BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik

PERAN ORGANISASI BRAJA JATI DALAM PENGEMBANGAN DEMOKRASI DAN DEMOKRASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA URUSAN PEMBANGUNAN DESA DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYAKARAT DESA

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

Oleh: SRI MULYANINGSIH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh: DEWI WIJAYANTI A.

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PROSESI ADAT MITONI DI TINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN MORAL

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. diajukan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah-tengah masyarakat, apalagi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu yang berharga yang dapat diwariskan kepada

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. mengenai konsep dan perkembangan politik serta bagaimana cara berpolitik

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR. SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pkn SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Disusun oleh: MULYONO A

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

PERANAN DINAS KESEJAHTERAAN RAKYAT PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERANCANA DALAM UPAYA PENANGANAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya. Ikatan suci ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki culture yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAMBANG SUPAGI A

PENGARUH KEDISIPLINAN MENGGUNAKAN WAKTU BELAJAR DAN PERILAKU SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

Model-model dari mitos asal usul orang Sasak dalam tembang Doyan Neda tersebut menggambarkan bahwa di dalam mitos terdapat suatu keteraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP DAN INTENSITAS BIMBINGAN MORAL OLEH ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP KESADARAN BAHAYA

DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN HALAMAN DALAM PERNYATAAN KEASLIAN PERSETUJUAN PERNYATAAN KESEDIAAN PERBAIKAN DISERTASI UCAPAN TERIMA KASIH TRANSLITERASI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN Laporan Penelitian Skripsi S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

Laporan Penelitian Skripsi S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun Oleh: SUPRIYANTO A

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan AGUS PRASETYO A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah sebagai upacara peniadaan jenazah secara terhormat.

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual merupakan suatu proses pelaksanaan tradisi. Meskipun sudah ada ritual tanpa mitos-mitos dalam beberapa periode jaman kuno. Dalam tingkah laku manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman keagamaan dalam bentuk kultis adalah pokok bagi kehidupan kelompok keagamaan yang bersangkutan. Tradisi merupakan produk kebudayaan, atau pengembangan dari aktivitas manusia sebagai makhluk pencipta kebudayaan. Dengan demikian tradisi bisa dianggap sebagai suatu sarana kebudayaan bagi manusia dan dengan sarana itu dia mampu menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalamannya dalam keseluruhan lingkungan hidupnya. Dalam lingkungan tersebut pikiran, perasaan dan perbuatan manusia terhadap perasaannya berada di luar jangkauan pengalaman-pengalamannya sehari-hari dengan dirinya sendiri, teman-temannya, dan dengan dunia nyata yang telah membuat kita percaya. Mitos dimengerti sebagai suatu cerita yang mengisahkan kebenaran yang mengesampingkan metode ilmiah dan memang tidak dibahasakan secara ilmiah, juga dalam arti sebagai semacam bahasa yang digunakan untuk melukiskan peristiwa-peristiwa adi kodrati, sehingga yang adi kodrati dianggap hanya relevan bagi segelintir orang yang memang tidak memiliki penalaran ilmiah. Dalam konteks religius, mitos dan ritus merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar 1

2 ungkapan mengenai sesuatu yang lain. Keduanya merupakan kekuatan dinamis yang melahirkan kenyataan suci dan membuat manusia religius menghayati kenyataan tersebut dalam dirinya. Hubungan intrinsik antara kekuatan yang Illahi dengan gambaran simbolisnya menampakkan susunan hakiki yang suci pada saatsaat penting yang diperingati dan ditampilkan lagi atau dihayati lagi dari waktu ke waktu. Keberadaan manusia diperlihatkan sebagai tergantung pada yang suci, yang digambarkan dalam simbol-simbol yang terdapat dalam mitos maupun ritus. Suatu mitos religius bukanlah sekedar kontemplasi intelektual, bukan pula merupakan hasil penalaran melainkan lebih merupakan orientasi dan spiritual yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Mitos mengungkapkan adanya kebutuhan mendasar, jaminan keberadaan manusia maupun dunia sebagaimana ditampakkan dalam rumusan simbolik. Menurut Eliade dalam Dhavamony (1995:165), simbol religius berasal dari kebudayaan yang berbeda-beda, muncul dari kebutuhan manusiawi untuk hidup dalam suatu dunia yang ideal, dimana mereka bisa mengambil model kehidupan para dewa atau Tuhan Yang Maha Esa, ketika alam semesta lahir yang menirukan ucapan dari tindakan mereka, untuk mengalami kehidupan pada awal segala waktu. Manusia religius menyadari bahwa alam semesta ini, maupun tata tertib manusia didalamnya berasal dari tindakan para makhluk adikodrati dan illahi. Upacara-upacara tradisional yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa mengandung unsur-unsur religi dan masih berlangsung sampai sekarang. Upacaraupacara tersebut lebih dikenal dengan Selamatan ada yang bilang Slametan atau Selamatan. Menurut Koentjaraningrat (1994:370) menyatakan bahwa :

3 Selametan adalah suatu upacara makan bersama makanan yang telah diberi doa sebelum dibagi-bagikan. Selamatan itu tidak terpisah-pisahkan dari pandangan alam pikiran tersebut di atas dan erat hubungannya dengan kepercayaan pada unsur-unsur kekuatan diluar kemampuan manusia yang mengatur alam raya ini beserta isinya, sebab hampir semua selamatan ditujukan untuk memperoleh keselamatan hidup dengan tidak ada gangguan-gangguan apapun. Tradisi rasulan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri merupakan tradisi yang sarat dengan mitos dan simbol-simbol yang dipercayai oleh masyarakat sebagai suatu yang sakral dan mengandung makna-makna religius, sehingga masyarakat terdorong untuk mengikuti ritual. B. Identifikasi Masalah Bagi orang Jawa, pandangan hidup yang berisikan nilai tradisional, aturan dan norma itu akan digunakan untuk bertindak. Pedoman itu terkadang mendesak kepada masing-masing individu sebagai anggota masyarakat untuk menjalankannya. Berbagai macam nilai, tradisi dan norma telah pula menimbulkan berbagai macam masalah. Beberapa masalah yang dapat dikemukakan dari pandangan hidup yang berisikan nilai, tradisi, aturan dan norma antara lain bagaimana warga masyarakat secara tradisional melakukan ritual rasulan sebagai suatu warisan tradisi; mengapa warga masyarakat menghormati tradisi rasulan sebagai suatu warisan le1uhur warisan budaya dari leluhur, larangan-larangan apa yang tidak boleh dilanggar oleh warga masyarakat; nilai-nilai apa saja yang dijunjung tinggi oleh masyarakat

4 untuk melestarikan nilai-nilai tradisional; bagaimana menjaga peninggalan tradisi sebagai suatu warisan budaya; serta manfaat atau pengaruh apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Selanjutnya, bagaimana mengenai pelaksanaan dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat sekitar. Dalam konteks ini tentu saja masih banyak masalah yang dapat ditemukan dari tradisi masyarakat yang bersangkutan. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang dikaitkan dengan judul di atas sangat luas, sehingga tidak mungkin dari lapangan permasalahan yang ada itu dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Oleh karena itu guna menghindari kemungkinan kesalahpahaman sehingga, timbul penafsiran yang berbeda-beda dan akan mengakibatkan penyimpangan terhadap judul di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah, sehingga, persoalan yang akan diteliti pun menjadi jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari. Selanjutnya berdasarkan uraian dan identifikasi permasalahan di atas peneliti merasa tertarik untuk mengungkap tradisi rasulan di desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Hal yang akan menjadi perhatian dan fokus penelitian adalah mengenai latar belakang, prosesi, dan aspek pendidikan dari tradisi rasulan tersebut.

5 D. Perumusan Masalah Perumusan masalah atau sering diistilahkan problematika merupakan bagian penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah. Oleh karena itu peneliti sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang tradisi rasulan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. 2. Bagaimana prosesi tradisi rasulan yang dilaksanakan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. 3. Bagaimana aspek pendidikan yang dihasilkan dari tradisi rasulan yang dilaksanakan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah, tujuan serta rangkaian tata cara pelaksanaan tradisi rasulan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. 2. Untuk mengetahui prosesi tradisi rasulan yang dilaksanakan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. 3. Untuk mengetahui aspek pendidikan yang dihasilkan dari tradisi rasulan yang dilaksanakan di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

6 F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan, khususnya mengenai tradisi rasulan di desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia. Disamping itu dapat diperoleh gambaran secara riil mengenai latar belakang, partisipasi dan dampak tradisi rasulan pada masyarakat Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. 2. Manfaat dan Kegunaan Praktis Melalui kegiatan penelitian ini diharapakan masyarakat lebih peduli terhadap tradisi sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan dan dapat digunakan sebagai salah satu masukan kepada pihak-pihak terkait untuk melestarikan tradisi rasulan tersebut. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami skripsi ini, maka sangat perlu bagi penulis untuk mengemukakan sistematikanya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagaimana uraian berikut ini. Bagian awal meliputi: Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman Pengesahan, Halaman Pernyataan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran, dan Abstrak. Bagian pokok skripsi ini dibagi dalam lima bab. Bab I Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,

7 Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat atau Kegunaan Penelitian, serta Sistematika Penulisan. Bab II Landasan Teori diawali dengan Tinjauan Pustaka yang mengemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya, kerangka teoritik yang dimulai dengan tinjauan teoritik mengenai budaya yang berisi uraian: Pengertian Budaya, Wujud dan Nilai Budaya, Tahapan Perkembangan Budaya, Tingkatan Budaya, dan Unsur-Unsur Budaya. Selanjutnya uraian mengenai kepercayaan yang di dalamnya mencakup: Asal-usul Kepercayaan, dan Sistem Kepercayaan. Pembahasan selanjutnya adalah mengenai Upacara Tradisi yang mencakup uraian mengenai: Unsur-unsur Upacara, Fungsi Upacara, Pengertian Tradisi, Wujud dan Nilai Tradisi, Tahapan Perkembangan Tradisi, Tingkatan Tradisi, dan Unsur-Unsur Tradisi, serta kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Kerangka Pemikiran. Bab III Metode Penelitian berisi uraian: Tempat dan Waktu Penelitian, Bentuk dan Strategi Penelitian, Identifikasi Variabel, Sumber Data, Sampling, Teknik Pengumpulan Data, Uji Validitas Data, Teknik Analisis Data, dan Prosedur penelitian. Bab IV Hasil penelitian yang berisi uraian meliputi: Deskripsi Lokasi Penelitian, Deskripsi Permasalahan Penelitian, serta Tinjauan Studi yang dihubungkan dengan kajian teori. Bab V Berisi uraian Kesimpulan, Implikasi, dan Saran-Saran, sedangkan bagian akhir skripsi ini berisi uraian: Daftar Pustaka, Daftar Lampiran, dan Daftar Ralat (bila ada).