BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita bangsa dan bagaimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Maka

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA KLARI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG NOMOR. TAHUN Tentang : LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KARANG TARUNA BINTIM

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan bahwa tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan. Nomor 53. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

KEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN (LPMD/K)

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Generasi muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari bagaimana bentuk masa muda yang mempunyai jati diri. Sebab posisi dari generasi muda dalam suatu masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita bangsa dan bagaimana memajukan suatu desa agar pencerminan generasi muda dapat terlihat membanggakan. Menurut Steenbergen (dalam Monks 2004:243) pembaharuan ide-ide, struktur-struktur, hubungan-hubungan hanya mungkin, bila suatu generasi baru mengadakan distansi dengan pendapat-pendapat, struktur-struktur,dan hubunganhubungan yang lama. Kedudukan yang demikian itu menuntut semua pihak untuk ikut serta dalam pembinaan generasi muda. Karena jumlah generasi muda yang cukup besar tanpa memiliki kemampuan dan keterampilan dapat ditinjau lagi dengan masyarakat maupun pemerintah. Jadi generasi muda memegang kedudukan aktif dalam kegiatan pembangunan karena tanpa partisipasi pemuda dalam pembangunan itu akan sulit dicapai. Usaha untuk menggerakkan generasi muda dalam pembangunan, pemerintah harus senantiasa meningkatkan kemajuan aparatnya di seagala bidang agar lebih berdaya guna dan berhasil guna mencapai tugas-tugas tersebut. Pembinaan generasi muda diarahkan untuk pembentukan pemuda 1

2 Indonesia menjadi kader penerus bangsa yang tangguh dan memiliki wawasan kebangsaan yang utuh juga diupayakan pula sebagai usaha untuk mengatasi berbagi tantangan, gangguan seperti lapangan kerja dan pendidikan. Masyarakat sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembinaan generasi muda, maka dibutuhkan pembinaan yang bagus dan mampu mengkoordinir aktifitas pembinaan generasi muda berdasarkan perencanaan yang matang. Untuk dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan sesuai dengan minat. Tanggapan masyarakat dikatakan kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkenaan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap dan partisipasi. Tanggapan masyarakat terhadap program dan keberadaan Karang Taruna tidak hanya dilihat sebagai proses penerimaan stimulus dari luar dirinya, tetapi juga sikap batin yang mengarahkan seseorang mampu melihat hakekat yang terdalam dari urgensi pelaksanaan Karang Taruna yang diselenggarakan oleh pemerintah yang lebih bermakna. Tanggapan positif masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakan Karang Taruna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karang Taruna yang merupakan salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat, khususnya generasi muda di wilayah desa/kelurahan, yang keberadaannya harus mampu menggerakkan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

3 Karang Taruna, akan sangat menentukan kesanggupan masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan program Karang Taruna secara berkesinambungan. Dalam hal ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap keberadaan keberadaan Karang Taruna dapat dilihat dari pengetahuan, sikap dan partisipasi. Karang Taruna yang berfungsi sebagai wadah pengembangan generasi muda yang mampu menampilkan karakter melalui cipta, rasa, karsa dan karya, serta sebagai modal sosial untuk mewujudkan keserasian, keharmonisan, keselarasan terutama di bidang kesejahteraan sosial. Sesuai dengan Motto Karang Taruna, Karang Taruna haruslah mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Bupati Langkat II Ngogesa Sitepu (dalam Joko 2013:8) Seperti juga halnya Karang Taruna yang ada di Desa Beguldah Kota Bijai. Karang Taruna pertama kali berdiri di Desa Beguldah pada tahun 1990 yang diberi nama Karang Taruna Bunga Sempa. Namun, pada tahun 2004 Karang Taruna Bunga Sempa bubar karena adanya kesalah pahaman antara Badan Pengurus Harian (BPH) yang pada waktu itu dipimpin oleh Surajadi Sitepu. Pada bulan Desember 2013 dengan diketuai oleh Syamsudin Pernangin Organisasi Karang Taruna mulai dibentuk kembali di Desa Beguldah yang diberi nama Karang Taruna Arih Ersada. Karang Taruna dibentuk kembali atas dasar saran dari bapak Rukun Ginting Selaku Kepala Desa dan musyawarah mufakat pemuda Beguldah mengingat pentingnya peran pemuda dalam meningkatkan kesejahteraan sosial di Desa tersebut. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna, antara lain: membantu masyarakat

4 ketika ada pesta pernikahan, membantu masyarakat ketika ada yang terkena musibah, berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan pemerintah seperti menanam seribu pohon dan acara go green lainnya, ikut berpartisipasi dalam melestarikan pakaian adat karo dan kesenian suku karo, mengadakan gotong royong setiap 3 bulan, dan ikut berpartisipasi memberikan bantuan kepada korban bencana alam seperti korban gunung Sinabung dan lain sebagainya. Namun, kegiatan yang dilakukan Pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Arih Ersada ini tidak sepenuhnya mendapatkan respon yang positif dari sebagian pemuda dan masyarakat setempat. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran sebagian pemuda terhadap tanggung jawabnya sebagai generasi muda terhadap pembangunan dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat yang ada di lingkungannya. Dan tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Karang Taruna dan apa fungsi Karang Taruna untuk masyarakat. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat tidak peduli terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada yang ada di Desa Beguldah. Sebagian masyarakat Desa Beguldah yang sudah menikah tidak mengetahui bahwa rentang usia yang termasuk dalam warga Karang Taruna adalah antara 17-45 tahun. Masyarakat merupakan warga Karang Taruna yang seharusnya ikut memberikan sumbangan (baik materil maupun moril) dalam kegiatan Karang Taruna Arih Ersada. Karang Taruna bersama-sama dengan komponen masyarakat lainnya, karena di tengahtengah masyarakat terdapat komponen partisipasi sosial masyarakat yang pada dasarnya juga berupaya untuk membantu mensejahterakan warga masyarakat yang berpengaruh dalam pembangunan di wilayahnya. Oleh karena itu jalinan kerja sama dengan komponen masyarakat perlu dikembangkan dalam rangka

5 lebih mengoptimalkan programnya. Namun, sebagian besar masyarakat Desa Beguldah tidak memahami dan mengetahui, peranan, tugas dan fungsinya dalam Organisasi Karang Taruna. Oleh karena itu perlu dilalakukan penelitian tentang tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai. 1.2 Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah diterangkan dalam latar belakang masalah yang diteliti, maka perlu diidentifikasi masalah yang terkait dengan judul di atas yaitu: 1. Kurangnya kesadaran pemuda Desa Beguldah terhadap tugas dan fungsinya sebagai generasi muda 2. Kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat masyarakat tentang fungsi, tugas dan manfaat Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah. 3. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang dilaksanakan Karang Taruna Arih Ersada. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penulis melakukan batasan masalah agar lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi hanya pada Tanggapan Masyarakat Yang Sudah Menikah Terhadap Tujuan, Fungsi dan Manfaat Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai.

6 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai. 1.5 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaiamana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis a. Sebagai masukan bagi Karang Taruna Arih Ersada dalam meningkatkan wadah Pembinaan Generasi Muda. b. Sebagai upaya awal untuk mengetahui keberadaan Karang Taruna sesuai dengan fungsi, tugas dan kedudukannya di Desa Beguldah. 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah dalam menambah dan mengembangkan serta memperluas pembendaharaan wawasan berfikir dalam ilmu pengetahuan. b. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.