BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah fondasi untuk membangun bangsa. Upaya untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup serta menghasilkan Sumberdaya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan membangun yang membutuhkan prioritas utama pada bidang pendidikan, karena berhasilnya pembangunan suatu bangsa atau negara tidak terlepas dari sumber daya manusia (SDM) di dalam bangsa itu sendiri yang menjadi subjek pembangunan. Pernyataan ini diperkuat oleh Undang-undang Dasar 1945 amandemen ke-4, yang terdapat pada pasal 31 ayat 1 dan 3 yaitu : 1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. 2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak yang mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan yang diatur dengan undang-undang. Pendidikan bangsa merupakan salah satu usaha untuk melahirkan manusia manusia pembangunan yang inovatif, kreatif, dan memiliki keinginan untuk maju, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, yaitu : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Makna dari kutipan diatas, bahwa pendidikan nasional mempunyai fungsi untuk menciptakan manusia yang mandiri, kreatif, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan menjadi manusia yang bertanggung

2 jawab. Pelaksanaan program pembangunan bangsa melalui penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 13 dilaksanakan melalui tiga jalur pendidikan yaitu jalur pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal dan jalur pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di lembaga yang disebut sekolah. Kegiatan belajar mengajar di sekolah diselenggarakan secara berjenjang dan berkesinambungan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (SMK). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga kependidikan yang berada pada jenjang pendidikan menengah, yang mempunyai tujuan mendidik dan mempersiapkan peserta diklat untuk menjadi tenaga menengah yang terampil (middle skill) dan professional di bidangnya masing-masing, seperti yang tercantum dalam SK Dikmenjur No. 0490/U/1992 yaitu SMK sebagai sayap pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional memiliki tujuan khusus, sebagai berikut : 1. Menyiapkan peserta diklat menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dengan program keahlian yang dipilihnya. 2. Menyiapkan peserta diklat mampu memiliki karir, ulet, dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta diklat dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Membekali peserta diklat dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahlian yang dipilih. (Kurikulum SMK, 2004:7)

3 Sekolah Menengah Kejuruan yang diupayakan pemerintah untuk mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas dalam bidang kepariwisataan adalah SMK Pariwisata. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung, yaitu SMK Negeri 9 Bandung, yang memfokuskan diri dalam mencetak lulusan yang ahli dalam bidang pariwisata, salah satunya yaitu bidang tata boga serta memenuhi kebutuhan tenaga profesional di bidang perhotelan, restoran, bakery, salon, dan industri pakaian. Salah satu kompetensi yang perlu dikuasai untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja atau industri khususnya dibidang bakery yaitu penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri. Ruang lingkup kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri yang tercantum dalam kurikulum SMK Kelompok Pariwisata Program Keahlian Patiseri (2006:37), meliputi sub kompetensi menyiapkan, menghias dan menyajikan produk patiseri dan sub kompetensi menentukan porsi dan menyimpan produk patiseri. Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri termasuk kompetensi keilmuan dan keterampilan yang terdiri dari teori dan praktik dengan waktu pembelajaran 300 jam. Kompetensi tersebut dilaksanakan selama 2 semester pada semester ke-1 dan 2 atau dilaksanakan pada kelas X (sepuluh). Tujuan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri yang tercantum dalam kurikulum yaitu diharapkan setelah belajar kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri, peserta diklat mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang aneka produk patiseri sesuai dengan standar bakery atau

4 usaha makanan lainnya, seperti : Pastry Shop, Restoran, Hotel, Coffee Shop, Cafetaria, Snack Bar. Pembelajaran untuk penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri yang sifatnya teori yaitu menjelaskan : 1. Pengertian produk patiseri 2. Klasifikasi produk patiseri 3. Jenis-jenis produk patiseri yaitu Choux Paste, Puff Pastry, Short and Sweet Paste 4. Karakteristik dan fungsi bahan/alat yang digunakan dalam pembuatan aneka produk patiseri. 5. Teknik pembuatan adonan sesuai dengan klasifikasi produk patiseri. 6. Kriteria adonan 7. Teknik pengolahan kue sesuai dengan jenis kue 8. Teknik penyajian Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri yang sifatnya praktik yaitu membuat Choux Paste, Puff Pastry, dan Short and Sweet Paste. Proses pembelajarannya yaitu pada 3 minggu pertama baik itu pada semester ke-1 atau ke-2 dilakukan dengan pemberian materi dan selanjutnya melaksanakan praktik dan pada akhir semester dilakukan uji level. Pada waktu praktik, guru menjelaskan secara singkat mengenai produk patiseri yang akan dibuat yaitu mengenai cara membuat, teknik yang digunakan, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan produk patiseri yang akan dibuat. Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan terhadap kesiapan kerja peserta diklat di bakery dan apabila peserta diklat memiliki dorongan serta minat untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penguasaan kompetensi tersebut meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

5 Bakery merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam bidang kue-kue, dan roti dengan menggunakan factory system atau spesifikasi kerja. Bakery yang dimaksudkan disini yaitu semua bakery baik itu bakery yang berada di hotel dan restoran ataupun bakery yang berdiri sendiri karena secara keseluruhan usaha bakery mempunyai spesifikasi kerja. Usaha bakery di bagi menjadi 2 bagian yaitu bagian produksi dan bagian penjualan. Pada bagian produksi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian roti, aneka kue kering, cake dan dekorasi cake, dan bagian pastry. Pada bagian pastry yaitu dikhususkan membuat aneka produk patiseri, seperti puff pastry, strudel, pie dan Choux Paste (sus). Peserta diklat yang lulus dari SMK yang bekerja di bakery, yaitu bekerja di bagian produksi sebagai tenaga kerja menengah atau sebagai cook helper bagian pastry. Kesiapan pada dasarnya timbul dari diri seseorang dan berhubungan dengan kematangan fisik dan kematangan psikologis. Kesiapan peserta diklat untuk memasuki dunia kerja diperoleh setelah melakukan proses belajar, kemudian dari proses belajar itu menjadi sebuah motivasi yang kuat untuk memulai pekerjaan dan memusatkan perhatian pada pekerjaannya. Ungkapan tersebut sejalan dengan pendapat Rochman Natawidjaja dan H.A.Moein Moesa (1992:77) : Prinsip kesiapan (Law of Readiness) menyatakan bahwa melalui proses belajar, individu akan memperoleh kesiapan. Kesiapan timbul disebabkan oleh dua faktor : kematangan fisik dan kematangan psikologis, kematangan fisik menyangkut kemampuan mengkoordinasikan anggota tubuhnya, kematangan psikologis menyangkut kemampuan individu untuk memahami situasi belajar sehingga ia mampu mengabaikan segala hal yang tidak ada kaitannnya dengan kegiatan yang dihadapinya, dan memusatkan perhatian pada objek yang dilakukannya.

6 Kesiapan seseorang untuk kerja di bakery harus memiliki kesiapan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Sikap profesionalisme untuk bekerja di suatu tempat khususnya bakery mempunyai ciri-ciri yaitu harus berbudi luhur, terampil, mandiri dan tangguh, memiliki rasa kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, kreatif, mempunyai disiplin kerja dan berorientasi ke depan. Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukan oleh Oemar hamalik (1990:12) yaitu profesionalisme tenaga kerja mempunyai ciri-ciri, yaitu Berbudi luhur, terampil, mandiri dan tangguh, memiliki kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, berdisiplin dan berorientasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Kesiapan kerja peserta diklat di bakery yang penulis amati pada waktu melaksanakan Program Latihan Profesi yaitu bahwa terdapat kesiapan yang besar dari peserta diklat untuk menghadapi dunia kerja di bakery walaupun jika dilihat dari aspek sikap, kemauan, kondisi emosional dan mental peserta diklat, mereka belum menunjukan kesiapan kerja di bakery. Hal yang demikian disebabkan karena peserta diklat masih memiliki sikap kekanak-kanakan. Kesiapan kerja peserta diklat di bakery muncul, penulis amati dalam membuat dan menghasilkan aneka produk patiseri hampir sebagian besar peserta diklat menghasilkan produk yang baik, selain itu juga pada waktu melaksanakan pembelajaran guru mata diklat sering menggambarkan dunia kerja khususnya bakery. Kondisi demikian mendorong penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai seberapa besar kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah

7 produk patiseri terhadap kesiapan kerja di bakery pada peserta diklat program keahlian patiseri tahun pelajaran 2006/2007 di SMK N 9 Bandung. B. RUMUSAN MASALAH 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah yang akan dibahas, seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (2003 : 13), yaitu : Pembatasan masalah diperlukan untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah, untuk menetapkan daerah, suatu yang akan diperlukan untuk memecahkan masalah yang dibatasi oleh keadaan waktu, tenaga, kecakapan masalah juga untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas. Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri memadukan antara teori dan praktikum. Ruang lingkup materi teori kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri yaitu tentang aneka produk patiseri, sedangkan untuk materi praktikum yaitu pembuatan aneka produk patiseri yang meliputi pembuatan Choux Paste, Puff Pastry, Short and Sweet Paste, dan adonan strudel. Peserta diklat dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam upaya mempersiapkan menjadi tenaga kerja pada industri bidang patiseri, diantaranya usaha bakery. Lingkup masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada : a. Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemampuan kognitif berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian dan klasifikasi produk patiseri yaitu :

8 Choux Paste, Sugar Dough/Pie Dough, Puff Pastry Dough, Jenis-jenis produk Patiseri, karakteristik dan fungsi bahan/alat, teknik pembuatan adonan, kriteria adonan, teknik pengolahan, kriteria berbagai produk patiseri, teknik penyajian, teknik penyimpanan produk patiseri. Kemampuan afektif yang meliputi motivasi, inisiatif, kreatif dan disiplin dalam penyiapan dan pengolahan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri termasuk sanitasi hygiene, sedangkan aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan dalam membuat aneka produk patiseri, dan menyajikan produk patiseri. b. Kesiapan kerja peserta diklat di bakery yaitu meliputi kondisi fisik, mental dan emosional sebagai kesiapan internal, kebutuhan motif, dan tujuan sebagai kesiapan exsternal, keterampilan dan pengetahuan dalam kesiapan kerja. c. Terdapatnya kontribusi antara penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri dan kesiapan kerja peserta diklat di bakery. d. Besarnya kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri terhadap kesiapan kerja di Bakery. 2. Perumusan Masalah Penulis perlu untuk merumuskan masalah dalam penelitian ini supaya penelitiannya lebih terarah. Suharsimi Arikunto (2002:29), berpendapat bahwa : Perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan bagian pokok dari kegiatan penelitian. Perumusan masalah menunjukan masalah utama dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri terhadap

9 kesiapan kerja di bakery? selanjutnya dari rumusan tersebut dijadikan sebagai judul dalam skripsi yaitu : KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI MENYIAPKAN DAN MENGOLAH PRODUK PATISERI TERHADAP KESIAPAN KERJA DI BAKERY PADA PESERTA DIKLAT PROGRAM KEAHLIAN PATISERI (Penelitian Terbatas Pada Peserta Diklat program keahlian Patiseri Tahun Pelajaran 2006/2007 di SMK N 9 Bandung). 3. Definisi Operasional Definisi operasional sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antara pembaca dengan penulis tentang berbagai pengertian yang ada dalam penelitian ini, khususnya pengertian yang terdapat dalam judul penelitian. Penulis akan mengemukakan definisi operasional sebagai berikut : a. Kontribusi Penguasaan Kompetensi Menyiapkan dan Mengolah Produk Patiseri 1). Kontribusi Pengertian Kontribusi dalam Bahasa Inggris merupakan terjemahan dari kata contribution yang berati sumbangan (John M. Echols, 1997:145). Pendapat tersebut dijadikan acuan. Pengertian kontribusi dalam penelitian ini adalah sumbangan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri terhadap kesiapan kerja di bakery.

10 2). Penguasaan Kompetensi Menyiapkan dan Mengolah Produk Patiseri Pengertian Penguasaan menurut J. S. Badudu (1996:726) berpendapat bahwa penguasaan ialah pemahaman serta keterampilan terhadap suatu ilmu. Kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri menurut kurikulum SMK tahun 2006 program keahlian patiseri (2006:37) adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam menyiapkan dan mengolah produk patiseri yang dipelajari di SMK. Jadi pengertian penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri adalah kemampuan yang diperoleh baik itu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills) dan sikap kerja (attitude), dalam menyiapkan dan mengolah produk patiseri. Pengertian kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri dalam penelitian ini mengacu pada pengertian kontribusi, penguasaan, kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri diatas menurut M. Echols John, J. S. Badudu, dan kurikulum SMK, sehingga pengertian kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri yang dimaksud adalah sumbangan terhadap pemahaman serta keterampilan yang diperoleh peserta diklat dalam menyiapkan dan mengolah produk patiseri dengan dilandasi oleh pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills) dan sikap kerja (attitude).

11 b. Kesiapan Kerja di Bakery 1). Kesiapan Pengertian Kesiapan, menurut Slameto (2003:113), kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi yang mencakup tiga aspek : kondisi fisik, mental, dan emosional sebagai kesiapan internal, kebutuhan motif, dan tujuan sebagai kesiapan eksternal, keterampilan dan pengetahuan. 2). Kerja Pengertian kerja menurut Ensiklopedia Indonesia (1993:1756) adalah pengerahan tenaga (baik pekerjaan jasmani maupun rohani) yang dilakukan untuk menyelenggarakan proses produksi. 3). Bakery Bakery menurut Poxet oxpord dictionary (1996) menjelaskan pengertian Bakery yaitu place where bread and cakes are made or sold. artinya tempat untuk membuat atau menjual roti, dan kue. Pengertian Kesiapan Kerja di Bakery dalam penelitian ini mengacu pada pengertian kesiapan, kerja, bakery, menurut Slameto, Ensiklopedia Indonesia, dan Poxet oxpord dictionary, sehinggga pengertian Kesiapan Kerja di Bakery yang dimaksud adalah keseluruhan kondisi yang siap untuk melakukan sesuatu pekerjaan di tempat kerja yaitu bakery yang merupakan tempat untuk membuat atau menjual roti, dan kue.

12 C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui berapa besar kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri terhadap kesiapan kerja di Bakery pada peserta diklat program keahlian Patiseri tahun pelajaran 2006/2007 di SMK N 9 Bandung. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai : a. Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri peserta diklat tahun pelajaran 2006/2007 SMK N 9 Bandung, dilihat dari tiga kemampuan yaitu : kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. b. Kesiapan kerja peserta diklat di bakery yaitu meliputi kondisi fisik, mental dan emosional sebagai kesiapan internal, kebutuhan motif, dan tujuan sebagai kesiapan exsternal, keterampilan dan pengetahuan dalam kesiapan kerja. c. Terdapatnya kontribusi antara penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri dan kesiapan kerja peserta diklat di bakery. d. Besarnya kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri terhadap kesiapan kerja di Bakery.

13 D. ASUMSI Asumsi atau anggapan dasar merupakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan pendapat para ahli atau suatu yang telah menjadi kebenaran umum. Asumsi merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti, sehingga dengan asumsi atau anggapan dasar dalam penelitian ini, peneliti akan dengan mudah membuat suatu hipotesis. Asumsi dalam penelitian ini ditopang oleh pendapat Winarno Surakhmad (2002:58), mengemukakan bahwa Asumsi, merupakan kebenaran yang tidak diragukan lagi atau tidak perlu diuji lagi. Mengacu pada pendapat di atas, maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah : a. Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri pada peserta diklat program keahlian patiseri mencakup 3 aspek yaitu aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) yang ditandai dengan perubahan sikap dan tingkah laku peserta diklat. Asumsi ini mengacu pada pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002:26), yaitu Tingkat kemampuan atau penguasaan yang dapat dikuasai oleh peserta didik mencakup 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. b. Peserta diklat program keahlian Patiseri setelah mempelajari kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri mengalami banyak perubahan pola pikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus yang memungkinkan peserta diklat menjadi kompeten dalam arti memperoleh pengetahuan dan

14 pemahaman, keterampilan, dan nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Anggapan dasar ini ditopang oleh pendapat Puskur Balitbang, Depdiknas (Masnur Muslich, 2007:16) bahwa Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. c. Kesiapan kerja peserta diklat di Bakery merupakan tolak ukur bahwa adanya kontribusi penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri. Asumsi ini mengacu pada pendapat Soemanto (1993:185) bahwa Keberhasilan seseorang dalam melakukan pekerjaan sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan yang dimilikinya dalam mewujudkan keinginannya. d. Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri terhadap kesiapan kerja di Bakery. Faktor penguasaan kompetensi yang diperoleh peserta diklat dapat berpengaruh terhadap kesiapan peserta diklat untuk dapat bekerja dibidang yang telah dikuasainya. Pekerjaan apapun dapat teratasi dan dapat dikerjakan dengan hasil yang maksimal apabila peserta diklat memiliki kesiapan yang matang. Kesiapan tersebut meliputi kondisi fisik, mental dan emosional sebagai kesiapan internal, kebutuhan, motif, dan tujuan sebagai kesiapan exsternal, keterampilan dan pengetahuan. Asumsi ini mengacu pada pendapat Slameto (2003:113) bahwa : Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kondisi tersebut mencakup 3 aspek, yaitu : a).kondisi fisik, mental dan emosional b).kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan c).keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajarinya.

15 E. HIPOTESIS Hipotesis dipandang sebagai jawaban sementara, Suharsimi Arikunto (2002 : 64) mengemukakan sebagai berikut Hipotesis dipandang sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara, terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Pendapat ini menjadi acuan bagi penulis untuk menetapkan hipotesis dalam penelitian ini, bahwa kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesiapan kerja di Bakery. Hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan dan berpegangan pada rumusan masalah yang diajukan adalah : Penguasaan kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri sebagai variabel (X) berkontribusi positif dan bermakna terhadap kesiapan kerja di Bakery sebagai variabel (Y). F. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang memiliki tujuan melukiskan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang. Menurut Nana Sudjana (2001:64) pengertian metode deskriptif analitik adalah : Penelitian yang berusaha mendeskriptifkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.

16 G. LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Penulis melakukan penelitian di SMK Negeri 9 Bandung Kelompok Pariwisata yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta KM 10 Bandung. Dipilih lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa: 1. Berdasarkan pengamatan selama Program Latihan Profesi (PLP), permasalahan yang teliti terdapat pada peserta diklat SMK program keahlian patiseri yang telah mengikuti kompetensi menyiapkan dan mengolah produk patiseri. 2. SMK 9 merupakan salah satu SMK yang terdapat program keahlian patiseri. 3. Populasi penelitian berjumlah 34 orang. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel total yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.