Sistem Konduksi Jantung. Heart Conduction System

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

Intro. - alifis.wordpress.com

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung

JANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1.

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

PERAN SEL NODUS SINOATRIAL SEBAGAI PENGATUR IRAMA JANTUNG

BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS Paul S. Poli/Biofisika/2006 1

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

KELISTRIKAN DALAM TUBUH. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mekanika dan Keelektromagnetan yang dibina oleh Bapak Sutarman dan Ibu Erni Yulianti

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah,

0.1% kasus di rumah sakit di Amerika Serikat dengan usia rata-rata 67 tahun dan lakilaki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): Jurnal Einstein. Available online

Peranan Kanal Ion Miokardium pada Kelistrikan Jantung. William. Dosen bagian Fisiologi FK UKRIDA

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

BAB VII SISTEM SYARAF MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kegiatan olahraga sekarang ini telah benar-benar. menjadi bagian masyarakat kita, baik pada masyarakat

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua ruang yaitu atrium kiri (sinister) dan kanan (dexter), dan dua ventrikel sinister

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

SISTEM CARDIO VASCULAR

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MANAGEMENT OF ATRIAL FIBRILLATION IN PATIENTS WITH HEART FAILURE EUROPEAN HEART JOURNAL (2007) 28, Ferry Sofyanri

SYARAF. Gamaliel Septian Airlanda

ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA DISRITMIA. Oleh : Bambang Sutikno

KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

UNIVERSITAS GADJAH MADA

KATA PENGANTAR. 1. Dosen Pembimbing 2. Pembimbing Lapangan 3. Bagian Lab TelkoMedika 4. TelkoMedika

TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

BIOLISTRIK. DR. ZAIRUL ARIFIN, SpA, DAFK. Dalam DEPARTEMEN FISIKA KEDOKTERAN FK-USU MEDAN

BAB IV TEKANAN DAN ALIRAN DARAH

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

terdapat perbedaan elektrik dari gangguan irama yang ditemukan. 1 Diagnosis atrial flutter dan atrial fibrilasi biasanya berdasarkan pengawasan irama

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

Mekanisme Kerja Otot

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AV BLOK TOTAL DAN DM TIPE 2 NON OBESITAS DI RUANG ICCU RS DR SARDJITO YOGYAKARTA

HSA 1403 CVS and Hematology

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG

TINJAUAN PUSTAKA Myocardial stunning

Cardiac Arrest 1. Pengertian 2. Sistem Konduksi Jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT

Pembimbing Akademik : Dr. dr. M. Rasjad Indra, MS

SISTEM CARDIOVASCULAR

BAB II KANAL ION. Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : Kel

FARMAKOLOGI ANTIARITMIA Y U A N D A N I

Elektrostimulator Medical Italia therapic 9400

PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISTILAH. EKG Elektrokardiogram, lebih sering digunakan untuk menunjukkan perangkat.

BAB I PENDAHULUAN. ialah muatan listrik yang bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Kuntarti, SKp, M.Biomed

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.

DASAR TEORI Siklus jantung terdiri atas periode sistol (konstraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Konduksi Jantung Ahmad Handayani Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email: ahmadhandayani@yahoo.com Abstrak: Pemahaman ilmu dasar kedokteran sangat penting bagi seorang klinisi. Aritmia merupakan masalah kardiovaskular yang cukup sering dijumpai dan menyulitkan. Pemahaman tentang dasar elektrofisiologi, cara kerja elektrokardiografi, dan mekanisme terjadinya aritmia jantung merupakan modal dasar seorang dokter untuk memiliki pendekatan yang logis dalam diagnosa dan terapi pada pasien dengan kondisi aritmia. Pemahaman sistem konduksi jantung setidaknya membutuhkan pemahaman tentang dua hal yakni dasar kelistrikan jantung mencakup potensial aksi sel otot jantung dan sel pacu jantung dan konsep pembentukan dan penjalaran impuls melalui sistem konduksi jantung. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran umum yang ringkas dan mendasar tentang sistem konduksi jantung. Kata kunci: aritmia, kelistrikan, konduksi, jantung Heart Conduction System Abstract: Understanding the basic science of medicine is very important for a clinician. Arrhythmias are a quite common and complicated cardiovascular problem. Understanding of the electrophysiological basis, the workings of electrocardiography, and the mechanism of cardiac arrhythmia are the doctors' basic requirement for having a logical approach to diagnosis and therapy in patients with arrhythmia. Understanding the cardiac conduction system requires at least an understanding of two things: the base of the heart's electricity includes the potential action of heart muscle and pacemaker cells and the concept of impulse formation and propagation through the cardiac conduction system. This paper aims to provide a concise and basic overview of the cardiac conduction system. Keywords: arrhythmia, electricity, conduction, heart. PENDAHULUAN Jantung manusia berdetak 2.5 milyar kali seumur hidupnya. Pencapaian ini dihasilkan melalui kinerja sistem konduksi jantung. 1 Sistem ini membentuk dan mengkoordinasi sinyal listrik yang menyebabkan kontraksi yang teratur dan berhubungan satu sama lain antara atrium dan ventrikel. 2 Diagnosis dan manajemen pasien dengan aritmia jantung saat ini mengalami berbagai perkembangan yang signifikan. Perkembangan tersebut memungkinan pengobatan dan hasil luaran pasien yang 116

lebih baik. 3 Pemahaman tentang dasar elektrofisiologi, cara kerja elektrokardiografi, dan mekanisme terjadinya aritmia jantung memungkinkan seorang dokter untuk memiliki pendekatan yang logis dalam diagnosa dan terapi pada pasien dengan kondisi aritmia. 4 Pemahaman yang mendasar tentang sistem konduksi jantung sangat penting untuk memahami kelainan-kelainan irama jantung yang sangat sering terjadi dalam praktek medis sehari-hari. Pemahaman ini juga penting dalam memahami efek obatobatan secara umum dan antiaritmia secara khususnya dalam pengelolaan penyakit kardiovaskuler serta kondisi-kondisi lain yang dapat mengganggu sistem konduksi jantung seperti pengaruh ketidakseimbangan elektrolit ataupun sistem saraf otonom. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran umum yang ringkas dan mendasar tentang sistem konduksi jantung. Sistem Konduksi Jantung Sistem kondisi jantung bukan merupakan suatu sistem tunggal tapi merupakan sistem sirkuit yang cukup kompleks yang terdiri dari sel yang identik. Seluruh sel miosit di dalam sistem konduksi jantung memiliki beberapa kesamaan yang membedakan dengan sel otot yang bekerja untuk fungsi pompa. 4 Pada manusia, komponen yang berfungsi pada sistem konduksi jantung dapat dibagi menjadi sistem yang berfungsi untuk menghasilkan impuls dan sistem yang berfungsi untuk menjalarkan impuls. 1,2 Hal ini terdiri dari nodus sinoatrial (nodus SA), nodus atrioventrikuler (nodus AV), dan jaringan konduksi cepat (sistem His-Purkinje). 2 Dasar Elektrofisiologi Seperti seluruh sel yang hidup maka di dalam sel otot jantung memiliki muatan negatif, hal ini terjadi karena ada beda potensial sepanjang membran sel yang disebut sebagai potensial transmembran. Tidak seperti sel lainnya, sel otot jantung itu dapat dirangsang. Ketika diberikan stimulasi yang sesuai maka kanal ion di membran sel akan terbuka sehingga ionion dapat bergerak menyeberangi. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya suatu potensial aksi. 4 Stimulus terjadi karena pembentukan potensial aksi, yang terjadi akibat perpindahan ion melalui kanal ion spesifik di sarkolema. Sel jantung yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik terbagi menjadi tiga tipe secara elektrofisiologi, yakni: 5 117

1. Sel pacemaker ( contoh: nodus sinoatrial, nodus atrioventrikular) 2. Sekelompok sel dengan kemampuan konduksi sangat cepat/specialized rapidly conducting tissue (contoh : serabut purkinje) 3. Sel otot (miosit) di atrium dan ventrikel Ketiga sel ini memiliki sarkolema yang tersusun atas dua lapisan fosfolipid yang secara umum bersifat impermeabel terhadap ion. Perpindahan ion terjadi karena adanya protein spesifik yang berperan sebagai kanal ion, kotransporter, dan transporter aktif. Keadaan ini membantu untuk mempertahankan perbedaan konsentrasi ion pada intrasel dan ekstrasel. 5 Potensial Aksi Pada Sel Otot Jantung Pada sel otot jantung terdapat tiga komponen potensial aksi yaitu fase istirahat, depolarisasi, dan repolarisasi. Fase istirahat adalah periode antara satu potensial aksi dan potensial aksi berikutnya. Selama fase istirahat kebanyakan sel otot jantung tidak memiliki pergerakan ion melintasi membran sel. 4 Perbedaan tegangan listrik pada membran sel pada saat sel sedang istirahat dikenal sebagai resting potential (RP). Besarnya tegangan RP ini ditentukan oleh perbedaan konsentrasi dari berbagai ion yang terdapat di intra dan ekstrasel, serta bergantung pada jenis kanal ion yang terbuka saat istirahat. Keseimbangan antara berbagai ion ini menimbulkan tegangan RP sekitar - 90mV pada miosit ventrikel. Kondisi RP ini disebut sebagai fase 4 dari potensial aksi. 5,6 Ketika suatu saat terjadi perubahan tegangan pada membran sel, maka konsekuensinya akan terjadi perubahan permeabilitas sel terhadap berbagai ion oleh karena sifat voltage sensitive gating ion channel pada berbagai kanal ion di membran sel. 5,6,7 Proses apapun yang membuat potensial membran menjadi kurang negatif hingga melebihi kadar threshold, akan memulai terjadinya potensial aksi. Ketika potensial membran mencapai threshold (yakni -70 mv pada sel otot jantung), maka akan terjadi pembukaan kanal ion Na + jenis cepat (fast sodium channel) yang berlangsung secara cepat menimbulkan rapid upstroke atau fase 0 pada AP. Hal ini disebut sebagai fase depolarisasi. Depolarisasi ini menyebar kepada sel di sekeliling. Peningkatan kadar Na + yang cepat ini akan menimbulkan deolarisasi cepat dan terjadi perubahan tegangan membran mencapai kadar positif sekitar 10 mv. Ketika mencapai kadar tersebut, 118

kanal ion menjadi inaktif, dan AP lain tidak dapat diinisiasi sampai potensial membran turun menjadi serupa dengan RP (-90 mv). 4,5,6 Setelah depolarisasi akan terjadi repolarisasi dimana potensial membran jantung akan kembali ke normal oleh karena berbagai interaksi kanal yang melibatkan kanal ion kalium dan kalsium. Selama fase ini sel otot jantung tidak dapat berkontraksi yang disebut sebagai periode refrakter. 4 Repolarisasi terdiri dari 3 fase. Fase pertama repolarisasi adalah fase 1 yakni terjadinya repolarisasi singkat yang mengembalikan tegangan permukaan membran menjadi 0. Hal ini terutama diperankan oleh pengeluaran ion K + dari intrasel. Fase berikutnya adalah fase 2 yang merupakan fase terpanjang pada potensial aksi. Pada fase ini terjadi keseimbangan pengeluaran K + dengan pemasukan Ca ++, yang berjalan melalui kanal ion spesifik tipe L. Fase yang panjang ini disebut sebagai fase plateau. Masuknya Ca ++ ke dalam intrasel akan mencetuskan pelepasan Ca ++ dari retikulum sarkoplasma, yang sangat penting dalam menginisiasi kontraksi sel otot jantung. Kanal Ca ++ ini kemudian akan inaktif dan eflux dari ion K + melebihi influx dari Ca ++, sehingga potensial membran semakin negatif maka sel memasuki fase 3 dari potensial aksi Pada fase 3, adalah fase repolarisasi final yang akan mengembalikan tegangan permukaan membran sel menjadi -90 mv. Fase ini terutama diperankan oleh efflux dari K +. Setelah mencapai repolarisasi komplit, sel otot jantung kemudian akan siap untuk mengalami depolarisasi lagi. Fase-fase pada potensial aksi selengkapnya dapat dilihat pada gambar 1. 5,6,7 Gambar 1. Skema Potensial Aksi Otot Jantung Pembentukan Impuls oleh Sel Pacemaker Seperti disebutkan di atas bahwa fase depolarisasi di otot jantung tidak terjadi secara spontan, melainkan terjadi jika ada gelombang depolarisasi dari sel di sekitarnya yang mengeksitasi sel otot tersebut. Sel-sel pada serabut purkinje juga berperilaku serupa, namun dengan RP 119

yang lebih negatif dan fase rapid upstroke yang lebih cepat. 6 Pada sel pacemaker, terjadi inisiasi sendiri dari sel tersebut untuk mencetuskan depolarisasi. Sifat ini dikenal sebagai automatisitas dimana sel mengalami depolarisasi spontan selama fase 4. Sel yang memiliki kemampuan seperti ini termasuk nodus SA dan nodus AV. 5 Perbedaan potensial aksi pada sel otot jantung dibandingkan dengan sel pacemaker terlihat pada tiga hal yakni: 5 1. Maximum negative voltage atau tegangan negatif maksimal pada sel pacemaker adalah -60 mv. Hal ini mengakibatkan fast sodium channel menjadi tidak aktif 2. Fase 4 pada sel pacemaker tidak menunjukkan garis datar namun berupa penanjakan ke atas ( upward slope). Penanjakan ini menandai suatu depolarisasi spontan bertahap. Depolarisasi spontan ini menimbulkan gambaran arus yang disebut pacemaker current, dan dikenal juga sebagai funny current sehingga diistilahkan sebagai If. Ion yang bertanggung jawab terhadap proses ini adalah ion Na +. namun bukan melalui fast sodium channel melainkan melalui kanal pacemaker selama masa repolarisasi. 3. Fase 0 rapid upstroke pada sel pacemaker tidak setinggi dan securam ada sel miosit, dikarenakan fast sodium channel tidak terbuka pada sel pacemaker. Penjalaran Impuls Komponen utama dari sistem konduksi jantung adalah nodus SA, nodus AV, berkas his, berkas cabang, dan serat purkinje. 4,5 Pembentukan impuls dinisiasi oleh nodus SA yang berlokasi pada sambungan vena kava superior dan atrium kanan. Nodus SA kaya akan suplai nervus dari sistem simpatis dan parasimpatis. 2,5 Gambar 2. Potensial Aksi pada Sel Pacemaker Impuls kemudian berjalan menuju nodus AV, difasilitasi oleh tiga traktus intermodal yakni bachman (anterior), wenckebach (medial), dan thorel (posterior). Nodus AV ini sendiri terletak 120

di lantai atrium kanan, mencakup apeks dari segitiga Koch. 2 Pada saat impuls mencapai nodus AV terjadi perlambatan konduksi yang bertujuan untuk memberikan atrium waktu untuk berkontraksi penuh sebelum dimulainya kontraksi ventrikel, dan juga berperan sebagai gatekeeper konduksi dari atrium ke ventrikel pada keadaan dimana terjadi ritme atrium yang terlalu cepat (seperti pada atrial fibrilasi). 5,6 Perlambatan ini memberikan kesempatan bagi ventrikel untuk melaksanakan fase diastol (pengisian) selama terjadinya kontraksi atrium. 4,8,9 Nodus AV memiliki keunikan struktur elektrofisiologi yang disebut sebagai dekrementasi. Hal ini berarti semakin cepat kontraksi atrium maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melewati nodus AV. Ini merupakan struktur yang sangat penting dalam konteks keamanan untuk mencegah terjadinya laju ventrikel sangat cepat pada kondisi dimana letupan atrium sangat cepat (pada kasus atrial fibrilasi). Pada laju atrium yang cepat maka waktu untuk melintasi nodus AV semakin lama yang pada EKG terlihat adanya pemanjangan dari interval PR dan gelombang P yang tidak terkonduksi, ini disebut sebagai fenomena Wenkebach. 4 Impuls listrik dari nodus AV diteruskan ke sistem konduksi cepat sistem His-Purkinje. Impuls masuk ke berkas His yang terletak pada septum interventrikuler posterior.kemudian. Berkas his kemudian membentuk percabangan menjadi berkas cabang kanan dan berkas cabang kiri. Berkas cabang kiri akan bercabang menjadi fasikulus anterior dan posterior. Masing-masing cabang berkas cabang ini akan membentuk plexus yang memperantarai konduksi ke serabut purkinje yang tertanam di dalam otot jantung. Impuls dari sistem his-purkinje ini pertama kali ditransmisikan ke muskulus papilaris baru kemudian ke dinding otot ventrikel. Koordinasi ini mencegah terjadinya regurgitasi darah ke atrium selama fase sistolik. Dari serabut purkinje ini impuls ditransmisikan ke sel otot jantung sehingga kemudian ventrikel diaktivasi dari apeks ke basis. 2,5 Konduksi yang cepat melewati antrium menyebabkan kontraksi yang sinkron dari otot atrium yaitu dalam waktu 60 90 ms sama juga kontraksi yang melewati vertikel juga memiliki kecepatan yang cukup tinggi yaitu sekitar 60 ms. 4 KESIMPULAN Sistem konduksi jantung terdiri dari sekelompok sel otot jantung khusus di 121

dinding jantung yang mengirimkan sinyal ke otot jantung sehingga menyebabkan terjadinya kontraksi. Komponen utama dari sistem konduksi jantung adalah nodus SA, nodus AV, berkas His, berkas cabang, dan serat Purkinje. Kontraksi jantung yang ritmis bergantung kepada pembentukan dan penjalaran impuls yang teratur di sepanjang jalur konduksi ini. Pembentukan impuls dimulai dengan adanya potensial aksi. Potensial aksi terjadi sebagai akibat dari perubahan kadar ion. Perubahan kadar ion dimungkinan karena perubahan membuka menutupnya berbagai kanal ion. Potensial aksi pada otot jantung lebih lama dibandingkan dengan sel syaraf maupun sel otot lurik. Potensial aksi terjadi dalam 4 fase. Potensial aksi pada sel pacemaker bersifat mampu melakukan depolarisasi spontan dan oleh karena kecepatannya yang paling tinggi, maka nodus SA menjadi native pacemaker pada jantung. DAFTAR PUSTAKA 1. Park DS, Fishman GI. The Cardiac Conduction System. Circ. 2011; 123: p. 904-915. 2. Christoffels C, Moorman AFM. Development of the Cardiac Conduction System. Why Are Some Regions of the Heart More Arrhythmogenic Than Others? Circ Arrhythmia Electrophysiol. 2009; 2: p. 195-207. 3. Annane D, Sebille V, Duboc D, Le Heuzey JY, Sadoul N, Bouvier E, et al. Incidence and prognosis of sustained arrhythmias in critically ill patients. Am J Respir Crit Care Med. 2008; 178(1): p. 20-25. 4. Chakrabarti S, Stuart AG. Understanding cardiac arrhythmias. Arch Dis Child. 2005; 90: p. 1086-1090. 5. Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease : A Collaborative Project of Medical Students And Faculty Philadelphia: Wolters Kluwer; 2011. 6. Braunwald E, Bonow RO, Mann DO, Zipes DP, Lippy P. Braunwald s Heart Disease, A Textbook of Cardiovascular Medicine Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012. 7. Topol EJ CRPTJTP. Textbook of Cardiovascular Medicion. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott WIlliams and WIlkins; 2007. 8. Dobrzynski H, Nikolski VP, Sambelashvii AT, Greener ID, Yamamoto M, Boyet MR, et al. Site of origin and molecular substrate of atrioventricular. 122

9. Kreuzberg MM, Willecke K, Bukauskas FF. Connexin-mediated cardiac impulse propagation: connexin 30.2 slows atrioventricular conduction in mouse heart. Trends Cardiovasc Med. 2006; 16: p. 266-272. 10. Junctional rhythm in the rabbit heart.. Circ Res. 2003; 93: p. 1102-1110 123