DAN KEPEGAWAIAN DRAH KATA PENGANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

B A B P E N D A H U L U A N

RENCANA KERJA (RENJA)

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 59 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

(Rp.) , ,04

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

KATA PENGANTAR. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

Bagian Keenam Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Pasal 16 (1) Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai implementasi pelayanan kesehatan

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

1 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOJONEGORO 2 KEGIATAN : Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskeswan 3 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

NOTULENSI RAPAT PEMANTAUAN PENCAPAIAN KINERJA TRIWULAN I TAHUN 2014 DAN SOSIALISASI PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 29 TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 102 TAHUN 2001 SERI D.99 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK)

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

Transkripsi:

DAN KEPEGAWAIAN DRAH KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya maka Laporan Kinerja (LKj) Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar Tahun 2016 dapat diselesaikan tepat waktu yang telah ditentukan. Laporan Kinerja (LKj) sebagai bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance), mendorong peningkatan pelayanan publik dan mencegah praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Hal ini sekaligus bentuk laporan akuntabilitas kepada masyarakat umumnya dan Pegawai Negeri Sipil pada khususnya bahwa Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil yang berupa output maupun outcomes. Di sisi yang lain laporan ini juga disusun untuk memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan kinerja beserta permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan tugas pokok fungsi dan kewenangan di dalam Bidang Kesehatan Hewan. Sebagai media akuntabilitas kinerja, melalui laporan ini dapat diketahui tingkat efektivitas dan efesiensi kinerja Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur melalui pelaksanaan program dan kegiatan dengan mendasarkan pada Rencana Kerja Tahunan, Perjanjian Kinerja dan Rencana Stratejik yang telah ditetapkan. Blitar Maret 2017 Ka. Bidang Kesehatan Hewan Drh. YUDA SATYA WARDHANA Pembina Tingkat I NIP. 19651226 199203 1 005

BAB I PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Dinas Peternakan adalah unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Peternakan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang peternakan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan. d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas. e. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.. Bidang Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyusun pedoman dan fasilitasi terhadap pengamatan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan, pengujian dan pengawasan obat hewan, kesehatan bahan asal hewan dan hasil asal hewan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Kesehatan Hewan mempunyai fungsi : a. Pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan hewan. b. Pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang kesehatan hewan. c. Penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan.

d. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis Pelaksanaan fasilitas pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner. e. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitas dalam penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan. f. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi Pengawasan dan pengujian kesehatan bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan. g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta fasilitasi pelayanan pengujian dan pengawasan obat hewan dan residu bahan kimia. h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. B. Struktur Jabatan Susunan Organisasi Bidang Kesehatan Hewan terdiri atas : a. Seksi Pengamatan Penyakit hewan dan Pelayanan Medik Veteriner b. Seksi Pencegahan dan Penberantasan Penyakit Hewan c. Seksi Pengawasan Obat Hewan Seksi Pengamatan Penyakit hewan dan Pelayanan Medik Veteriner (1) Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka menyusun pedoman dan petunjuk teknis dibidang pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner mempunyai fungsi : a. Penyusunan pedoman dan petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner. b. Pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner. c. Penyelenggaraan pendataan dalam rangka pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner. d. Pengkoordinasian dalam rangka pelaksanaan pengamatan, penyidikan dan pemetaan penyakit hewan lintas Kecamatan.

e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan medik veteriner. f. Pengumpulan data sebagai bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dalam rangka Menetapkan stsndart teknis rumah sakit hewan dan satuan pelayanan kesehatan hewan terpadu. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (1) Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan sebagaimana dimaksud, mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan penganalisaan data dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan mempunyai fungsi : a. Pengumpulan bahan dan mengolah data guna penyusunan kegiatan terkait dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan. b. Pengkoordinasian dalam penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan. c. Pengkoordinasian dan pelaksanaan tindak pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit hewan menular lintas kecamatan. d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengawasan kesehatan lalu lintas hewan antar Kabupaten. e. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi lintas sektoral terkait dengan tindak pemberantasan dan penanggulangan penyakit hewan. f. Pengkoordinasian, pembinaan dan fasilitasi kegiatan pengendalian dan penanggulangan wabah penyakit hewan menular lintas Kecamatan. g. Pengkoordinasian dan penghimpunan data dalam rangka penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyakit penyakit anthropozoonosis. h. Pengkoordinasian dalam rangka pelaksanaan dan peningkatan peran serta masyarakat penegahan dan pemberantasan penyakit hewan.

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan. Seksi Pengawasan Obat Hewan (1) Seksi Pengawasan Obat Hewan sebagaimana dimaksud, mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan penganalisaan data dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan obat hewan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi pengawasan obat hewan mempunyai fungsi : a. Pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang pengawasan obat hewan. b. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan rekomendasi peredaran obat hewan dan vaksin hewan. c. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan rekomendasi bahan biologis ditingkat distributor, grosir dan pengecer. d. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengujian obat hewan yang beredar di masyarakat. e. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengembangan sistem informasi dan penyuluhan terkait obat-obatan hewan. f. Pelaksanaan pengawasan lintas kecamatan dan kabupaten terhadap peredaran produk hewan yang mengandung residu bahan kimia. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan.

Laporan Kinerja (LKj) Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dibuat bertujuan untuk memberikan informasi yang terukur atas capaian kinerjanya, dan mewujudkan akuntabilitas seseorang pimpinan serta bertujuan untuk upaya perbaikan terus menerus dan berkesinambungan untuk peningkatan capaian kinerja. Selain itu juga berfungsi sebagai perwujudan dari pertanggungjawaban atas apa yang sudah diamanahkan kepada setiap pejabat publik. Dengan semakin besarnya tuntutan dari masyarakat (stakeholders) kepada terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance) dalam penyelenggaraan pemerintah, khususnya didalam pengelolaan dan penyelenggaraan manajemen kepegawaian, harus berbasis pada tiga pilar yakni adanya transparansi, akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, dan partisipasi darii semua pihak (stakeholders) selaku pengguna akhir (end users) harus diartikan sebagai suatu perwujudan dari bentuk kewajiban para pengelola organisasi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan setiap keberhasilan atau kegagalan dari pada pelaksanaan visi dan misi organisasi pemerintahan tersebut. Laporan Kinerja (LKj) Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Tahun 2016 ini disusun dengan maksud memberikan informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan. Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Perpres Nomor 29 tahun 2014 dan Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014 serta Permen PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015. Laporan kinerja ini juga bertujuan untuk mempertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja

yang telah ditetapkan, dan capaian pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun anggaran 2016, termasuk menjelaskan faktor-faktor pendukung. keberhasilannya dan faktor-faktor yang menghambat dalam pelaksanaan program dan kegiatan tersebut.

BAB II AKUNTABILTAS KINERJA JABATAN A. Perjanjian Kinerja Sebagaimana yang telah ditetapkan Perjanjian Kinerja (PK) Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kab. Blitar Capaian atau realisasi dari target kinerja pada tahun 2016 terdapat pada tabel berikut : NO URAIAN IKU TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN REALISASI 2015 1. Prosentase Peningkatan Populasi Ternak 2. Angka kejadian kasus KLB penyakit ternak 1 % 1,7 % 1,7 % 1,2 % 0 kasus 0 kasus 100 % 0 kasus 3 Kenaikan jumlah kelompok dan peternak binaan 25 peternak/ kelompok 128 peternak/ kelompok 500 % 144 ternak/kelom pok 4 Jumlah pengawasan mutu 12.387 sampel 13.632 sampel 110 % 13.444 sampel B. Capaian Kinerja Kasus Kejadian Luar Biasa ( KLB ) penyakit ternak merupakan kejadian kasus penyakit strategis ternak yang terjadi di wilayah Kab. Blitar. Dari Tahun 2015 s/d 2016 tidak terdapat Kejadian Luar Biasa ( KLB ) penyakit ternak di Kab. Blitar adalah nol. Hal diatas merupakan hasil dari pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Meskipun target program telah tercapai 100% namun karena sifat dari program ini adalah preventif/ pencegahan maka program ini harus berkelanjutan. Mengingat Kab. Blitar merupakan gudang ternak yang memiliki resiko tinggi terhadap ancaman penyakit ternak strategis.

Dalam rangka mencapai pencegahan Kasus Kejadian Luar Biasa ( KLB ) penyakit ternak Bidang Kesehatan Hewan melaksanakan kegiatan sebagai berikut: NO PROGRAM /KEGIATAN ALOKASI BIAYA ANGGA RAN REALI SASI % URAIAN KELUARAN (OUTPUT) TARGE T REALI SASI 1 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 823,750, 000 480,16 3,592 58. 29 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak 80,000,0 00 78,812, 875 98. 52 Terlayaninya pencegahan dan pelayanan kesehatan hewan 1000 ekor 2960 ekor Fasilitasi Pembangunan / Rehabilitasi Puskeswan dan Sarana Pendukungnya (DAK dan pendamping DAK) 743,750, 000 401,35 0,717 53. 96 Terbangunny a puskeswan dan tersedianya sarana prasarana 2 unit 1 unit 5 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 313,627, 500 306,20 2,500 97. 63 Sosialisasi, Monitoring, Pengawasan Peredaran dan Penggunaan Obat Hewan 26,400,0 00 24,100, 000 91. 29 Termonitorny a penggunaan obat hewan 72 PS 78 PS, 20 Peterna k

I. KEGIATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR TERNAK Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak ini didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) II tahun 2016 yang meliputi beberapa kegiatan yaitu : 1.1. BELANJA BAHAN OBAT-OBATAN DAN PERALATAN LABORATORIUM Kegiatan belanja bahan obat ini dimaksudkan untuk memenuhi persediaan obat di 3 puskeswan yang ada yaitu : Puskeswan Wlingi, Puskeswan Srengat dan Puskeswan Kademangan. Obat-obat ini dipergunakan untuk pelayanan kepada peternak yang membutuhkan penanganan terhadap penyakit atau kasus yang terjadi di wilayah masing-masing Puskeswan tersebut serta obat-obatan ini juga untuk pelayanan kesehatan hewan terpadu. Belanja peralatan dan bahan kimia pada tahun ini digunakan untuk melaksanakan pelayanan di laboratorium berupa pemeriksaan sampel berupa serum darah untuk pemeriksaan New Castle Disease (ND), Avian Influenza (AI) pada unggas dan Rose Bengal Test (RBT), Preparat Ulas Darah untuk pemeriksaan adanya bakteri khususnya bakteri Anthrax, pemeriksaan feses untuk mengetahui adanya cacing pada ruminansia 1.2. PENGADAAN LIFLET DAN SPANDUK Pengadaan Liflet dan Spanduk digunakan sebagai salah satu bentuk promosi dan sosialisasi kepada masyarakat khususnya bagi peternak tentang : 1. Keberadaan Dinas Peternakan yang mampu melaksanakan pelayanan pemeriksaan New Castle Disease (ND), Avian Influenza (AI) pada unggas dan Rose Bengal Test (RBT), Pemeriksaan Preparat Ulas Darah PUD untuk pada ternak ruminansia melalui Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kab. Blitar.

2. Mensosialisasikan tentang penyakit penyakit yang bersifat Zoonosis (yang dapat menular ke manusia) baik ternak ruminansia maupun unggas, pencegahan dan penanggulangan serta cara pengobatannya disamping jenis jenis penyakit yang lain. 1.3. BIMBINGAN TEKNIS PHM (PENYAKIT HEWAN MENULAR) Pembinaan peternak diwujudkan dalam kegiatan penyuluhan kepada kelompok-kelompok ternak pada 6 (enam) lokasi, dengan jumlah peternak sebanyak 20 (dua puluh) orang tiap lokasi. Lokasi tersebut antara lain : Kec. Kanigoro, Kec. Srengat, Kec. Wlingi, Kec. Kademangan serta di Aula Dinas Peternakan Kab. Blitar. Materi yang diberikan bertujuan untuk memberikan wawasan kepada peternak terhadap Penyakit Menular Strategis (PHM) antara lain penyakit Antrax, Penyakit Brucellosis serta penyakit yang disebabkan oleh cacing dan lain-lain. 1.4. KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN HEWAN TERPADU Kegiatan ini dilaksanakan kerja sama antara Bidang Kesehatan Hewan dengan Bidang Produksi yaitu pada seksi Perbibitan. Adapun untuk Bidang Kesehatan Hewan berupa pemberian obat-obatan gratis sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat akan kesehatan ternak baik berupa pemberian vitamin, obat cacing ataupun obat-obatan yang diperlukan oleh ternak sesuai dengan kondisi kesehatan ternak pada saat pemeriksaan di lapangan, sedangkan Bidang Produksi berupa pengumpulan ternak dan pemeriksaan kebuntingan (PKB) dilakukan oleh petugas pemeriksa kebuntingan yang telah ditunjuk. 1.5. SOSIALISASI PENYAKIT UNGGAS Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan pengenalan penyakit unggas serta cara pencegahannya terutama penyakit Flu Burung (AI) yang meliputi : - Cara membersihkan kandang termasuk tempat pakan, minum dan kandang karantina

- Biosekuriti - Cara melakukan vaksinasi Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di 6 lokasi antara lain : Kec. Ponggok, Kec. Srengat, Kec. Kademangan, Kec. Kanigoro, Kec. Gandusari dan Kec. Binangun dimana Dinas Peternakan dalam hal ini Bidang Kesehatan Hewan bekerjasama dengan Tim PVUK (Pelayanan Veteriner Unggas Komersial ) melaksanakan pencegahan / deteksi secara dini penyebaran ataupun pemantauan terhadap lokasi lokasi yang terinfeksi penyakit pada unggas khususnya Flu Burung / Avian Influenza (AI) ataupun lokasi- lokasi yang belum tertangani atau terjangkit. Secara umum Tim PVUK mempunyai tugas antara lain : - Melakukan pelayanan kepada peternak terutama ternak unggas dalam hal kesehatan ternak unggas. - Melakukan monitoring terhadap ternak ternak unggas yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga kondisi ternak unggasnya dapat terpantau oleh Tim PVUK - Melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang kesehatan ternak unggas dan cara pencegahan penyakit unggas - Melakukan Profilling data (pengumpulan data) sehingga diperoleh data-data akurat yang digunakan untuk pemetaan penyakit unggas. II. KEGIATAN LABORATORIUMKESEHAATAN HEWAN, KLINIK HEWAN SERTA PUSAT KESEHATAN HEWAN (PUSKESWAN)BIDANG KESEHATAN HEWAN PADA SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT HEWAN DAN PELAYANAN MEDIK VETERINER Kegiatan pada seksi Pengamatan Penyakit dan Pelayanan Medik Veteriner merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat khususnya peternak. Adapun kegiatan tersebut meliputi : 2.1. LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa kiriman perorangan dan pelayanan aktif. Bentuk pelayanan yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Hewan antara lain : Pemeriksaan titer ND (New Castle Disease), pemeriksaan titer AI (Afian Influenza),

pemeriksaan RBT (Rose Bengal Test), pemeriksaan Preparat Ulas Darah (PUD) untuk pemeriksaan adanya bakteri khusunya bakteri Anthrax serta pemeriksaan Feses untuk mengetahui adanya cacing dengan total sampel yang telah diperiksa oleh Laboratorium Kesehatan Hewan Type C Dinas Peternakan Kabupaten Blitar berjumlah sampel. Adapun kesimpulan hasil dari kegiatan tersebut adalah : Contoh yang diuji di laboratorium serologi dengan sampel berupa serum darah berjumlah 1.095 sampel dan berupa darah berjumlah 376 sampel sehingga total 1.471 sampel. Pemeriksaan sampel berdasarkan jenis hewan yang diuji terdiri dari 1.095 sampel ayam dan 376 sampel sapi. Dimana hasil pemeriksaan tersebut disetorkan ke Kas Daerah berupa PAD (Pendapatan Asli Daerah). Adapun rekapitulasi hasil pemeriksaan sebagaimana terlampir. 2.2. KLINIK HEWAN Jumlah dan jenis hewan yang banyak ditangani adalah anjing 19 ekor, dan kucing 86 ekor dengan rekapitulasi jumlah dan jenis kasus yang ditanganiadalah sebagaimana pada lampiran. 2.3. PUSAT KESEHATAN HEWAN (PUSKESWAN) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) merupakan salah satu sarana untuk pelayanan kepada peternak yang menangani wilayah kerja di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Blitar. Sementara ini Puskeswan di Kabupaten Blitar ada 4 Puskeswan tetapi yang 1 Puskeswan masih dalam proses pembangunan, sedangkan yang aktif beroperasi ada 3 Puskeswan yaitu Puskeswan Sregat, Puskeswan Wlingi serta Puskeswan Kademangan. Kegiatan Puskeswan pada dasarnya meliputi : 1. Pembinaan kelompok, Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode partisipasi aktif melalui wawancara kepada kelompok ternak binaan dan menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait permasalahan yang dihadapi oleh peternak berupa kesehatan

hewan, manajemen pemeliharaan maupun cara pemasaraan. Adapun contoh hasil pembinaan kelompok sebagaimana terlampir. 2. Pelayanan Teknis Kesehatan Hewan Pelayanan teknis kesehatan hewan ini merupakan tugas utama dari Puskeswan sehingga dapat diketahui adanya kasus penyakit yang bersifat Zoonosa atau dapat menular pada manusia (contohnya : Penyakit Anthrax) ataupun penyakit yang tidak bersifat zoonosa tetapi dapat mempengaruhi produktifitas ternak misalnya penyakit Helminthiasis atau penyakit cacingan. Pelayanan teknis kesehatan hewan ini dilakukan secara Aktif maupun secara pasif. Secara aktif yakni petugas puskeswan aktif datang ke peternak yang melaporkan adanya kasus penyakit pada ternaknya. Sedangkan pelayanan secara pasif peternak membawa ternak yang sakit ke Puskeswan untuk dilakukan pemeriksaan terhadap status ternaknya. Adapun contoh laporan pelayanan ini sebagaimana terlampir. 3. Surveillans Klinis. Surveillans Klinis dalam bahasa Indonesia adalah pengawasan, pengamatan, penjagaan terhadap suatu penyakit pada ternak. Kegiatan ini dilakukan untuk meneguhkan suatu penyakit sehingga dapat ditindaklanjuti berupa pengobatan ataupun cara pengendaliannya. Adapun contoh laporan kegiatan ini sebagaimana terlampir. III. PELAYANAN MEDIK VETERINER Pelayanan Medik Veteriner ini berupa kegiatan pelayanan kepada peternak terhadap ternak yang mengalami sakit atau konsultasi tentang kesehatan ternak ataupun mengenai hal lainnya yang berkaitan dengan peningkatan produktifitas ternak. Pelayanan ini dilakukan oleh medis veteriner ataupun paramedis veteriner sesuai dengan lokasi tempat tinggalnya. Adapun untuk laporan hasil penanganannya

dilaporkan melalui media elektronik berupa handphone dengan menggunakan SMS (Short Massage Service) yang dikenal dengan program Integrasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional atau isikhnas. isikhnasadalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang baru. Sistem ini menggunakan teknologi sehari-hari secara sederhana namun cerdas, untuk mengumpulkan data dari lapangan dan segera menyediakannya bagi para pemangku kepentingan dalam bentuk yang siap digunakan dan bermakna. isikhnas mulai bekerja untuk mengelola, melaporkan, dan menganalisis data. Peternak memperoleh manfaat dari sistem karena dapat menerima layanan dari medis atau paramedis veteriner secara lebih baik dan lebih cepat. isikhnas mendukung medis dan paramedis veteriner dalam membangun hubungan yang lebih kuat dengan pemilik ternak agar dapat menentukan prioritas dan penggunaan sumber daya secara lebih baik. Adapun contoh laporan hasil isikhnas oleh petugas sebagaimana terlampir. IV. PENGAWASAN DAN SOSIALISASI OBAH HEWAN Kegiatan diatas merupakan kegiatan dari Seksi Pengawasan Obat Hewan yang meliputi: pengawasan penggunaan obat hewan di Puoltry Shop ( PS ) dan Peternak ( Farm) serta sosialisasi penggunaan obat hewan kepada para peternak di wilayah Kab. Blitar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi peredaran obat hewan ilegal dan memberikan pengetahuan kepada peternak tentang pemakaian obat hewan yang aman. Target pelaksanaan pengawasan Obat Hewan Tahun 2016 sebanyak 96 dan terealisasi 80 PS dan 10 PS Target ini masih jauh dari kondisi riil keberdaan banyaknya Poltry Shop Di Kab. Blitar. Namun kegiatan ini dirasa sangat penting dalam rangka mendukung pencegahan dan pemberantasan penyakit menular strategis.

Tabel 2.1 Rentang Pengukuran Capaian Kinerja SKOR RENTANG CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN 4 Lebih dari 100 % Sangat baik 3 75 % sampai 100 % Baik 2 55 % sampai 75 % Cukup 1 Kurang dari 55 % Kurang Adapun capaian kinerja Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah sangat Baik. Yaang artinya pada Tahun 2016 tidak terjadi Kasus Luar Biasa ( KLB ) Penyakit Ternak Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis kinerja menunjukkan bahwa realisasi target sasaran dalam kategori Sangat Baik namun ada beberapa hal yang menjadi perhatian untuk lebih disempurnakan dan ditingkatkan, antara lain yaitu : 1. Kurangnya petugas laboratorium kesehatanhewan yang adahanya 1 (satu) orang sehingga kendala sering muncul ketika adasampeltidakbisadikerjakanjikapetugasadakegiatanataumengha diriundangandaripropinsimaupundaripusatsehinggapelayanankura ngberjalan optimal. 2. Kurangnyapelaporanpelayanankesehatanhewanolehmedikataupara medikveteriner, sehingga data tentangpelayanankesehatanhewankurang optimal. 3. Kurangnya petugas pengawas obat hewan sehingga belum mampu memonitor selurug Poultry Shop ( PS) dan Peternakan ( Farm ) di wilayah Kab. Blitar

Pemecahan dari permasalahan diatas sebagai berikut : 1. Pengusulan penambahan petugas laboratorium dengan peningkatan SDM melalui study banding pada laboratorium kesehatan hewan type B Malang maupun BBVET Wates Di Yogyakarta untuk meningkatkan kemampuan tentang penanganan laboratorium. 2. Perlu Peningkatan monitoring dan evaluasi lagi terhadap pelaporan dari medik dan paramedik veteriner. 3. Peningkatan SDM Pengawasan Obat Hewan

BAB III PENUTUP Laporan Kinerja (LKj) Eselon 3 Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan merupakan pertangggungjawaban dari penggunaan anggaran untuk mengatur dan mengendalikan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan guna tercapainya visi dan misi yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) tersebut merupakan langkah yang baik sebagai pra evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun 2016 dan memenuhi verifikasi hasil capaian IKU Dinas Peternakan Kabupaten Blitar Sebagai pelaksana teknis pembinaan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit hewan strategis, maka Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Blitar senantiasa mengarahkan program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk dapat mengikuti perubahan isu strategis pada wilayah Kab. Blitar, khususnya di Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Laporan Kinerja (LKj) Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Blitar Tahun 2016 diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja untuk menyempurnakan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan di periode yang akan datang.