Landasan Hukum: Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

dokumen-dokumen yang mirip
Pajak Kontemporer PPh Pasal 4 Ayat 2

PA JAK PENGHASILAN F INAL

PERTEMUAN 6 By Ely Suhayati SE MSi Ak

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2. Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan, bahwa:

lebih pada konteks Pajak Penghasilan (PPh), karena dalam PPh ada Perampungan yang dilakukan setiap akhir tahun

By Afifudin PSP FE Unisma 2

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 04/PJ.

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009

MAKALAH PERPAJAKAN. Disusun Oleh : Florentina Rosalia Marseli UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

Pajak Penghasilan Final: Suatu Penjelasan Singkat atas Objek, Tarif, dan Pihak yang ditunjuk Sebagai Pemotong

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5916); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENYETOR


PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB II LANDASAN TEORI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB II LANDASAN TEORI. Ilyas dan Richard Burton (2010:6), Pajak adalah prestasi yang dapat dipaksakan

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR I.1 SPT MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) (F )

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

Repositori STIE Ekuitas

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan

Keputusan Menteri Keuangan No. 121/KMK.03/2002, Tgl

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

KEABSAHAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK SEBAGAI SYARAT PERMOHONAN BALIK NAMA SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS DISKONTO SURAT PERBENDAHARAAN NEGARA

Bab1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Perkembangan ini dapat dilihat dari sisi volume usaha,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

Landasan Hukum: Pasal 25 UU PPh PMK No. 208/ PMK.03/ 2009 Keputusan Dirjen Pajak No. KEP.537/ PJ./ 2000

BAB II BAHAN RUJUKAN. Para ahli di bidang perpajakan mendefinisikan pengertian pajak dengan berbagai pendapat yang berbeda antara lain :

2% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 3% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 4% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 6% Jumlah bruto tidak termasuk PPN

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR OBYEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN TARIF PKP = (PB BP) PTKP. 2. Uang Pensiun Bulanan yang Diterima Pensiunan Pasal 17 UU PPh.

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

BAB II BAHAN RUJUKAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

Mochammad Tanzil Multazam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 6

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak dan tidak dikenakan Pajak penghasilan, diatur dalam Psl 4 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008, yaitu :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. Pengertian Laporan Keuangan

Materi E-Learning Perpajakan

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB I BENDAHARA DAN KEWAJIBAN PAJAKNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-241/PJ./2002, Tgl

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

Landasan Hukum: Pasal 23 UU PPh PMK No. 244/ PMK.03/ 2008

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

Transkripsi:

Landasan Hukum: Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

AGENDA Pengantar Definisi Pertimbangan Pengenaan Perlakuan pengenaan pajak final Ilustrasi Sumber Materi

Pemotong/ Pemungut PPh PPh pasal 4 (2)/Final PPh pasal 21 PPh pasal 22 PPh pasal 23 Setiap Bulan Setorkan; media SSP Laporkan; media SPT Masa PKP Penjual BKP/JKP PPN Keluaran WP Setiap Bulan PPN KB/LB/Nihil PKP Pembeli BKP/JKP PPN Masukan Terpotong/Terpungut PPh oleh pihak lain Membayar sendiri PPh PPh pasal 4 (2)/Final PPh pasal 21 PPh pasal 22 PPh pasal 23 PPh pasal 24 Pada tahun berjalan PPh pasal 25 STP PPh 25 FLN PPhTB Dikreditkan PPh KB/LB/Nihil PPh 29/28A/Nihil Pada akhir tahun Lap. Keu (Fiskal) PPh Terutang

Pajak Perusahaan Dipotong PPh 23 atas penghasilan jasa Badan Memotong PPh 21 atas gaji Penghasilan Beban yang dapat dikurangkan Penghasilan kena pajak X tarif pajak Pajak terutang 1thn fiskal Kredit pajak Angsuran pajak (PPh25) Dipotong pihak lain (22,23) Pajak luar negeri (24) Pajak kurang/lebih bayar (29/28 PBB Meterai BPHTB Pajak Daerah Setor Kas negara Lapor KPP PPN atas penyerahan barang/jasa

Definisi Pajak yang terutang dan dibayarkan seketika penghasilan diperoleh atau diterima. Pemotongan dilakukan oleh pemberi penghasilan, atau pihak lain yang ditentukan. Ketika dilakukan penghitungan pajak terutang di akhir tahun, penghasilan yang dikenai pajak bersifat final tidak diperlakukan sebagai penambah penghasilan. Kewajiban perpajakannya dianggap telah selesai saat pemotongan. 5

Pertimbangan Pengenaan Kesederhanaan Pemotongan Pengurangan Beban Administratif Pemerataan Pengenaan Pajak Dorongan Pengembangan Investasi dan Tabungan Perkembangan Ekonomi dan Moneter 6

Dasar Pengaturan Berdasar Pasal 4 Ayat (2) UU PPh Berdasar Peraturan Pelaksana Lain 7

PPh Final Berdasar Pasal 4 Ayat (2) UU PPh (1) Bunga obligasi dan SUN. (PP No. 16/ 2009) Bunga simpanan koperasi bagi WP OP. (PP No. 15/ 2009) Hadiah Undian (PP No. 132/ 2000) Bunga deposito, tabungan, dan diskonto SBI. (PP No. 131/ 2002) Pasal 4 Ayat (2) Transaksi saham dan sekuritas lain. (PP No. 14/ 1997) 8

PPh Final Berdasar Pasal 4 Ayat (2) UU PPh (2) Pengalihan hak tanah dan/ atau bangunan. (PP No. 71/ 2008) Persewaan tanah dan/ atau bangunan. (PP No. 5/ 2002) Pengalihan penyertaan modal oleh perusahaan modal ventura. (PP No. 4/ 1995) Pasal 4 Ayat (2) Usaha jasa konstruksi dan real estate. (PP No. 40/ 2009) 9

Dialektika Pajak: Perlakuan Perpajakan Bunga dan Hadiah PPh Pasal 21 Hadiah non undian diterima WP Orang Pribadi. Landasan Hukum PPh Pasal 23 PPh Pasal 4 Ayat (2) Bunga utang diterima WP dalam negeri. Hadiah non undian diterima WP badan. Bunga tabungan, obligasi. Hadiah undian. PPh Pasal 26 Bunga utang diterima WP luar negeri. Hadiah diterima WP luar negeri 10

PPh Final Berdasar Peraturan Pelaksana Lain Dividen Bagi WP OP PP No. 19 Tahun 2009 Penghasilan UMKM PP No. 46 Tahun 2013 11

PPh Final yang Dicabut Ketentuannya Penghasilan dari Transaksi Derivatif Berdasar PP No. 17 Tahun 2009. Dicabut oleh PP No. 31 Tahun 2011. PPh final atas penghasilan dari transaksi derivatif dinyatakan tidak berlaku. 12

Bunga Deposito, Tabungan, & Diskonto SBI (1) Cakupan SBI, serta segala bentuk deposito dan tabungan dengan bentuk dan nama apapun. Tarif dan Dasar Pengenaan 20% dari jumlah bruto. (WP DN dan BUT) 20% atau sesuai tarif P3B dari jumlah bruto. (WP LN) Ketentuan Khusus WP OP berpenghasilan rendah dapat mengajukan permohonan restitusi. 13

Bunga Deposito, Tabungan, & Diskonto SBI (2) Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Bank yang membayarkan bunga dan diskonto. Dana pensiun yang disahkan Menkeu dan bank yang menjual kembali SBI dan sertifikat deposito. Kantor pusat bank di Indonesia atas bunga tabungan dan deposito yang ditempatkan di cabang LN. Kantor cabang bank LN atas bunga tabungan dan deposito yang ditempatkan di luar negeri. 14

Bunga Deposito, Tabungan, & Diskonto SBI (3) Objek Dikecualikan dari Pemotongan Bunga dan diskonto atas deposito, tabungan, dan SBI yang < Rp 7.500.000,00. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank di Indonesia atau cabang bank LN. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang disahkan Menkeu. Bunga tabungan dalam rangka kepemilikan Rumah Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS) berikut kavling siap bangun. 15

Ilustrasi Bank Mahabarata memiliki 3 produk deposito, Mahapersona bagi perorangan berbunga 7% p.a.; Mahakorpora bagi perusahaan berbunga 7,5% p.a.; sedangkan Mahaeksparta bagi ekspatriat berbunga 6% p.a. Jika rata rata tertimbang deposito nasabah bernilai Rp 87.500.000.000,00 dan proporsi masing masing produk adalah 40%, 50%, dan 10%. Berapakah besar PPh final yang harus dipotong Bank Mahabarata? Bagaimana penjurnalannya? 16

Ilustrasi Jawaban : PPh final = 20% x (87.500.000.000 x((40%x7%)+(50% x7,5%)+(10% x 6%))) = 20% x (87.500.000.000 x (2,8% + 3,75% + 0,6%) = 20% x (87.500.000.000 x 7,15%) = 20% x 6.256.250.000 = Rp 1.251.250.000,00 Jurnal Beban bunga deposito 6.256.250.000 Kas 5.005.000.000 Utang pajak 1.251.250.000 17

Bunga Obligasi dan SUN (1) Cakupan Obligasi Negara, Surat Perbendaharaan Negara (SPN), dan surat utang bertempo > 12 bulan. 15% dari jumlah bruto. (WP DN dan BUT) Tarif 20% atau sesuai tarif P3B dari jumlah bruto. (WP LN) Bunga obligasi berkupon. Dasar Pengenaan Diskonto obligasi berkupon. Diskonto obligasi tanpa kupon. 18

Bunga Obligasi dan SUN (2) Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Penerbit obligasi atau kustodian agen pembayaran atas bunga dan diskonto yang diterima pemegang obligasi setiap periode. Perusahaan efek, dealer, atau bank atas bunga dan diskonto yang diterima penjual obligasi saat transaksi. Pengecualian Bunga dan diskonto yang diterima dana pensiun yang disahkan Menkeu. Bunga dan diskonto yang diterima bank di Indonesia atau cabang bank luar negeri. 19

Bunga Obligasi dan SUN (3) Ketentuan Khusus Tarif atas bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh reksadana yang terdaftar di Bapepam LK adalah sebagai berikut. 0% untuk tahun 2009 2010. 5% untuk tahun 2011 2013. 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya. 20

Bunga Simpanan Koperasi Bagi WP OP Cakupan Bunga atas simpanan, tidak termasuk bunga simpanan sebagai bagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Tarif dan Dasar Pengenaan 0% dari jumlah bruto. (Untuk nominal Rp 0,00 Rp 240.000,00 per bulan) 10% dari jumlah bruto. (Untuk nominal yang melebihi Rp 240.000,00 per bulan) Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Koperasi pembayar bunga. 21

Ilustrasi Koperasi Simpan Pinjam Ramayana melayani para pedagang pasar yang rata rata menabung sebesar 25% dari laba bersih bulanan. Koperasi memberikan bunga 8% p.a. Nasabah terdiri atas 250 pedagang besar (laba bersih rata rata Rp 150.000.000,00 per bulan), dan 750 pedagang kecil (laba bersih rata rata Rp 120.000.000,00 per bulan). Berapakah besar PPh final yang harus dipotong Koperasi Ramayana di bulan pertama? Bagaimana penjurnalannya? 22

Ilustrasi Jawaban: Bunga bulanan pedagang kecil = (25% x 120.000.000 x 8% / 12) = Rp 200.000,00 Bunga bulanan pedagang besar = (25% x 150.000.000 x 8% / 12) = Rp 250.000,00 Jurnal PPh final = 0% x 250 x 200.000 + 10% x 750 x (250.000 240.000) = 0 + 750.000 = Rp 750.000,00 Beban bunga simpanan 237.500.000 Kas 236.750.000 Utang pajak 750.000 23

Hadiah Undian (1) Cakupan Hadiah yang diberikan melalui cara undian, dengan nama dan bentuk apapun. Tarif 15% dari jumlah bruto nilai uang atau nilai pasar atas natura. Saat Terutang Saat akhir bulan dibayarkannya hadiah atau saat penyerahan hadiah. 24

Hadiah Undian (2) Ketentuan Khusus Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Penyelenggara undian, meliputi: Orang pribadi. Badan. Kepanitiaan. Organisasi. Penyelenggara lain tanpa terkecuali. Atas hadiah bernilai paling tidak Rp 5.000.000,00 wajib dibuatkan bukti pemotongan. Atas hadiah bernilai kurang dari Rp 5.000.000,00 wajib dibuatkan daftar nominatif. 25

Transaksi Saham & Sekuritas Lain (1) Cakupan Transaksi jual beli atas saham di bursa efek. Tarif 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi. (Semua transaksi) Tambahan 0,5% dari nilai jual. (Atas penjualan saham pendiri) 26

Transaksi Saham & Sekuritas Lain (2) Pengertian Pendiri Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Perantara pedagang efek atas setiap transaksi. Dibayarkan sendiri oleh emiten atas penjualan saham pendiri. OP atau badan yang tercantum namanya dalam Daftar Pemegang Saham PT atau AD PT sebelum pendaftaran kepada Bapepam LK. OP atau badan yang menerima pengalihan saham dari pendiri melalui: Warisan. Hibah. Cara pengalihan lain yang tidak dikenai PPh. 27

Ilustrasi Kurupati adalah seorang investor yang aktif melakukan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Di tanggal 5 Mei 2012, kerabat Kurupati mengalami kecelakaan dan memerlukan operasi tulang belakang tiga hari berikutnya. Atas keperluan pembiayaan tersebut, Kurupati harus menjual sekuritas yang dimilikinya, terdiri atas 20 lot saham GIAA di harga Rp 935,00 per lembar, 30 lot saham BNBR di harga Rp 95,00 per lembar, dan 10 lot saham ASII di harga Rp 65.555,00 per lembar. a. Berapakah PPh final yang dikenakan terhadap Kurupati? b. Bagaimana jika ternyata 5 lot saham ASII Kurupati adalah warisan ayahnya yang merupakan pendiri perusahaan? 28

Ilustrasi Jawaban : a. PPh final = 0,1% x ((20 x 500 x 935) + (30 x 500 x 95) + (10 x 500 x 65.555)) = 0,1% x (9.350.000 + 1.425.000 + 327.775.000) = 0,1% x 338.550.000 = Rp 338.550 b. Jika terdapat transaksi atas saham pengguna, maka tambahan beban pajak dikenakan atas transaksi tersebut. PPh final = 338.550 + (0,5% x (5 x 500 x 65.555)) = 338.550 + (0,5% x 163.887.500) = 338.550 + 829.437,50 = Rp 1.157.987,50 29

Pengalihan Penyertaan Modal Oleh Perusahaan Modal Ventura Cakupan Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya. Tarif dan Dasar Pengenaan 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi. Syarat Perusahaan Pasangan Usaha Berskala kecil atau menengah, yakni peredaran bersih per tahun tidak melebihi Rp 5.000.000.000,00. Saham tidak diperdagangkan di bursa efek. 30

Pengalihan Hak Tanah dan/atau Bangunan (1) Pengertian Pengalihan Penjualan, tukar menukar termasuk ruislag, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati; dengan pemerintah guna pembangunan untuk kepentingan umum, baik yang memerlukan persyaratan khusus maupun tidak, atau dengan pihak selain pemerintah. Bentuk Pengalihan Lain Warisan. Sewa dengan hak opsi. Sale and lease back. Penyetoran modal. Pengalihan sehubungan bangun guna serah. Penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambialihan usaha. Pembubaran badan hukum. Putusan pengadilan. 31

Pengalihan Hak Tanah dan/atau Bangunan (2) Tarif dan Dasar Pengenaan Berlaku tarif 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan yang merupakan: Nilai tertinggi antara nilai berdasar akta pengalihan atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di SPPT PBB. Nilai berdasar keputusan pejabat bersangkutan, untuk pengalihan kepada pemerintah. Nilai berdasar risalah lelang, untuk pengalihan sesuai peraturan lelang. Pengecualian untuk pengalihan hak atas RS dan RSS, berlaku tarif 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan. Pajak atas pengalihan bersifat final baik bagi OP maupun badan. (PP No. 71 Tahun 2008) 32

Pengalihan Hak Tanah dan/atau Bangunan (3) Subjek Dikecualikan dari Pemotongan OP berpenghasilan di bawah PTKP yang mengalihkan hak atas objek bernilai bruto < Rp 60.000.000,00 dan tidak dipecah pecah. OP atau badan yang mengalihkan hak kepada pemerintah guna pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus. OP yang mengalihkan hak melalui hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat. OP atau badan yang mengalihkan hak melalui hibah kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, dan OP yang menjalankan UMKM. Pengalihan melalui warisan. OP atau badan yang tidak termasuk subjek pajak. 33

Pengalihan Hak Tanah dan/atau Bangunan (4) Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Bendaharawan negara, untuk pengalihan kepada pemerintah pemerintah guna pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus. Kepala Kantor Lelang Negara, untuk pengalihan melalui lelang. WP melakukan penyetoran sendiri, untuk pengalihan selain melalui kedua cara di atas. 34

Pengalihan Hak Tanah dan/atau Bangunan (5) Ketentuan Khusus Atas sewa dengan hak opsi, lessor dikenai pajak sebesar 5% dari residual value. Atas sale and lease back, lessor dikenai pajak sebesar 5% dari nilai pengalihan, 5% dari residual value, dan 5% dari penalti atas percepatan penggunaan hak opsi. Atas pengalihan dalam rangka penggabungan, peleburan, dan pemekaran usaha, tidak dikenai pajak. Atas pengalihan tanah dan/ atau bangunan milik pemerintah melalui lelang, tidak dikenai pajak. 35

Ilustrasi Pemkot Arcapada merencanakan proyek pembangunan yang bertujuan guna kepentingan umum yang bersifat tidak memerlukan persyaratan khusus. Desa Mayapada akan direlokasi dengan penggantian aset. Desa dihuni oleh 9.350 KK, 10% di antaranya tinggal di RS dan RSS, serta terdapat 1.550 kavling lahan. Pejabat pemerintah menetapkan nilai pengalihan rumah hunian Rp 350.000.000,00; RS dan RSS Rp 125.000.000,00; serta kavling lahan Rp 77.500.000,00 Berapakah besar PPh final yang dipotong Pemkot? Bagaimana penjurnalannya? 36

Ilustrasi Jawaban : PPh final = 5% x ((90% x 9.350 x 350.000.000) + (1.550 x 77.500.000,00)) + 1% x (10% x 9.350 x 125.000.000) = 5% x (2.945.250.000.000 + 120.125.000.000) + 1% x 116.875.000.000 = 5% x 3.065.375.000.000 + 1% x 116.875.000.000 = Rp 154.437.500.000,00 Jurnal Beban penggantian relokasi 3.231.250.000.000 Kas 3.076.812.500.000 Utang pajak 154.437.500.000 37

Persewaan Tanah dan/atau Bangunan Cakupan Persewaan atas tanah dan bangunan dengan bentuk apapun, termasuk bagian bagiannya. 10% dari jumlah bruto nilai kontrak. Tarif 6% (Khusus untuk kontrak ditandatangani dan dilaksanakan sebelum Mei 2002) Dipotong oleh penyewa. Cara Pelunasan Disetorkan sendiri oleh yang menyewakan. 38

Usaha Jasa Konstruksi & Real Estate (1) Landasan Hukum Pasal 10 PP No. 40 Tahun 2009 Landasan Hukum PP No. 51 Tahun 2008 Berlaku atas kontrak yang ditandatangani sebelum 1 Agustus 2008, dengan pembayaran sebelum 31 Desember 2008. Berlaku atas kontrak yang ditandatangani sebelum 1 Agustus 2008, dengan pembayaran dan penandatanganan berita acara serah terima setelah 31 Desember 2008. Berlaku atas kontrak yang ditandatangani sebelum 1 Agustus 2008, dengan pembayaran setelah 31 Desember 2008, namun penandatanganan berita acara serah terima sebelum 31 Desember 2008. Berlaku atas kontrak yang ditandatangani setelah 1 Agustus 2008. 39

Usaha Jasa Konstruksi dan Real Estate (Landasan Hukum Pasal 10 PP No. 40 Tahun 2009) Tarif Bagi WP Secara Umum Berlaku tarif PPh 23 sesuai ketentuan UU No. 17 Tahun 2000 Tarif dimaksud adalah 15% dari perkiraan penghasilan netto, dan pajak tidak bersifat final. Tarif Bagi WP dengan Ketentuan Khusus Ketentuan khusus yang dimaksud adalah bahwa WP berkualifikasi usaha kecil dan memiliki nilai pengadaan hingga Rp 1.000.000.000,00. Berlaku tarif pajak yang bersifat final sebesar: 4% dari jumlah bruto, untuk kegiatan perencanaan konstruksi. 2% dari jumlah bruto, untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi. 4% dari jumlah bruto, untuk kegiatan pengawasan konstruksi. 40

Usaha Jasa Konstruksi dan Real Estate (Landasan Hukum PP No. 51 Tahun 2008) Tarif untuk Pelaksanaan Konstruksi 2% untuk WP berkualifikasi usaha kecil. 4% untuk WP yang tidak memiliki kualifikasi usaha. 3% untuk WP yang memiliki kualifikasi usaha selain usaha kecil. Tarif untuk Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi 4% untuk WP yang memiliki kualifikasi usaha. 6% untuk WP yang tidak memiliki kualifikasi usaha. Pajak yang berlaku berdasar landasan hukum ini seluruhnya bersifat final. 41

Usaha Jasa Konstruksi & Real Estate (2) Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Dipotong oleh pengguna jasa. Disetorkan sendiri oleh penyedia jasa. Ketentuan pemotongan ini berlaku di kedua landasan hukum. 42

Ilustrasi Fa. Kahyangan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan berkualifikasi usaha kecil. Di tahun 2008, perusahaan menerima kontrak sebagai berikut. a. Pelaksanaan konstruksi prototipe rumah tahan gempa senilai Rp 565.000.000,00 dan perkiraan penghasilan netto Rp. 135.000.000,00. Kontrak ditandatangani di tanggal 3 Februari, diserahterimakan dan diterima pembayaran atasnya di tanggal 7 Mei. b. Perencanaan konstruksi atas proyek jembatan antar pulau, dengan nilai kontrak senilai Rp 1.265.000.000,00 dan perkiraan penghasilan netto Rp. 420.000.000,00. Kontrak ditandatangani di tanggal 5 Maret, hasil perencanaan diserahterimakan dan diterima pembayaran atasnya di tanggal 9 Juli. c. Pelaksanaan konstruksi bandar udara internasional, dengan nilai kontrak Rp 376.500.000.000,00 dan perkiraan penghasilan netto Rp. 25.350.000.000,00. Kontrak ditandatangani di tanggal 1 September, direncanakan untuk diserahterimakan paling lambat tanggal 31 Desember 2012. Atas berbagai kontrak tersebut, pajak apakah yang dikenakan dan berapa besarannya? 43

Ilustrasi Jawaban : a. Berlaku pajak final sesuai ketentuan pasal 10 PP No. 40 Tahun 2009, sebab nilai kontrak tidak mencapai Rp 1.000.000.000,00 dan perusahaan berkualifikasi usaha kecil. PPh final = 2% x 565.000.000 = Rp 11.300.000,00 b. Berlaku pajak tidak final sesuai ketentuan PPh 23 UU No. 17 Tahun 2000, sebab nilai kontrak telah melebihi Rp 1.000.000.000,00. PPh 23 = 15% x 420.000.000 = Rp 63.000.000,00 c. Berlaku pajak final sesuai ketentuan PP No. 51 Tahun 2008 PPh final = 2% x 376.500.000.000 = Rp 7.530.000.000,00 44

Dividen Bagi WP OP Cakupan Dividen yang diterima atau diperoleh WP OP tanpa pengecualian. Tarif dan Dasar Pengenaan 10% dari jumlah bruto. Pemotong, Penyetor, dan Pelapor Pembayar dividen. 45

Ilustrasi Pandudewanata merupakan salah satu pendiri PT. Nirwana yang berdomisili usaha di Kota Palembang, dengan kepemilikan 300.000 lembar dari 1.500.000 lembar saham yang beredar. PT. Nirwana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan infratruktur IT dan tengah mengalami perkembangan pesat sebagai dampak modernisasi IT yang tengah menggejala. Atas kinerja keuangan yang menggembirakan, dewan direksi memutuskan untuk membagi dividen senilai Rp 650.000.000 di tanggal 31 Desember 2011. a. Berapakah PPh final yang dikenakan terhadap Pandudewanata? b. Bagaimana jika kepemilikan Pandudewanata ternyata bersifat dominan (misal 50%)? c. Bagaimana jika dividen yang dibagikan tidak berasal dari laba ditahan? d. Bagaimana jika sebelum pembagian dividen perusahaan melakukan stock split dengan rasio 3:1? 46

Ilustrasi Jawaban : a. PPh final = 10% x ((300.000/ 1.500.000) x 650.000.000) = 10% x 130.000.000 = Rp 13.000.000,00 b. Status dominansi kepemilikan oleh Pandudewanata tidak mempengaruhi perlakuan perpajakan terhadap dividen yang diterimanya sebagai WP OP. Pajak yang dikenakan tetap bersifat final. PPh final = 10% x 50% x 650.000.000 = Rp 32.500.000,00 c. Asal dana pembagian dividen oleh perusahaan tidak mempengaruhi perlakuan perpajakan dividen yang diterima OP. Pajak yang dikenakan tetap bersifat final. d. Keberadaan stock split tidak mempengaruhi persentase kepemilikan saham tiap pemilik. Besaran dividen dan perlakuan perpajakan tidak berubah. 47

Penghasilan UMKM (1) Cakupan WP Badan atau OP, tidak termasuk BUT, yang memiliki peredaran bruto < 4,8 milliar rupiah per tahun. Tarif dan Dasar Pengenaan 1% dari peredaran bruto tahun pajak sebelumnya. 48

Penghasilan UMKM (2) Pengecualian Subjek WP OP yang berusaha dengan sarana prasarana bongkar pasang. WP OP yang berusaha di tempat umum. WP Badan yang belum beroperasi komersial. 49

Referensi Martani, Dwi,Jayu Pramudya dan Nia Paramita, 2013, Hand Out Materi Perpajakan PPh Final, Departemen Akuntansi FEUI 50