Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dribbling Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

FAJAR MUGO RAHARJO,S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

C. TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan AHMAD ALMUNAWAR. Abstrak

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI TAHUN 2015

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern seperti

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

Mahmuddin, Aulia Rahman Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN

Hendra Muliyadi 1, M. Rif at 2, Wakidi 3

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

ZANUAR BUDIANTO K

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Tambangan Kab. Mandailing Natal Tahun Ajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN CONTROL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TAHUN MAHMUDIN MATONDANG S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Watak Putra Wijaya Kusuma, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

Dedi Asmajaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

Oleh YUDHA BAYU ARIANTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

Abstract: The problem in this research is the relationship of agility and speed to

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. ini, permainan sepakbola telah mengalami banyak perubahan, dari permainan

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 14 (1) Januari Juni 2015: 24-34

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

TATANG ISKANDAR Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Universitas Islam 45 Bekasi

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua seluruh masyarakat di dunia. Di indonesia khususnya di Gorontalo,

JURNAL. Oleh: FAJAR DARU NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd 2. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

JURNAL SURVEI KETERAMPILAN DRIBBLING, SHOOTNG, HEADING DAN THROW IN PADA SSB YUDHA BHIRAWA U-14 KECAMATAN TUGU TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

Transkripsi:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dribbling Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 42MedanTahun Ajaran 2014/2015 Fajar Mugo Raharjo Dosen STOK Bina Guna Medan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar Dribbling Dalam Permainan Sepak Bola melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 42 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015. Berdasarkan hasil belajar siswa pada data awal setelah tes hasil belajar dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik Dribblingmasih rendah dari 30 orang siswa terdapat 9 orang (30%) yang mencapai ketuntasan dan 21 orang (70%) yang belum mencapai ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 63. Pada Siklus I dapat kita lihat dari 30 orang siswa terdapat 21 orang (70%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, Sedangkan 9 orang (30%) belum mencapai ketuntasan belajar, Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 71,3. Kemudian pada Siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar dribbling secara klasikal sudah meningkat. Dari 30 orang siswa terdapat 26 orang (87%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 4 orang (13%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,2. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran melalui model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar Dribblingpada Siswa Kelas VII SMP Negeri 42 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. KATA KUNCI : Hasil Belajar Dribbling,Model pembelajaran quantum teaching Pendahuluan Pendidikan dapat di artikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaannya. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai hasil, dimana pendidikan itu merupakan wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri kemanusiannya. Pendidikan sebagai proses dan sebagai hasil dalam pelaksanaannya sangat memerlukan adanya pengkajian yang mendalam dan komprehensif, agar proses untuk mencapai dan hasil yang dicapai dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia mulia. Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman penulis di Kelas VII SMP Negeri 42 Medan Tahun Ajaran 2014 2015 terlihat bahwa pada saat proses pembelajaran dribbling berlangsung, banyak siswa kurang semangat dalam melakukan aktifitas pembelajaran. Dalam observasi yang dilakukan penulis dari guru bidang studi pendidikan jasmani bahwa teknik dribbling siswa dalam permainan sepak bola masih rendah.ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam mengikuti dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dalam materi sepak bola. Dari hasil 1

wawancara penulis dengan guru bidang studi penjas di Kelas VII SMP Negeri 42 Medan Tahun Ajaran 2014 2015 menyatakan bahwa: Siswa kurang dapat memahami teknik dribbling dengan baik sehingga hasil belajar dribbling yang diperoleh kurang maksimal.melalui model pembelajaran Quantum Teaching siswa diajarkan untuk untu mampu berinteraksi dalam proses pembelajaran yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas dan antusiasme belajar peserta didik, karena fungsi kedua belah otak kiri dan otak kanan telah difungsikan sesuai fungsinya. Konsep sepak bola merupakan salah satu dari mata pelajaran yang cukup sulit karena terdiri dari teknik-teknik dasar yang cukup rumit untuk dipelajari sehingga diperlukan pemahaman secara mendalam agar dapat menguasai materi ini secara tuntas. Karena disamping harus tahu cara bermain sepak bola siswa juga harus mengetahui teknik-teknik dasar bermain sepak bola, salah satu teknik dasarnya adalah menggiring bola. Untuk itu dibutuhkan pemilihan metode yang tepat dalam mengajarkan meteri ini.melihat kenyataan tersebut peneliti tertarik dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi dribbling dalam permainan sepak bola. Dengan penerapan metode ini diharapkan siswa dapat dengan mudah memahami konsep-konsep dari materi pembelajaran dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mendemonstrasikannya dengan pengaplikasian dari pengalaman sehari-hari mereka, sehingga tampak peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hakekat Permainan Sepak Bola Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di China. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16. Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara. Hakekat Menggiring bola (Dribble) Menurut Danny Mielke (2007:1) mengemukakan bahwa menggiring bola adalah ketrampilan dasar dalam sepak bola karena pemain harus mampu menguasai bola pada saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan. Robert Kogner (2007:51) menyatakan bahwa menggiring bola merupakan metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik lain dilapangan dengan menggunakan kaki. Sepak bola merupakan permainan beregu, masingmasing regu terdiri dari sebelas pemain, termasuk penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang dan direbut lawan yang diperbolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukuman ( Sucipto, 2000:1). 2

Hakekat Model Pembelajaran Quantum Teaching Quantum Teaching merupakan penyempurnaan dan bagian dari Quantun Learning.Quantum Teaching ini diperuntukkan bagi calon pendidik.quantum Teaching terdiri dari dua kata yaitu Quantum dan Teaching.Kata Quantum diambil dari konsep fisika yaitu fisika Quantum yang artinya interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.sedangkan Teaching yang dalam bahasa Indinesia berarti mengajar. Jadi Quantum Teaching adalah pendayagunaan bermacam-macam interaksi yang ada, baik di dalam maupun disekitar proses belajar, yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Deporter (2000) mengatakan bahwa Quantum Teaching bersandar pada konsep Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Kerangka rancangan pembelajaran dalam Quantum Teaching ini dikenal dengan istilah TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Kerangka pembelajaran inilah yang mencakup penerapan model pembelajaran Quantum Teaching secara menyeluruh. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP NEGERI 42 MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP NEGERI 42 MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah sebanyak 30 siswa, 17 laki-laki dan 13 perempuan. Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah berupa lembar penilaian portofolio tes hasil belajar dribblingdalam permainan sepak bola. Tes hasil belajar diberikan setelah pengajaran dengan menggunakanmodel pembelajaran Quantum Teaching. Dalam tes ini siswa diminta untuk melakukan rangkaian teknikdribblingdalam permainan sepak bola, dan peneliti menilai setiap proses pelaksanaan rangkaian teknik dribbling dalam permainan sepak bola yang dilakukan siswa. Tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dribbling pada permainan sepak bola akan meningkat setelah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaarn Quantum Teaching. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP NEGERI 42 MEDAN 2014/2015. Sesuai dengan tindakan awal yang dilakukan pada siswa kelas VIISMP NEGERI 42 MEDAN 2014/2015, permasalahan yang terjadi ialah siswa kurang berniat dalam melakukan teknik-teknik dasar dribbling bola dalam permainan sepak bola. Pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam melakukan teknik dribbling bola yaitu sikap kaki 3,4, gerakan kepala 2,2, kerakan tangan 2,7. Pada perlakuan siklus I pembelajaran dribbling bola sudah meningkat tetapi belum sesuai dengan ketuntasan klasikal hasil belajar karena masih banyak kesulitan-kesulitan yang dialami siswa nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 71,3 ( belum tuntas ) maka dalam hal ini pembelajaran dilanjutkan pada perlakuan siklus II. Dari data hasil belajar siklus II yang didapat terlihat bahwa kemampuan siswa dala melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Dari 30 orang siswa terdapat 26 orang siswa (87%) yang telah mencapai ketuntasan belajar,sedangkan 4 orang siswa (13%) yang belum mencapai ketuntasan belajra. Dala siklus II ini proses belajar mengajar berjalan lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. 3

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Dribbling pada permainan Sepak Bola pada siswa SMP NEGERI 42 MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015 4

DAFTAR PUSTAKA Afri.T, (2012), Bahan Ajar Sepakbola, Medan.Jurusan Pendidikan Kesehatan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Medan. Arikunto, S., (2002).Prosedur Penelitian, Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. Deporter, B. Reardon, M., dan Nourie, S. (2004). Quantum Learning, Bandung. Penerbit Kaifa. Deporter, B.,Reardon, M., dan Nourie, S., (2004).Quantum Teaching Memperaktekan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, Bandung. Penerbit Kaifa. Dinata Marta., (2007). Dasar-Dasr Mengajar Sepakbola, Jakarta. Cerdas Jaya. Dimyati., Mudjiono., (1999). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. Hamalik, O., (2002). Proses Belajar Mengajar, Bandung. Penerbit Bumi Aksara. Nusri., (2004). Diktat Sepakbola.Medan, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED. Slameto (2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sukintaka., (2004). Teori Pendidikan Jasmani, Bandung. Penerbit Nuansa. Tarbani Rusyana, (1989). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung. Winkel, (2000).Psikologi Pengajaran, Bandung. PT. Gramedia. 5