Multi-Attribute Decision Making

dokumen-dokumen yang mirip
Multi-Attribute Decision Making

FMDAM FMDAM. Simple Additive Weighting (SAW) Charitas Fibriani, M.Eng

9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Multi atributte decision making (madm)

Sasaran. Alasan Penggunaan Model. Pemodelan. Pemodelan. Alasan Penggunaan Model 9/28/2011 PEMODELAN: MANAGEMENT SUPPORT SYSTEM

Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENERAPKAN FMADM (FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING) DAN SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Delpiah Wahyuningsih

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

Jurnal Teknik Informatika, Vol 1 September Aplikasi Tutorial Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN MOTOR BEBEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Gus melia Testiana. IAIN Raden Fatah, Palembang, Indonesia

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1

PENERAPAN METODE MADM-SAW DALAM PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN KABUPATEN KLATEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

P13 Fuzzy MCDM. A. Sidiq P.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

Aplikasi Tutorial Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET

Metode dalam SPK (Sistem Pendukung Keputusan) A. AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESERTA KAPAL PEMUDA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

PERBANDINGAN NILAI RELIABILITAS DARI HASIL METODE SAW DAN METODE TOPSIS

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

Made Kamisutara, Tubagus Purworusmiardi Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama

APLIKASI PENENTUAN NILAI KEDISIPLINAN DAN LOYALITAS UNTUK REKOMENDASI NILAI BONUS SALESMAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA BERDASARKAN KRITERIA PADA UIN RADEN FATAH PALEMBANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

Andri Syafrianto Teknik Informatika STMIK El Rahma

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI DANA BANTUAN REHABILITASI BANGUNAN UNTUK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN PRINGSEWU

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN PADA SMK N 1 KENDAL BERBASIS DECISION SUPPORT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

ANALISIS METODE TOPSIS DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN BEASISWA PENDIDIKAN KARYAWAN PADA PT PANGLIMA SIAGA BANGSA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD UNTUK MENENTUKAN SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

Bayu Erlangga 1, Elisabet Y.A 2

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Usaha Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Pada Bank BPD Sulteng

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMA THERESIANA WELERI KENDAL MENGGUNAKAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PERUMAHAN IDEAL MENGGUNAKAN METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB II LANDASAN TEORI

Kompetensi Dasar. Dr. Sri Kusumadewi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

Daniel Oktodeli Sihombing Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI, Pontianak

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL

Jasmir Prodi Teknik Informatika, STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI PERUMAHAN DI KABUPATEN PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

Penerapan Metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH. Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAI KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS) SMA NEGERI 9 SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ARTIKEL SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PEMASOK NATA DE COCO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN BURUNG PUYUH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PENENTUAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA N 2 NGAGLIK

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN MAHASISWA TERBAIK MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING DENGAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Transkripsi:

Materi Kuliah [05] SPK & Business Intelligence Multi-Attribute Decision Making Dr. Sri Kusumadewi Lizda Iswari Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia 2015 1

Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dengan metode-metode pada model MADM. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik permasalahan yang diselesaikan dengan metode-metode pada model MADM. 2 4/27/2016 2

Referensi Utama Turban E, Aronson JE, Liang Ting- Peng. (2005). Decision Support Systems and Intelligent Systems. International Edition, Edisi 7. New Jersey: Pearson Prentice-Hall Education International. Kusumadewi S, Hartati S, Retantyo W & Harjoko A. (2006). Fuzzy Multi- Attribute Decision Making. Yogyakarta: Graha Ilmu. 3

Definisi Multi-Attribute Decision Making (MADM) Secara umum, model Multi-Attribute Decision Making (MADM) dapat didefinisikan sebagai berikut (Zimermann, 1991): Misalkan A = {a i i = 1,...,n} adalah himpunan alternatif keputusan, C = {c j j = 1,..., m} adalah himpunan tujuan (atribut) yang diharapkan, Akan ditentukan alternatif a i yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan tujuan yang relevan c j. 4

Fitur MADM Janko (2005) memberikan batasan tentang adanya beberapa fitur umum digunakan dalam MADM, yaitu: Alternatif Kriteria/atribut Konflik Antar Kriteria (jenis kriteria) Bobot Keputusan Matriks Keputusan 5

Penjelasan Fitur MADM Alternatif, adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan. Kriteria (dikenal juga sbg karakteristik, komponen, atau atribut), kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub kriteria yang berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan. 6

Penjelasan Fitur MADM Jenis kriteria, terbagi 2 yaitu: Kriteria keuntungan (benefit) adalah kriteria yang nilainya akan dimaksimumkan, misal: laba, IPK (untuk kasus pemilihan mahasiswa berprestasi), dll. Kriteria biaya (cost) adalah kriteria yang nilainya akan diminimumkan, misal: harga produk yang akan dibeli, biaya produksi, dll. 7

Penjelasan Fitur MADM Bobot keputusan, bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W = (w 1, w 2,..., w n ). Pada MADM akan dicari bobot kepentingan dari setiap kriteria. Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n, berisi elemen-elemen x ij, yang merepresentasikan rating dari alternatif A i (i=1,2,...,m) terhadap kriteria C j (j=1,2,...,n). 8

Konsep Dasar MADM Masalah MADM adalah mengevaluasi m alternatif A i (i=1,2,...,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria C j (j=1,2,...,n), dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan yang lainnya. Pada MADM, matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap kriteria, X, diberikan sebagai: X x x x 11 21 m1 x x x 12 22 m2 dengan x ij merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap kriteria ke-j. x x x 1n 2n mn 9

Konsep Dasar MADM Bobot keputusan, nilai yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap kriteria, diberikan sebagai, W: W = {w 1, w 2,..., w n } Rating kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan (Yeh, 2002). Pada MADM, umumnya akan dicari solusi ideal, yaitu: memaksimumkan semua kriteria keuntungan dan meminimumkan semua kriteria biaya. 10

Bagan Solusi MADM Masalah Kriteria-1 (C 1 ) Kriteria-2 (C 2 )... Kriteria-m (C m ) Alternatif-1 (A 1 ) Alternatif-2 (A 2 )... Alternatif-n (A n ) 11

Metode MADM Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah MADM, antara lain: a. Simple Additive Weighting (SAW) b. Weighted Product (WP) c. TOPSIS d. Analytic Hierarchy Process (AHP) 12

Simple Additive Weighting (SAW) Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967)(MacCrimmon, 1968). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. 13

Simple Additive Weighting (SAW) Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut: r ij x ij Maxx i Minx i x ij ij ij jika jika j adalah atribut keuntungan j adalah atribut biaya (cost) (benefit) dengan r ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j ; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. 14

Simple Additive Weighting (SAW) Nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai: V i n j1 w j r ij Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih. 15

Tahapan Penyelesaian SAW 1. Tentukan kriteria keputusan. 2. Tentukan bobot tiap kriteria. 3. Tentukan alternatif beserta nilainya untuk tiap kriteria. 4. Buat matriks keputusan. 5. Normalisasi matriks keputusan. 6. Hitung nilai preferensi (V) untuk setiap alternatif. 7. Urutkan nilai V dan V yang terbesar merupakan rekomendasi keputusan. 16

Contoh-1 SAW Suatu institusi perguruan tinggi akan memilih seorang karyawannya untuk dipromosikan sebagai kepala unit sistem informasi. Ada empat kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu: C1 = tes pengetahuan (wawasan) sistem informasi C2 = praktek instalasi jaringan C3 = tes kepribadian C4 = tes pengetahuan agama 17

Contoh-1 SAW Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 35%; C2 = 25%; C3 = 25%; dan C4 = 15%. Ada enam orang karyawan yang menjadi kandidat (alternatif) untuk dipromosikan sebagai kepala unit, yaitu: A1 = Indra, A2 = Roni, A3 = Putri, A4 = Dani, A5 = Ratna, dan A6 = Mira. 18

Contoh-1 SAW Tabel nilai alternatif di setiap kriteria (matriks keputusan): Kriteria Alternatif C1 C2 C3 C4 Indra 70 50 80 60 Roni 50 60 82 70 Putri 85 55 80 75 Dani 82 70 65 85 Ratna 75 75 85 74 Mira 62 50 75 80 19

Contoh-1 SAW Normalisasi: r 11 max 70 70;50;85;82;75;62 70 85 0,82 r 21 max 50 70;50;85;82;75;62 50 85 0,59 r 12 max 50 50;60;55;70;75;50 50 75 0,67 dst r 22 max 60 50;60;55;70;75;50 60 75 0,80 20

Contoh-1 SAW Hasil normalisasi: 0,94 0,88 0,67 0,73 0,87 1 1 0,88 1 0,76 0,93 0,96 0,88 0,94 0,73 1 0,82 0,96 0,80 0,59 0,71 0,94 0,67 0,82 R 21

Contoh-1 SAW Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w = [0,35 0,25 0,25 0,15] Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: V 1 (0,35)(0,82) (0,25)(0,67) (0,25)(0,94) (0,15)(0,71) 0,796 V 2 (0,35)(0,59) (0,25)(0,80) (0,25)(0,96) (0,15)(0,82) 0,770 V 3 (0,35)(1,00) (0,25)(0,73) (0,25)(0,94) (0,15)(0,88) 0,900 V 4 (0,35)(0,96) (0,25)(0,93) (0,25)(0,76) (0,15)(1,00) 0,909 V 5 (0,35)(0,88) (0,25)(1,00) (0,25)(1,00) (0,15)(0,87) 0,939 V 6 (0,35)(0,73) (0,25)(0,67) (0,25)(0,88) (0,15)(0,94) 0,784 22

Contoh-1 SAW Nilai terbesar ada pada V 5 sehingga alternatif A 5 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, Ratna akan terpilih sebagai kepala unit sistem informasi. 23

Contoh-2 SAW Sebuah perusahaan makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun. Beberapa alternatif investasi telah akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan selain untuk keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan ke depan. 24

Contoh-2 SAW Beberapa kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan, yaitu: C1 = Harga, yaitu seberapa besar harga barang tersebut. C2 = Nilai investasi 10 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi barang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. C3 = Daya dukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan barang dalam mendukung naiknya tingkat produktivitas perusahaan. Daya dukung diberi nilai: 1 = kurang mendukung, 2 = cukup mendukung; dan 3 = sangat mendukung. 25

Contoh-2 SAW C4 = Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang untuk dimiliki perusahaan. Prioritas diberi nilai: 1 = sangat berprioritas, 2 = berprioritas; dan 3 = cukup berprioritas. C5 = Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di pasaran. Ketersediaan diberi nilai: 1 = sulit diperoleh, 2 = cukup mudah diperoleh; dan 3 = sangat mudah diperoleh. Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 25%; C2 = 15%; C3 = 30%; C4 = 25; dan C5 = 5%. 26

Contoh-2 SAW Dari seluruh kriteria ditentukan: kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria biaya. Sedangkan kriteria kedua, ketiga, dan kelima merupakan kriteria keuntungan. 27

Contoh-2 SAW Ada empat alternatif yang diberikan, yaitu: A1 = Membeli mobil box untuk distribusi barang ke gudang; A2 = Membeli tanah untuk membangun gudang baru; A3 = Maintenance sarana teknologi informasi; A4 = Pengembangan produk baru. 28

Contoh-2 SAW Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria: Kriteria Alternatif C1 (juta Rp) C2 (%) C3 C4 C5 A1 150 15 2 2 3 A2 500 200 2 3 2 A3 200 10 3 1 3 A4 350 100 3 1 2 29

Normalisasi: r 11 r min Contoh-2 SAW 150;500;200;350 150 15 max 15;200;10;100 15 200 150 150 12 r max 3 2;2;3;3 3 3 35 1 1 0,075 r 14 min{2;3;1;1} 2 1 2 0,5 dst 30

Hasil normalisasi: Contoh-2 SAW R 1 0,30 0,75 0,43 0,08 1 0,05 0,50 0,67 0,67 1 1 0,50 0,33 1 1 1 0,67 1 0,67 31

Contoh-2 SAW Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w = [0,25 0,15 0,30 0,25 0,05] Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: (0,25)(1) (0,15)(0,08) (0,3)(0,67) (0,25)(0,5) (0,05)(1) V 1 V 2 V 3 V 4 0,638 (0,25)(0,3) (0,15)(1) (0,3)(0,67) (0,25)(0,33) (0,05)(0,67) 0,542 (0,25)(0,75) (0,15)(0,05) (0,3)(1) (0,25)(1) (0,05)(1) 0,795 (0,25)(0,43) (0,15)(0,5) (0,3)(1) (0,25)(1) (0,05)(0,67) 0,766 Nilai terbesar ada pada V3 sehingga alternatif A3 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, maintenance sarana teknologi informasi akan terpilih sebagai solusi untuk investasi sisa usaha 32

Weighted Product (WP) Metode Weighted Product (WP) menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. 33

Weighted Product (WP) Preferensi untuk alternatif A i diberikan sebagai berikut: S i n j1 x w ij j dengan i=1,2,...,m; dimana w j = 1. w j adalah pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan, dan bernilai negatif untuk atribut biaya. 34

Contoh: Weighted Product (WP) Suatu perusahaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin membangun sebuah gudang yang akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sementara hasil produksinya. Ada 3 lokasi yang akan menjadi alternatif, yaitu: A1 = Ngemplak, A2 = Kalasan, A3 = Kota Gedhe. 35

Weighted Product (WP) Ada 5 kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu: C1 = jarak dengan pasar terdekat (km), C2 = kepadatan penduduk di sekitar lokasi (orang/km2); C3 = jarak dari pabrik (km); C4 = jarak dengan gudang yang sudah ada (km); C5 = harga tanah untuk lokasi (x1000 Rp/m2). 36

Weighted Product (WP) Tingkat kepentingan setiap kriteria, juga dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu: 1 = Sangat rendah, 2 = Rendah, 3 = Cukup, 4 = Tinggi, 5 = Sangat Tinggi. Pengambil keputusan memberikan bobot preferensi sebagai: W = (5, 3, 4, 4, 2) 37

Weighted Product (WP) Nilai setiap alternatif di setiap kriteria: Alternatif Kriteria C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 A 1 0,75 2000 18 50 500 A 2 0,50 1500 20 40 450 A 3 0,90 2050 35 35 800 38

Weighted Product (WP) Kategori setiap kriteria: Kriteria C2 (kepadatan penduduk di sekitar lokasi) dan C4 (jarak dengan gudang yang sudah ada) adalah kriteria keuntungan; Kriteria C1 (jarak dengan pasar terdekat), C3 (jarak dari pabrik), dan C5 (harga tanah untuk lokasi) adalah kriteria biaya. Sebelumnya dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu seperti sehingga w = 1, diperoleh w 1 = 0,28; w 2 = 0,17; w 3 = 0,22; w 4 = 0,22; dan w 5 = 0,11. 39

Weighted Product (WP) Kemudian vektor S dapat dihitung sebagai berikut: S S S 0,28 0,17 0,22 0,22 0,75 2000 18 50 0,11 500 2, 4187 1 0,28 0,17 0,22 0,22 0,5 1500 20 40 0,11 450 2, 4270 2 0,28 0,17 0,22 0,22 0,9 2050 35 35 0,11 800 1, 7462 3 40

Weighted Product (WP) Nilai vektor V yang akan digunakan untuk perankingan dapat dihitung sebagai berikut: V 1 V 2 V 3 2,4187 2,4187 2,4270 1,7462 0,3669 2,4270 0,3682 2,4187 2,4270 1,7462 1,7462 0,2649 2,4187 2,4270 1,7462 Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternatif A2 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, Kalasan akan terpilih sebagai lokasi untuk mendirikan gudang baru. 41

TOPSIS Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. TOPSIS banyak digunakan dengan alasan: konsepnya sederhana dan mudah dipahami; komputasinya efisien; dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. 42

TOPSIS Langkah-langkah penyelesaian masalah MADM dengan TOPSIS: Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi; Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot; Menentukan matriks solusi ideal positif & matriks solusi ideal negatif; Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif & matriks solusi ideal negatif; Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif. 43

TOPSIS TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap alternatif A i pada setiap kriteria C j yang ternormalisasi, yaitu: r ij x m i1 ij x 2 ij 44

TOPSIS Solusi ideal positif A + dan solusi ideal negatif A - dapat ditentukan berdasarkan rating bobot ternormalisasi (y ij ) sebagai: y w ij i r ij A A y, y,, y ; 1 2 y, y,, y ; 1 2 n n 45

TOPSIS dengan y j max i min i y y ij ij ; ; jika jika j j adalah atribut keuntungan adalah atribut biaya y j min i max i y y ij ij ; ; jika jika j j adalah atribut keuntungan adalah atribut biaya 46

Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai: D i n j1 2 y y ; j TOPSIS ij Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai: D i n j1 2 y y ; ij j 47

TOPSIS Nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai: V i D i D i D i ; Nilai V i yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif A i lebih dipilih 48

Contoh: Suatu perusahaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin membangun sebuah gudang yang akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sementara hasil produksinya. Ada 3 lokasi yang akan menjadi alternatif, yaitu: A1 = Ngemplak, A2 = Kalasan, A3 = Kota Gedhe. TOPSIS 49

TOPSIS Ada 5 kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu: C1 = jarak dengan pasar terdekat (km), C2 = kepadatan penduduk di sekitar lokasi (orang/km2); C3 = jarak dari pabrik (km); C4 = jarak dengan gudang yang sudah ada (km); C5 = harga tanah untuk lokasi (x1000 Rp/m2). 50

TOPSIS Kategori setiap kriteria: Kriteria C2 (kepadatan penduduk di sekitar lokasi) dan C4 (jarak dengan gudang yang sudah ada) adalah kriteria keuntungan; Kriteria C1 (jarak dengan pasar terdekat), C3 (jarak dari pabrik), dan C5 (harga tanah untuk lokasi) adalah kriteria biaya. 51

TOPSIS Tingkat kepentingan setiap kriteria, juga dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu: 1 = Sangat rendah, 2 = Rendah, 3 = Cukup, 4 = Tinggi, 5 = Sangat Tinggi. Pengambil keputusan memberikan bobot preferensi sebagai: W = (5, 3, 4, 4, 2) 52

TOPSIS Nilai setiap alternatif di setiap kriteria: Alternatif Kriteria C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 A 1 0,75 2000 18 50 500 A 2 0,50 1500 20 40 450 A 3 0,90 2050 35 35 800 53

TOPSIS Matriks ternormalisasi, R: 0,5888 0,6186 0,4077 0,6852 R 0,3925 0,4640 0,4530 0,5482 0,7066 0,6341 0,7928 0,4796 Matriks ternormalisasi terbobot, Y: 0,4784 0,4305 0,7654 Y 2,9440 1,9627 3,5328 1,8558 1,3919 1,9022 1,6309 1,8121 3,1712 2,7408 2,1926 1,9185 0,9567 0,8611 1,5308 54

TOPSIS Solusi Ideal Positif (A + ): y 1 y 2 y 3 y 4 y 5 min max min max min 2,9440; 1,9627; 3,5328 1, 9627 1,8558; 1,3919; 1,9022 1, 9022 1,6309; 1,8121; 3,1712 1, 6309 2,7408; 2,1926; 1,9185 2, 7408 0,9567; 0,8611; 1,5308 0, 8611 A 1,9627; 1,9022; 1,6309; 2,7408; 0,8611 55

TOPSIS Solusi Ideal Negatif (A - ): 2,9440;1,9627; 3,5328 3, 5328 1,8558; 1,3919; 1,9022 1, 3919 1,6309; 1,8121; 3,1712 3, 1712 2,7408; 2,1926; 1,9185 1, 9185 0,9567; 0,8611; 1,5308 1, 5308 y1 max y 2 y 3 y 4 y 5 min max min max A 3,5328;1,3919; 3,1712;1,9185;1,5308 56

TOPSIS Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif, : D 1 0,9871 D 2 0, 7706 D 3 2, 4418 S i Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal negatif, S i : D 1 1,9849 D 2 2, 1991 D 3 0, 5104 57

TOPSIS Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung sebagai berikut: V 1 V 2 V 3 1,9849 0,6679 0,98711,9849 2,1991 0,7405 0,7706 2,1991 0,5104 2,4418 0,5104 0,1729 Dari nilai V ini dapat dilihat bahwa V2 memiliki nilai terbesar, sehingga dapat disimpulkan bahwa alternatif kedua yang akan lebih dipilih. Dengan kata lain, Kalasan akan terpilih sebagai lokasi untuk mendirikan gudang baru. 58