BAB I PENDAHULUAN. tidak didukung oleh ketersediaan lahan cukup untuk memenuhi kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala. sumber devisa utama Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. kelihatan megah dan bersih sehingga konsumen (pembeli ) berkeinginan. untuk mengunjunginya dan belanja.

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL ATAS MENINGGALNYA PEMILIK TANAH (Studi pada Pt.Tiga Berlian Sejahtera) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUNTUTAN PEMBATALAN AKTA PERJANJIAN BANGUN BAGI DI KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

HUKUM PERIKATAN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial, mempunyai bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

KEDUDUKAN HUKUM DARI M.O.U DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

SKRIPSI PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR ( STUDI KASUS DI DEALER ASLI MOTOR KLATEN )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tidak dapat

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan perumahan tidak didukung oleh ketersediaan lahan cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di sisi lain, perusahaan pengembang perumahan juga terkendala merespon kebutuhan pasar tersebut karena tidak memiliki cadangan lahan yang bisa dikembangkan. Selain itu, untuk membeli lahan-lahan baru lalu kemudian dibangun dan dikembangkan sesuai kebutuhan perumahan tersebut ternyata seringkali menjadi pilihan yang cenderung ditinggalkan. Hal ini bisa jadi karena jika para pengembang harus memulai proses pembangunan dengan membeli atau membuka lahan-lahan baru maka time, cost, risk, dan benefitnya dalam ukuran suatu proyek menjadi tidak menguntungkan.sebagaimana diatur dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28 H angka 1 (amandemen kedua tahun 2000) yang menyebutkan bahwa. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik dan sehat dan berhak memperoleh pelayanan kesehatan. 1 Dalam situasi seperti ini, salah satu trend yang mengemuka dan menjadi alternatif yang dipilih oleh para pengembang perumahan adalah mencari pemilik-pemilik lahan yang di mana lahannya memungkinkan dibangun untuk menjadi perumahan dengan segala fasilitasnya untuk diajak kerjasama mengembangkan lahan tersebut. Jadi ada dua pihak yaitu: pertama 1 Indonesia, Undang UndangDasar 1945 pasal 28 huruf (h) amandemenke 2 tahun 2000. 1

2 pemilik lahan atau tanah dan pengembang selaku pemilik dana yang nantinya akan membiayai proyek tersebut. Mekanisme ini banyak dipilih karena berpotensi memberi keuntungan yang maksimal baik pengembang maupun bagi pemilik lahan itu sendiri. Banyak skema yang bisa dijalankan dalam kerjasama ini, tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Perjanjian bagi hasil merupakan perjanjian yang lahir dari kebiasaan masyarakat dalam bekerja sama dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Fenomena perjanjian bagi hasil ini berkembang dalam masyarakat sebagai akibat adanya kebiasaan dalam masyarakat melakukan kegiatan bagi hasil. Perjanjian bagi hasil ini timbul dari adanya keinginan dua pihak atau lebih saling bekerja sama untuk suatu kegiatan usaha yang kemudian hasil usahanya dibagi sesuai dengan kesepakatan antara para pihak yang terlibat dalam perjanjian Kontrak atau perjanjian merupakan suatu peristiwa hukum dimana pihak yang seorang berjanji kepada pihak lain atau dua orang saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Apabila seorang berjanji kepada orang lain, kontrak tersebut merupakan kontrak yang biasa diistilahkan dengan kontrak sepihak di mana hanya seorang yang wajib menyerahkan sesuatu kepada orang lain, sedangkan orang yang menerima penyerahan itu tidak memberikan sesuatu sebagai balasan (kontrapr estasi) atas sesuatu yang diterimanya. 2 2007, h. 1. 2 AhmadiMiru, HukumKontrak ( PerancanganKontrak), RadjaGrafindoPersada, Jakarta,

3 Perjanjian bagi hasil belum secara khusus ada pengaturannya. Oleh karena itu, perjanjian bagi hasil ini mengikuti ketentuan umum di dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) khususnya pada ketentuan Buku III KUH Perdata mengatur tentang Perikatan. Dalam membuat perjanjian termasuk dalam hal ini perjanjian bagi hasil terdapat suatu asas yang disebut asas kebebasan berkontrak. Sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Ketentuan lainnya setiap perjanjian diikuti dengan itikad baik sesuai dengan Pasal 1338 (3) bahwa persetujuan harus dilakukan dengan itikad baik. Dalam suatu perjanjian terdapat para pihak dimana masing-masing pihak mempunyai kewajiban yang timbul dari perjanjian yang telah disepakati bersama. Hak dan kewajiban itu harus dilaksanakan secara sukarela. Apabila hak tersebut tidak dilaksanakan atau dengan kata lain tidak memenuhi apa yang dijanjikan maka ia dikatakan mengingkari janji. Mengingkari janji merupakan suatu kelalaian yang dilakukan oleh salah satu pihak. Pihak yang dinyatakanwanprestasi tidak melaksanakan sesuatu sebagaimana yang telah dijanjikan semula. Termasuk juga dalam katagori mengingkari janji, bila prestasi yang dilaksanakan terlambat dari yang dijanjikan. Terdapat dua kemungkinan alasan mengapa tidak dilaksanakan kewajiban itu oleh pihak yang berutang (debitur) yaitu : a. Karenakesalahandebiturbaikkarenakesalahanmaupunkelalaian.

4 b. Karenakeadaanmemaksa ( force majeure)jadi di luarkemampuandebiturtidaksepenuhnyadapatdipersalahkan. 3 Olehkarenaitu, mengingkari janji (kelalaian) mempunyaiakibat-akibat yang begitupenting, makaharusditentukanlebihdahuluapakahdebiturbenartelahmelakukanmengingk ari janji.untukmengetahuihalini, makaharusdilihatisidarisuatuperjanjian yang telahdisepakati.barudapatdiketahuidebiturtelahpengingkaran terhadap janjiapabilaiatidakmelaksanakankewajibannya. 4 Selanjutnya dalam hal wanprestasi R. Subekti menyebutkan Apabila dalam tenggang waktu debitur tidak memenuhi kewajiban prestasinya, maka dapat dikatakan debitur mengingkari janji. 5 Mengenaiwanprestasiini, Subektimembagidalam 4 (empat) macamyaitu 6 : 1. Tidakmelaksanakanapa yang disanggupiakandilakukannya. 2. Melakukanapa yang diperjanjikantetapitidaksebagaimanamestinya. 3. Melakukanapa yang diperjanjikantetapiterlambat, atau 4. Melakukansesuatu yang di dalamperjanjian yang tidakbolehdilakukan. Berdasarkan pendapat di atas, bila dalam suatu perjanjian telah ditentukan bahwa objek dari suatu perjanjian akan diserahkan pada waktu yang telah ditentukan, namun pada waktu tersebut objeknya tidak diserahkan sedangkan waktu telah tiba untuk diserahkan. Dalam hal ini dikatakan telah terjadi 3 Abdulkadir Muhammad, HukumPerikatan,(Bandung:Alumni, 1992), h. 20 4 WirjonoProdjodikoro, HukumPerdataTentangPersetujuanTertentu, (Bandung: Sumur,1995), h. 44. 5 Subekti R, HukumPerjanjian, (Jakarta: Intermasa,1987), h. 45 6 Ibid, h. 47

5 wanprestasi atau ingkar janji. Mengenai perjanjian bagi hasil terhadap pemilik tanah ini sudah sering terjadi dalam bisnis property di Indonesia. Hal ini selalu menjadi bagian yang dilakukan oleh pihak pengembang dengan pemilik tanah baik bagi hasil dalam bentuk ruko maupun dalam perumahan. Seperti perjanjian bagi hasil yang terjadi antara PT. Tiga Berlian Sejahtera dengan pemilik tanah atas nama H. Daud yang memiliki tanah lebih kurang seluas 3 Hektar didaerah Rimbo Panjang Kab. Kampar.Dalamhalinipemiliktanahatasnama H. Daudinginmelakukanperjanjianbagihasilperumahandenganpihak PT. Tiga Berlian Sejahtera, namunsaatpelaksanaanpembangunan yang dilakukanoleh PT. TigaBerlian Sejahtera pemiliktanah H. Daudmeninggalduniasehinggamenyebabkankonflikpadaperjanjian yang telahdibuatantarapengembangdenganpemiliktanah. Dalamhalinimenimbulkanakibathukumterhadapperjanjian yang telahdibuatantarapemiliktanahdanpengembangmengenai status perjanjian yang telahdibuatnyaapakahdapatterusdilanjutkanatautidaksertabagaimana pula akibathukumterhadappenjualanrumah yang telahdilakukanoleh PT. TigaBerlian Sejahtera. Berdasarkanuraiantersebutpenelititertarikuntukmenelititentang: PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASILATAS MENINGGALNYA PEMILIK TANAH (STUDI PADA PT.TIGA BERLIAN SEJAHTERA) B. Batasan Masalah Agar penelitian bisa mencapai hasil yang diharapkan, maka penulis membatasi permasalahannya yang berhubungan

6 denganakibathukumterhadapbagihasilperumahanantarapt.tiga Berlian Sejahterayang beralamat di Jalan Arifin Ahmad No.8-9 Pekanbaru. C. Rumusan Masalah 1. BagaimanaPelaksanaanHukum Perjanjian Bagi Hasil atasmeninggalnyapemilik Tanah ataspenjualanperumahanpada PT. TigaBerlian Sejahtera? 2. Bagaimana Penyelesaian Terhadap Perjanjian Bagi Hasil Atas Meninggalnya Pemilik Tanah? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi tujuan Penelitianiniadalah: a. Untuk mengetahui PelaksanaanHukum Perjanjian Bagi Hasil atasmeninggalnyapemilik Tanah ataspenjualanperumahanpada PT. TigaBerlian Sejahtera. b. Untuk mengetahui Penyelesaian Terhadap Perjanjian Bagi Hasil Atas Meninggalnya Pemilik Tanah 1. Manfaat Teoritis Untukmengembangkankonseppemikiransecaralebihlogis, sistematisdanrasionaldalammenelitipermasalahanterkaitperjanjianbagihasila ntarapengembangdanpemiliktanah yang telahmeninggaldunia. 2. Manfaat Secara Praktis Memberikan masukan bagi pihak pemerintah, pengembang, pemilik tanah mengenai hal-hal yang harus segera dilaksanakan untuk mengantisipasi

7 masalah yang terjadi atas perjanjian bagi hasil yang dilakukan antara pihak pengembang dan pemilik tanah yang telah meninggal dunia agara lebih bisa memberikan jaminan kepastian hukum antara pihak pengembang, pemilik tanah serta konsumen yang akan membeli rumah tersebut. E. Metode Penelitian Dalampenelitianinipenulismemerlukan data konkretsebagaibahanpembahasanterhadap permasalahan yang penulis teliti dalamskripsi, makametodepenelitian yang digunakanadalahsebagaiberikut: 1. Jenis dan Sifat Penelitian Adapun jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian Hukum Sosiologis dengan cara survey yaitu penulis melakukan penelitian langsung ke lokasi penelitian yaitu di PT. Tiga Berlian Sejahtera yang beralamat di Jalan Arifin Ahmad No.8-9Pekanbaru. Sedangkan penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau penjelasan yang jelas mengenai PerjanjianbagihasilantarapemiliktanahdenganPT.Tiga Berlian Sejahteradalambisnis property (Studi Kasus Pada PT.Tiga Berlian Sejahtera Jalan Arifin Ahmad No.8-9 Pekanbaru) 2. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang penulis lakukan untuk memperoleh data dan informasi adalah Pada PT.Tiga Berlian Sejahtera yang beralamat di Jalan Afirin Ahmad No.8-9 Pekanbaru.

8 3. Populasi dan Sampel Dalampenelitianinimetodepenentuan sample yang digunakanadalahsensus/total sampling. Sampel, adalah objek yang akan dijadikan dalam penelitian. Populasi, adalah seluruh gejala atau seluruh unit yang akan diteliti, populasi dalam penelitian ini adalah : Tabel I.1 Populasi dan Sampel No Nama Populasi Sampel Persentase 1 Direktur Utama PT.Tiga 1 1 100% Berlian Sejahtera 2 Pemilik Tanah/AhliWaris 1 1 100% 3 Notaris 1 1 100% 4. Sumber Data Adapun jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data primer Yaitu sejumlah data berupa keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung dari sumber data di lapangan yang berwujud tindakantindakan sosial dan kata-kata dari pihak-pihak yang terlibat dengan obyek yang diteliti. Adapun data tentangpenelitianinidiperolehdari PT. TigaBerlian Sejahtera. b. Data sekunder

9 Merupakanketeranganataufakta yang diperolehtidaksecaralangsung, tetapidiperolehmelalui study pustaka, literatur, PeraturanPerundang-undangan, KaryaIlmiahdansumbertertulislainnya yang berkaitandenganmasalah yang ditelitiolehpenulis. 7 5. Metode Pengumpulan Data Guna mempermudah dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, maka metode pengumpul data yang dipergunakan : a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melalui proses pengamatan langsung melalui gejala atau fenomena yang terjadi dilapangan b. Interview (wawancara), yaitu pengumpulan data dengan cara teknik wawancara secara langsung dengan responden. Wawancara ini penulis ajukan kepada Direktur Utama PT.Tiga Berlian Sejahtera dan wawancara juga dengan Notaris yang Melakukan Pengesahan Pada PT.Tiga Berlian Sejahtera. c. Dokumentasi, yaitu mencakup arsip-arsip berupa tulisan, photo, gambargambar serta hal-hal yang memungkinkan untuk digali sebagai data dalam proses penelitian 6. MetodeAnalisis Data Dalam analisa data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisa data dengan cara mengklasifikasi data-data 7 SoerjonoSoekanto, PengantarPenelitianHukum, (Jakarta: UI Press, 1996), h. 12-13

10 berdasarkan kategori persamaan jenis data tersebut, kemudian data tersebut diuraikan sedemikian rupa, serta dihubungkan antara data yang satu dengan data yang lain sehingga memperoleh gambaran umum tentang masalah yang diteliti. JenisPenelitianiniadalahpenelitianDeskriptif yaitu mengambil masalah yang dibahas berdasarkan data yang diperoleh kemudian data tersebut dianalisa dengan teliti. F. Sistematika Penulisan Agar penelitianinidapatdipahamidandimengertisecarajelasmakadibuatsuatusistematik asecaragarisbesar yang terdiridariempatbabsebagaiberikut: BAB I : PENDAHULUAN Adapun yang terdapat dalam pendahuluan adalah Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisa Data, Sistematika Penulisan BAB II : GAMBARAN UMUM PT. TIGA BERLIAN SEJAHTERA Dalam bab ini terdapat Sejarah dan Tujuan berdiri PT.Tiga Berlian Sejahtera serta gambaran lokasi PT.Tiga Berlian Sejahtera. BAB III : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan mengenai Tentang Pengertian Perusahaan, Perjanjian,Perjanjianbagihasilantarapengembangdanpemiliktanah, Batalnya Perjanjian Bagi Hasil

11 BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN HASIL PENELITIAN Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Atas Meninggalnya Pemilik Tanah, (Studi Pada PT.Tiga Berlian Sejahtera) BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisikan dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran