FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PAPARAN MEDIA IKLAN DAN PERSEPSI DENGAN TINGKAT PERILAKU MEROKOK SISWA SMK

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seluruh dunia sejak satu dekade yang lalu (Mayasari, 2007). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja (adolescence) dalam bahasa inggris,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN. ABSTRAK Nur Wulan Agustina*

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PAPARAN MEDIA IKLAN DAN PERSEPSI DENGAN TINGKAT PERILAKU MEROKOK SISWA SMK KASATRIAN SOLO KARTASURA SUKOHARJO

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email : akbid_mitra@yahoo.co.id ABSTRAK Perokok tertinggi ke-3 di dunia adalah Indonesia sesudah Cina dan India (WHO, 2008). Data GATS 2011 menunjukkan prevalensi merokok orang dewasa Indonesia sebesar 34,8 persen terbagi atas 67,4 persen laki-laki, dan 4,5 persen perempuan. Sementara itu, dikalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4 persen laki-laki dan 0,9 persen perempuan. (Harian Fajar Makasar, 2013) Berbagai factor yang ada di sekitar remaja memberikan pengaruhn positif maupun negative kepada remaja, salah satu pengaruh negatif adalah kebiasaan merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja putra di Dusun Papahan, Tasikmadu, Karanganyar. Penelitian ini menggunakan jenis diskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar pada tanggal November Desember tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 remaja perokok usia 12-24 tahun menggunakan tehnik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner, analisa data dilakukan dengan tehnik univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa 11(37,9%) remaja di dusun Papahan adalah perokok aktif. Sebagian besar remaja sudah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, 5 orang (45,5%) o rang tuanya merupakan perokok, 90,9% remaja yang merokok memiliki teman yang juga merokok, 81,8% remaja mengatakan bahwa merokok dapat menghilangkan perasaan sedih/kecewa bahkan stress, (54,5%) yang aktif merokok mengatakan bahwa iklan rokok sangat menarik perhatian untuk mencoba merokok dan 8 remaja (72,7%) mengatakan merokok merupakan kebutuhan. Simpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok pada remaja di Dusun Papahan dipengaruhi oleh faktor orang tua, lingkungan dan teman sebaya, iklan, faktor psikologis dan faktor biologis yaitu perasaan ketergantungan.

PENDAHULUAN Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Dalam KBBI merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990). (Fajar, 2010) Perokok tertinggi ke-3 di dunia adalah Indonesia sesudah Cina dan India (WHO, 2008). Konsumsi produk tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat di berbagai kalangan masyarakat mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Data GATS 2011 menunjukkan prevalensi merokok orang dewasa Indonesia sebesar 34,8 persen terbagi atas 67,4 persen laki-laki, dan 4,5 persen perempuan. Sementara itu, dikalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4 persen laki-laki dan 0,9 persen perempuan. (Harian Fajar Makasar, 2013) Menurut data Kemenkes, sejak tahun 1995-2007, jumlah perokok remaja meningkat hingga 12 kali lipat. Pada tahun 1995 jumlah perokok anak dan remaja berusia 10-14 tahun di Indonesia mencapai 71.126 orang. Angka ini kemudian meningkat 6 kali lipat menjadi 426.214 pada tahun 2007. Padahal anak dan remaja yang sudah mulai merokok saat usia dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit-penyakit berbahaya dan mematikan. (Kinanti, 2013) Merokok berbahaya bukan hanya bagi si perokok tetapi juga bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Beberapa penyakit dapat diakibatkan karena rokok yaitu Kanker kandung kemih, kanker lambung, usus dan colon, kanker mulut, tekak dan esophagus, kanker hati dan pancreas, kanker payudara, mulut rahim dan rahim, Kanker paruparu, bronkhitis dan infeksi saluran pernafasan kronis serta penyakit berbahaya lainnya (Permathic, 2009) Masa remaja merupakan suatu periode seseorang dalam masa transisi dari anak-anak ke dewasa, masa remaja merupakan masa kritis indentitas. Masa ini merupakan masa yang rawan akan pengaruh-pengaruh negative dari lingkungan. Masa ini juga merupakan masa yang potensial untuk mengembangkan segala potensi positif dalam diri seseorang. Perkembangan remaja dipengaruhi oleh berbagai factor yang berasal dari dalam dan luar individu. (Tantri, 2013) Berbagai factor yang ada di sekitar remaja memberikan pengaruhn positif maupun negative kepada remaja, salah satu pengaruh negative adalah kebiasaan merokok. Merokok disebabkan oleh berbagai fator mulai dari keinginan coba-coba, pengaruh iklan TV, pengaruh teman, faktor lingkungan keluarga dan masyarakat serta orang tua. (Harian Fajar, 2013) Banyaknya dampak rokok dan tingginya angka perokok remaja menarik minat penulis untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja putra di Dusun papahan Tasikmadu Karanganyar.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja putra di Dusun papahan, Tasikmadu, Karanganyar. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif dengan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Lokasi Penelitian ini dilakukan di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar pada tanggal November Desember tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja usia 12-24 tahun yang berdomisili di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putra usia 12-24 tahun yang ada di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu kabupaten Karanganyar dengan tehnik purposive sampling. Dengan kriteria sampel remaja putra usia 12-24 tahun yang berdomisili di Dusun Papahan, perokok aktif, sehat jasmani dan rohani, bisa membaca dan menulis serta bersedia untuk menjadi responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja putra di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmasdu, Karanganyar. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tertutup karena responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) yaitu validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Uji reliabilitas tidak dilakukan karena kuesioner yang disusun hanya berisi pernyataan sesuai dengan variabel yang ingin diteliti. Analisa data menggunakan analisis univariat. Sedangkan untuk menghitung frekuensi dan distribusi tingkat pengetahuan menggunakan rumus sebagai berikut : nk p x100% N HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Dusun Papahan, Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian dilakukan pada minggu pertama bulan November bersamaan dengan pertemuan rutin Karang Taruna Dusun Papahan. Hasil Penelitian menunjukkan remaja usia 12-24 tahun yang berdomisili di Dusun Papahan 37,9% adalah perokok aktif. Ini merupakan angka perokok yang cukup tinggi mengingat angka perokok remaja di Indonesia juga mencapai angka yang sama yaitu 38.4% (Harian Fajar Makasar, 2013). Kebiasaan merokok pada remaja ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, pengaruh yang paling besar adalah lingkungan sekitar dan teman sebaya. Hampir 100% remaja yang merokok di Dusun Papahan sudah mengetahui tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan orang sekitar. Penelitian menunjukkan persentase pengetahuan remaja tentang bahaya rokok bagi kesehatan adalah kanker (54,5%), serangan jantung (72,7%),

gangguan kehamilan (45,5%), hipertensi (54,5%) dan impotensi (63,6%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang rokok adalah baik, bisa disebabkan karena maraknya promosi kesehatan tentang bahaya merokok baik lewat iklan, laflet maupun brosur sehingga remaja sangat mudah untuk mengakses informasi tentang rokok ini. Tetapi tingkat pengetahuan remaja yang baik tentang rokok belum diikuti dengan perilaku yang baik juga, terbukti hasil penelitian 100% remaja yang merokok memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya merokok. Hal ini disebabkan karena perilaku merokok disebabkan oleh berbagai faktor yaitu pengaruh orang tua, teman sebaya, kepribadian dan iklan (Bali Post dalam Alamsyah, 2009). Hasil penelitian dari 11 remaja yang aktif merokok didapatkan 5 orang (45,5%) menyatakan bahwa merokok pertama kali karena terpengaruh lingkungan, 4 orang (3 6,4%) karena pengaruh teman dan 2 orang (18,1%) karena pengaruh lingkungan dan teman. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan dan teman mampunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku remaja. Hasil penelitian didapatkan data bahwa 5 orang (45,5%) orang tuanya perokok. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Journal of consumer affairs Aliyah (2011) bahwa orang tua perokok akan berpengaruh dalam mendorong anak mereka untuk menjadi perokok pemula. Diperkirakan pengaruh orang tua akan meningkatkan kemungkinan merokok 1,5 kali pada anak lelaki dan 3,3 kali pada anak perempuan. Penelitian juga menunjukkan bahwa hampir 90,9% remaja yang merokok memiliki teman yang juga merokok. 8 remaja (72,8%) mengatakan bahwa teman mereka mengajak untuk merokok. Teman sebaya membawa pengaruh besar bagi perilaku remaja, apakah itu perilaku positif atau negatif. Semakin banyak remaja memiliki teman yeng merokok maka kemungkinan remaja tersebut untuk merokok semakin besar. Hasil penelitian juga didapatkan 81,8% remaja perokok mengatakan bahwa merokok dapat menghilangkan perasaan sedih/kecewa bahkan stress dan menimbulkan perasaan bahagia saat menghirupnya. Hal ini bisa dikarenakan sebagian perokok merokok pertama kali karena cobacoba saat mereka sedang mempunyai masalah, mereka menganggap bahwa merokok dapat meredakan stress. Hal inilah yang menyebabkan angka perokok tetap tinggi karena anggapan yang salah tentang rokok. Penelitian juga menunjukkan 54,5% remaja merokok karena pengaruh iklan. Di Indonesia belum ada larangan yang jelas dan tegas tentang rokok. Iklan rokok masih banyak menghiasi media informasi baik melalui televisi, koran, masalah maupun baliho besar di jalan. Iklan rokok yang cenderung menunjukkan kejantanan laki-laki mendorong remaja untuk mencobanya bahkan tidak sedikit remaja yang sepakat bahwa rokok adalah lambang kejantanan laki-laki. Untuk mengurangi angka perokok di Indonesia perlu adanya peraturan

tegas dari pemerintah tentang larangan iklan rokok. Hasil penelitian juga didapatkan 72,7% remaja yang merokok menyatakan bahwa rokok adalah kebutuhan sehari-hari. Hal ini merupakan indikasi bahwa remaja yang merokok sudah mulai merasakan kecanduan akibat rokok, sehingga mereka cenderung merasa tidak nyaman saat tidak merokok. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang tetap merokok meskipun mengetahui tentang bahaya rokok. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah remaja yang merokok di Dusun Papahan sebanyak 37,9%, kebiasaan merokok pada remaja di Dusun Papahan dipengaruhi oleh faktor orang tua, lingkungan dan teman sebaya, iklan, faktor psikologis dan faktor biologis yaitu perasaan ketergantungan. Dari simpulan di atas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Bagi remaja diharapkan agar lebih memahami lagi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk berhenti merokok. 2. Bagi isntansi pendidikan untuk bisa menerapkan peraturan bebas rokok mulai dari SD-PT, jika perlu pihak sekolah dapat melakukan razia rokok secara berkala terhadap anak didiknya. Hal ini akan dapat mengurangi prevalensi merokok pada remaja. 3. Bagi dinas terkait untuk dapat membatasi adanya iklan rokok karena iklan berpengaruh besar bagi remaja untuk merokok. 4. Bagi orang tua agar memberikan contoh yang baik kepada anaknya misalnya dengan tidak merokok didepan anak, sehingga anak tidak meniru kebiasaan orang tua. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, RM. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan Hubungannya dengan Status Kesehatan Periodontal Remaja Di Kota Medan. Tesis. Universitas Sumetera Utara Arum. 2008. Perilaku Merokok. http://arum.psy.blogspot.com/ Diakses Tanggal 1 September 2013 Fajar, J. 2010. Perilaku Merokok Pada Remaja. http://fajarjuliansyah.wordpre ss.com/2010/02/07/perilakumerokok-pada-remaja/ Diakses Tanggal 5 September 2013 HArian Fajar Makasar. 2013. Soal Jutaan Anak Ramaja di Indonesia. http://www.fajar.co.id/nasion al/3016400_5712.html Diakses tanggal 20 November 2013 Kinanti, AA. 2013. Perokok Remaja DI Indonesia Naik 12 Kali Lipat dalam 12 Tahun. http://health.detik.com/read/2 013/05/30/150628/2260457/7 63/kemenkes-perokok- remaja-di-indonesia-naik-12- kali-lipat-dalam-12-tahun Diakses 5 September 2013

Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Permathic. 2009. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan. http://permathic.blogspot.co m/2012/06/bahaya-rokokbagi-kesehatan-dancara.html. Diakses Tanggal 5 September 2013 Rejeki, S. 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. http://drhandri.wordpress.co m. Diakses tanggal 17 januari 2013 Sarwono, P. 1993. Psikologi Perilaku. Yogyakarta. CV Agung Seto Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Thendra, M. 2003. Tembakau dan Produknya. Bandung: PT Rineka Cipta