M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evinaria Esahastuti, 2014 Studi Pembelajaran Seni Dihomeschoolingtaman Sekar Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia menurut ukuran pormatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

STUDI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODUL DAN WALL CHART PADA KOMPETENSI SISTEM KOPLING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 Tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

Transkripsi:

1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan juga merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian, dan nilai-nilai akhlak. Hal tersebut sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas, 2003:5). Suatu keniscayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa melibatkan institusi pendidikan dan lebih khusus pembelajaran. Banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, salah satunya mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi bahwa : Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi bahwa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan 2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan

2 4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Oleh karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar peserta didik 1 memiliki kecintaan terhadap seni budaya dan keterampilan bangsa Indonesia. Pada kurikulum Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dijabarkan menjadi tiga mata pelajaran yaitu Seni Tari, Seni Musik, dan Seni Rupa yang masing-masing memiliki dua (2) jam pelajaran setiap minggunya dan setara dengan mata ke-13 mata pelajaran lainnya. Menyadari pentingnya seni budaya dan keterampilan dalam kehidupan berbangsa, maka berbagai upaya yang mendukung pembelajaran telah dilakukan, baik oleh pendidikan formal maupun non-formal. Upaya tersebut seperti penyempurnaan kurikulum, peningkatan mutu guru, dan sarana prasarana pendidikan. Perbaikan tersebut masih dalam cakupan eksternal peserta didik, dalam hal ini peserta didik dipersepsi sebagai unsur yang harus dilayani. Idealnya, peserta didik perlu dilihat sebagai unit yang mengandung potensi, yang meliputi pengetahuan, nilai sikap, dan dorongan. Menurut Ramainas (Victoria, 2010:3) upaya guru dalam posisi ini adalah mengaktifkan potensi itu sehingga peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pengalaman guru dalam proses pembelajaran, umumnya masih merasakan bahwa produk/proses pembelajaran di bawah harapan. Hasil belajar umumnya masih rendah, perilaku-perilaku peserta didik yang tidak mendukung hasil belajar, seperti : malas, kurang perhatian, kurang motivasi belajar, dan tidak disiplin masih banyak ditemukan. Suryabrata (Victoria, 2010:3) mengungkapkan rendahnya hasil belajar disebabkan oleh dua faktor, yakni : (1) faktor dari luar diri peserta didik (external), terdiri atas faktor- faktor sosial dan non-sosial, seperti kualifikasi guru, metode, media, peralatan dan evaluasi; (2) faktor dari dalam diri peserta didik (internal), terdiri atas faktor-faktor fisiologis dan psikologis, seperti intelegensi, minat, bakat, motivasi, persepsi, dan cara belajar.

3 Berbagai penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut disinyalir timbul dari sistem pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan. Penyebab utama keberhasilan sekaligus ketidakberhasilan suatu proses pembelajaran dalam suatu pendidikan adalah kemampuan guru mengelola sumber informasi dengan bantuan media pembelajaran. Penggunaan media dalam membantu proses pembelajaran, diharapkan mampu mengatasi atau menyiasati berbagai hambatan dan keterbatasan baik itu sarana maupun fasilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah yang berujung pada peningkatan hasil belajar peserta didik, khususnya dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Sudjana dan Rivai (2005:2) menjelaskan bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan secara mendasar dan bertahap. Sekolah Dasar merupakan pondasi dalam membentuk dan mengembangkan kecerdasan peserta didik demi terwujudnya sumber daya manusia yang utuh dan berkualitas. Sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2005 tentang Tujuan Pendidikan Dasar yaitu : Pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota, masyarakat dan warga negara, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah Pernyataan di atas semakin menguatkan tuntutan terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar peserta didik di Sekolah Dasar. Baik itu sumber belajar, strategi belajar mengajar, fasilitas, dan aspek-aspek penunjang lainnya. Menurut Kustandi dan Sutjipto (2013:64) Media video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Penggunaan media ini akan dapat memberikan pengalaman yang lebih dibandingkan media yang lainnya karena pada saat media digunakan ada dua

4 indera yang berperan secara bersamaan yaitu indera penglihatan dan indera pendengaran. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Cohen (1981) membuktikan bahwa dari sudut pandang pembelajaran para peserta didik belajar 10 % dari menyimak dan lebih dari 50 % dari apa yang mereka lihat dan dengar (Alawiyah, 2008:5). Video merupakan media yang lumrah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, karena selain murah, pemakaiannya pun sangat mudah. Fenomena seperti ini selayaknya kita jadikan sebagai kesempatan emas untuk mempertinggi ketercapaian tujuan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kustandi (2004) terbukti bahwa penggunaan video tutorial dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, hasil penelitian Rizal (2007) juga membuktikan bahwa menggunakan media video pembelajaran sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran. Alawiyah (2008) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa penggunaan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan media video merupakan suatu alternatif yang diperkirakan dapat memberikan peningkatan hasil belajar peserta didik. Hal ini senada dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2005: 2) bahwa manfaat media dalam pembelajaran adalah : pertama, pembelajaran lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi peserta didik. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh peserta didik mencapai tujuan yang lebih baik. Ketiga, peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan kembali sesuai dengan contoh yang ada. Berdasarkan uraian latar belakang, terlihat jelas tentang pentingnya media pembelajaran dalam suatu proses belajar mengajar, termasuk dalam pembelajaran Seni Rupa agar peserta didik memiliki kecintaan terhadap seni budaya dan

5 keterampilan bangsa Indonesia. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan penelitian berkaitan penggunaan media video pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media video, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut melalui sebuah penelitian yang berjudul: Pengaruh Media Video Dokumentasr untuk Meningkatkan Kompetensi Membuat Topeng dalam Pembelajaran Seni Rupa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang diteliti, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh media video dokumentasi dalam meningkatkan kompetensi membuat topeng peserta didik pada pembelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI? Dari rumusan masalah di atas, dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kondisi pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng di SD Laboratorium Percontohan UPI sebelum menggunakan media video dokumentasi? 2. Apakah hasil belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan media video dokumentasi dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng terdapat peningkatan atau tidak? 3. Apakah hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng berbeda antara yang menggunakan media video dokumentasi membuat topeng dengan yang menggunakan metode konvensional? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

6 Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh media video dokumentasi dalam meningkatkan kompetensi membuat topeng peserta didik kelas V (lima) dalam pembelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Memperoleh gambaran mengenai kondisi pembelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI sebelum menggunakan media video dokumentasi. b. Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng yang menggunakan media video dokumentasi. c. Mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng antara yang menggunakan media video dokumentasi dengan yang menggunakan metode konvensional. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi guru SD, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran Seni Rupa. b. Bagi Departemen, dapat menjadi referensi/acuan dalam memanfaatkan media video dokumentasi perkuliahan maupun pengembangan keilmuan. c. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pihak-pihak yang terkait dengan bidang pendidikan mengenai peningkatan kualitas pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar melalui penggunaan media video dokumentasi. d. Bagi peneliti, memperoleh pengalaman praktis penelitian dan efektifitas media video dokumentasi sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan akademik. D. Definisi Operasional

7 Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan seperti pendapat Tuckman (Victoria, 2010:14) yaitu: mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukannya oleh orang lain. Definisi operasional dimaksudkan untuk mengukur variabel yang mendukung masalah penelitian. Jika penelitian itu terdiri dari serangkaian aktifitas operasional, maka penting sekali memberdayakan variabelnya lebih operasional pula. Ada dua variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu media video dokumentasi dan kompetensi membuat topeng. Berikut akan dikemukakan definisi operasional masing-masing veriabel tersebut : 1. Media video dokumentasi membuat topeng ini adalah serangkaian gambar bergerak disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur dengan pesan-pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan secara magnetik pada disk. Media video dokumentasi dalam konteks penelitian ini berisi tentang dokumentasi pembuatan topeng pada tahun sebelumnya agar peserta didik mampu membuat topeng secara rapih, orisinal dan kreatif. 2. Kompetensi membuat topeng (hasil belajar) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dapat dilihat, dirasakan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilannya dengan distimulus pembelajaran berbasis audio visual. Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah kompetensi dasar : 10.1 Membuat topeng secara kreatif dalam hal teknik dan bahan yang dikembangkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran menggunakan media video dokumentasi. 3. Mata pelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI merupakan mata pelajaran yang mandiri dan sejajar dengan 13 mata pelajaran lainnya, maksudnya jika nilai mata pelajaran ini rendah maka akan berdampak pada

8 penilaian akhir (raport siswa). Pada penelitian ini menggunakan materi pembuatan topeng dan ditunjang dengan media video dokumentasi kegiatan pembuatan topeng. E. Struktur Organisasi Skripsi Laporan hasil penelitian pada penelitian ini disampaikan dalam lima bab sebagai berikut: Bab I, terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. Bab II, terdiri atas landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan variabel penelitian. Bab III, terdiri atas uraian mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses penyusunan skripsi. Bagian tersebut meliputi metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data, instrumen penelitian, dan pengujian instrumen penelitian. Bab IV, terdiri atas gambaran umum mengenai bagaimana peneliti menganalisis data yang ditemukan dalam penelitian melalui deskripsi hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V, terdiri atas penafsiran data dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, saran-saran yang berkaitan dengan hasil analisis penelitian tersebut, serta rekomendasi penelitian ini.