BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting seperti pembuluh darah besar dan jantung. Udara bisa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

Cara Mengukur Kapasitas dan Volume Paru-Paru

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernapasan merupakan sistem yang sangat penting dalam tubuh manusia. 17 Sistem

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

SPIROMETRI. Deddy Herman. Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK UNAND

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU DENGAN SPIROMETRI. Hj. Efy Afifah, SKp, M.Kes. Pengukuran obyektif paru menggunakan alat spirometer.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kapasitas Paru dan Aliran Udara Pernafasan Manusia Yang Mempunyai Kebiasaan Merokok dan Tidak Merokok

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

Indikasi Pemeriksaan

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. diluar itu seperti nongkrong,arisan,jalan-jalan dll.di tambah pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

Keterampilan Klinis UJI FAAL PARU (SPIROMETRI)

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyokong hidupnya. Sistem pernapasan terutama paru merupakan

BAB V PEMBAHASAN. kelamin pria dipilih karena mayoritas populasi sampel di BBKPM adalah pria dan

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

GENERAL FITNESS TRAINING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru Anatomi Paru. Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

Sistem Pernafasan Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik secara rutin seperti berolahraga. 2

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan


BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru. Paru adalah satu-satunya organ tubuh yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN NILAI MAXIMAL VOLUNTARY VENTILATION SEBELUM DAN SETELAH REHABILITASI OTOT PERNAPASAN PADA PASIEN-PASIEN PENYAKIT PARU NO: RS/NO.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komponen-komponen dari kebugaran jasmani terbagi menjadi dua yaitu healthrelated

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kapasitas Vital Paru Kapasitas vital paru adalah volume paru udara maksimal yang dapat masuk dan keluar paru paru selama satu siklus pernapasan yaitu setelah inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal. Kapasitas itu menggambarkan kemampuan pengembangan paru paru dan dada. (Irman Somantri, 2008 ). Berikut adalah macam macam volume paru dan kapasitas paru menurut Guyton dan Hall (2008 ) : 1) Macam macam volume paru a) Volume tidal (volume alun napas) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali melakukan pernapasan normal, besarnya kira kira 500 ml pada laki-laki dewasa. b) Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alun napas yang biasanya mencapai 3000 ml. c) Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah volume udara ekstra yang dapat diekspirasi dengan cara melakukan ekspirasi sekuatkuatnya pada akhir ekspirasi alun napas normal, jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml. 10

11 d) Volume residu adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru paru stelah ekspirasi paling kuat, volume ini besarnya kira kira 1200 ml. 2) Macam macam Kapasitas Paru a) Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi (besarnya kira kira 3500 ml). b) Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu (besarnya kira kira 2300 ml). c) Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak banyaknya (kira kira 4600 ml). d) Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira kira 5800 ml) jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah dengan volume residu. Pengembangan atau perluasan dan kontraksi paru paru dan dada pada saat pernapasan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, (1) menggerakkan diafragma keatas dan kebawah untuk memperluas dan memperpendek rongga dada, (2) dengan mengangkat dan menekan tulang

12 rusuk untuk meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior rongga dada. Berdasarkan teori dan pendapat berbagai ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas vital paru merupakan kesanggupan paru dalam menampung oksigen yang dalam pengukurannya dapat dilakukan dengan cara orang coba melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat kuatnya. Gambar 2.1 volume paru (ml/kg) 4. Cara Mengukur Kapasitas Vital Paru a). Volume dinamik paru dan kerja pernapasan Keterangan mengenai status ventilasi tidak hanya membutuhkan volume statis paru, namun juga pengukuran kecepatan pergerakan udara yang keluar-masuk paru (dinamika paru). Agar udara dapat bergerak masuk dan keluar paru, tubuh harus bekerja untuk mengatasi resistensi gabungan dari toraks,

13 paru, dan abdomen yang dinamakan kerja pernapasan. Dengan bantuan spirometer, resistensi pernapasan akibat tahanan gesekan terhadap aliran udara (resitensi nonelastik) dapat diperkirakan dengan mengukur volume eksipirasi paksa dan kecepatan aliran udara : 1). Kapasitas vital paksa (FVC) adalah pengukuran kapasitas vital yang didapat pada ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat mungkin. Volume udara ini sangat penting dan dalam keadaan normal nilainya kurang lebih sama dengan VC, tetapi mungkin sangat berkurang pada pasien obstruksi saluran napas. 2). Volume ekspirasi paksa (FEV) adalah volume udara yang dapat diekspirasi dalam waktu standar selama tindakan FVC. Biasanya FEV diukur selama detik pertama ekspirasi yang paksa (FEV1) dan detik ketiga (FEV3). Pada keadaan normal, besar FEV1 adalah 83% (70-80%) dari VC dan FEV3 = 97% (85-100%) dari VC. FEV merupakan petunjuk penting untuk mengetahui adanya gangguan kapasitas ventilasi. 3). Forced Expiratory Volume in First Second (FEV) adalah volume udara yang dikeluarkan pada detik pertama dimulai dengan hembusan nafas kuat pada pernafasan penuh.

14 Sebagian dari volume statis paru-paru dapat diukur dengan spirometer yaitu: tidal volume dan kapasitas vital (vital capacity). Kapasitas vital adalah volume ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal (Siregar, 2002). b). Kapasitas Pernapasan Maksimal (Maximal Breath Capacity) Kapasitas Pernapasan Maksimal ditentukan dengan cara mengukur volume hiperventilasi maksimal dalam 1 menit (amplitudo x frekuensi 12 x 5). 5. Cara Mengukur dengan Spirometri 1. Tata cara pelaksanaan Spirometri Spirometri merupakan suatu alat sederhana yang digunakan untuk mengukur volume udara dalam paru. Spirometri dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memonitor penyakit yang berhubungan dengan penyakit paru dan jantung sehingga pemeriksaan spirometri rutin digunakan di rumah sakit dengan pasien penyakit paru dan atau jantung. Spirometri merupakan pemeriksaan gold standard untuk diagnosis dan monitor penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan asma. Selain itu juga digunakan sebagai screening awal untuk mendeteksi PPOK. Pemeriksaan spirometri sering dianggap sebagai pemeriksaan sederhana namun sebenarnya merupakan pemeriksaan yang sangat kompleks. Variabilitas hasil

15 pemeriksaan spirometri lebih besar daripada pemeriksaan lain karena tidak konsistennya usaha subjek. Karena itu sangat diperlukan pemahaman, koordinasi dan kerjasama yang baik antara teknisi dan subjek agar didapatkan hasil yang optimal. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan spirometri adalah peralatan yang akurat, prosedur pemeriksaan yang baik, program pengendalian mutu berkelanjutan, nilai acuan yang tepat, dan algoritma interpretasi hasil yang baik. 2. Indikasi spirometri Diagnostik a. mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal b. mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru c. menyaring individu dengan risiko penyakit paru d. menilai risiko prabedah e. menilai prognosis f. menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan aktivitas fisik berat g. Menilai hasil pengobatan h. Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru i. Memonitor individu yang pekerjaannya terpajan zat berbahaya

16 j. Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis terhadap paru k. Evaluasi gangguan / ketidakmampuan l. Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi m. Menilai risiko sebagai bagian evaluasi asuransi n. Menilai individu untuk alasan legal kesehatan masyarakat o. Survey epidemiologi p. Penelitian klinis. 3. Persiapan pemeriksaan spirometri Spirometri merupakan pemeriksaan yang relative mudah namun sering kali hasilnya tidak dapat digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan sebagai berikut; a. Operator, harus memiliki pengetahuan yang memadai, tahu tujuan pemeriksaan dan mampu melakukan instruksi kepada subyek dengan manuver yang benar b. Persiapan alat, spirometer harus telah dikalibrasi untuk volume dan arus udara minimal 1 kali seminggu c. Persiapan subyek, selama pemeriksaan subyek harus merasa nyaman. Sebelum pemeriksaan subyek sudah tahu tentang tujuan pemeriksaan dan manuver yang akan dilakukan. Subyek bebas rokok minimal 2 jam sebelumnya, tidak makan terlalu kenyang, tidak berpakaian terlalu ketat,

17 penggunaan obat pelega napas terakhir 8 jam sebelumnya untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang. d. Kondisi lingkungan, ruang pemeriksaan harus mempunyai sistem ventilasi yang baik dan suhu udara berkisar antara 17 40 0C 4. Manuver Spirometri Hasil spirometri berupa spirogram yaitu kurva volume paru terhadap waktu akibat manuver yang dilakukan subjek. Usaha subjek diobservasi di layar monitor untuk meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan subjek benar dan maksimal. a. Manuver KV, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara dikeluarkan sebanyak mungkin tanpa manuver paksa. b. Manuver KVP, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara dikeluarkan dengan dihentakkan serta melanjutkannya sampai ekspirasi maksimal. Apabila subjek merasa pusing maka manuver segera dihentikan karena dapat menyebabkan subjek pingsan. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan venous return ke rongga dada. c. Manuver VEP1 (volume ekspirasi paksa detik pertama). Nilai VEP1 adalah volume udara yang dikeluarkan selama 1 detik pertama pemeriksaan KVP. Manuver VEP1 seperti manuver KVP.

18 d. Manuver APE (arus puncak ekspirasi). APE adalah kecepatan arus ekpirasi maksimal yang dapat dicapai saat ekspirasi paksa. Tarik napas semaksimal mungkin, hembuskan dengan kekuatan maksimal segera setelah kedua bibir dirapatkan pada mouthpiece. e. Manuver MVV (maximum voluntary ventilation). MVV adalah volume udara maksimal yang dapat dihirup subjek. Subjek bernapas melalui spirometri dengan sangat cepat, kuat dan sedalam mungkin selama minimal 10-15 detik B. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Vital Paru 1) Usia Dalam Penelitian Yuma Anugrah (2013) yang berjudul faktor - faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja penggilingan divisi batu putih di PT. Surya Karya terdapat nilain standar kapasitas vital paru menurut Herry & Eram sesuai usia yaitu sebagai berikut : Tabel 2.1 Nilai Standar Kapasitas Vital Paru Umur Laki Laki Perempuan 4 700 600 5 850 800 6 1070 980 7 1300 1150 8 1500 1350 9 1700 1550 10 1950 1740 11 2200 1950 12 2540 2150 13 2900 2350

19 14 3250 2480 15 3600 2700 16 3900 2700 17 4100 2750 18 4200 2800 19 4300 2800 20 4320 2800 21 4320 2800 22 4300 2800 23 4280 2790 24 4250 2780 25 4220 2770 26 4200 2760 27 4180 2740 28 4150 2720 29 4120 2710 30 4100 2700 31-35 3990 2640 36-40 3800 2520 41-45 3600 2390 46-50 3410 2250 51-55 3240 2160 56-60 3100 2060 61-65 2970 1960 Table 2.1 (Sumber: Herry & Eram TP dalam Yuma Anugrah 2013: 33) Tabel 2.1 menunjukkan kapasitas vital paru terus meningkat dari anak anak sampai usia dewasa muda (4-24 tahun). bahwa fungsi paru meningkat 20 kali lipat selama 10 tahun pertama kehidupan manusia kemudian manusia kemudian kembali berlanjut dengan cepat selama remaja dan mulai menurun pada usia dewasa hingga seterusnya. Dari berbagai teori yang dipaparkan di atas dapat dikatakan usia merupakan variabel yang penting dalam hal terjadinya gangguan fungsi paru serta berhubungan dengan berkembangnya organ organ tubuh

20 seiring berjalannya waktu salah satunya organ paru sehingga mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang. 2) Jenis kelamin Menurut Guyton & Hall (2008) menyebutkan volume dan kapasitas paru wanita 20%-25% lebih kecil dari kapasitas paru pria, dan akan lebih besar lagi nilai kapasitas vital paru pada olahragawan dan orang yang bertubuh besar. Menurut jan Tambayong (2001) mengatakan kapasitas paru pada pria lebih besar dengan nilai 4,8 liter dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 liter. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan elastisitas paru. 3) Riwayat Penyakit Riwayat penyakit paru merupakan faktor yang dianggap sebagai akibat timbulnya gangguan pernapasan, apabila seseorang pernah atau sementara menderita penyakit sistem pernapasan, maka akan meningkatkan resiko timbulnya penyakit sistem pernapasan jika terkena alergen seperti debu (Audia Candra Meita, 2012). Menurut Achmad Rifai (2013) mengutarakan jika seseorang yang mempunyai penyakit paru paru seperti asma juga mempunyai kapasitas paru yang berbeda apabila dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai penyakit paru - paru. Pada paru paru penderita asma akan mengalami penyempitan, sehingga aliran udara yang keluar

21 masuk paru paru menjadi berkurang. Hal itu menyebabkan adanya penurunan nilai kapasitas paru parunya. 4) Pola Hidup Gaya hidup seseorang dalam sehari - hari, seperti pola mengkonsumsi makanan sehingga timbul obesitas, kurangnya aktivitas dalam berolahraga, dan perokok sehingga menimbulkan penyempitan pembuluh darah sehingga mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang (Alimul Hidayat & Aziz, 2006). Audia Candra Meita (2012) mengatakan bahwa kebiasaan buruk merokok dapat menimbulkan gangguan ventilasi paru sehingga menyebabkan iritasi dan sekresi mukus yang berlebih di dalam bronkus. Keadaan itu dapat mengurangi efektifitas mukosiler itu sendiri sehingga membawa pertikel partikel debu sehingga timbulnya bakteri didalam paru paru. Zat kimia yang terkandung dalam rokok bisa menyebabkan penurunan nilai dan fungsi paru, adapun pola hidup yang memberi pengaruh baik pada kapasitas vital paru seseorang yakni kebiasaan olahraga atau melakukan aktivitas fisik. 5) Aktivitas Fisik dan Kebiasaan Berolahraga Zullies Ikawati (2014) menyatakan untuk pengukuran anatomis fungsional dari kapasitas paru dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga dan riwayat penyakit yang diderita orang tersebut. Mengutip dari Audia Candra Meita (2012) American Thoracic Society menyebutkan bahwa

22 nilai kapasitas vital paksa relative lebih besar pada orang yang memiliki kebiasaan berolahraga. Hal ini didukung oleh sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa kebiasaan olahraga berhubungan dengan kapasitas fungsi paru. Dalam kegiatan olahraga terdapat unsur penting bagi pernapasan, yaitu terlatihnya otot pernapasan. Sehingga dengan kebiasaan olahraga membuat kapasitas vital paru meningkat. Berkaitan dengan itu, olahraga dapat meningkat aliran darah melalui paru paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. (Guyton & Hall (2008). C. Definisi Olahraga 1). Pengertian Olahraga Olahraga biasa diartikan sebagai alur gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Olahraga di bagi menjadi 2, olahraga aerobic dan olahraga anaerobic. Aktivitas aerobic adalah aktivitas fisik yang menggunakan energi ATP hasil dari proses fosforilasi oksidatif glikogen dan asam lemak bebas dimana proses tersebut sangat tergantung dari ketersediaan oksigen. Sedangkan aktivitas anaerobic adalah aktivitas fisik yang dalam proses metabolisme pembentukan energi tidak menggunakan oksigen, energi dihasilkan dari pembentukan ATP melalui sumber energy yang berasal dari kreatin fosfat dan glikogen. Kebugaran adalah kapasitas tubuh secara umum dalam

23 menghadapi kerja fisik serta masih dapat memenuhi fungsinya tanpa mengalami kelelahan.(siregar, Y.I.2010). Kebugaran jasmani terdiri dari dua komponen yaitu Health Related Fitness dan Skill Related Fitness.Health Related Fitness adalah kemampuan kerjasama sistem jantung, paru, otot dan sendi secara baik. Unsur unsurnya meliputi ketahanan otot, kekuatan otot, ketahanan kardiorespirasi, komposisi tubuh dan fleksibilitas. Skill Related Fitness merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Dalam hal olahraga, Skill Related Fitness meliputi agility (kelincahan), balance (keseimbangan) coordination (kordinasi), reaction time (kecepatan reaksi), speed (kecepatan), power (kekuatan).(anonym, 2015). Dibawah ini adalah macam - macam olahraga, diantara yaitu: a. Bola voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh 2 kelompok yang masing masing terdiri dari 6 orang. Dalam permainan bola voli ada beberapa bentuk tehnik dasar yang harus dikuasai yaitu servis, passing bawah, passing atas, block, dan smash atau spike. Pemain memvolley bola di udara, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan dalam bermain (Ahmadi N, 2007).

24 b. Sepak Bola Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yan masing masing beranggotakan 11 orang pemain inti ditambah beberapa pemain cadangan. Memasuki abad ke 21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling popular didunia (Overview of soccer.encyclopaedia Britannica.diakses 23 januari 2015). Pemain sepak bola membutuhkan kapasitas aerobik dan anaerobik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat daya tahan aerobik pemain posisi midfielder lebih baik daya tahan aerobiknya dibandingkan dengan pemain posisi striker, defender, dan goalkeeper.(setyawan,a.ma. 2014) c. Renang Renang adalah suatu cabang olahraga yang dapat dilakukan oleh siapa saja, baik putra maupun putri. Olahraga renang termasuk olahraga yang paling menyehatkan, sebab hamper semua otot tubuh bergerak dan berkembang dengan mengkoordinasikan kekuatan setiap perenang. Berenang (di tempat dan kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan dan keamanan) selama 3 5 kali seminggu dapat meningkatkan kesehatan jantung dan paru paru. Renang termasuk sebagai olahraga aerobik yang akan

25 membuat paru paru sehat, sendi lebih lentur terutama dibagian leher, bahu dan pinggul (Susanto,E. 2009). d. Taekwondo Taekwondo merupakan cabang olahraga beladiri yang menggunakan tangan dan kaki (Tirtawirya, 2005). e. Senam aerobik Senam merupakan serangkaian gerak yang dipadukan dengan irama musik yang telah dipilih dengan durasi tertentu, aerobik mengandung pengertian suatu sistem latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen didalam jaringan tubuh. Latihan aerobik yang dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup akan memperbaiki kerja jantung dan paru paru. Manfaat senam aerobik diantaranya adalah meningkatkan daya tahan jantung dan paru paru, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan kelenturan otot persendian dan membantu kalenturan sirkulasi darah kejantung, dan dapat mengubah komposisi tubuh dengan menghindari tubuh menjadi gemuk. Dalam melakukan senam aerobik terdapat aturan latihan senam aerobik diantaranya yaitu :

26 1. Pemanasan Pemanasan adalah persiapan emosional, psikologis, dan fisik untuk melakukan latihan, tujuan pemanasan adalah menaikkan denyut jantung secara berangsur angsur, mempersiapkan otot otot dan persendian, meningkatkan suhu inti tubuh. Macam macam pemanasan antara lain a. Berlari lari atau jogging b. Pemanasan statis yaitu bentuk peregangan yang dilakukan mulai dari bagian tubuh atas sampai menuju bagian bawah (dari kepala sampai kaki). c. Pemanasan dinamis yaitu gerakan menengokkan kepala keatas dan kebawah, gerakan menekuk pendek pendek dan panjang panjang pada tangan atau gerakan kombinasi (bongkok jongkok, bongkok berdiri). 2. Gerakan inti senam aerobik Merupakan gerakan inti yang telah aktif dengan alur tertentu. Gerakan inti bertujuan untuk menguatkan otot otot tubuh dan melatih koordinasi gerak antar anggota tubuh. 3. Gerakan pemulihan ( pendinginan ) Gerakan pemulihan bertujuan untuk mengembalikan frekuensi denyut jantung supaya kembali mendekati normal. Pelaksanaan gerakan dilakukan secara bertahap dari

27 intensitas tinggi ke intensitas rendah. Macam macam gerakan pemulihan diantaranya sebagai berikut ; a. Seated hamstring stretch Duduk dilantai dengan posisi kedua kaki lurus kedepan, sambil dada mengarah kedepan dan kedua bahu kebelakang, raih ujung ibu jari kaki dan tahan selama 30 45 detik. b. Quad stretch Berdiri dengan posisi kedua kaki dan lengan berada disisi tubuh anda untuk menjaga keseimbangan anda boleh berpegangan pada kursi/meja dengan tangan kiri dan genggam kaki kanan dengan posisi dibelakang anda, tahan 30 45 detik. c. Shoulder strecth Tarik lengan kanan anda menyilang melewati dada sampai anda merasakan tarikan yang cukup nyaman, tahan 30 45 detik.(hafni, R. 2014) 2). Klasifikasi Olahraga Menurut Santosa 2007, macam macam olahraga menjadi 3 kelompok, berdasarkan berat ringannya olahraga tersebut, dengan memperhitungkan kedua macam bentuk latihan ( latihan kondisi fisik dan latihan keterampilan teknik ) juga jumlah waktu dari masing masing latihan yang dijalankannya.

28 Pengelompokan Cabang Olahraga : a. Olahraga ringan meliputi Menembak, Golf, Panahan b. Olahraga sedang meliputi Bulutangkis, Bola basket, Soft ball, Tenis meja, Tenis, Senam, Sepakbola, lari c. Olahraga berat meliputi Renang, Balap sepeda, Tinju, Gulat, Judo, Angkat besi, Marathon, Rowing. D. Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi 1.Usia 2.jenis kelamin 3.riwayat penyakit 4.Pola hidup Kapasitas Vital Paru 5.Kebiasaan Olahraga Gambar 2.2 Kerangka Teori Menurut Rehania Nur aini Mustopa Dalam penelitiannya Tingkat Kapasitas Vital Paru Anak Tungarungu Di SLB Karnnamanohara Kabupaten Sleman E. Kerangka Konsep Variabel bebas Kebiasaan berolahraga Variabel terikat Kapasitas Vital Paru Gambar 2.3 Kerangka konsep penelitian

29 F. Hipotesis Menurut notoadmojo (2010), Hipotesis adalah kesimpulan sementara penelitian, patokan dengan dugaan atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesispun digunakan untuk mengarahkan pada hasil penelitian. Hipotesis penelitian ini yang mengacu pada perumusan masalah hubungan kebiasaan olahraga dengan kapasitas vital paru pada polisi lalulintas di polres pemalang