BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:neraca, laba rugi, laporan keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti laporan arus kas, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan suatu ringkasan dari transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang biasanya meliputi:neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah pihak perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan dengan laopran keuangan suatu badan usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intern perusahaan dan kelompok ekstern perusahaan. Kelompok
intern perusahaan merupakan orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegitan operasional perusahaan, seperti pemilik perusahaan, kreditur, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Pemilik Perusahaan, pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu untuk menilai prestasi manajer yang ditunjukkan pada laba yang diperoleh perusahaan, untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan dating sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimiliki. Manajer dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan akan dapat menyusun rencana yang yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat. Namun yang terpenting bagi manajer adalah bahwa laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Para Investor memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui prospek keuangan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja serta kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Pemerintah sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah. 2. Analisa Laporan Keuangan a. Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pengertian analisa laporan keuangan menurut Harahap (2004 : 190) :
menguraikan pos - pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non - kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa analisa laporan keuangan adalah proses penganalisaan/ penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca, dan laporan rugi laba beserta lampiran - lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan teknik - teknik tertentu yang nantinya akan digunakan oleh pihak - pihak yang berkepentingan. Menurut Warren (2006 : 25) laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban - beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih. Jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih. Sedangkan Neraca menurut Warren (2006 : 26) adalah bentuk laporan yang menempatkan kewajiban dan ekuitas pemilik di bawah aktiva. Bentuk laporan ini menyajikan bagian kewajiban dan bagian ekuitas pemilik di bawah bagian aktiva. Laporan Keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Pada sepanjang siklus, yang biasanya selama satu tahun, akuntan mencatat aktivitas operasi usaha tersebut. Pada akhir siklus, akuntan menyiapkan laporan keuangan yang mengikhitasarkan aktivitas operasi sepanjang tahun tesebut. Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan
modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan Laporan Rugi Laba memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan penggunaan modal yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa telah dilakukan atau pertanggungjawban manajemen berbuat demikian agar dapat mengambil keputuan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. b. Prosedur Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis merupakan analisis atas prospek dan resiko perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis. Analisis bisnis membantu pengambilan keputusan dengan melakukan evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta kinerja keuangannya. Adapun bentuk-bentuk rasio keuangan terdiri dari: likuiditas, struktur modal dan solvabilitas, tingkat pengembalian atas investasi, kinerja operasi, dan pemanfaatan aktiva.
1) Likuiditas (liquidity), rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek. Menurut Muslich, (2003 : 47) likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas yang sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Rasio ini terdiri dari: a) rasio lancar (current ratio), b) rasio cepat (acid test ratio), c) periode penagihan (collection period), d) jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory). 2) Struktur modal dan solvabilitas (capital structure and solvency), rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang, rasio ini terdiri dari: a) total utang terhadap ekuitas (total debt equity), b) utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity), c) kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned). 3) Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment-roi), rasio ini untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. rasio ini terdiri dari: a) tingkat pengembalian atas aktiva (return on assets roa), b) tingkat pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity).
4) Kinerja operasi (operating performance), rasio ini untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi, rasio ini terdiri dari: a) margin laba kotor (gross profit margin), b) margin laba operasi (operating profit margin), c) margin laba sebelum pajak (pretax profit margin), d) margin laba bersih (net profit margin). 5) Pemanfaatan aktiva (asset utilization), rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran aktiva, rasio ini terdiri dari: a) perputaran kas (cash turnover), b) perputaran piutang usaha (account receivable turnover), c) penjualan terhadap persediaan (sales to inventory), d) perputaran modal kerja (working capital turnover), e) perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover), f) perputaran total aktiva (total asset turnover). Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas aktivitas perusahaan yang tercemin dalam laporan keuangan tersebut. Agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan. Dengan analisa laporan keuangan ini diharapkan penganalisa mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan dalam mengambil kesimpulan disamping itu
harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan - perubahan tingkat harga yang terjadi. Untuk itu sebelum mengadakan perhitungan - perhitungan analisa dan interprestasi penganalisa harus mempelajari atau mereview data secara menyeluruh. Ini adalah untuk meyakinkan pada penganalisa bahwa laporan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data yang relevan dan telah diterapkannya dalam prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat, sehingga penganalisa akan betul - betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut : - Review dan bila perlu susun kembali laporan keuangan. - Adakan perhitungan-perhitungan sesuai dengan teknik analisa yang digunakan. - Adakan analisa hubungan sebab akibat. - Berikan interpretasi atas keadaan yang sebenarnya dari laporan keuangan. 3. Analisis Rasio a. Pengertian Analisis Rasio Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Menurut Husnan (2002 : 69) setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu. Analisis Rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
hubungan dari pos - pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan dan menggambarkan kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan posisi keuangan suatu badan usaha terutama apabila angka rasio tersebut dapat dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. b. Penggolongan Rasio Pada dasarnya macam atau jumlah angka - angka rasio itu banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun demikian angka - angka rasio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan pada tujuan penganalisa. Menurut Riyanto (2001 : 331) pengelompokan rasio keuangan sebagai berikut : a) rasio likuiditas adalah rasio - rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, Acid test ratio). b) rasio leverage adalah rasio - rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Debt to total assets ratio, Net worth to debt ratio dan lain sebagainya). c) rasio aktivitas yaitu rasio - rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya. d) rasio profitabilitas yaitu rasio - rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan kemampuan kemampuan (Profit margin on sales, Return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya).
4. Pengertian Kinerja Pengerttian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 503) adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Sedangkan pengertian penilaian kinerja menurut Kamus Akuntansi (2000 : 628) adalah penilaian kinerja adalah pertimbangan kumulatif tentang faktor faktor (yang bersifat subjektif atau objektif) untuk menentukan indicator representatif atau penelitian tentang aktivitas individu atau badan usaha, atau kinerja yang berkaitan dengan sejumlah batasan (atau standar) selama beberapa periode. Faktor faktor yang dipertimbangkan meliputi derajat pencapaian tujuan cara pengukuran item item dan standar yang digunakan. Dengan analisis laporan keuangan dapat diketahui mengenai kondisi keuangan dan hasil - hasil operasi perusahaan yang pada akhirnya akan memperlihatkan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan juga dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan dan kemudian melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan membuat keputusan yang rasional dalam hal perencanaan perusahaan, sehinggat ujuan perusahaan dapat tercapai. Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai pekerjaan, termasuk diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi laba. Penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauhmana suatu kegiatan tertentu tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut
atas perbedaan tersebut. Jadi tampak jelas untuk melakukan evaluasi dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan. Mulyadi (2001: 417) mengutarakan penilaian kinerja adalah secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam skripsi ini tolak ukur dalam menilai kinerja perusahaan berdasarkan kebijakan yang telah diterapkan oleh Pemerintah melalui menteri BUMN dengan Surat Keputusan Nomor: Kep-100/M-BUMN/2002. Rasio yang digunakan sesuai dengan SK Mentri BUMN tersebut, yaitu dengan menggunakan delapan rasio keuangan yang dianggap rasio dominan yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Kedelapan rasio tersebut adalah imbalan kepada pemegang saham (ROE), imbalan investasi (ROI), rasio kas, rasio lancar, periode penagihan, perputaran persediaan perputaran total asset, rasio total modal sendiri terhadap total asset. Secara umum tujuan pengukuran kinerja manajemen yaitu untuk dapat mengukur efektivitas dan efisiensinya kinerja yang telah dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan semula. Ada beberapa aspek penting dalam mengevaluasi kinerja di dalam suatu perusahaan. Evaluasi kinerja yang dapat dilakukan dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek, yaitu evaluasi kinerja pada aspek keuangan dan evaluasi kinerja pada aspek nonkeuangan. Hasil evaluasi tersebut dapat menilai bagaimana manajemen dapat mencapai target yang ditetapkan semula, dilihat dari segi keuangan maupun nonkeuangan. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas evaluasi kinerja perusahaan pada aspek keuangan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Untuk membandingkan dengan penelitian terdahulu, peneliti membandingkannya dengan peneliti dan hasil penelitiannya sebagai berikut : Nama Laila Asmara Pohan (2003) Wilda J. Simanjuntak (2005) Hasil Penelitian - Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan komparatif. - Perusahaan telah menyusun laporan keuangan sesuai dengan Pedoman akuntansi PDAM dan sesuai dengan SAK dan telah menerapkan teknik analisa laporan keuangan dengan baik terhadap neraca dan laba rugi. - Hasil analisis memperlihatkan bahwa kinerja manajemen kurang baik yang ditunjukkan dengan naiknya biaya operasional yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan. - Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan komparatif. - Berdasarkan analisis trend, rasio dan commonsize yang dilakukan penulis maka dapat dilihat bahwa kondisi keuangan perusahaan membaik. - Pos pos yang dominan mempengaruhi kenaikan trend pada tahun 2003 pada perusahaan adalah peningkatan pendapatan usaha dalam pendapatan lain lain yang tinggi. Begitu pula aktiva lancar yang mengalami peningkatan yang berasal dari penjualan tunai dan piutang usaha serta diimbangi rendahnya kewajiban lancar perusahaan.
C. Kerangka Konseptual Untuk menyelesaikan masalah yang tertuang dalam skripsi ini, maka penulis menuangkannya dalam kerangka konseptual sebagai berikut. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2006 NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2007 NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2008 - Imbalan kepada pemegang saham (ROE) - Imbalan investasi (ROI) - Rasio kas (Cash Ratio) - Rasio lancar (Current ratio) - Collection periods - Perputaran persediaan (Inventory turnover) - Perputaran total aktiva (Total asset turnover) - Rasio modal sendiri terhadap total aktiva Penilaian Kinerja Perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 Laporan Keuangan yang digunakan adalah Neraca tahun 2006, Neraca tahun 2007, Neraca tahun 2008, Laporan laba rugi tahun 2006, tahun 2007, dan tahun 2008. Analisis laporan keuangan menggunakan metode rasio keuangan
berdasarkan keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002 terdiri dari: ROE, ROI, cash ratio, current ratio, collection period, inventory turn over, total asset turn over, serta total equity to total asset. Perhitungan ROE diketahui dengan cara laba setelah pajak dibagi modal sendiri dikali 100%, ROI dengan cara EBIT ditambah penyusutan dibagi capital employed dikali 100%, cash ratio dengan cara kas ditambah bank ditambah surat berharga dibagi current liabilities dikali 100%, current ratio dengan cara current asset dibagi current liabilities dikali 100%, collection periods dengan cara total piutang usaha dibagi dengan total pendapatan usaha dikali 365 hari, inventory turnover dengan cara total persediaan dibagi total pendapatan usaha dikali 365 hari, total asset turn over dengan cara total pendapatan dibagi total employed dikali 100%, serta total equity dengan cara total modal sendiri dibagi total asset dikali 100%. Penilaian kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan berdasarkan keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002. Laporan keuangan pada PTP. Nusantara III (PERSERO) Medan dianalisis dengan menggunakan delapan rasio-rasio keuangan menurut keputusan Mentri BUMN. Hasil analisis laporan keuangan tersebut akan dibuat kesimpulan atas penilaian kinerja keuangan manajemen pada perusahaan PTP. Nusantara III (PERSERO) Medan. Hasil kesimpulan tersebut akan dapat menjawab apakah kinerja keuangan manajemen perusahaan sudah baik atau tidak, yang dapat dinilai sesuai standar yang ditetapkan pada keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitiannya adalah di kandir PTP. NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN yang terlelak di Jalan Sei Batanghari nomor 2 Medan. B. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan wawancara serta jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. C. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan cara yang dilakukan untuk mengolah data penelitian baik data primer maupun data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklasifikasikan, dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Dalam hal ini analisis data akan dilakukan dengan menggunakan rasio. Penilaian kinerja pada PTP. Nusantara III (PERSERO) Medan didasarkan pada Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. Penilaian kinerja mencakup aspek operasional, administrasi, dan keuangan. Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas mengenai penilaian kinerja dalam aspek keuangan. Tata cara penilaian kinerja keuangan PTP. Nusantara III (PERSERO) Medan adalah:
1. Total bobot maksimum untuk penilaian kinerja keuangan adalah 70. Bobot tersebut sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. 2. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya juga telah ditentukan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. No Indikator Bobot 1) Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 20 2) Imbalan investasi (ROI) 15 3) Rasio kas (Cash Ratio) 5 4) Rasio lancar (Current ratio) 5 5) Collection periods 5 6) Perputaran persediaan (Inventory turnover) 5 7) Perputaran total aktiva (Total asset turnover) 5 8) Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10 Total bobot 70 3..Metode Penilaian Bobot penilaian di atas dapat diperoleh melalui skor penilaian masing-masing analisis rasio. Skor penilaian di bawah ini telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. a. Imbalan kepada pemegang saham/return On Equity (ROE) ROE (%) Skor 15 < ROE 20 13 < ROE <= 15 18 11 < ROE <= 13 16 9 < ROE <= 11 14 7,9 < ROE <= 9 12 6,6 < ROE <= 7,9 10 5,3 < ROE <= 6,6 8,5 4 < ROE <= 5,3 7 2,5 < ROE <= 4 5,5 1 < ROE <= 2,5 4 0 < ROE <= 1 2 ROE < 0 0
b. Imbalan investasi/return On Investment (ROI) ROI (%) Skor 18 < ROI 15 15 < ROI <= 18 13,5 13 < ROI <= 15 12 12 < ROI <= 13 10,5 10,5 < ROI <= 12 9 9 < ROI <= 10,5 7,5 7 < ROI <= 9 6 5 < ROI <= 7 5 3 < ROI <= 5 4 1 < ROI <= 3 3 0 < ROI <= 1 2 ROI < 0 1 c. Rasio kas (Cash ratio) Rasio kas = x (%) Skor x >= 35 5 25 <= x < 35 4 15 <= x < 25 3 10 <= x < 15 2 5 <= x < 10 1 0 <= x < 5 0 d. Rasio lancar (Current ratio) Rasio lancar = x (%) Skor 125 <= x 5 110 <= x < 125 4 100 <= x < 110 3 95 <= x < 100 2 90 <= x < 95 1 x < 90 0
e. Collection Periods (CP) CP = x (hari) Skor x <= 60 5 60 < x <= 90 4,5 90 < x <= 120 4 120 < x <= 150 3,5 150 < x <= 180 3 180 < x <= 210 2,4 210 < x <= 240 1,8 240 < x <= 270 1,2 270 < x <= 300 0,6 300 < x 0 f. Perputaran Persediaan (PP)/ Inventory turnover PP = x (hari) Skor x <= 60 5 60 < x <= 90 4,5 90 < x <= 120 4 120 < x <= 150 3,5 150 < x <= 180 3 180 < x <= 210 2,4 210 < x <= 240 1,8 240 < x <= 270 1,2 270 < x <= 300 0,6 300 < x 0 g. Perputaran total aktiva/ Total Asset Turnover (TAT) TAT = x (%) Skor 120 < x 5 105 < x <= 120 4,5 90 < x <= 105 4 75 < x <= 90 3,5 60 < x <= 75 3 40 < x <= 60 2,5 20 < x <= 40 2 x <= 20 1,5
h. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva (TMS terhadap TA)/Total equity to total asset TMS terhadap TA (%) = x Skor x < 0 0 0 <= x < 10 4 10 <= x < 20 6 20 <= x < 30 7,25 30 <= x < 40 10 40 <= x < 50 9 50 <= x < 60 8,5 60 <= x < 70 8 70 <= x < 80 7,5 80 <= x < 90 7 90 <= x < 100 6,5 Penilaian tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi sehat, kurang sehat dan tidak sehat. 1) Sehat, terdiri dari: a) AAA jika Total Bobot (TB) lebih besar dari 95 b) AA jika 80<TB<=95 c) A jika 65<TB<=80 2) Kurang sehat, terdiri dari: a) BBB jika 50<TB<=65 b) BB jika 40<TB<=50 c) B jika 30<TB<=40 3) Tidak sehat, terdiri dari: a) CCC jika 20<TB<=30 b) CC jika 10<TB<=20 c) C jika TB<=10