PENGARUH PERENDAMAN LARVA IKAN GURAME DALAM LARUTAN TRIIODOTIRONIN (T 3 ) PADA DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor (16680), Indonesia ABSTRACT

Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone

Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T4) Hormones. Fisheries and Marine Science faculty Riau University

R.R. Sri Pudji S. Dewi dan M. Zairin Jr.

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1) :46-57 (2015) ISSN :

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN (T4) DENGAN PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac)

PENINGKATAN KUALITAS PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH GURAMI (Osphronemus gouramy) MELALUI PERENDAMAN TIROKSIN (T4)

Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus goramy)

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh perendaman dosis hormon methyl testosteron berbeda terhadap sintasan hidup dan pertumbuhan larva ikan nila, Oreochromis niloticus

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) IX (1): ISSN:

Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University. Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) BASTAR, BLUESAFIR, DAN BULE

EFISIENSI PEMANFAATAN KUNING TELUR EMBRIO DAN LARVA IKAN MAANVIS (Pterophyllum scalare) PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

Effect of Rearing Density on Growth and Survival Rate of Balashark (Balantiocheilus melanopterus Blkr.) Fry at Recirculation Culture System

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

PENDAHULUAN Latar belakang

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

II. BAHAN DAN METODE

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Gelondongan Ikan Kancra (Labeobarbus douronensis) pada Padat Tebar yang Berbeda

EFEKTIVITAS PEMBERIAN HORMON TIROKSIN TERHADAP DAYA TETAS, PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) (SKRIPSI)

PENGARUH KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

II. BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN BUJUK (Channa lucius Cuvier)

II. BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :14-22 (2013) ISSN :

PENGARUH JENIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN BENIH IKAN SELAIS (Cryptopterus lais)

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA

Jurnal Biotropika Vol. 2 No ABSTRAK

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

PERUBAHAN RESPON PAKAN PADA IKAN MAS KOKI (Carasias auratus) DENGAN RANSANGAN WARNA LAMPU

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) : (2013) ISSN :

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

HASIL DAN PEMBAHASAN

THE COMBINED EFFECT OF DIFFERENT FEED ON THE GROWTH AND SURVIVAL OF LEAF FISH LARVAE (Pristolepis grooti)

ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda. Organogenesis and Development of Corydoras panda in Early Stage

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN HORMON TIROKSIN PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus EKOR/LITER

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

S. Purwati, O. Carman & M. Zairin Jr.

Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele. Clarias gariepinus)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

Efektivitas Pemberian Hormon Tiroksin (T4) terhadap Pertumbuhan Ikan Pawas (Osteochillus hasselti CV)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

SEKS REVERSAL PADA IKAN TETRA KONGO STADIA LARVA Sex Reversal on Congo Tetra Fish (Micraleptus intterruptus ) Larvae

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

III. METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

RETENSI ENERGI PADA IKAN

III. BAHAN DAN METODE

KEBUTUHAN MINERAL SENG (Zn) UNTUKBENIH IKAN GURAME (Osphronemus gouramy, Lac.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

PENGARUH SALINITAS YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS TELUR IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

Lampiran 1 Hasil analisis SDS-PAGE protein rekombinan hormon pertumbuhan ikan gurami (roggh), ikan mas (rccgh) dan ikan kerapu kertang (relgh).

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

I. PENDAHULUAN. Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki

Transkripsi:

Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(2): 61-65 (2003) 61 PENGARUH PERENDAMAN LARVA IKAN GURAME DALAM LARUTAN TRIIODOTIRONIN (T 3 ) PADA DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP (Osphronemus gouramy LAC.) Effect of Triiodothyronine in Different Dosages on Growth and Survival Rate of Giant Gouramy (Osphronemus gouramy Lac.) I. Herviani, M. Zairin Jr. & O. Carman Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor (16680), Indonesia ABSTRACT This experiment was conducted to study the effect of giant gouramy larval immersion in triiodothyronine (T 3 ) hormone solution on their growth and survival rate. One-day old larvae were treated with different concentrations of triiodothyronine (T 3 ) i.e. 0; 0,001; 0,01; 0,1 and 1 ppm by immersion method for 24 hours. During eight weeks rearing period, larvae were fed to satiation with Tubifex three times daily. The media were aerated and changed 10-30% daily. At the end of experiment, there was no significant difference in yolk sac absorption between treated larvae and control. The highest dose of 1 ppm T 3 resulted significant decreased in total length, average weight and survival rate of larvae. Key Word : Giant gouramy, Osphronemus gouramy, triiodothyronine, immersion dose, growth, survival rate. ABSTRACT This experiment was conducted to study the effect of giant gouramy larval immersion in triiodothyronine (T 3 ) hormone solution on their growth and survival rate. One-day old larvae were treated with different concentrations of triiodothyronine (T 3 ) i.e. 0; 0,001; 0,01; 0,1 and 1 ppm by immersion method for 24 hours. During eight weeks rearing period, larvae were fed to satiation with Tubifex three times daily. The media were aerated and changed 10-30% daily. At the end of experiment, there was no significant difference in yolk sac absorption between treated larvae and control. The highest dose of 1 ppm T 3 resulted significant decreased in total length, average weight and survival rate of larvae. Key Word : Giant gouramy, Osphronemus gouramy, triiodothyronine, immersion dose, growth, survival rate. PENDAHULUAN Ikan gurame merupakan salah satu ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Konsumsi ikan gurame yang meningkat menyebabkan tingginya permintaan. Namun demikian, saat ini produksi budidaya ikan gurame masih rendah dan belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Masalah yang dihadapi dalam budidaya ikan gurame adalah pertumbuhannya yang relatif lambat. Untuk itu diperlukan upaya memacu pertumbuhan ikan gurame, salah satunya dengan rangsangan hormonal yaitu hormon tiroid (T 3 ). Pemberian hormon T 3 yang dapat mengontrol dan meningkatkan metabolisme diharapkan dapat memacu pertumbuhan ikan gurame sehingga dapat meningkatkan produksi. Lam & Sharma (1984) mengemukakan bahwa hormon tiroid dapat meningkatkan kelang-sungan hidup, perkembangan dan pertumbuhan pada beberapa spesies ikan. Selain itu hormon tersebut juga dapat mempengaruhi perkembangan morfologi larva dan penyerapan kuning telur. Matty (1985) menyatakan bahwa hormon tiroid terlibat dalam pembentukan pigmen dan melanofor dari ekor sampai ke seluruh tubuh. Hormon tiroid berperan penting dalam pengontrolan perkembangan pola pigmentasi yang normal dan pengaturan pergerakan kromatofor (Yoo et al. 2000). Reddy & Lam (1992) melaporkan bahwa perlakuan T 3 pada ikan koki mempercepat pemunculan warna hi tarn dan menyebabkan pening-katan jumlah melanofor. Pada hewan berdarah panas, penggunaan hormon T 3 dapat meningkatkan konsumsi oksigen sehingga akan meningkatkan metabolisme protein, lemak dan karbohidrat. Pada amfibi, keberadaan hormon ini penting untuk pertumbuhan normal dan diferensiasi sel serta berperan dalam metamorfosis (Norman & Litwack 1987). Penggunaan T 3 pada dosis yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan ikan (Weatherley & Gill 1987). Di sisi lain, penggunaan hormon dengan dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan pada morfologi ikan (abnormal). Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh hormon T 3 dengan dosis perendaman yang berbeda terhadap perkembangan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus sampai Oktober 2001 di Laboratorium Pengembang-biakan dan Genetika Ikan, Departemen Budidaya

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor. Sumber Ikan Larva ikan gurame diperoleh dari hasil penetasan telur yang berasal dari petani di daerah Karikil, Parung. Penetasan berlangsung selama 1-2 hari pada akuarium berukuran 26x21x20 cm. Hasil dari penetasan selanjutnya digunakan sebagai hewan uji. Perlakuan Hormon Penelitian ini dirancang dengan empat perlakuan dan satu kontrol sebagai pembanding. Setiap perlakuan memiliki empat ulangan. Perlakuan diberikan melalui perendaman larva gurame dengan dosis T 3 berbeda yaitu 1 ppm; 0,1; 0,01; 0,001 dan 0 ppm dalam dua liter media selama 24 jam. Larutan T 3 diperoleh dengan melarutkan sembilan mg T 3 (Sigma Chemical Co. USA) dalam sembilan liter air, kemudian diencerkan sebanyak lox. Setiap ulangan menggunakan 150 ekor larva ikan gurame umur sehari. Setelah dilakukan perendaman, larva dipelihara dalam akuarium dengan volume 10 1 selama delapan minggu. Kondisi lingkungan percobaan di akhir pemeliharaan adalah oksigen terlarut 2,01-2,67 mg/1, ph 6,48-7,54 dan amoniak 0,001-0,075 mg/1. Selama masa pemeliharaan dilakukan pergantian air sebanyak 10-30% setiap hari. Selain itu, dilakukan pula pemberian pakan berupa cacahan cacing sutera sampai ikan kenyang sebanyak tiga kali setiap hari. Pengamatan Parameter yang diamati meliputi penyerapan kuning telur, panjang total, bobot rata-rata dan kelangsungan hidup larva. Penyerapan kuning telur diamati setiap dua hari sekali selama delapan hari dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer. Pengamatan panjang total dan bobot rata-rata dilakukan setiap tujuh hari sekali, begitu pula dengan kelangsungan hidup larva. Panjang total larva diukur dengan menggunakan jangka sorong sedangkan bobot tubuh ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Untuk setiap kali pengamatan yang dilakukan digunakan lima ekor ikan per akuarium. Analisis Data Analisis data dilakukan secara statistik dengan menggunakan analisis keragaman (ANOVA) yang diikuti dengan uji lanjut Tukey apabila hasilnya berbeda nyata. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan panjang total larva gurame setelah direndam di dalam larutan hormon T 3 disajikan pada Gaambar 1. Perendaman larva ikan gurame di dalam larutan T 3 pada konsentrasi 0; 0,001; 0,01; 0.1 dan 1 ppm menghasilkan panjang total berturut-turut 35,8; 34,3; 34,0; 33,9 dan 24,7 mm.

Panjang total larva gurame yang direndam hormon triiodotironin selama 24 jam dengan dosis 1 ppm memberikan hasil yang lebih rendah (24,7 mm; p<0,05) dibandingkan panjang total larva perlakuan (34,3; 34,0; dan 33,9) dan kontrol (35,8 mm) selama delapan minggu Bobot rata-rata larva gurame selama delapan minggu pemeliharaan tersaji pada Gambar 2. Dari perlakuan 0; 0,001; 0,01; 0,1 dan 1 ppm T 3 diperoleh hasil berturut-turut sebesar 770,2; 632,5; 639,6; 601,3 dan 257,3 mg. Bobot rata-rata larva gurame yang direndam dengan dosis 1 ppm memberikan hasil yang lebih rendah (257,2 mg; p<0,05) dibandingkan perlakuan lain (632,5; 639,6; 601,3) dan kontrol (770,2) selama delapan minggu Dari hasil pengamatan kelangsungan hidup larva ikan gurame sampai minggu ke-8 diperoleh hasil seperti yang tersaji pada Gambar 3.

Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa kelang-sungan hidup larva pada semua perlakuan dan kontrol mengalami penurunan sampai minggu terakhir peme-liharaan. Kelangsungan hidup larva yang direndam hormon dalam dosis 1 ppm memberikan hasil yang paling rendah (25%; p<0.05) dibandingkan kelangsungan hidup perlakuan lain (88,4%; 82,5%; 84,8%) dan kontrol (84,3 %) selama delapan minggu Laju penyerapan kuning telur larva ikan gurame yang diperoleh dari pengamatan selama enam hari dapat dilihat pada Gambar 4. Perlakuan perendaman hormon T 3 selama 24 jam tidak berbeda nyata (p>0,05) dalam hal laju penyerapan kuning telur larva gurame pada semua perlakuan dan kontrol di hari ke-2 dan hari ke-4. Tetapi laju penyerapan kuning telur larva yang direndam dengan dosis 0.1 ppm berbeda nyata terhadap perlakuan dosis 1 ppm dan kontrol pada hari ke-6 (p<0,05). Pada Gambar 4 terlihat bahwa laju penye-rapan kuning telur larva meningkat di hari ke-4 dan menurun di hari ke-6. Laju penyerapan tertinggi dicapai oleh larva pada perlakuan dosis 0,01 ppm sebesar 83,77% di hari ke-4, sedangkan laju penyerapan terendah terjadi pada kontrol sebesar 40,30% di hari ke-2. Pembahasan Perendaman larva dalam hormon triiodotironin selama 24 jam dengan dosis 1 ppm memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan larva gurame selama delapan minggu Dosis 1 ppm memberikan pertumbuhan panjang dan bobot yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lain dan kontrol. Selain pertumbuhan yang buruk, efek negatif lain berupa keabnormalan pada bentuk mulut, tulang ekor dan punggung yang bengkok sehingga berpengaruh terhadap nafsu makan larva. Hal ini diduga terjadi karena dosis hormon T 3 yang terlalu tinggi. Sesuai dengan yang dikemukakan Matty (1985) bahwa pemberian hormon tiroid melalui perendaman dapat meningkatkan pertumbuhan panjang dan bobot asalkan dosis yang diberikan tidak terlalu besar. Sementara itu Ganong (1983) mengemukakan bahwa hormon T 4 atau T 3 mempunyai efek kalorigenik pada hampir semua jaringan metabolisme sehingga akan meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh. Dengan tingginya dosis hormon dalam tubuh maka penggunaan oksigen akan semakin tinggi yang diikuti dengan meningkatnya kecepatan metabolisme. Apabila ambilan pakan tidak dinaikkan, maka protein dalam tubuh serta cadangan lemak akan dikatabolisme sehingga bobot tubuh menjadi menurun (kurus). Menurut Donaldson (1979), dosis yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan kematian pada larva. Selain itu, seperti pada manusia, hipertiroidisme pada ikan akan menimbulkan kelemahan otot rangka yang disebabkan oleh respon katabolisme protein yang kuat pada otot sehingga terjadi keabnormalan. Hormon tiroid yang diberikan dalam dosis yang berlebihan akan mengakibatkan terganggunya fungsi organ-organ tubuh sehingga akan menghambat kerja organ tersebut (Djojosebagio 1990). Selama delapan minggu pemeliharaan, kelangsungan hidup larva gurame yang direndam dalam dosis hormon 1 ppm sangat rendah dan nilainya berselisih jauh dengan perlakuan lain dan kontrol. Kelangsungan hidup larva yang rendah ini diduga terjadi karena keabnormalan larva dan nafsu makan yang kurang. Dengan demikian, kelaparan yang terjadi akan menyebabkan kebutuhan kalori dan vitamin tidak terpenuhi sehingga terjadi malnutrisi (Ganong 1983), sehingga menyebabkan kematian ikan. Affandi & Tang 2000, mengemukakan bahwa benih yang kelaparan akan berkurang tinggi badannya sampai 39% dan panjang saluran pencernaannya menyusut sebesar 30-40%.

Laju penyerapan kuning telur larva gurame meningkat di hari ke-2 dan ke-4 kemudian menurun di hari ke-6 hingga kuning telur habis terserap. Penyerapan kuning telur yang lambat (menurun) diduga disebabkan oleh berkurangnya luas permukaan sejalan dengan penyusutan kantung kuning telur (Affandi & Tang 2000). Meningkatnya penyerapan kuning telur hari ke-2 dan ke-4 diduga karena digunakan untuk penyempurnaan organ tubuh (organogenesis) dan morfogenesis. Volume kuning telur larva berkurang dengan bertambahnya waktu. Kuning telur larva gurame dengan perlakuan perendaman habis pada umur tujuh hari, sama seperti kontrol. Hasil ini berbeda dengan ikan betutu yang kuning telurnya habis terserap pada hari ke-2. Perbedaan kecepatan penyerapan kuning telur terjadi karena ukuran kuning telur yang berbeda dan pengaruh faktor lingkungan terutama suhu dan oksigen terlarut. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan percobaan ini sampai penyelesaian makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Affandi, R & M. Tang. 2000. Biologi Reproduksi Ikan. Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan. Universitas Riau, Pekanbaru. 155 hal. Donaldson. 1979. Hormonal enhancement of growth, p: 456-597 In Fish Physiology Volume VIII. Bioenergetics and Growth. W.S. Hoar, D.J. Randall & J.R. Brett (Eds.). Academic Press. New York. Ganong, W. F. 1983. Fisiologi Kedokteran. EGC Press. San Fransisco. 642 p. Djojosoebagio, S. 1990. Fisiologi Kelenjar Endokrin Volume I. Direktorat Pendidikan Tinggi. PAU Ilmu Hayat. IPB, Bogor. Lam, T.J., & R. Sharma. 1985. Effects of salinity and thyroxine on larval survival, growth and development in the carp, Cyprinus carpio. Aquaculture, 44: 201-212. Matty, A.J. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm. London. 267 p. Norman, A.W. & G. Litwack. 1987. Hormones. Academic Press Inc., New York. Reddy, P.K. & T.J. Lam. 1992. Effect of thyroid hormones on morphogenesis and growth of larval and fry of telescopic-eye black goldfish, Carrasius auratus. Aquaculture, 107: 383-394. Weatherley, A.H. & H.S. Gill. 1987. The Biology of Fish Growth. Academic Press, New York. 442 p. Yoo, J.H., T. Takeuchi, M. Tagawa & T. Seikai. 2000. Effect of thyroid hormones on the stage-specific pigmentation of the Japanese flounder, Paralichthys olivaceus. Zoological Science, 17 : 1011-1106.