitian yang digunakan yaitu model siklus Kemmis & Taggart, yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. D. HASIL PENELITIAN 1. Siklus Pertama Pada siklus I tindakan dilakukan tiga kali. Skenario tindakan penelitian ini sebagai berikut : 1) embangun komitmen dengan bahasa positif dan 2) Kepala sekolah melaksanakan prosedur supervisi akademik Ada empat indikator yang menggambarkan keterampilan kepala sekolah melakukan pertemuan awal (pra-observasi) sebelum pelaksanaan supervisi akademik yaitu: a) Menciptakan suasana akrab dengan guru, b) Membahas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 105

yang dibuat oleh guru, c) Membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan seperti: (1) keterampilan bertanya, (2)mengadakan variasi, (3) menjelaskan, (4)membuka dan menutup pelajaran, (5)memimpin diskusi kelompok kecil, (6)mengajar kelompok dan perorangan, (7)mengelola kelas, dan d) Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan Pada siklus I, kepala sekolah melakukan indikator a, c dan d, tetapi masih dalam perbaikan maksudnya belum memuaskan. Sedangkan indiktor b membahas Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru tidak dilakukan, dengan alasan (1) belum terbiasa untuk melakukan pembahasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara detail, (2) tidak mengetahui apa yang harus ditanya pada RPP. (3) menurut kepala sekolah RPP yang disusun oleh guru umumnya sudah baik Lima indikator yang menjelaskan keterampilan kepala sekolah melakukan observasi atau pengamatan pembelajaran yaitu: (a). Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati (b). Menggunakan instrumen observasi (c). Di samping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes) (d). Catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa (e). Tidak mengganggu proses pembelajaran Pada siklus I dari lima indikator (a,b,c,d,e) ada tiga indikator yang muncul yaitu: a, c, dan e. Kepala sekolah sudah mengamati aspek yang disepakati (indikator a) belum kategori baik. Kepala sekolah membuat catatan (indikator c) belum kategori baik, dan tidak mengganggu proses pembelajaran (indikator e).. Kepala sekolah belum terampil melakukan indikator b dan d yaitu menggunakan instrumen supervisi dan mencatat perilaku guru dan siswa. Keterampilan kepala sekolah melakukan umpan balik dilihat dari enam indikator berikut: a). Dilaksanakan segera setelah observasi b). Tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung, c). Tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan) beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya, d). Diskusikan secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang telah disepakati (kontrak). Berikan penguatan terhadap penampilan guru. Hindari kesan menyalahkan. Usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya, e). Berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya, f). Tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 106

Dari enam indikator di atas yang berhasil dilakukan kepala sekolah ada tiga yaitu umpan baik dilaksanakan segera setelah observasi, memberikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya. menentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya. Ketiga indikator sudah muncul namun masih perlu diperbaiki cara pelaksanaannya. Sedangkan point b,c, dan d belum muncul. Hasil observasi menunjukkan dari 6 kali jumlah supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah 6 kali melakukan langkah persiapan namun hasilnya masih perlu perbaikan, observasi pembelajaran dan hasilnya masih perlu perbaikan, pertemuan balikan masih perlu perbaikan Hasil supervisi terhadap pelaksanaan pembelajaran ditemukan dua hal yang sama sekali belum dilakukan guru yaitu (1) program tahunan, (2) melaksanakan penelitian. Sementara kehadiran siswa, dan buku pelajaran yang relevan menunjukkan kategori yang baik. Ketercapaian indikator penelitian dari enam kali supervisi pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Ketercapaian Indikator Penelitian Pada Siklus I Tercapai Blm No. Indikator penelitian Perlu terca Baik perbaikan pai 1. Ada bukti fisik secara tertulis pelaksanaan supervisi akademik 2. Terampil mencatat hasil pemantauan pembelajaran 3 Terampil menggunakan dan menganalisa isi instrumen supervisi akademik 4. Terampil mengkomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru 5. Hasil supervisi akademik dapat diterima guru dengan positif 6. Guru yang disupervisi merasa terbantu dan senang 7. Tujuan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah tercapai Jlh 0 2 4 6 0 2 4 6 0 1 5 6 0 1 5 6 0 1 5 6 0 1 5 6 0 1 5 6 Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 107

Berdasarkan data pada tabel di atas, siklus I dengan enam kali supervisi yang dilakukan kepala sekolah belum ada yang masuk kategori baik, ketujuh indikator belum tercapai dan diperlukan pendampingan. Dengan demikian pendampingan harus dilakukan secara intensif pada siklus II. 2. Siklus Kedua Pada siklus II bertujuan untuk mempertajam dan memperhalus tindakan tindakan pendampingan yang belum maksimal dilakukan pada siklus 1. Tindakan pada siklus I sama dengan tindakan II, ditambah dengan pelatihan melakukan supervisi akademik, mencatat hasil supervisi, menafsirkan hasil, dan melakukan umpan balik.. Hasil observasi dilakukan ketika kepala sekolah melaksanakan prosedur supervisi akademik selama enam kali supervisi akademik sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Observasi Terhadap Keterampilan Supervisi Akademik yang Dilakukan Kepala Sekolah Pada Siklus II No. Aspek keterampilan yang diamati Baik Ada Perlu perbaikan Tidak ada Jum lah 1. Persiapan a Menciptakan suasana akrab 3 2 1 6 b. Membahas persiapan yang 3 2 1 6 dibuat guru c. Membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan 3 3 0 6 d. Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan 5 1 0 6 2. Observasi (Pengamatan pembelajaran) a Pengamatan difokuskan pada 5 1 0 6 aspek yang telah disepakati b Menggunakan instrumen 6 0 0 6 observasi c Di samping instrumen perlu 5 1 0 6 dibuat catatan (fieldnotes) d Catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa 5 1 0 6 Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 108

Tabel 2. Sambungan.. No. Ada Aspek keterampilan yang Tidak Jum Baik Perlu diamati ada lah perbaikan e Tidak mengganggu proses pembelajaran 6 0 0 6 3. Pasca-observasi (Pertemuan balikan) a Dilaksanakan segera setelah 6 0 0 6 observasi b Tanyakan bagaimana 6 0 0 6 pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung c Tunjukkan data hasil 5 1 0 6 observasi (instrumen dan catatan) beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya d Diskusikan secara terbuka 4 2 0 6 hasil observasi, terutama pada aspek yang telah disepakati (kontrak) Berikan penguatan thd penampilan guru. Hindari kesan menyalahkan. Guru menemukan sendiri kekurangannya e Berikan dorongan moral 6 0 0 6 bahwa guru mampu memperbaiki kekurangan f Tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya 6 0 0 6 Dari hasil observasi ditemukan bahwa peningkatan kualitas pelaksanaan supervisi terjadi di semua item yang diobservasi, ada 12 item yang termasuk kategori baik. Dikatakan baik dengan kriteria frekuensi supervisi yang dilakukan di atas 50% artinya di atas angka 3 (4, 5, dan 6) ada 12 item. Jumlah frekuensi 3 kebawah dikatakan kurang baik ada 3 item masih dalam perbaikan dari 15 item. Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 109

Selanjutnya hasil observasi supervisi kepala sekolah dan pengawas terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru selama siklus II sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Observasi Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran No Tahap Pembelajaran Ada Tidak Perlu Jumlah Baik ada Perbaikan I Persiapan 1 Program Tahunan 0 6 0 6 2 Program Semester 4 2 0 6 3 Silabus 4 2 0 6 4 KKM untuk KD yg dibahas 4 2 0 6 5 Rencana pelaksanaan 4 2 0 6 pembelajaran 6 Buku nilai memuat semua tagihan yang dilaksanakan 3 3 0 6 II. Kegiatan Pembelajaran A. Pendahuluan 1 Kesiapan alat bantu & media 3 3 0 6 pembelajaran 2 Motivasi 4 2 0 6 3 Apersepsi 4 2 0 6 4 Kejelasan kompetensi dasar 3 3 0 6 atau indikator 5 Kesiapan bahan ajar 4 2 0 6 B. Kegiatan Pokok 1 Penguasaan materi 3 3 0 6 2 Pengelolaan kelas 4 2 0 6 3 Pengelolaan waktu 4 2 0 6 4 Metode/ pendekatan yang 3 3 0 6 bervariasi 5 Penggunaan alat bantu/ media 3 3 0 6 pembelajaran 6 Peran guru sebagai fasilitator 4 2 0 6 yang diberikan kepada peserta didik 7 Teknik bertanya 4 2 0 6 Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 110

Tabel 3. Sambungan No Tahap Pembelajaran Baik Ada Perlu Perbaikan Tidak ada Jumlah 8 Penggunaan p.tulis/ w. board 4 2 0 6 9 Interaksi guru peserta didik 4 2 0 6 10 Interaksi antar peserta didik 3 3 0 6 11 Aktivitas peserta didik: a. menggali informasi dari berbagai sumber 3 3 0 6 b. mengolah informasi/data 2 4 0 6 c. melakukan penelitian / 0 0 6 6 memecahkan masalah d. berkomunikasi lisan/ tertulis (mempresentasikan hasil/ pidato/ mengarang, dsb) 2 4 0 6 e. mengajukan pertanyaan 3 3 0 6 yang berbobot/ide kreatif f. menghubungkan materi pembelajaran dengan budi pekerti/ teknologi/ kehidupan sehari-hari 5 1 0 6 g. mengambil keputusan/ menarik kesimpulan 3 3 0 12 Sikap/ minat peserta didik dalam pembelajaran: a. kehadiran 26 0 1 27 b. membawa buku pelajaran 27 0 0 27 yang relevan c. buku catatan rapi 12 15 0 27 13 Pencapaian kompetensi dasar dan atau indikator 3 3 0 6 C. Penutup 1 Siswa membuat rangkuman/ kesimpulan dibimbing guru 16 11 0 27 2 Membersihkan alat/bahan 6 0 0 6 yang selesai digunakan 3. Tugas untuk pertemuan berikutnya 4 2 0 6 Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 111

Berdasarkan data tabel 3 dapat dikemukakan bahwa dari 35 item, ada 33 item sudah termasuk kategori baik dengan jumlah yang bervariasi. Artinya 94% pelaksanaan pembelajaran telah termasuk kategori baik dengan variasi yang berbeda. Temuan pada siklus II metode pendampingan yang dilakukan pengawas dari tujuh indikator penelitian ini, yaitu: a). Ada bukti fisik secara tertulis pelaksanaan supervisi akademik, b).terampil mencatat hasil pemantauan pembelajaran, c).terampil menggunakan dan menganalisa isi instrumen supervisi akademik, d). Terampil mengkomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru, e). Hasil supervisi akademik dapat diterima guru dengan positif, f). Guru yang disupervisi merasa terbantu dan senang, g). Tujuan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah tercapai Ada enam yang sudah dilakukan kepala sekolah lebih dari tiga kali, berarti 85% tujuan penelitian tercapai, angka ini di atas kriteria penelitian yang diajukan yaitu 75%. Dengan kata lain model pendampingan dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik. 3. Siklus Ketiga Hasil siklus 3, sama dengan hasil siklus II karena itu hasil penelitian ini valid bahwa dengan menerapkan model pendampingan yang dilakukan pengawas benar meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik 4. Pembahasan Temuan penelitian menyatakan bahwa model pendampingan dengan menggunakan interaksi edukatif dan komunikasi yang positif dapat meningkatkan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah. Hambatan pelaksanaan ini peneliti sebagai pengawas pada waktu penelitian sedang berlangsung, juga diberi tugas lain oleh Dinas Pendidikan Kota Medan seperti: (1) melakukan akreditasi sekolah, (2) pelatihan supervisi, (3) melaksanakan Olympiade sains. Kegiatan-kegiatan tersebut menyita waktu peneliti, yang menyebabkan kunjungan ke sekolah tidak dapat ditingkatkan frekuensi. Namun demikian hambatan ini dapat diatasi dengan bimbingan yang intensif dari pembimbing penelitian. Pendukung pelaksanaan penelitian saat penelitian ini berlangsung, kepala sekolah tidak sedang memegang tanggungjawab Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 112

di luar tugas sebagai adminstrator pendidikan. Maksudnya 55 % perannya sebagai adminstator pendidikan. Sehingga kegiatan yang dirancang oleh peneliti dapat berjalan dengan lancar. Keterbatasan penelitian, bagi kepala sekolah yang sedang terfokus pada pertanggungjawaban terhadap proyek-proyek di sekolah atau kegiatan lain peningkatan supervisi akademik sulit terlaksana. E. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan antara lain: 1) Supervisi merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ini dapat dilihat pada program semester dan tahunan kepala sekolah. Beberapa gejala yang dapat dilihat oleh pengawas sekolah antara lain: kepala sekolah tidak melaksanakan supervisi akademik, bukti fisik pelaksanaan supervisi akademik tidak ada, 2) Keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik yang dimaksud adalah unjuk kerja kepala sekolah mempersiapkan, mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil supervisi, 3) Pemecahan masalah yang direncanakan adalah dengan menerapkan model pendampingan. Yang dimaksud menerapkan model pendampingan adalah pengawas bersama-sama kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara terus menerus. Membantu kesulitan-kesulitan yang dirasakan, memberi dorongan, contoh, penghargaan, untuk mengatasi hambatan kepala sekolah melakukan supervisi akademik. Pendampingan dilakukan dengan menggunakan interaksi edukatif, komunikasi yang positif, sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah, 4) Penelitian ini dilakukan disalah satu sekolah binaan peneliti yaitu SD Negeri 060915 Jalan Pinang Baris/Jalan TB.Simatupang Kode Pos 20221 Kelurahan Sunggal, 5) Penelitian ini dilakukan dengan desain PTK yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart. Ada empat komponen dalam PTK yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi, dilakukan dengan tiga siklus, dan 6) Temuan penelitian menyatakan bahwa model pendampingan dengan menggunakan interaksi edukatif dan komunikasi yang positif dapat meningkatkan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SD 060915 Medan Sunggal tahun 2008. Sedangkan saran dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagi dinas pendidikan Kota Medan menyediakan tenaga adminstrasi di SD untuk Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 113

membantu pelaksanaan tugas kepala sekolah di SD, 2) Penting dilakukan peningkatan kwalitas pengawas, kepala sekolah, dan guru melakukan PTK untuk memperbaiki dan meningkatkan kwalitas kerja di masing-masing sekolah DAN 3) Hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh pengawas di SD yang menjadi wilayah binaan. Daftar Pustaka Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta E. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Jalaluddin, Rakhmat. 1986 Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Karya CV Kemmis, Stephen & Mc Taggart, Robin (1988). The Action Research Planner 3 rd Victoria : Deakin University. Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Manullang, Sri Milfayetty. 2005. Esensi Pendidikan. IQ-EQ-SQ. Medan: Percetakan Universitas Negeri Medan PP Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta: C.V. Eka Jaya Sal Severe, 2000. Bagaimana Bersikap Pada Anak Agar Anak Bersikap Baik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina aksara. 2006. Adminstrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda karya http://id.wikipedia.org/wiki/belajar_sosial, diakses tanggal 12 Juni 2008 i Penulis adalah Pengawas TK/SD Kota Medan Model Pendampingan (Zulkifli Dalimunthe, 103:114) 114