PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIAGRAM DI SMA NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Ida Winarni SMAN 2 Kota Tangerang Selatan. Abstrak

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 1. Oleh: Tuminah 2.

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Cut Eva Nasryah 1) Arief Aulia Rahman 2) 2) Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar 5 Medan

b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah, c. Penekanan pada eksplorasi

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MODUL

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KONSEP VIRUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Abstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif. Think Pair Share, Numbered Heads Together, Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

I. PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa. seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

1130 ISSN:

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION DIPADU DENGAN NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN INKUIRI,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENGGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR (KBT) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Miyandi Eko Anugrah Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEGIATAN LESSON STUDY BIOLOGI DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati 1) dan Tuti Hasanah 2)

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIAGRAM DI SMA NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN Susi Indrayani nabil_susi76@yahoo.com SMAN 5 Tangerang Selatan Abstrak Makalah ini merupakan hasil Penilaian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan pada kelas XI IPA 1 yang berjumlah 39 siswa pada tahun pelajaran 2016/2017 semester 1. Latar belakang siswa yang terdapat di kelas ini pada saat jam belajar biologi di siang hari setelah pergantian jam pelajaran sehingga siswa kurang fokus jika pembelajarannya satu arah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui metode presentasi dan diskusi dengan menggunakan media diagram. PTK dilaksanakan dalam 2 siklus. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I menggunakan strategi menampilkan diagram yang di gambar di papan tulis dan pada siklus II menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Hasil yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa keaktivan belajar siswa untuk mengerjakan di papan tulis cukup tinggi 68,6% walaupun jawabannya yang diberikan kurang tepat. Pada siklus II memperbaiki langkah pembelajaran dengan cara diagram gambar diberikan pada Lembar Kerja Siswa melalui kelompok kerja dan diperoleh rata-rata keaktivan siswa yang terlihat pada saat saling membantu dan menyelesaikan masalah adalah 67,3%. Berdasarkan observasi keaktivan siswa pada siklus I sangat menonjol dalam mencari literatur (100%) dan menulis di papan tulis (84%), sedangkan pada siklus II pada kerjasama dalam kelompok (100%) dan saling membantu menyelesaikan masalah (100%). Namun masih terdapat kekurangaktivan siswa pada siklus I yaitu kooperatif berdiskusi dengan temannya (15%) dan bertanya pada guru (7,5%) dan pada siklus II yaitu memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok (38%) dan membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang (30%). Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Presentasi dan Diskusi, Media Diagram, LKS. A. PENDAHULUAN Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmuilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat organisasinya. Produk keilmuan biologi berwujud kumpulan fakta-fakta maupun konsepkonsep sebagai hasil dari proses keilmuan biologi (Fauzia, 2015: 7). Pembelajaran biologi pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk menghantarkan siswa ke tujuan belajarnya, dan biologi itu sendiri berperan sebagai alat Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016 220

untuk mencapai tujuan tersebut. Biologi sebagai ilmu dapat diidentifikasikan melalui objek, benda alam, persoalan/gejala yang ditunjukkan oleh alam, serta proses keilmuan dalam menemukan konsep-konsep biologi. Proses pembelajaran biologi merupakan penciptaan situasi dan kondisi yang kondusif sehingga terjadi interaksi antara subjek didik dengan objek belajarnya yang berupa makhluk hidup dan segala aspek kehidupannya. Melalui interaksi antara subjek didik dengan objek belajar dapat menyebabkan perkembangan proses mental dan sensori motorik yang optimal pada diri siswa. Prince (2004: 3) mendefinisikan bahwa belajar aktif (active learning) sebagai metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, singkatnya pembelajaran aktif menuntut siswa untuk melakukan kegiatan belajar bermakna dan berfikir tentang apa yang terjadi dan yang mereka lakukan. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan ciri ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya yang semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari proses dan hasil. Karakteristik utama yang berkaitan dengan strategi belajar aktif menurut Bonwell (1991: 2) meliputi: a. siswa terlibat lebih dari sekedar pasif mendengarkan, b. siswa terlibat dalam kegiatan (misalnya membaca, berdiskusi, menulis), c. penekanan lebih besar pada pengembangan keterampilan siswa daripada penyampaian informasi, d. pemahaman lebih besar pada eksplorasi sikap dan nilai-nilai, e. motivasi siswa meningkat, f. siswa dapat menerima umpan balik langsung dari guru dan g. siswa terlibat dalam pemikiran yang lebih tinggi (analisis, sintesis, evaluasi). Keaktivan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi (pengertianaktivitasmenurutparaahli, 2013: par.4). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan pada tahun pelajaran 2016/2017 melalui metode diskusi dengan menggunakan media diagram. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA semester ganjil, pada standar kompetensi memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan serta penerapannya dalam konteks salingtemas dan menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. B. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 25 siswa Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016 221

perempuan. Dasar pengambilan siswa kelas XI IPA 1 sebagai subjek penelitian karena siswa kelas XI baru memulai adaptasi dengan mata pelajaran jurusan dan berasal dari siswa kelas X yang memiliki kemampuan akademik heterogen (tinggi, sedang dan rendah). Pengumpulan data diperoleh melalui 2 siklus pembelajaran, yaitu: Siklus 1: Kompetensi Dasar 2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengkaitkannya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan dengan indikator: a. Mengidentifikasi berbagai jaringan pada tumbuhan b. Menyebutkan struktur dan fungsi berbagai jaringan tumbuhan c. Menggambar struktur akar, batang, daun, bunga dan buah Siklus 2: Kompetensi Dasar 3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia dengan indikator: a. Menyebutkan nama tulang penyusun kerangka manusia b. Menjelaskan struktur dan fungsi rangka sebagai penyusun sistem gerak pada manusia. Keaktifan siswa diamati melalui presentasi dan diskusi adalah metode dalam kegiatan belajar adalah dengan cara penyajian/penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa/kelompok siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atau sesuatu masalah. Forum diskusi dapat diikuti oleh seluruh siswa dalam kelas, dapat pula dibentuk kelompok-kelompok kecil. Analisis data menggunakan penilaian dan pengamatan keaktifan siswa selama peoses pembelajaran pada siklus pembelajaran. Tehnik analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa melalui metode diskusi dengan menggunakan media diagram C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil a. Siklus I Pertemuan pada siklus I dihadiri 39 siswa. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dimulai pada hari Rabu, 28 September 2016 pukul 11.25 12.45 WIB (2 X 40 menit). Materi pelajaran yang dibahas pada pertemuan ini adalah jaringan pada tumbuhan dengan indikator (1). Mengidentifikasi berbagai jaringan pada tumbuhan, (2). Menyebutkan struktur dan fungsi berbagai jaringan tumbuhan, (3). Menggambar struktur akar, batang, daun, bunga dan buah. Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016 222

Tabel 1. Hasil Pengamatan Siklus I No. Indikator SiklusI (%) 1. Jumlah siswa aktif mencari dari literatur 100 2. Siswa kooperatif berdiskusi dengan temannya 15 3. Siswa aktif bertanya kepada guru 7,6 4. Siswa aktif menulis dibuku catatan 58 5. Siswa antusias menulis jawaban dipapan tulis 84 6. Siswa dapat menyelesaikan tugas 84 7. Siswa tidak mencontek jawaban teman 100 8. siswa memiliki perhatian terhadap pelajaran 100 Rata-rata 68,6 Berdasarkan indikator pengamatan siklus I pada Tabel 1, keaktifan siswa terlihat dominan pada saat siswa aktif mencari literature (100%), siswa antusias menulis keterangan gambar dipapan tulis sebesar 84%. Siswa merangkum materi organ tumbuhan sambil memberikan pertanyaan yang terkait dengan jaringan penyusunnya sambil mengingatkan ciri khas yang dipunyai pada masing-masing jaringan penyusun organ tersebut. Menurut pendapat siswa, mereka senang dengan belajar dua arah dan guru sebagai fasilitator, mereka sangat bersemangat mencari dan menyesuaikan dengan berbagai literatur (100%), tetapi pada saat siswa mau mencatat yang dirasa penting di buku catatannya (38%), siswa bingung karena terlalu banyak tulisan yang ada dipapan tulis, kooperatif berdiskusi dengan temannya (15%) dan keaktivan siswa bertanya kepada guru juga rendah (7,5%). Pada siklus I ini indicator yang terlewat oleh penulis adalah pengamatan siswa memperhatikan guru membuat diagram gambar yang ada dipapan tulis. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan ciri ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari proses dan hasil, Trinandita (1984 dalam Kumarawati, 2012: 11) menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa. Keaktivan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Hasil pengamatan antusiasme menulis jawaban di papan tulis sejalan dengan pendapat Arsyad (2007 dalam Nurhayati 2010: 15) yang mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan indera ganda yaitu pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa karena siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016 223

pelajaran diberikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. b. Siklus II Pertemuan pada siklus II dihadiri 39 siswa. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dimulai pada hari rabu, 12 Oktober 2016 pukul 11.25-12.45 WIB (2 X 40 menit). Materi pelajaran yang dibahas pada pertemuan ini adalah sistem gerak pada manusia dengan indikator menjelaskan struktur dan fungsi rangka sebagai penyusun sistem gerak pada manusia. Hasil pengamatan pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Hasil Pengamatan Siklus II No. Indikator Siklus II (%) 1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 89 2. Kerjasama siswa dalam kelompok 100 3. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok 61 4. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 38 5. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat 46 6. Memberi gagasan yang cemerlang 40 7. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 30 8. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain 84 9. Memanfaatkan potensi anggota kelompok 85 10. saling membantu dan menyelesaikan masalah 100 Rata-rata 67,3 Berdasarkan indikator pengamatan Siklus II pada Tabel 2, terlihat bahwa aspek dominan terlihat pada keaktifan siswa pada saat pada kerjasama dalam kelompok (100%) dan saling membantu menyelesaikan masalah (100%). Namun kemampuan siswa memberi gagasan yang cemerlang (40%), memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok (38%) dan membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang (30%) dalam kelompok kerja masih rendah. Aktivitas belajar siswa yang baik dapat terjadi apabila guru mengupayakan situasi dan kondisi pembelajaran yang mendukung. Upaya tersebut meliputi perencanaan pembelajaran berorientasi pada kepada aktivitas siswa, memuat perencanaan komunikasi tatap muka, memutuskan pilihan jika terjadi suatu dilema, dan mengembangkan situasi agar siswa terlibat dalam percakapan praktis (Anglin, 1995 dalam Pusparani, 2016: 14). Lebih lanjut menurut Erna (2009: par.1) menjelaskan indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah: Perhatian siswa terhadap penjelasan guru, Kerjasamanya dalam kelompok, Kemampuan siswa mengemukakan pendapat, Memberi kesempatan berpendapat kepada teman, Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, Memberi Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016 224

gagasan yang cemerlang, Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain, Memanfaatkan potensi anggota kelompok, Saling membantu dan menyelesaikan masalah. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Hasil penelitian membuktikan bahwa seluruh siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2016/2017 mengalami keaktivan dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa keaktivan belajar siswa untuk mengerjakan di papan tulis cukup tinggi 68,6% walaupun jawabannya yang diberikan kurang tepat. Pada siklus II memperbaiki langkah pembelajaran dengan cara diagram gambar diberikan pada Lembar Kerja Siswa melalui kelompok kerja dan diperoleh rata-rata keaktivan siswa yang terlihat pada saat saling membantu dan menyelesaikan masalah adalah 67,3%. Berdasarkan observasi pada siklus I didapatkan keaktivan siswa sangat menonjol dalam mencari literatur (100%) dan menulis di papan tulis (84%), sedangkan pada siklus II pada kerjasama dalam kelompok (100%) dan saling membantu menyelesaikan masalah (100%). Namun masih terdapat kekurangaktivan siswa pada siklus I yaitu kooperatif berdiskusi dengan temannya (15%) dan bertanya pada guru (7,5%) dan pada siklus II yaitu memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok (38%) dan membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang (30%). Berdasarkan data tersebut keaktivan belajar melalui metode diskusi dengan menggunakan media diagram yang ditulis secara langsung dipapan tulis sehingga siswa dapat mengamati secara langsung pembuatan diagram gambar tersebut atau melalui LKS yang pembuatan diagram gambarnya secara tidak langsung dapat mengaktikan kegiatan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari siswa sangat antusias belajar, mau belajar mandiri dengan mencari dari literatur, mencoba untuk menjawab walaupun kemungkinan belum tepat, mencoba mengaplikasikan ke tubuhnya atau ke tumbuhan untuk mempermudah mengingat. 2. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut: a. Guru mengupayakan agar pada setiap pertemuan KBM tersedia media pembelajaran untuk membantu penyampaian materi pelajaran. b. Metode diskusi dirancang secara cermat untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. c. Guru dapat memodifikasi penggunaan media gambar dengan dalam bentuk media gambar hasil sketsa tangan atau hasil cetakan agar penyampaian materi pelajaran tidak membosankan. Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016 225

d. Guru memberikan rangsangan belajar dengan media sketsa gambar yang dibuat sendiri sehingga siswa berusaha mengikuti kegiatan pembutan sketsa gambar seperti yang dilakukan oleh guru. e. Guru memberikan contoh yang meragukan sehingga dapat lebih mengaktivkan siswa untuk bertanya dan berdiskusi DAFTAR PUSTAKA. (2013). Pengertian Aktivitas menurut Para Ahli. Diunduh melalui soddis.blogspot.co.id/2013/08 Bonwell, C.C., & Eison, J. A. (1991). Active Learning: Creating Exitement in the Classroom. ASHE-ERIC Higher Education Report No.1 Washington, D.C: The George Washington Universitiy Erna, F.A. S. (2009). Indikator Keaktifan Siswa yang dapat dijadikan penilaian dalam PTK. Diunduh 20 Januari 2009 Fauzia, M.Y. (2015). Efektifitas Strategi Mencatat Kreatif Mind Mapping untuk Meningkatkan Daya Ingat Siswa SMP Islam Cepu pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup. Skripsi Jurusan Pendidikan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri Semarang. Diunduh melalui lib.unnes.ac.id/22187 Kumarawati, A. (2012). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada pembelajaran Kewirausahaan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) di SMK Negeri 8 Perworejo. Skripsi Program Studi pendidikan Tehnik Busana Jurusan Pendidikan Tehnik Boga dan Busana Fakultas Tehnik Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh melalui eprints.uny.ac.id/38048 Nurhayati, (2010). Penggunaan Media Gambar dan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMPN 2 bagan Sinembah Tahun Ajaran2009/2010. Skripsi Universitas Islam Riau Pekanbaru. Diunduh melalui digilib.uir.ac.id Prince, M. (2004). Does Active Learning Work? A Review of the Research. Journal of Engineering Education. Pusparani, D. (2016). Perbandingan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa yang diajar Mnggunakan Model Quantum Teaching dan Model pembelajaran Cooperative Tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas IX SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung: Bandar Lampung Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016 226