BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 telah memberi pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dari investasi tersebut, investor mengharapkan adanya suatu tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzan Arif, 2014 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Ekspektasian Portofolio Saham

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya pada kegiatan investasi, baik berupa real asset maupun. terkandung apabila kita ingin melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB 1 PENDAHULUAN. hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menllnjllkkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS ( BETA ) DAN LIKUIDITAS TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM LQ 45 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. spread, market value dan variance return terhadap stock holding period

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

I. PENDAHULUAN. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang, dan tujuan yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Setiap investor yang ingin memaksimalkan kekayaan akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain. Investor dapat memperoleh informasi mengenai perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang baik di pasar modal. Pasar modal berfungsi sebagai perantara. Fungsi tersebut memiliki peran penting bagi investor dan emiten dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor). Pasar modal juga dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien karena dengan adanya pasar modal ini maka pihak investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang optimal.

2 Instrumen keuangan pasar modal adalah semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di bursa dan salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah saham. Saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikian individu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Samsul, 2006). Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Dalam berinvestasi, investor tidak tahu pasti hasil yang akan diperolehnya. Hal yang bisa investor lakukan yaitu memperkirakan berapa hasil yang diharapkan dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Ketika investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, investor tidak hanya mengandalkan keuntungan yang diharapkan karena investor menghadapi kesempatan investasi yang beresiko. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula (high risk high return) (Elly dan Leng, 2002). Risiko dan return bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan, disatu sisi investor menghitung return yang diharapkannya, disisi lain investor juga harus memperhatikan risiko yang ditanggungnya. Dalam hal ini, ada investor yang menyukai risiko tinggi (risk seeker) dan ada juga investor yang menghindari risiko (risk averse). Dalam berinvestasi, investor akan selalu memperhitungkan besarnya risiko investasi. Namun, investor cenderung memiliki karakter sebagai penghindar risiko (risk averse). Investor yang memiliki karakter tersebut akan melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko. Hal tersebut berakibat pada tidak

3 relevannya risiko yang hilang karena diversifikasi dalam perhitungan risiko. Maka, risiko yang tidak bisa hilang dengan diversifikasilah yang menjadi relevan dalam perhitungan risiko. Risiko ini disebut dengan risiko sistematis (systematic risk) yang dinyatakan dengan beta(β) (Fabozzi,1999). Investor dalam melakukan investasi biasanya hanya mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diharapakan dan resikonya. Padahal ada faktor lain yang penting bagi investor dalam melakukan investasi, yaitu likuiditas saham yang diukur dengan bid-ask spread (Elly dan Leng, 2002). Likuiditas saham merupakan kemudahan saham yang dimiliki seseorang untuk diubah kembali menjadi uang tunai melalui mekanisme pasar (Koetin, 2002). Untuk menarik pembeli dan penjual berparisipasi dalam hal tersebut, pasar modal harus bersifat liquid dan efisien. Perusahaan yang memiliki saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi berarti bidask spread atau biaya yang dikeluarkan oleh investor untuk mengubah saham menjadi kas yang kecil. Semakin likuid saham suatu perusahaan maka semakin mudah saham tersebut untuk dijual oleh investor, sehingga investor akan segera menerima hasilnya sesuai dengan harga pasar. Oleh karena itu, investor mengharapkan return yang tinggi agar biaya spread yang rendah dapat terkompensasi. Perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat pengembalian saham tersebut dapat berbeda-beda, investor dapat mendasarkan pertimbangannya pada risiko sistematis yang diukur menggunakan beta yang harus ditanggungnya atau menjadikan likuiditas saham yang diukur menggunakan bid-ask spread yang

4 merupakan besarnya selisih hasil antara harga penawaran (harga yang diinginkan oleh penjual) dengan harga yang diminta (harga yang disetujui oleh pembeli) (Fabozzi, 1999), sebagai pertimbangan utamanya dalam melakukan investasi. Kedua variabel ini meberikan pengaruh kepada return saham (Elly dan Leng, 2002). Oleh karena itu, investor harus mempertimbangkan secara matang mengenai pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya. Pertimbangan-pertimbangan investor dalam melakukan investasi yaitu meliputi: berapa tingkat pengembalian yang diharapkan, berapa risiko sistematis dan yang harus ditanggungnya dan berapa likuiditas saham tersebut (Elly dan Leng, 2002). Banyaknya saham yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sering membuat investor bingung dalam memilih saham yang baik untuk diinvestasikan. Oleh karena itu, bursa tersebut dapat membuat indeks yang berisi saham-saham perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi dan memiliki kapasitas pasar yang besar, kondisi keuangan perusahaan yang baik, serta kondisi fundamental yang baik juga. Hal tersebut mengacu pada perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam LQ45. LQ45 ini diisi 45 perusahaan besar yang diseleksi menurut kriteria yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia. Meskipun perusahaan-perusahaan tersebut dikatakan lebih baik dari perusahaan lainnya, LQ45 tidak luput dari naik turunnya return saham. Hal tersebut dapat dilihat dari return LQ45 periode Januari-Desember 2013 pada Gambar 1.1.pergerakan return LQ45

5 Pergerakan return saham LQ45(%) Return LQ45(%) 4.15% 7.46% 1.15% 1.07% 0.82% 0.83% -0.80% 9.35% -0.06% -6.55% -9.28% -6.18% Sumber data : www.idx.co.id (diolah penulis) Gambar 1.1.Pergerakan return saham LQ45 Berdasarkan Gambar 1.1 diketahui bahwa pergerakan return saham LQ45 menunjukkan hasil yang berfluktuatif selama periode Januari-Desember 2013. Titik tertinggi return saham LQ45 yaitu pada bulan Oktober sebesar 9,35%. Sedangkan titik terendah return saham LQ45 terjadi pada bulan Juli, yaitu sebesar -9,28%. Hal tersebut menunjukkan suatu permasalahan bagi investor, karena saham-saham LQ45 yang dikatakan memiliki saham dengan tingkat likuiditas yang baik, tetapi memiliki nilai return saham yang negatif. Pada dasarnya, tujuan investasi ke LQ45 yang dikatakan memiliki likuiditas yang baik adalah investor mengharapkan return lebih besar dari yang diinvestasikan dan besarnya risiko yang dihadapi oleh investor seharusnya dapat diimbangi dengan return yang didapatnya. Oleh karena itu, investor harus waspada terhadap risiko yang mungkin terjadi pada saham di pasar modal. Penelitian terdahulu yang mengukur pengaruh risiko sistematis dan likuiditas saham terhadap return saham sebelumnya telah dilakukan oleh Elly dan Leng

6 (2002) yang menyatakan bahwa risiko sistematis dan likuiditas saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dari badan-badan yang go public di Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel yang sama, yaitu risiko sistematis, likuiditas saham, dan return saham. Letak perbedaannya dengan penelitian ini yaitu penelitian Elly dan Leng (2002) menggunakan data croosaction dengan periode rata-rata harian dan bulanan pada tahun 1999. Selain itu juga penelitian Elly dan Leng (2002) menggunakan model penelitiannya regresi linear berganda. Sedangkan penelitian ini mengunakan data times series dengan periode bulanan pada tahun 2013. Selain itu juga penelitian ini menggunakan model APT (Arbritage Pricing Theory). Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diungkapkan di atas, peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Saham Terhadap Return Saham Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Januari-Desember 2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah risiko sistematis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari-Desember 2013? 2. Apakah likuiditas saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari-Desember 2013?

7 3. Apakah risiko sistematis dan likuiditas saham secara secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari-Desember 2013? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah risiko sistematis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari-Desember 2013. 2. Untuk mengetahui apakah likuiditas saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari-Desember 2013. 3. Untuk mengetahui apakah risiko sistematis dan likuiditas saham secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari- Desember 2013. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan investasi. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan kepada pihak manajemen sebagai bahan pertimbangan

8 dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan kinerja perdagangan saham. 3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan topik pada penelitian ini. 1.5 Kerangka Pemikiran Investasi sering didefinisikan sebagai penempatan uang atau modal demi hasil atau bunga dengan cara membeli properti, saham, obligasi, dan lain-lain. Para investor dalam memulai investasinya dapat memutuskan tujuan dan karakteristik investasinya. Tujuan investor melakukan investasi biasanya ingin mendapatkan keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu, investor harus mempertimbangkan beberapa hal dalam berinvestasi, diantaranya risiko sistematis dan likuiditas saham. Banyak faktor yang akan mempengaruhi pandangan investor dalam menetapkan keputusan investasinya. Menurut Sharpe, Alexander dan Bailey (1999) return saham yang diharapkan dari suatu saham akan mempengaruhi dua faktor dasar, yaitu risiko sistematis dan likuiditas saham. Apabila faktor-faktor lain dianggap sama, investor tidak akan menyukai saham yang memiliki risiko tinggi tapi akan menyukai saham yang memiliki likuiditas yang tinggi. Hal ini berarti apabila investor berhadapan dengan sekuritas yang mengandung risiko tinggi pasti berharap akan memperoleh return yang tinggi pula.

9 Risiko sistematis yang diukur dengan beta merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi. Beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi beta suatu sekuritas maka semakin sensitif sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar (Tandelilin, 2010). Beta juga dapat digunakan untuk membandingkan risiko sistematis antara satu saham dengan saham lainnya. Sehingga nilai beta sangat berpengaruh terhadap return yang diharapkan, karena semakin tinggi nilai beta akan semakin tinggi tingkat return yang diisyaratkan. Tingginya beta (risiko sistematis) mempunyai hubungan positif terhadap return saham. Likuiditas saham dikatakan memiliki pengaruh positif terhadap return saham karena mudahnya saham tersebut dicairkan kembali (Kotein, 2002). Maka bagi investor, saham yang likuid akan lebih menarik daripada saham yang tidak atau kurang likuid. Investor biasanya berusaha mencadangkan sejumlah saham yang memiliki tingkat likuiditasnya tinggi, tujuannya untuk menghindari terjadinya pengeluaran yang tidak terduga. Apabila investor menyimpan saham dengan likuiditas yang rendah, maka pada saat investor dihadapkan pada pengeluaran tidak terduga, investor terpaksa menjual saham tersebut di bawah harga. Hal tersebut akan mengakibatkan investor mengalami kerugian. Jadi, investor juga harus mempertimbangkan likuiditas sebelum melakukan investasi. perlu mengetahui variabel mana yang paling mempengaruhi return saham. Menurut Ismanto (2011), Elly dan Leng (2002), dan Sumani (2013) menunjukkan bahwa risiko sistematis diukur dengan beta memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

10 Begitu pula beberapa penelitian mengenai likuiditas saham yang diukur dengan bid-ask spread. Menurut Elly dan Leng (2002) dan Muhardi (2013) menyatakan bahwa likuiditas saham memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham dan likuiditas saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Namun, menurut Sumani (2013) likuiditas saham berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar.1.2 di bawah ini. Risiko sistematis (X1) Return saham (Y) Likuiditas Saham (X2) Sumber: Elly dan Leng (2002). Gambar.1.2.Bagan Kerangka Pemikiran

11 1.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran, maka penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : risiko sistematis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari- Desember 2013. H2 : likuiditas saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari- Desember 2013. H3: risiko sistematis dan likuiditas secara bersama-sama memilki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45 periode Januari- Desember 2013.