I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

dokumen-dokumen yang mirip
85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. digunakan atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani,

I. PENDAHULUAN. Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan. adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara. Seperti yang tercantum pada UU No. 20/2003 pada pasal 1 ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional yaitu keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill dalam pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan

peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai kedudukan strategis dan penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu sendiri, karena di sekolah terdapat berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik demi tercapainya tujuan pendidikan nasional, yang nantinya akan dapat berguna sampai sepanjang hidupnya. Salah satu mata pelajaran yang cukup penting yang diajarkan di sekolah yaitu pendidikan jasmani, dimana mata pelajaran ini mengandung potensi yang besar untuk memberikan sumbangan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak didik secara menyeluruh. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan dari pendidikan jasmani yaitu (a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, (b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis

yang lebih baik, (c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, (d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilainilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, (e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, (f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, (g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Pendidikan jasmani memiliki ruang lingkup yang cukup luas antara lain yaitu a) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, b) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya, c) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya, d) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya, e) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya, f) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung, g) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar

tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terdiri dari enam aspek yang wajib dilaksanakan adalah aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, dan aktivitas ritmik, sedangkan aspek aquatik (aktivitas air), dan pendidikan di luar kelas (outdoor education) dilakukan jika terdapat sarana dan prasarana pendukung. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka sistem pendidikan nasional harus ditunjang subsistem yang berasal dari luar pendidikan formal di dalam sekolah dan non formal di luar sekolah. Salah satu bentuk kegiatan nonformal yang terdapat di dalam sekolah salah satunya yaitu kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ini dibentuk dengan tujuan untuk menambah penguasaan dan pemahaman materi yang didapat dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk pembinaan siswa yang berminat terhadap salah satu atau beberapa cabang olahraga tertentu dapat dilakukan

dalam kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diminati hampir di semua sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler olahraga khususnya sepakbola tertutama bagi siswa laki-laki, dimana penguasaan materi tidak sepenuhnya dapat diterima pada saat pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Gerakan pemain yang lancar dan terkontrol memperlihatkan individualitas dalam permainan beregu. Kekuatan, kecepatan, stamina, kelincahan, keterampilan, dan pengetahuan tentang taktik, semuanya menjadi faktor yang penting dalam penampilan. Di dalam permainan sepakbola banyak teknikteknik yang penting dalam menunjang kerjasama tim yang solid, salah satunya yaitu tembakan ke gawang. Sasaran utama dari setiap serangan adalah untuk mencetak gol, pemain akan lebih sering gagal untuk mencapai sasaran utama dari yang diduga karena untuk mencetak gol merupakan tugas yang sulit dalam permainan sepakbola. Untuk mencetak gol pada gawang pemain harus mampu melakukan keterampilan menembak ke gawang di bawah tekanan permainan akan waktu yang terbatas, ruang yang terikat, fisik yang lelah, dan lawan yang agresif. Keberhasilan pemain sebagai pencetak gol tergantung dari beberapa faktor, kemampuan untuk melakukan tendangan dengan kuat dan akurat adalah faktor yang paling penting. Kualitas seperti antisipasi, kemantapan, dan ketenangan di bawah tekanan lawan serta faktor keberuntungan juga tak kalah pentingnya. Semua unsur untuk menendang ke gawang yang tertera diatas tersebut, merupakan pekerjaan rumah bagi guru atau pelatih, untuk memberikan

informasi yang jelas bagaimana cara melakukan tembakan ke gawang dengan baik dan benar. Untuk memberikan informasi tersebut para guru atau pelatih harus mengetahui beberapa macam gaya mengajar sebagai salah satu cara atau alat bantu dalam proses pembelajaran atau jembatan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Ada beberapa macam gaya mengajar seperti yang dikembangkan oleh para ahli yaitu gaya mengajar komando, gaya mengajar praktek, gaya mengajar resiprokal, gaya mengajar inklusi, gaya mengajar eksplorasi, gaya mengajar guided discovery, dan gaya mengajar divergent production. Gaya mengajar dalam pembelajaran sepakbola khususnya teknik tembakan ke gawang terdiri dari gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando. Kedua gaya mengajar ini perlu dikaji dengan kajian ilmiah efektifitasnya terhadap hasil belajar tembakan ke gawang. Melalui pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SMAN 5 Bandar Lampung memiliki prestasi yang cukup baik. Hal ini dapat diartikan bahwa anggota-anggota kegiatan ekstrakurikuler sepakbola tersebut memiliki teknik dasar yang cukup baik dalam permainan sepakbola. SMAN 5 Bandar Lampung juga memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk kegiatan sepakbola, mulai dari lapangan dan fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 5 Bandar Lampung. Dalam permainan sepakbola SMAN 5 Bandar Lampung cukup baik, namun masih sering mengalami kendala dalam berbagai penyelesaian akhir yaitu untuk mencetak sebuah gol, mereka masih sering mengalami kesulitan, itu dikarenakan hasil tembakan yang tidak masuk sasaran yaitu gawang lawan. Beberapa faktor menjadi kendala dalam hal ini salah

satunya yaitu pemilihan gaya mengajar yang kurang tepat yang diberikan oleh pengajar/ pelatih, karena bila hal ini terjadi dapat memberikan dampak yang kurang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Disisi lain, pemilihan gaya mengajar yang kurang tepat dapat menimbulkan persepsi dan pemahaman yang salah terhadap materi yang diberikan tenaga pengajar/ pelatih, akibatnya siswa tidak dapat menjalankan materi ajar dengan baik dan benar dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Pemilihan gaya mengajar yang tepat penting bagi pengajar karena turut menentukan keberhasilan dalam pembelajaran, dalam hal ini gaya mengajar yang sering mucul dalam pembelajaran di SMAN 5 Bandar Lampung dalam pelajaran olahraga khususnya materi sepakbola adalah gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa identifikasi masalah yang cukup menarik perhatian sebagai suatu gejala yang perlu dicari jawabannya, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya keterampilan pengajar/pelatih dalam memberikan materi shooting pada siswa SMAN 5 Bandar Lampung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola. 2. Penentuan gaya mengajar oleh pengajar/pelatih yang tepat turut menentukan hasil belajar siswa secara maksimal.

3. Kurangnya pengetahuan siswa SMAN 5 Bandar Lampung yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dalam memahami teknik shooting dalam sepakbola. 4. Rendahnya keterampilan siswa SMAN 5 Bandar Lampung yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dalam melakukan teknik shooting dalam sepakbola. C. Pembatasan Masalah Agar tidak meluasnya permasalahan yang akan dibahas, maka masalahmasalah yang akan dibatasi yaitu : 1. Gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando. 2. Tembakan ke gawang pada olahraga permainan sepakbola. 3. Sasaran penelitian yaitu para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Seberapa besar efektifitas gaya mengajar resiprokal terhadap hasil belajar tembakan ke gawang? 2. Seberapa besar efektifitas gaya mengajar komando terhadap hasil belajar tembakan ke gawang? 3. Seberapa besar efektifitas gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal terhadap hasil belajar tembakan ke gawang?

E. Tujuan Penelitian. Dalam penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui adakah efektifitas gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal dalam meningkatkan keterampilan bermain sepakbola di SMA N 5 Bandar Lampung. 2. Untuk mengetahui efektiftas gaya mengajar komando dalam meningkatkan keterampilan bermain sepakbola di SMA N 5 Bandar Lampung. 3. Untuk mengetahui efektiftas gaya mengajar resiprokal dalam meningkatkan keterampilan bermain sepakbola di SMA N 5 Bandar Lampung. 4. Untuk memperoleh informasi, efektifitas dari gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal dalam meningkatkan keterampilan bermain sepakbola di SMA N 5 Bandar Lampung. F. Kegunaan Penelitian Dengan penelitian ini penulis berharap diantaranya : 1. Guru/ Pelatih/ Instruktur Sebagai salah satu acuan dalam program pengajaran dan pelatihan dalam cabang olahraga sepakbola, khususnya untuk meningkatkan teknik menembak bola ke gawang. 2. Siswa/Mahasiswa/ Pemain Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, terutama meningkatkan teknik menembak bola ke gawang.

3. Sekolah Sebagai bahan masukan dalam rangka pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler sepakbola sehingga dapat menunjang tercapainya hasil belajar mengajar. 4. Lembaga Unila - Sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis - Sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak Unila. 5. Peneliti - sebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya hasil belajar mengajar. - Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1) Jurusan Penjaskes Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. - Sebagai pengalaman yang cukup berharga bagi peneliti untuk mengimplementasikan berbagai teori yang berkaitan dengan penelitian. - Sebagai calon pendidik pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya. 6. Peneliti lainnya Sebagai salah satu acuan pembelajaran dalam penelitian sejenis. G. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Lokasi penelitian dilaksanakan di lapangan sepakbola SMAN 5 Bandar Lampung.

2. Objek penelitian yang diamati adalah keterampilan bermain sepakbola khususnya teknik menembak bola ke gawang melalui gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa SMAN 5 Bandar Lampung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola.