secara psikis dan fisik. Kotler (2009) menjabarkan teori hierarki kebutuhan Maslow yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia harus makan untuk bertahan hidup dan menjalani segala aktifitasnya. Kotler (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan, untuk itu perlu dikaji tentang kualitas pelayanan secara

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bisinis otomotif merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB II URAIAN TEORITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI. melalui jasa atau produk yang dikonsumsi (Nasution, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelaku bisnis tersebut lebih memilih memasarkan barangnya secara online

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat pada lingkungan bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis makanan mulai berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini. Bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Gaya hidup masyarakat modern yang serba praktis memicu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. minat pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai. Sehingga makin luas sektor bisnis yang berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, persaingan di dunia bisnis juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengamati fenomena global saat ini dimana setiap individu cenderung menyukai halhal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di rumah makan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gaya hidup masyarakat Indonesia di Era modern ini mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini membawa manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya bergantung pada berbagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berperan sebagai penunjang kehidupan manusia secara psikis dan fisik. Kotler (2009) menjabarkan teori hierarki kebutuhan Maslow yang mengungkapkan lima tahapan kebutuhan manusia. Yaitu basic need, safety needs, social needs, self-esteem needs, dan self actualization needs. Basic needs yang salah satunya kebutuhan wajib manusia adalah mengkonsumsi makanan. Yang bertujuan sebagai sumber energi manusia untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Basic needs yang salah satunya adalah makan merupakan kebutuhan prioritas sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya. Karena mendesaknya kebutuhan itu, Perusahaanperusahaan berlomba-lomba menjawab kebutuhan pangan manusia tersebut. Mereka bersaing menonjolkan kelebihan untuk dapat menggugah selera konsumen. Menurut Adhi S. Lukman ketua umum GAPMMI (Gabungan pengusaha makanan dan minuman indonesia) dalam artikel di http://indonesianindustry.com/ (2004) menunjukkan industri makanan berkembang dengan pesat. Hal tersebut semakin bertambah kepentingannya dengan muncul fenomena yang terjadi kini dalam dunia bisnis, khususnya dalam bidang pemasaran yaitu bertambahnya aspek pencapaian perusahaan dalam menargetkan tujuan akhir perusahaan yakni kesejahteraan, menurut Lovelock (2004) dimasa lalu perusahaan dinilai sukses apabila angka nominal perusahaan tinggi, hal ini menjadi tingkat kesuksesan suatu perusahaan. 1

BAB I Pendahuluan 2 Dewasa ini, suatu perusahaan tidak akan mencapai keberhasilan jika hanya mengandalkan penjualan saja. Hadir aspek pencapaian baru yang harus dipertimbangkan, yaitu penciptaan hubungan pasca penjual antara perusahaan dan konsumen. Dengan maksud suatu siklus interaksi seller tidak hanya terjadi saat konsumen membeli produk saja, tapi juga diperlukan pelayanan maksimal dan rasa yang khas agar memungkinkannya terjadi repeat buying dan memiliki kesempatan untuk menjadi konsumen loyal pada produk yang dihasilkan perusahaan. Pelaku bisnis memutar otak untuk menciptakan costumer satisfaction. Menurut Irawan (2004), faktor faktor yang pendorong kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Kualitas produk, pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produknya baik. 2. Harga, untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi. 3. Service quality, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas pelayanan merupakan driver yang mempunyai banyak dimensi, salah satunya yang popular adalah SERVQUAL. 4. Emotional Factor, pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya emosional value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut. 5. Biaya dan kemudahan, pelanggan akan semakin puas apabila relative mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Kualitas pelayanan berfungsi sebagai driver yang membawa variabel-variabel ke dalam kepuasan.

BAB I Pendahuluan 3 Oliver (1999) Loyalitas yang dapat diartikan sebagai komitmen tinggi untuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang disukai dimasa mendatang. Yang dapat diukur dengan indikator-indikator seperti Share information, say positive things, recomended friend, continue purchasing, purchase additional service, dan test newservice Robert et al., (2003). Dalam tujuan memenuhi akan kebutuhan kepuasan pelanggan untuk mencapai loyalitas konsumen melalui kualitas produk, ada beberapa dimensi yang harus dilakukan oleh perusahaan. Mullins, et al. (2005) menjabarkan, Yaitu: 1. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. 2. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu 3. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang. 4. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. 5. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk 6. Perceived quality (kesan kualitas), pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan,reputasi,dan negara asal. Sedangkan, Kualitas pelayanan berfungsi sebagai driver yang membawa variabel-variabel ke dalam kepuasan. Pelayanan diterapkan pada bisnis yang memiliki aspek pelayanan ke pelanggan dan secara langsung berinteraksi kepada konsumen. Alma (2007) Apabila kualitas pelayanan yang diterima pelanggan lebih baik atau sama dengan yang diharapkan, maka

BAB I Pendahuluan 4 pelanggan akan puas dan cenderung akan mencoba kembali. Sebaliknya, bila penilaian pelanggan akan pelayanan lebih rendah daripada harapan, maka pelanggan akan kecewa dan menghentikan hubungannya dengan perusahaan. Beberapa dimensi yang berfungsi menjadi indikator menentukan kualitas layanan yang dijabarkan oleh Parasuraman et al. (1988) diantaranya : a) Tangibles. Meliputi penampilan fisik. b) Reliability. Kemampuan memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. c) Assurance. Kemampuan karyawan atas kemampuan produk. d) Responsiveness. Kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan. e) Empathy. Perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Bandung, Jawa barat. Kini merupakan suatu destinasi wisata yang sangat berkembang di semua sektor lininya. Hal ini didukung oleh Herry M Djauhari, Kepala dinas Pariwisata Bandung yang mengatakan bahwa tahun 2013 kuang lebih ada 6 juta wisatawan yang masuk ke bandung, dan hal ini selalu ada peningkatan 6-7% tiap tahunnya sumber ini terjasi dalam artikel di website http://news.detik.com/ (2014). Salah satu daya pikatnya adalah sektor kuliner. Hal ini didukung karena banyaknya pilihan ragam dan keunikan dari kuliner tradisional sampai kuliner modern inovatif yang ditawarkan para pengusaha di kota bandung. Mie merapi, merupakan salah satu dari sekian banyak tempat makan yang menyajikan mie kuah di bandung. Dengan andalannya kuah merapi yang bertekstur rempah-rempah dengan rasa manis, asam, gurih dan pedas menjadi buah bibir masyarakat, hal ini bisa dilihat dari tempat yang tidak pernah sepi pengunjung, dan ini juga didukung oleh animo masyarakat yang membuat mie merapi membuka cabang baru di Jl Dipati Ukur Februari 2015 kemarin. Mie merapi yang awalnya beralamatkan di jalan pahlawan no. 24 bandung ini memiliki

BAB I Pendahuluan 5 produk andalan yaitu mie juara sedunia yaitu mie dengan pilihan kuah yang dapat dipilih sesuai selera (merapi, kare, dan kampung) disertai topping-topping seperti ceker, katsu, kikil, tetelan, ayam, daging, sosis, bakso, wortel, dan kangkung. Konsumen juga dapat memilih level kepedasannya. Mie merapi dibuat dengan produk-produk berkualitas yang hampir seluruhnya dibuat langsung secara alami. Dan keunggulan ini didukung dengan harga relatif murah berkisar Rp. 11.000,00 Rp. 28.000,00. Kualitas pelayanan ini memiliki nilai yang besar dalam membawa konsumen menuju ke tingkat kepuasan, sehingga kepuasan tersebut akan memberikan dampak positif bagi perusahaan. Hal ini di adaptasi oleh mie merapi yang berkomitmen melakukan pelayanan yang cepat dan ramah. Tapi dalam kenyataannya, mie merapi kurang baik dalam memberikan kualitas pelayanan karena kadang konsumen dibuat menunggu lama dan ini membuat konsumen merasa terabaikan. Peniliti melakukan penelitian berdasarkan beberapa jurnal yang telah diterbitkan yaitu oleh Herry Sussanto dan Wido Damayanti (2008) melakukan penelitian dan menerbitkan jurnal yang berjudul pengaruh kualitas pelayanan dan produk terhadap loyalitas konsumen. mengatakan bahwa kualitas produk berpengaruh pada loyalitas pelanggan namun sebaliknya kualitas pelayanan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini cukup menarik dan menjadi landasan dalam melakukan penelitian guna memperoleh hipotesis apakah mie merapi memiliki kualitas produk dan kualitas pelayanan yang baik. Oleh Ni Made Sinta Wedarini (2013) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan telkom flexi yang mengatakan bahwa Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan konsumen dan loyalitas pelayanan. Dan yang terakhir oleh Jaisy aghniarahim putritamara, hari dwi utami, dan zaenal fanani (2012) yang melakukan penelitian yang berjudul Analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dan brand image pada rumah makan ayam goreng yang mengatakan bahwa persepsi konsumen terhadap pelayanan, kepedulian produsen, dan persepsi dalam

BAB I Pendahuluan 6 kemudahan parkir mempengaruhi kepuasan konsumen. Berdasarkan ketiga jurnal tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat tema penelitian : PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (STUDI KASUS PADA RESTORAN MIE MERAPI). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan kesimpulan singkat peneliti dari latar belakang yang telah dijabarkan diatas, dapat diambil pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, yaitu: 1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen di restoran mie merapi? 2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen di restoran mie merapi? 1.3 Tujuan Riset 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas konsumen di restoran mie merapi. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas konsumen di restoran mie merapi. 1.4 Manfaat Riset Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, di antaranya: 1. Pihak Perusahaan(Mie merapi)

BAB I Pendahuluan 7 Sebagai salah satu bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi Perusahaan Mie merapi yang berhubungan dengan kualitas produk dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan di bidang restoran, dan dalam penetapan strategi pemasaran untuk mempertahankan konsumen pembeli produk. 2. Pihak Akademisi Bagi para Akademisi diharapkan dapat menambah pengetahuan, baik dalam pembahasan kualitas produk dan kualitas layanan dapat menghasilkan loyalitas pelanggan. Atau bahkan diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang dilakukan selanjutnya.