BAB I PENDAHULUAN UKDW. 27,6% meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. baru (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat ditemukan hampir di semua tempat. Menurut Adiguna (2004),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu. penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, dimana telah mengenai 20-25% populasi dunia. Penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terlanjur mengubah gaya hidup tradisional menjadi modern

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah


BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. (InfoDatin, 2014). Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015,

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di daerah beriklim tropis, termasuk di Indonesia. Candida dapat

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 I. PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi, terutama di negara-negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di Indonesia. Iklim tropis kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur. Menurut Adiguna (2004), insidensi penyakit jamur yang terjadi di berbagai rumah sakit pendidikan di Indonesia bervariasi antara 2,93-27,6% meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. Data Profil Kesehatan Indonesia 2010 menunjukkan bahwa penyakit kulit dan jaringan subkutan menjadi peringkat ketiga dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit se-indonesia berdasarkan jumlah kunjungan yaitu sebanyak 192.414 kunjungan dan 122.076 kunjungan diantaranya merupakan kasus baru (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Terdapat berbagai jenis infeksi jamur kulit, yang paling sering muncul di antaranya adalah dermatofitosis dan kandidiasis. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton (Verma dan Heffernan, 2008). Berbagai faktor risiko yang mempengaruhi pertumbuhan dari dermatofita antara lain: higienitas diri yang buruk 1

2 obesitas, iklim yang panas dan lembab, sering berkeringat, kontak langsung sumber infeksi, atau beberapa penyakit sistemik seperti penyakit diabetes melitus, penyakit Cushing, terapi kortikosteroid oral, serta penyakit infeksi kronis yang menyebabkan penurunan sistem imun tubuh seperti HIV/AIDS (Wolff, 2007). World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035. Sedangkan International Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta tahun 2035. Dari seluruh penderita diabetes melitus, proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes melitus (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015). Tingginya angka diabetes melitus tipe 2 dibandingkan diabetes melitus tipe lainnya membuat peneliti ingin melakukan penelitian pada penderita diabetes melitus tipe 2. Oktavia, dkk (2014) melakukan penelitian di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dan disimpulkan terdapat hubungan Kandidiasis kutis Melitus (DM) tingkat hubungan yang lemah. Winarni, dkk (2002) melakukan penelitian di RS dr Sardjito Yogyakarta dan disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara kadar gula darah frekuensi dermatofitosis. Dikarenakan tingginya kejadian diabetes melitus tipe 2 dan terjadinya infeksi jamur kulit pada 2

3 penderita tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian di RS Bethesda Yogyakarta untuk mengetahui Melitus Tipe 2 sebagai Faktor Risiko Infeksi Jamur Kulit. 1.2 MASALAH PENELITIAN Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah Melitus Tipe 2 merupakan Faktor Risiko Infeksi Jamur Kulit di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta? 1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui Melitus Tipe 2 sebagai Faktor Risiko Infeksi Jamur Kulit di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh Melitus tipe 2 terhadap munculnya Infeksi Jamur Kulit di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. b. Untuk mengetahui distribusi terjadinya Infeksi Jamur Kulit pada penderita Melitus tipe 2 berdasarkan usia dan jenis kelamin di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Sebagai sumber data bagi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta mengenai angka penderita Melitus tipe 2 yang menderita Infeksi Jamur Kulit.

4 b. Bagi peneliti dan pembaca, yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai Melitus Tipe 2 sebagai Faktor Risiko Infeksi Jamur Kulit. c. Bagi peneliti lain, sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang sama atau terkait. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi penderita Melitus tipe 2, dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan meningkatkan kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya Infeksi Jamur Kulit. b. Bagi penderita Infeksi Jamur Kulit, dapat memberikan gambaran untuk mengetahui penyakitnya dan melakukan pengobatan sehingga tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain.

5 1.5 KEASLIAN PENELITIAN Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan judul peneliti yaitu: Tabel 1. Keaslian penelitian No Peneliti, Tahun 1. Winarni, dkk 2002 2. Atmaja, dkk 2012 3. Mardila, dkk 2012 4. Oktavia, dkk 2014 Judul Dermatofitosis pada penderita Melitus tipe 2 Korelasi antara tinea korporis diabetes mellitus Hubungan kandidiasis intertriginosa Melitus Hubungan penyakit mellitus kejadian kandidiasis kutis Desain penelitian Deskriptif Potong Lintang Kasus Kontrol Kasus Kontrol Potong Lintang Kesimpulan Gula darah terkontrol buruk dan atau obesitas meningkatkan risiko terkena dermatofitosis pada melitus tipe 2 Terdapat hubungan bermakna tinea corporis melitus Kandidiasis intertriginosa berhubungan Melitus tipe 2 Terdapat hubungan kandidiasis kutis mellitus tingkat hubungan yang lemah Perbedaan Metode, desain, variabel Variable Variable Desain, Variabel