UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: ZANUAR BUDIANTO K4608081 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 / 2014 Oleh ZANUAR BUDIANTO K4608081 Pendidikan Olahraga JPOK FKIP Universitas Sebeas Maret Surakarta ABSTRAK Zanuar Budianto. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola melalui penerapan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gentan tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini mengunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini siswa kelas V SD Negeri 2 Gentan Tahun Pelajaran 2013/2014 sejumlah 28 orang terdiri dari 16 siswa putra dan 12 siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dan hasil belajar
gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan prosentase Berdasarkan analisis data diperoleh hasil : Penerapan model pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran, efektif untuk meninggkatkan hasil belajar gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gentan. Dari hasil analisis diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal hasil belajar gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola pada kategori baik sekali 7,2% atau 2 siswa, baik sebasar 28,6% atau 8 siswa, cukup 46,4% atau 13 siswa dan kurang 17,9% atau 5 siswa. Pada siklus I hasil belajar gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola pada kategori baik sekali sebesar 14,3% atau 4 siswa, baik sebesar 42,8% atau 12 siswa dan cukup sebesar 35,7% atau 10 siswa, kurang sebesar 7,1% atau 2 siswa,, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa. Pada siklus II hasil belajar gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola dalam kategori baik sekali sebesar28,6% atau 8 siswa, baik sebesar 64,3% atau 18 siswa, cukup sebesar 7,1% atau 2 siswa, kurang sebesar 0%, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gentan tahun pelajaran 2013/2014. Kata kunci : alat bantu pembelajaran, hasil belajar, permainan sepakbola.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai nilai (sikap, mental, emosional, spiritual dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan jasmani merupakan peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga, yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola a. Pengertian Permainan Sepakbola Sepakbola merupakan jenis olahraga beregu yang
dimainkan oleh 11 orang di lapangan dengan bola sebagai alat permainannya. Olahraga sepakbola dimainkan dengan menggunakan tungkai, kaki, badan dan kepala, kecuali penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan. Soekatamsi (2000: 10) menjelaskan tentang pengertian sepakbola sebagai berikut: Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya dengan kaki atau tangannya. Sepakbola dimainkan diatas lapangan rumput yang rata, berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan panjangnya lapangan kurang lebih berbanding 3 dengan 4. Pada kedua garis lebar lapangan ditengah tengahnya didirikan sebuah gawang yang saling berhadap-hadapan. Didalam permainan digunakan sebuah bola yang bagian luarnya terbuat dari kulit di dalam terbuat dari karet diisi dengan udara.adapun tujuan dari masing-masing regu atau kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha mengagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga agar gawangnya tidak kemasukan bola. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Permainan ini merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat digunakan sebagai sarana olahraga prestasi, rekreasi dan pembelajaran di sekolah dari tingkat kanak-kanak sampai dengan mahasiswa. Di lingkungan Sekolah Dasar (SD) permainan ini telah dimasukkan sebagai salah satu materi ketrampilan bermain dan olahraga beregu bola besar pada salah satu kurikulum mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal tersebut termuat dalam silabus pembelajaran.
b. Perkembangan Gerak Prinsip dan program pengembangan kemampuan gerak dasar ( Graham, G.Holt/Hale, S.A. and parker, M. (2010). ) Pendidikan jasmani yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak menerapkan prinsip-prinsip perkembangan motorik anak dalam penyusunan kurikulum dan proses pembelajaran. Prinsip-prinsip perkembangan motorik anak yang perlu untuk diperhatikan oleh paru guru adalah sebagai berikut : 1) Salah satu premis penting dalam perkembangan keterampilan motorik adalah anak-anak berkembang pada kecepatan masing-masing. Oleh karena itu, guru tidak boleh mengharapkan semua anak dapat melaksanakan tugas gerak dengan hasil indentik. 2) Usia tidak memprediksikan kemampuan motorik. Bila usia merupakan predictor kemampuan motorik, maka semua orang dewasa adalah atlet yang berteknik tinggi. Walaupun menjadi dewasa mendapatkan keuntungan, tetapi cara terbaik untuk menjadi terampil adalah menggunakan dan melatih keterampilan motorik tersebut. 3) Keterampilan motorik anak berkembang secara alamiah melalui bermain. Karena waktu bermain bagi anak sangat terbatas pada era sekarang, maka penjas harus memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan aktifitas bermain agar kemampuan motoriknya berkembang. 4) Mitos tentang atlet yang dilahirkan. Salah satu mitos dalam olahraga adalah atlet hebat terbentuk secara alami bukan hasil latihan. Sesungguhnya, atlet yang berprestasi tinggi itu, tidak hanya memerlukan bakat alami tetapi ia juga berlatih sejak dini dan dilakukan secara tekun.
5) Perbedaan kemampuan jasmani antara putra dan putri. Secara umum anak laki-laki lebih aktif secara fisik dibandingkan anak perempuan. Hal itu merupakan salah satu alasan mengapa anak putra cenderung lebih terampil dibanding anak putri pada olahraga tertentu. Namun secara pertahapan putrid memiliki potensi untuk seterampil putra. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Gentan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan dari bulan Maret 2014 sampai selesai. Rincian penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Rincian Jadwal Penelitian Tindakan Kelas. B. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 2 Gentan. Keseluruhan siswa kelas V yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. C. Data dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa, untuk mendapatkan data hasil belajar gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola melalui alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gentan Kabupaten Sukoharjo. 2. Guru, sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan alat bantu dalam proses pembelajaran sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 gentan Kabupaten Sukoharjo. D. Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa
catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan selesai. E. Uji Validitas Data Uji validitas merupakan suatu cara untuk menentukan suatu keabsahan data yang diperoleh. Dalam hal ini, untuk meningkatkan validitas data yang diperoleh, peneliti menggunakan triangulasi data. Triangulasi data yang digunakan yaitu : 1. Triangulasi data 2. Triangulasi sumber 3. Triangulasi metode Dengan penjelasan : a. Triangulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya apabila diperoleh dari beberapa sumber data yang berbeda. b. Triangulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informan atau narasumber yang lain baik dari siswa, guru, atau pihak lain. F. Analisis Data Data yang dikumpiulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil keterampilan menendang bola : dengan menganalisis nilai rata-rata tes tendangan bola. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan menendang bola : dengan menganalisis rangkaian menendang bola. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang ditentukan. Sedangkan dalam penelitian ini analisis melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk kerja menendang bola. Menurut Iskandar (2012:75) yang menyatakan bahwa, Analisis statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan rata-rata,
persentase dan menyajikan data yang menarik mudah dibaca, (grafik, tabel) dan dimaknai atau diinterpretasi secara deskriptif. G. Indikator Kinerja Penelitian Prosentase indikator target pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut : Tabel 2. Persentase target capaian b.) Tersusunnya rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan penerapan alat bantu pembelajaran. c.) Tersusunnya lembar pengamatan atau observasi. d.) Tersusunnya lembar evaluasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Siklus 1 a. Siklus 1 pertemuan 1 1.) Hasil perencanaan a.) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus 1 masih rendah, karena alat pembelajaran kurang dan masih sederhana serta kombinasi dalam pembelajaran, sehingga siswa terkesan kurang menantang dalam mengikuti pembelajaran sepak bola. 2.) Hasil pelaksanaan Hasil evaluasi setelah perbaikan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 a) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 0-1,33 ada 2 siswa b) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 1,66 2,33 ada 10 siswa c) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 2,66-3,33 ada 12 siswa d) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 3,66-4,00 ada 4 siswa
3.) Hasil Pengamatan a) Hasil observasi pada perbaikan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 b) Hasil observasi pengamatan guru pada perbaikan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 Indikator pengamatan guru Keterangan Baik : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Sedang : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran media dimanfaatkan oleh guru. Obsever mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa dengan hasil: 4.) Hasil Refleksi Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran, permainan sepak bola pada siklus 1 pertemuan 1 hasil belajar siswa sudah ada peningkatan. Jika dibandingkan sebelum diadakan perbaikan pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum perbaikan ketuntasan hanya mencapai 50% dari 28 siswa sehingga masih ada 14 siswa yang dapat melakukan gerakan menendang bola dengan benar, maka peneliti perlu melakukan tindak lanjut perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua. b. Siklus 1 Pertemuan 2 1) Hasil Perencanaan a) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus 1 masih rendah, karena alat pembelajaran
kurang dan masih sederhana serta kombinasi dalam pembelajaran, sehingga siswa terkesan kurang menantang dalam mengikuti pembelajaran sepak bola. b) Tersusunnya rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan penerapan alat bantu pembelajaran. c) Tersusunnya lembar pengamatan atau observasi. d) Tersusunnya lembar evaluasi. 2) Hasil Pelaksanaan Hasil evaluasi pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 a) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 0-1,33 ada 2 siswa b) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 1,66 2,33 ada 9 siswa c) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 2,66-3,33 ada 13 siswa d) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 3,66-4,00 ada 4 siswa 3) Hasil Pengamatan a) Hasil observasi kegiatan siswa pada perbaikan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2. b) Hasil observasi pengamatan guru pada perbaikan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2. Indikator pengamatan guru Keterangan Baik : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Sedang : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media
pembelajaran media dimanfaatkan oleh guru. Kurang : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran tidak dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Obsever mengamati Jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa dengan hasil: 1.) Kegiatan Siswa a) Perhatian siswa terhadap materi cukup baik. b) Keberanian siswa dalam bertanya masih kurang. c) Semangat siswa dalam pembelajaran baik. d) Aktivitas siswa dan kerjasama dalam kelompok sudah baik. e) Kemampuan siswa dalam bermain bola cukup baik. c) Hasil Refleksi Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran, permainan sepakbola pada siklus 1 pertemuan 2 hasil belajar siswa sudah ada peningkatan. Jika dibandingkan dengan pertemuan 1 ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum perbaikan ketuntasan hanya mencapai 60,7% dari 28 siswa, sehingga masih ada 11 siswa yang belum dapat melakukan gerakan menendang bola dengan benar, maka peneliti perlu melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus kedua. 2. Siklus 2 a. Siklus 2 Pertemuan 1 1) Hasil Perencanaan a) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus 1 masih rendah, karena alat pembelajaran kurang dan masih sederhana serta kombinasi dalam pembelajaran, sehingga siswa terkesan kurang menantang dalam mengikuti pembelajaran sepak bola. b) Tersusunnya rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran. c) Tersusunnya lembar pengamatan atau observasi. d) Tersusunnya lembar evaluasi. 2) Hasil Pelaksaan Hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 a) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 0-1,33 ada 0 siswa b) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 1,66 2,33 ada 10 siswa c) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 2,66-3,33 ada 13 siswa d) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 3,66-4,00 ada 8 siswa 3) Hasil Pengamatan a) Hasil observasi kegiatan siswa pada perbaikan pembelajaran siklus 2 pertemuan 1. b) Hasil observasi pengamatan guru pada perbaikan pembelajaran siklus 2 pertemuan 1. Indicator pengamatan guru Keterangan
Baik Sedang Kurang : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran dimanfaatkan oleh guru dan siswa. : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran media dimanfaatkan oleh guru. : Jika pendekatan penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran tidak dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Obsever mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa dengan hasil: 1) Kegiatan Siswa a) Perhatian siswa terhadap materi cukup baik. b) Keberanian siswa dalam bertanya masih kurang. c) Semangat siswa dalam pembelajaran baik. d) Aktivitas siswa dan kerjasama dalam kelompok sudah baik. e) Kemampuan siswa dalam bermain bola cukup baik. 2) Hasil Refleksi Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran, permainan sepakbola pada siklus 2 pertemuan 1 hasil belajar siswa sudah ada peningkatan. Jika dibandingkan sebelum diadakan perbaikan pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum perbaikan ketuntasan hanya mencapai 64,4%
dari 28 siswa sehingga masih ada 10 siswa yang belum dapat melakukan gerakan menendang bola dengan benar, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua b. Siklus 2 Pertemuan 2 1) Hasil Perencanaan a) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus 1 masih rendah, karena alat pembelajaran kurang dan masih sederhana serta kombinasi dalam pembelajaran, sehingga siswa terkesan kurang menantang dalam mengikuti pembelajaran sepak bola. b) Tersusunnya rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan penerapan alat bantu pembelajaran. c) Tersusunnya lembar pengamatan atau observasi. d) Tersusunnya lembar evaluasi. 2) Hasil Pelaksaan Hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 a) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 0-1,33 ada 0 siswa b) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 1,66 2,33 ada 2 siswa c) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 2,66-3,33 ada 18 siswa d) Anak yang mendapat nilai dalam rentang nilai 3,66-4,00 ada 8 siswa 3) Hasil Pengamatan a) Hasil observasi kegiatan siswa pada perbaikan pembelajaran siklus 2 pertemuan 2.
b) Hasil observasi pengamatan guru pada perbaikan pembelajaran siklus 2 pertemuan Obsever mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa dengan hasil: 1) Kegiatan Siswa a.) Perhatian siswa terhadap materi cukup baik. b.) Keberanian siswa dalam bertanya masih kurang. c.) Semangat siswa dalam pembelajaran baik. d.) Aktivitas siswa dan kerjasama dalam kelompok sudah baik. e.) Kemampuan siswa dalam bermain bola cukup baik. 4) Hasil Refleksi Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran melalui penerapan alat bantu permainan dan media pembelajaran permainan sepakbola pada siklus 2 pertemuan 2 hasil belajar siswa sudah ada peningkatan. Jika dibandingkan dengan pertemuan 1 ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum perbaikan ketuntasan hanya mencapai 92,9% dari 28 siswa sehingga hanya ada 2 siswa yang belum dapat melakukan gerakan menendang bola dengan benar, maka pelaksanaan pembelajaran dalam permainan sepakbola melalui penerapan alat bantu pembelajaran dapat dikatakan berhasil dengan baik dan sudah mencapai target. Maka penelitian dihentikan. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Hasil belajar gerak dasar menendang bola dalam permainan sepakbola pada siklus I dalam
kategori tuntas adalah (60,7%) dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 11 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar (92,9%) dengan jumlah siswa yang tuntas 26 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 2 siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran, dapat meningkatkan hasil belajar menendang bola dalam permainan sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gentan Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. B. Implikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran terkait pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa melalui penerapan pembelajaran alat bantu dalam pembelajaran gerak dasar menendang bola dalam permainan sepakbola dapat meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran. Bagi guru bidang studi Penjasorkes, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar gerak dasar menendang bola dalam permainan sepak bola yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak. Guru dapat menyalurkan kemampuannya tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif. Dengan diterapkannya model alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran menendang dalam permainan sepakbola, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangankekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses
maupun hasil) dan peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan model alat bantu pembelajaran ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada guru SD Negeri 2 Gentan Bendosari sukoharjo, sebagai berikut: 1. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran. 2. Guru hendaknya menerapkan modelmodel pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar salah satunya dengan alat bantu pembelajaran. 3. Guru hendaknya memberikan alat bantu pembelajaran yang sederhana, efisien, efektif, dan tidak memerlukan biaya yang mahal untuk membuatnya yang dapat dilihat atau dipegang langsung oleh siswa, karena dapat memotivasi siswsa untuk selalu mencoba dan mengulangi secara terus menerus. DAFTAR PUSTAKA Agus Kristiyanto.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press. Alwasilah Chaedar. (2008). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya Arma Abdoellah. (1981). Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Sastra Hudaya. Arsyad. (2002). Media dan Alat Bantu Pembelajaran. Jakarta: CV Mandiri Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: BPP Pusat Kurikulum. Hamalik, Oemar. (2004). Media Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti http://emedis.blogspot.com/2013/03/pengertianalat-bantuperagamedia.html http://jurnal-teknologipendidikan.tp.ac.id/meyakinkanvaliditas-data-melalui-triangulasipada-penelitian-kualitatif.pdf http://library.binus.ac.id/ Kosasih Engkos, Olahraga Gerak dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta: Persindo. Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka. Sutrisno, S.Pd. (2009). Mempersiapkan Pemain Sepak Bola Berprestasi (1). Jakarta: PT Musi Perkasa Utama. Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991). Jakarta: CV Baru