PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun1999 tentang Pemerintahan Daerah dan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa, yang juga mengatur mengenai Pemerintahan Desa, maka perlu dibuatkan petunjuk bahwa pelaksanaanya lebih lanjut; b. bahwa dalam upaya memberdayakan masyarakat di Desa, meningkatkan potensi masyarakat Desa dan menumbuhkan kondisi masyarakat yang dinamis, dipandang perlu dibentuk Lembaga Kemasyarakatan yang dapat membantu Pemerintah Desa menciptakan masyarakat yang kuat dan mantap; c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b di atas dipandang perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah - Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655). 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
2 4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintahan dan Rancangan Keputusan Presiden; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peristilahan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum mengenai Desa; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Badung; b. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Exekutif Daerah; c. Kepala Daerah adalah Bupati Badung; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Badung;
3 e. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistim Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten; f. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa; g. Pemerintahan Desa adalah Kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa; h. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa yang berfungsi Melestarikan adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa; i. Lembaga Kemasyarakatan adalah Suatu organisasi Kemasyarakatan yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai wahana partisipasi masyarakat yang memadukan pelaksanaan pelbagai kegiatan Pemerintah dan swadaya gotong royong masyarakat di segala aspek kehidupan. BAB II PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN Pasal 2 (1) Dalam upaya memberdayakan masyarakat di Desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan yang namanya disesuaikan dengan kebutuhan. (2) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa atas prakarsa masyarakat Desa yang bersangkutan. BAB III KEDUDUKAN DAN TUGAS Pasal 3 (1) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 berdudukan sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.
4 (2) Lembaga Kemasyarakatan mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dalam: a. Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan Desa yang berdasarkan atas asas musyawarah. b. Menggerakkan dan meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan secara terpadu baik yang berasal dari berbagai kegiatan Pemerintah maupun swadaya gotong royong masyarakat. c. Meningkatkan pelayanan Pemerintah dan pemerataan hasil pembangunan di Desa. (3) Dalam melaksanakan tugasnya Lembaga Kemasyarakatan mengutamakan asas musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan prinsip keterpaduan. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 Susunan Organisasi Lembaga Kemasyarakatan terdiri dari : a. Ketua, sebagai pimpinan dan penanggung jawab. b. Wakil Ketua, sebagai wakil pimpinan. c. Sekretaris, sebagai pembantu pimpinan dan penyelenggara administasi. d. Wakil Sekretaris, sebagai wakil pembantu pimpinan dan penyelenggara administrasi. e. Bendahara sebagai penyelenggara administrasi keuangan. f. Seksi-seksi sebagai pembantu pimpinan dan pelaksana. Pasal 5 Syarat-syarat untuk menjadi pengurus : a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945. c. Berkelakuan baik, jujur, adil, cakap, berwibawa dan penuh pengabdian terhadap masyarakat. d. Sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal tetap. e. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja.
5 Pasal 6 (1) Calon anggota pengurus diajukan sebagai hasil musyawarah oleh dan dari masing-masing Banjar Dinas. (2) Pemilihan anggota pengurus dilakukan secara musyawarah dalam rapat yang diselenggarakan secara khusus untuk itu, yang dipimpin oleh Kepala Desa. (3) Nama-nama calon terpilih dalam rapat tersebut disahkan oleh kepala desa atas persetujuan BPD. (4) Masa bakti pengurus ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Pasal 7 Anggota pengurus Lembaga Kemasyarakatan diberhentikan oleh Kepala Desa atas persetujuan BPD karena : a. Meninggal dunia b. Mengundurkan diri c. Pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk Desa lain d. Berakhir masa kerjanya e. Tidak memenuhi lagi syarat-syarat sebagai anggota pengurus f. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku dan atau norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Desa. BAB V KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 8 Lembaga Kemasyarakatan mempunyai wewenang untuk : a. Membantu Kepala Desa dalam perencanaan pembangunan Desa berdasarkan atas asas musyawarah. b. Menggerakkan dan meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk memadukan berbagai kegiatan pemerintah ataupun swadaya gotong royong masyarakat.
6 c. Bersama-sama Pemerintah Desa melaksanakan dan mengendalikan Pembangunan Desa. d. Menumbuhkan dan menciptakan kondisi masyarakat yang dinamis untuk mengembangkan ketahanan masyarakat di Desa. Pasal 9 Lembaga Kemasyarakatan berhak memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah Desa atas penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat. Pasal 10 Lembaga Kemasyarakatan mempunyai kewajiban : a. memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat. b. Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. c. Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Membina partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat. e. Menggali, mengembangkan, menggerakkan dan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat. f. Membina kerja sama antar lembaga yang ada dalam masyarakat. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Pemerintah Kabupaten melalui Camat atau kepala Desa wajib memberi bimbingan, pembinaan dan pengarahan terhadap Lembaga Kemasyarakatan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat luas. Pasal 12 Lembaga Kemasyarakatan yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat selama ini, seperti LKMD dan PKK masih tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai terbentuknya Lembaga Kemasyarakatan berdasarkan Peraturan Daerah ini.
7 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan yang mengatur tentang Lembaga Kemasyarakatan dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Badung. Disahkan di Badung Pada Tanggal : 20 Nopember 2001 BUPATI BADUNG, ttd. A.A. NGURAH RATMADI
8 DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BADUNG Nomor : 18 Tanggal : 4 12-2001 Seri : D Nomor : 15 Sekretaris Daerah Kabupaten Badung ttd I Wayan Subawa, SH Pembina Utama Muda NIP. 600006201
9 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN I. UMUM Bahwa Pembangunan di Desa perlu direncanakan dan dikendalikan agar dapat berdaya guna dan berhasil guna. Dan Peranan masyarakat untuk melaksanakan pembangunan secara terpadu baik yang bersal dari kegiatan Pemerintah maupun gotong royong sangatlah berperan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Disamping itu perlu juga dilaksanakan tugas-tugas untuk membantu Pemerintah Desa untuk meningkatkan pelayanan Pemerintah dan Pemerataan hasil pembangunan di Desa. Bahwa tugas-tugas tersebut diatas dapat dilakukan oleh Lembaga kemasyarakatan di Desa yang pembentukannya diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Oleh sebab itu dipandang perlu untuk mengatur tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan dalam suatu Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan Pasal 15 : Cukup Jelas