FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email : akbid_mitra@yahoo.co.id ABSTRAK Perokok tertinggi ke-3 di dunia adalah Indonesia sesudah Cina dan India (WHO, 2008). Data GATS 2011 menunjukkan prevalensi merokok orang dewasa Indonesia sebesar 34,8 persen terbagi atas 67,4 persen laki-laki, dan 4,5 persen perempuan. Sementara itu, dikalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4 persen laki-laki dan 0,9 persen perempuan. (Harian Fajar Makasar, 2013) Berbagai factor yang ada di sekitar remaja memberikan pengaruhn positif maupun negative kepada remaja, salah satu pengaruh negatif adalah kebiasaan merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja putra di Dusun Papahan, Tasikmadu, Karanganyar. Penelitian ini menggunakan jenis diskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar pada tanggal November Desember tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 remaja perokok usia 12-24 tahun menggunakan tehnik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner, analisa data dilakukan dengan tehnik univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa 11(37,9%) remaja di dusun Papahan adalah perokok aktif. Sebagian besar remaja sudah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, 5 orang (45,5%) o rang tuanya merupakan perokok, 90,9% remaja yang merokok memiliki teman yang juga merokok, 81,8% remaja mengatakan bahwa merokok dapat menghilangkan perasaan sedih/kecewa bahkan stress, (54,5%) yang aktif merokok mengatakan bahwa iklan rokok sangat menarik perhatian untuk mencoba merokok dan 8 remaja (72,7%) mengatakan merokok merupakan kebutuhan. Simpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok pada remaja di Dusun Papahan dipengaruhi oleh faktor orang tua, lingkungan dan teman sebaya, iklan, faktor psikologis dan faktor biologis yaitu perasaan ketergantungan.
PENDAHULUAN Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Dalam KBBI merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990). (Fajar, 2010) Perokok tertinggi ke-3 di dunia adalah Indonesia sesudah Cina dan India (WHO, 2008). Konsumsi produk tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat di berbagai kalangan masyarakat mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Data GATS 2011 menunjukkan prevalensi merokok orang dewasa Indonesia sebesar 34,8 persen terbagi atas 67,4 persen laki-laki, dan 4,5 persen perempuan. Sementara itu, dikalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4 persen laki-laki dan 0,9 persen perempuan. (Harian Fajar Makasar, 2013) Menurut data Kemenkes, sejak tahun 1995-2007, jumlah perokok remaja meningkat hingga 12 kali lipat. Pada tahun 1995 jumlah perokok anak dan remaja berusia 10-14 tahun di Indonesia mencapai 71.126 orang. Angka ini kemudian meningkat 6 kali lipat menjadi 426.214 pada tahun 2007. Padahal anak dan remaja yang sudah mulai merokok saat usia dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit-penyakit berbahaya dan mematikan. (Kinanti, 2013) Merokok berbahaya bukan hanya bagi si perokok tetapi juga bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Beberapa penyakit dapat diakibatkan karena rokok yaitu Kanker kandung kemih, kanker lambung, usus dan colon, kanker mulut, tekak dan esophagus, kanker hati dan pancreas, kanker payudara, mulut rahim dan rahim, Kanker paruparu, bronkhitis dan infeksi saluran pernafasan kronis serta penyakit berbahaya lainnya (Permathic, 2009) Masa remaja merupakan suatu periode seseorang dalam masa transisi dari anak-anak ke dewasa, masa remaja merupakan masa kritis indentitas. Masa ini merupakan masa yang rawan akan pengaruh-pengaruh negative dari lingkungan. Masa ini juga merupakan masa yang potensial untuk mengembangkan segala potensi positif dalam diri seseorang. Perkembangan remaja dipengaruhi oleh berbagai factor yang berasal dari dalam dan luar individu. (Tantri, 2013) Berbagai factor yang ada di sekitar remaja memberikan pengaruhn positif maupun negative kepada remaja, salah satu pengaruh negative adalah kebiasaan merokok. Merokok disebabkan oleh berbagai fator mulai dari keinginan coba-coba, pengaruh iklan TV, pengaruh teman, faktor lingkungan keluarga dan masyarakat serta orang tua. (Harian Fajar, 2013) Banyaknya dampak rokok dan tingginya angka perokok remaja menarik minat penulis untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja putra di Dusun papahan Tasikmadu Karanganyar.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja putra di Dusun papahan, Tasikmadu, Karanganyar. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif dengan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Lokasi Penelitian ini dilakukan di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar pada tanggal November Desember tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja usia 12-24 tahun yang berdomisili di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putra usia 12-24 tahun yang ada di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu kabupaten Karanganyar dengan tehnik purposive sampling. Dengan kriteria sampel remaja putra usia 12-24 tahun yang berdomisili di Dusun Papahan, perokok aktif, sehat jasmani dan rohani, bisa membaca dan menulis serta bersedia untuk menjadi responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja putra di Dusun Papahan Desa Papahan Kecamatan Tasikmasdu, Karanganyar. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tertutup karena responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) yaitu validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Uji reliabilitas tidak dilakukan karena kuesioner yang disusun hanya berisi pernyataan sesuai dengan variabel yang ingin diteliti. Analisa data menggunakan analisis univariat. Sedangkan untuk menghitung frekuensi dan distribusi tingkat pengetahuan menggunakan rumus sebagai berikut : nk p x100% N HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Dusun Papahan, Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian dilakukan pada minggu pertama bulan November bersamaan dengan pertemuan rutin Karang Taruna Dusun Papahan. Hasil Penelitian menunjukkan remaja usia 12-24 tahun yang berdomisili di Dusun Papahan 37,9% adalah perokok aktif. Ini merupakan angka perokok yang cukup tinggi mengingat angka perokok remaja di Indonesia juga mencapai angka yang sama yaitu 38.4% (Harian Fajar Makasar, 2013). Kebiasaan merokok pada remaja ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, pengaruh yang paling besar adalah lingkungan sekitar dan teman sebaya. Hampir 100% remaja yang merokok di Dusun Papahan sudah mengetahui tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan orang sekitar. Penelitian menunjukkan persentase pengetahuan remaja tentang bahaya rokok bagi kesehatan adalah kanker (54,5%), serangan jantung (72,7%),
gangguan kehamilan (45,5%), hipertensi (54,5%) dan impotensi (63,6%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang rokok adalah baik, bisa disebabkan karena maraknya promosi kesehatan tentang bahaya merokok baik lewat iklan, laflet maupun brosur sehingga remaja sangat mudah untuk mengakses informasi tentang rokok ini. Tetapi tingkat pengetahuan remaja yang baik tentang rokok belum diikuti dengan perilaku yang baik juga, terbukti hasil penelitian 100% remaja yang merokok memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya merokok. Hal ini disebabkan karena perilaku merokok disebabkan oleh berbagai faktor yaitu pengaruh orang tua, teman sebaya, kepribadian dan iklan (Bali Post dalam Alamsyah, 2009). Hasil penelitian dari 11 remaja yang aktif merokok didapatkan 5 orang (45,5%) menyatakan bahwa merokok pertama kali karena terpengaruh lingkungan, 4 orang (3 6,4%) karena pengaruh teman dan 2 orang (18,1%) karena pengaruh lingkungan dan teman. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan dan teman mampunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku remaja. Hasil penelitian didapatkan data bahwa 5 orang (45,5%) orang tuanya perokok. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Journal of consumer affairs Aliyah (2011) bahwa orang tua perokok akan berpengaruh dalam mendorong anak mereka untuk menjadi perokok pemula. Diperkirakan pengaruh orang tua akan meningkatkan kemungkinan merokok 1,5 kali pada anak lelaki dan 3,3 kali pada anak perempuan. Penelitian juga menunjukkan bahwa hampir 90,9% remaja yang merokok memiliki teman yang juga merokok. 8 remaja (72,8%) mengatakan bahwa teman mereka mengajak untuk merokok. Teman sebaya membawa pengaruh besar bagi perilaku remaja, apakah itu perilaku positif atau negatif. Semakin banyak remaja memiliki teman yeng merokok maka kemungkinan remaja tersebut untuk merokok semakin besar. Hasil penelitian juga didapatkan 81,8% remaja perokok mengatakan bahwa merokok dapat menghilangkan perasaan sedih/kecewa bahkan stress dan menimbulkan perasaan bahagia saat menghirupnya. Hal ini bisa dikarenakan sebagian perokok merokok pertama kali karena cobacoba saat mereka sedang mempunyai masalah, mereka menganggap bahwa merokok dapat meredakan stress. Hal inilah yang menyebabkan angka perokok tetap tinggi karena anggapan yang salah tentang rokok. Penelitian juga menunjukkan 54,5% remaja merokok karena pengaruh iklan. Di Indonesia belum ada larangan yang jelas dan tegas tentang rokok. Iklan rokok masih banyak menghiasi media informasi baik melalui televisi, koran, masalah maupun baliho besar di jalan. Iklan rokok yang cenderung menunjukkan kejantanan laki-laki mendorong remaja untuk mencobanya bahkan tidak sedikit remaja yang sepakat bahwa rokok adalah lambang kejantanan laki-laki. Untuk mengurangi angka perokok di Indonesia perlu adanya peraturan
tegas dari pemerintah tentang larangan iklan rokok. Hasil penelitian juga didapatkan 72,7% remaja yang merokok menyatakan bahwa rokok adalah kebutuhan sehari-hari. Hal ini merupakan indikasi bahwa remaja yang merokok sudah mulai merasakan kecanduan akibat rokok, sehingga mereka cenderung merasa tidak nyaman saat tidak merokok. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang tetap merokok meskipun mengetahui tentang bahaya rokok. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah remaja yang merokok di Dusun Papahan sebanyak 37,9%, kebiasaan merokok pada remaja di Dusun Papahan dipengaruhi oleh faktor orang tua, lingkungan dan teman sebaya, iklan, faktor psikologis dan faktor biologis yaitu perasaan ketergantungan. Dari simpulan di atas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Bagi remaja diharapkan agar lebih memahami lagi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk berhenti merokok. 2. Bagi isntansi pendidikan untuk bisa menerapkan peraturan bebas rokok mulai dari SD-PT, jika perlu pihak sekolah dapat melakukan razia rokok secara berkala terhadap anak didiknya. Hal ini akan dapat mengurangi prevalensi merokok pada remaja. 3. Bagi dinas terkait untuk dapat membatasi adanya iklan rokok karena iklan berpengaruh besar bagi remaja untuk merokok. 4. Bagi orang tua agar memberikan contoh yang baik kepada anaknya misalnya dengan tidak merokok didepan anak, sehingga anak tidak meniru kebiasaan orang tua. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, RM. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan Hubungannya dengan Status Kesehatan Periodontal Remaja Di Kota Medan. Tesis. Universitas Sumetera Utara Arum. 2008. Perilaku Merokok. http://arum.psy.blogspot.com/ Diakses Tanggal 1 September 2013 Fajar, J. 2010. Perilaku Merokok Pada Remaja. http://fajarjuliansyah.wordpre ss.com/2010/02/07/perilakumerokok-pada-remaja/ Diakses Tanggal 5 September 2013 HArian Fajar Makasar. 2013. Soal Jutaan Anak Ramaja di Indonesia. http://www.fajar.co.id/nasion al/3016400_5712.html Diakses tanggal 20 November 2013 Kinanti, AA. 2013. Perokok Remaja DI Indonesia Naik 12 Kali Lipat dalam 12 Tahun. http://health.detik.com/read/2 013/05/30/150628/2260457/7 63/kemenkes-perokok- remaja-di-indonesia-naik-12- kali-lipat-dalam-12-tahun Diakses 5 September 2013
Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Permathic. 2009. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan. http://permathic.blogspot.co m/2012/06/bahaya-rokokbagi-kesehatan-dancara.html. Diakses Tanggal 5 September 2013 Rejeki, S. 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. http://drhandri.wordpress.co m. Diakses tanggal 17 januari 2013 Sarwono, P. 1993. Psikologi Perilaku. Yogyakarta. CV Agung Seto Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Thendra, M. 2003. Tembakau dan Produknya. Bandung: PT Rineka Cipta