Bab I : Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revolusi informasi yang sekarang berlangsung dewasa ini, dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

Persaingan bisnis yang ketat di era pasar bebas sekarang ini memaksa. perusabaan-perusabaan untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi pesaingpesaing

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Penilaian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya proses globalisasi perusahaanperusahaan. di Indonesia memasuki lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

Sumber : Penulis (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

Transkripsi:

Bab I : Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam bisnis, ditandai dengan perubahan perubahan yang serba cepat di bidang komunikasi, informasi dan teknologi. Dalam era komunikasi, informasi dan teknologi ini, baik kegiatan manufaktur maupun jasa sangat membutuhkan kemampuan baru perusahaan agar dapat berhasil secara kompetitif. Dalam lingkungan yang baru ini sistem informasi unidimensional yang terbatas pada tolak ukur keuangan yang berkembang dalam era revolusi industri tidak lagi memadai untuk memobilisasi dan mengeksploitasi sumberdaya yang sebagian besar merupakan aset tak berwujud. Dengan demikian untuk meningkatkan mutu informasi multidimensional yang meliputi baik sistem informasi keuangan maupun non- keuangan. Setiap perusahaan pada hakikatnya merupakan organisasi yang melakukan kegiatan usahanya untuk kepentingan semua stakeholders yaitu pemegang saham, kreditur, karyawan, pemasok, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya, perusahaan harus terus mencermati visi perusahaan dan dampak dari setiap aktivitas yang dijalankan perusahaan untuk setiap stakeholders tersebut. Kendati untuk menjalankan perusahaan ditemui berbagai kompleksitas yang pasti semuanya membutuhkan perencanaan strategis agar entitas bisa tetap eksis dan bahkan lebih unggul dalam persaingan. Perencanaan strategis menjadi semakin penting mengingat lingkungan persaingan bisnis makin turbulen. Untuk memasuki lingkungan bisnis ini, kemampuan perusahaan untuk merespon dengan cepat perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis yang menjadi penentu kelangsungan hidup perusahaan. Pengukuran kinerja yang banyak digunakan perusahaan saat ini adalah pengukuran kinerja tunggal, dimana ukuran kinerja ini hanya ditinjau dari segi keuangan saja. Hal ini dikarenakan data yang digunakan untuk pengukuran mudah

Bab I : Pendahuluan 2 diperoleh yaitu dengan laporan keuangan. Pengukuran kinerja tradisional atau tunggal ini menghasilkan informasi yang kurang memadai, apalagi ditengah pesatnya persaingan informasi. Lagipula suatu strategi manajemen yang hanya berkonsentrasi pada sudut keuangan saja cenderung untuk menghasilkan jangka pendek dan mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja tradisional dikritik telah usang dan tidak relevan dalam pengambilan keputusan manajemen dan bahkan dikatakan mengganggu perkembangan perusahaan. Dalam perkembangan lingkungan usaha yang semakin kompetitif dan persaingan informasi yang menjadi ciri utamanya. Sistem pengukuran kinerja tradisional yang hanya mengandalkan ukuran keuangan saja menjadi kurang cocok dan memadai. Hal ini dikarenakan keterbatasan keterbatasan yang dimiliki yaitu : 1. ukuran tradisional yang hanya mengukur kinerja dari sudut pandang keuangan, tidak mampu mendeteksi perusahaan jika mengalami kemajuan dalam kampabilitas dan intangible asetnya. Bahkan kinerja keuangan jangka pendek masih bisa meningkat, meskipun perusahaan mengurangi pengeluaran pada intangible asset. Dengan kata lain ukuran tunggal ini bisa menimbulkan bias dan tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai kinerja perusahaan yang sesungguhnya. 2. pendekatan tradisional yang menggunakan ukuran kinerja keuangan cenderung mengarahkan konsentrasi manajemen untuk mencapai tujuan jangka pendek dan mengabaikan tujuan jangka panjang. 3. dilihat dari aspek perilaku, ukuran tunggal dalam hal ini ukuran keuangan yang menunjukkan tujuan utama perusahaan tidak bercerita secara jelas bagaimana untuk mencapai tujuan ini, sehingga ketidakjelasan ini menimbulkan perilaku disfungsional dari partisipan organisasi. Oleh karena itu, perusahaan harus mengkonversikan sistem informasi unidimensional menjadi sistem informasi multidimensional dengan menggunakan suatu sistem pengukuran yang komprehensif. Pengukuran yang tidak hanya mengacu pada aspek keuangan saja, tetapi juga aspek aspek yang lain yang dapat

Bab I : Pendahuluan 3 mendukung keberhasilan perusahaan. Untuk itulah Kaplan dan Norton merancang suatu sistem pengukuran komprehensif yang belakangan ini terkenal dengan sebutan Balanced scorecard. Balanced scorecard memberikan kerangka kerja dan berfikir yang terintegratif bagi manajemen dan stakeholders lain untuk mengendalikan perubahan perubahan penting secara organisasional dalam dinamika persaingan. Balanced scorecard memberikan suatu framework, suatu bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan strategi kemudian memberikan informasi kepada seluruh pekerja mengenai apa yang menjadi penentu kesuksesan saat ini dan masa yang akan datang. Dengan mengartikulasikan hasil yang diharapkan perusahaan, dengan pemicu hasil akhir tersebut eksekutif senior berharap dapat menyalurkan energi, kemampuan dan pengetahuan para pekerja untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Sebagai sarana komunikasi visi, misi, dan strategi, balanced scorecard memperlihatkan kemampuannya menghubungkan visi, misi dan strategi jangka panjang dengan tindakan jangka pendek serta menyebarkannya kepada top manager sampai lower manager. Metode penilaian yang dikenalkan Balanced scorecard menyediakan sistem pengukuran yang terintegrasi dalam operasional sehari hari. Balanced scorecard pada hakekatnya merupakan sintesis dari sejumlah konsep manajemen kontemporer yang terfragmentasi menjadi konsep yang sistemik. Beberapa konsep manajemen kontemporer yang terfragmentasi seperti TQM, time based competition, lean production/lean enterprise, JIT system, customer focused organization, employee empowerment, reengineering dan ABC/ABM telah tampak disintesiskan dan diintegrasikan dalam suatu konsep manajemen yang holistik dalam strategi focused organization. Dalam lingkungan dunia usaha yang makin terbuka dan bordeless telah berlangsung independensi sistemik dimana integritas dan nilai pasar dunia (WTO), benua (EU, AFTA, NAFTA, APEC), negara (pemerintah pusat sampai daerah daerah otonom), industri dan perusahaan saling tergantung satu sama lain. Alangkah baiknya kalau semua sumber daya serta kreativitas visioner, strategi taktis

Bab I : Pendahuluan 4 dan operasional dari berbagai jenjang organisasi tersebut dapat diserasikan dan diselaraskan sedemikian rupa agar terfokus pada strategi dengan memanfaatkan balanced scorecard sebagai dashboard. Melalui balanced scorecard memungkinkan para manajer mengukur apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja di masa depan. Melalui balanced scorecard memungkinkan para manajer menilai apa yang telah mereka bina dalam intangible asset seperti merek dan loyalitas pelanggan. Balanced scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non keuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi pekerja di semua lini. Pekerja di lini depan seperti kasir di sebuah bank atau pengantar di perusahaan kurir dan jasa titipan, harus mengerti konsekuensi keuangan di segala keputusan dan tindakan yang mereka lakukan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai EVALUASI PENGGUNAAN METODE BALANCED SCORECARD TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang penulis maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas kinerja perusahaan sebelum dan sesudah penerapan balanced scorecard, 2. Sejauhmana efektivitas penerapan metode balanced scorecard dalam perusahaan 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana pengaruh metode penerapan balanced scorecard terhadap peningkatan kinerja.

Bab I : Pendahuluan 5 Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Mengetahui dan menganalisis kinerja perusahaan sebelum dan sesudah penerapan balanced scorecard 2. Mengetahui efektivitas penerapan metode balanced scorecard dalam perusahaan 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai metode balanced scorecard dan peranannya bagi perusahaan dan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana Ekonomi program studi Akuntansi di Universitas Widyatama. 2. Perusahaan Dapat memberikan bahan perbandingan bagi perusahaan terhadap metode balanced scorecard yang telah diterapkan perusahaan. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat pula dijadikan sumber referensi dimasa yang akan datang khususnya di lingkungan perguruan tinggi. 1.5 Kerangka Pemikiran Pengukuran kinerja merupakan kunci utama dalam infrastruktur suatu organisasi. Istilah tersebut mencakup suatu kebijakan operasional, sistem dan praktek yang mengkoordinasikan tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh sistem manajemen. Dalam sistem pengukuran kinerja, ditetapkan ukuran ukuran tertentu yang mewakili strategi dan tujuan perusahaan. Pemilihan pemilihan inilah yang menjadi inti dari sistem pengukuran kinerja. Menurut Stolovitch and Keeps dalam buku Rivai (2005:14) mendefinisikan kinerja perusahaan :

Bab I : Pendahuluan 6 kinerja perusahaan merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta. Menurut Donnely, dkk dalam buku Rivai (2005:15) kinerja perusahaan yaitu: Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu. Dewasa ini, berbagai kemajuan di bidang industri mau tak mau mensyaratkan perusahaan untuk berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut. Untuk menunjang kebutuhan perusahaan agar dapat mencapai keberhasilan di masa mendatang dengan strategi bersaing, akuntansi manajemen sebagai penyedia informasi bagi pihak internal perusahaan mengembangkan suatu alat analisa yang disebut dengan balanced scorecard. Dengan balanced scorecard data data laporan keuangan tetap dipertahankan dalam pengukuran kinerja dan juga memberikan pengukuran terhadap faktor faktor pemicu kinerja masa mendatang. Balanced scorecard awalnya dikenalkan oleh Kaplan dari Harvard Bussiness School dan Norton, president of Reneissance Solution, Inc pada tahun 1992, melalui tulisannya yang berjudul Balanced scorecard- Measures that drives performances memperkenalkan konsep Balanced scorecard yang mencoba memberikan alternatif dalam mengatasi kelemahan kelemahan yang muncul dari metode pengukuran tradisional. Balanced scorecard melengkapi scorecard yang telah umum digunakan oleh perusahaan dengan indikator indikator lain sehingga menyeimbangkan antara perhatian pada masalah masalah intern dengan eksternnya, serta menyeimbangkan hasil akhir (outcome) yang disebut lag indicator suatu aktivitas dengan aktivitas penentu akhir (driver) yang disebut indikator pemicu kerja (lead indicator). Lebih dari itu, balanced scorecard tidak terbatas

Bab I : Pendahuluan 7 hanya gabungan dari ukuran financial dan non financial tapi lebih kepada upaya untuk menstranlasikan visi, misi, dan strategi perusahaan dalam pengukuran kinerja. Balanced scorecard menciptakan suatu kerangka kerja organisasi perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dengan mempertimbangkan empat perspektif yaitu : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta proses belajar dan berkembang. Balanced scorecard mempertahankan perspektif keuangan karena tolak ukur keuangan berguna dalam mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi yang telah diambil. Tolak ukur kinerja keuangan menanyakan apakah strategi, implementasi dan eksekusi memberikan konstribusi pada perbaikan laba. Tujuan strategik dan ukuran keuangan tergantung pada daur hidup industrinya, tujuan strategik perspektif keuangan umumnya terkait dengan upaya peningkatan pendapatan, pengurangan biaya atau peningkatan produktifitas dan utilitasi asset perusahaan. Pada perspektif ini tolak ukur yang dapat digunakan adalah dengan analisa rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Perspektif pelanggan menggambarkan tampilan perusahaan dimata pelanggan. Hal ini merupakan konsekuensi dari tingkat kompeksi usaha yang makin ketat sehingga perusahaan dituntut memahami kebutuhan pelanggannya (customer driver company). Pada perspektif pelanggan, mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar dimana perusahaan bersaing. Ukuran utama dari perspektif pelanggan adalah marketshare, customer retention, customer acquisition, customer satisfaction dan customer profitability. Perspektif bisnis internal menyatakan dua perbedaan yang mendasar antara tradisional dengan balanced scorecard dalam mengukur kinerjanya. Pendekatan tradisional melakukan pengawasan dan peningkatan proses bisnis yang ada. Sedangkan pada pendekatan balanced scorecard mengidentifikasikan keseluruhan proses yang baru yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mempertemukan tujuan keuangan dan konsumen. Kaplan dan Norton menyarankan perusahaan untuk mendefinisikan proses bisnis internal secara lengkap, terdiri dari tiga tahap yaitu :

Bab I : Pendahuluan 8 proses inovasi, proses operasi, dan proses purna jual. Pada masing masing proses terdapat tolak ukur yang berbeda beda untuk mengukur kinerjanya. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Tolak ukur ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : kemampuan pelayanan, kemampuan sistem informasi dan motivasi pemberdayaan dan keserasian individu dalam perusahaan. Balanced scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan nonkeuangan harus merupakan bagian dari sistem informasi bagi seluruh pegawai dari semua tingkatan dalam organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam balanced scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran ukuran keuangan dan nonkeuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top - down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha. Misi dan strategi tersebut harus dapat diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata. Balanced scorecard merupakan alat manajemen kontemporer (contemporary managemnt).kebutuhan organisasi untuk mengimplementasikan balanced scorecard menurut Mulyadi (2005 : 15) adalah dipacu oleh : 1. Lingkungan bisnis yang dimasuki oleh organisasi sangat kompetitif dan turbulen. a) Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability. b) Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan peta perjalanan untuk mewujudkan masa depan organisasi. c) Menempuh langkah langkah strategik dalam membangun bangsa depan organisasi. d) Mengerahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh personel dalam membangun masa depan organisasi. 2. Sistem manajemen yang digunakan oleh organisasi tidak pas dengan tuntutan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh organisasi. a) Sistem manajemen yang digunakan hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa depan organisasi. b) Tidak dapat kekoherenan antara rencana jangka panjang (atau dikenal dengan istilah corporate plan) dengan rencana pendek dan implementasinya. c) Sistem manajemen yang digunakan tidak mengikutsertakan secara optimum seluruh personel dalam membangun masa depan organisasi.

Bab I : Pendahuluan 9 Balanced scorecard yang baik harus dapat menjelaskan strategi untuk bisnis dengan baik pula. Balanced scorecard harus mengidentifikasikan dan menyatakan dengan eksplisit tahapan hipotesis mengenai hubungan sebab akibat antara berbagai ukuran hasil dan faktor pendorongnya. Setiap ukuran yang dipilih untuk disertakan dalam balanced scorecard harus merupakan unsur dalam sebuah hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti strategi unit bisnis kepada seluruh perusahaan. Peran manajemen puncak untuk memimpin suatu perusahaan dalam organisasi sangat menentukan kesuksesan proses penerapan balanced scorecard. Inisiatif petinggi organisasi berupa komitmen untuk mengimplementasikan balanced scorecard merupakan suatu garansi bahwa penyusun balanced scorecard akan bermanfaat. Dalam implementasi scorecard setelah strategi ditetapkan, data atau informasi tentang pencapaian target dari semua tingkatan dalam organisasi sangat diperlukan untuk mengukur kinerja bisnis, perusahaan dan manajemen, hingga level individu. Karena dalam balanced scorecard terdapat empat perspektif pengukuran maka untuk menilai kinerja manajemen dan karyawan diperlukan penyelarasan dalam menilai pencapaian target dari masing masing strategi tersebut. Untuk itu, ini perlu dibuat pembobotan untuk tiap perspektif pengukuran, sasaran strategis dan tolak ukur kinerja. Penelitian ini menggunakan hipotesis deksriptif, menurut Sugiyono hipotesis deksriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deksriptif yaitu yang berkenan dengan variabel mandiri. Dengan demikian, berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah balanced scorecard yang diterapkan sudah efektif. 1.6 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian terhadap masalah yang akan dibahas, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk di Bandung yang mana penulis mengamati aspek-aspek yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti secara lebih spesifik sehingga diperoleh data yang menunjang penyusunan

Bab I : Pendahuluan 10 laporan penelitian untuk kemudian diproses dan dianalisis berdasarkan teori yang telah dipelajari sehingga diperoleh gambaran mengenai objek dan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti. Menurut Sugiono (2003:11) metode deskriptif adalah: Suatu metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Adapun pengertian studi kasus menurut Sekaran (2006:46) yaitu : Studi kasus merupakan analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini. Data yang diperoleh selama penelitian akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari. Untuk keperluan pengujian hipotesis, diperlukan serangkaian langkah-langkah yang akan dimulai dengan metode pengumpulan data, operasionalisasi variabel, dan analisis pengujian hipotesis. Dalam pengumpulan data yang diperlukan, penulis menggunakan cara pengumpulan data melalui : 1. Penelitian lapangan (Field Research) Dalam penelitian lapangan, penulis meninjau secara langsung objek penelitian untuk memperoleh data primer berkaitan dengan topik yang dibahas. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : a. Wawancara (Inquiry) Yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang berkepentingan, dalam hal ini manajer keuangan, manajer akuntansi, dan bagian SDM, untuk mengetahui efektivitas penerapan metode balanced scorecard dalam perusahaan. Data yang diminta dari perusahaan adalah sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas, laporan keuangan komprehensif, serta data lain yang berhubungan dengan judul skripsi.

Bab I : Pendahuluan 11 b. Observasi (Observation) Merupakan teknik pengumpulan data, melalui pengamatan langsung mengenai efektivitas penerapan metode Balanced scorecard dalam perusahaan.data dianalisis untuk kemudian dituangkan dalam uraian tertulis. c. Kuesioner Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan pertanyaan mengenai objek penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk memperoleh data sekunder yang bersifat teoritis untuk dijadikan dasar dalam melakukan analisis terhadap efektivitas penerapan metode Balanced scorecard dalam perusahaan. Selain itu, data yang terkumpulkan akan dijadikan dasar pertimbangan untuk mengeksplorasi berbagai indikator variabel. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Bandung, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi yang berlokasi di Jln. Japati No. 1 Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2007 sampai dengan skripsi ini selesai dikerjakan.