III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71 km 2 atau sekitar 2,52 % dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat (± 44.357,00 km 2 ). Kabupaten Kuningan terdiri dari 32 kecamatan, 361 desa dan 15 kelurahan. Kabupaten Kuningan secara geografis terletak antara 108 o 23-108 o 47 Bujur Timur dan 06 o 47-07 o 12 Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah : 1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon 2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) 3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis 4. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Majalengka Gambar 2. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kuningan Jawa Barat (Bappeda.Kuningankab.go.id) 20
21 Kecamatan Cilimus terletak pada 108 28 05 sampai 108 30 00 Bujur Timur dan 6 51 08 sampai 6 53 18 Lintang Selatan. Luas kecamatan Cilimus 35km 2 (3.541,27 hektar) atau 2,96 % dari luas Kabupaten Kuningan. Lokasi Penelitian Gambar 3. Peta Administratif Kecamatan Cilimus Desa Bandorasakulon terletak pada titik koordinat 6 53 18 LS dan 108 29 02 BT. Desa Bandorasakulon memiliki luas wilayah 3,52 km 2 atau 10,59 % dari luas Kecamatan Cilimus. Desa Bandorasakulon berbatasan langsung dengan Desa Linggajati dan Linggasana di sebelah utara, Desa Bandorasawetan di sebelah timur, Gunung Ciremai di sebelah barat dan Kecamatan Jalaksana di sebelah selatan (BPS Kabupaten Kuningan, 2014). B. Geofisik Bentang alam Kabupaten Kuningan sebagian besar merupakan perbukitan dan pegunungan dengan puncak tertinggi berada di Gunung Ciremai yang berketinggian 3.078 m. Berdasarkan kemiringan lerengnya, Kabupaten Kuningan dapat dikelompokan dalam 3 kategori morfologi yaitu morfologi dataran dengan kemiringan lereng lebih kecil dari 8%, morfologi perbukitan landai dengan kemiringan lereng antara 8%-30%, morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan
22 lereng di atas 30%. Wilayah dengan morfologi dataran mencakup 30% dari luas wilayah Kabupaten Kuningan yang meliputi bagian tengah dan timur. Wilayah dengan perbukitan landai mencakup 15% dari luas wilayah Kabupaten Kuningan yang meliputi bagian barat, utara dan timur. Wilayah dengan perbukitan terjal mencapai 55% dari luas keseluruhan berupa pegunungan dan perbukitan dengan lereng terjal (Rancangan Awal RPJP 2008-2027 Kab. Kuningan dalam Pemerintah Kabupaten Kuningan, 2006). Topografi wilayah Kabupaten Kuningan sangat bervariasi dari dataran sampai dengan pegunungan yaitu kawasan Gunung Ciremai, sampai yang agak rendah seperti di wilayah Kuningan bagian timur. Berdasarkan elevasi ketinggian tanah, wilayah Kabupaten Kuningan terbagi atas : ketinggian 25-100 m. dpl. seluas 10.915,47 hektar (9,26 %), ketinggian 100-500 m. dpl. seluas 69.414,92 hektar (58,90 %), ketinggian 500-1.000 m. dpl. seluas 30.538,15 hektar (25,91 %) dan ketinggian lebih dari 1.000 m. dpl. seluas 6.989,01 hektar (5,93 %) (Pemerintah Kabupaten Kuningan, 2003). Dilihat dari keadaan topografisnya, Kecamatan Cilimus memiliki ketinggian bervariasi yaitu antara 366 sampai dengan 580 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kecamatan Cilimus merupakan lereng/perbukitan, sedangkan untuk tinggi wilayah di Desa Bandorasakulon yaitu ± 490 m. dpl. (BPS Kabupaten Kuningan, 2014). Ketinggian suatu tempat memiliki pengaruh terhadap suhu udara, oleh sebab itu ketinggian tempat merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam pola penggunaan lahan untuk pertanian, karena setiap jenis tanaman mengkehendaki suhu tertentu sesuai dengan karakteristik tanaman yang bersangkutan.
23 Keadaan iklim di Kabupaten Kuningan dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson dengan temperatur berkisar antara 18 o C hingga 32 o C dengan curah hujan pada bagian barat dan selatan terutama daerah lereng Gunung Ciremai berkisar antara 3.000-4.000 mm/tahun, sedangkan pada daerah yang semakin datar di bagian utara dan timur berkisar antara 2.000-3.000 mm/tahun (Pemerintah Kabupaten Kuningan, 2003). Curah hujan di Kecamatan Cilimus selama tahun 2013, rata-rata sekitar 15,32 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yang mencapai 800 mm dengan hari hujan sebanyak 24 hari, sedangkan kemarau terjadi di bulan Juli, Agustus dan September. Wilayah Kabupaten Kuningan sebagian besar tersusun oleh batuan sedimen dan vulkanik, sisanya merupakan endapan aluvium yang telah terendapkan sejak masa Miosen. Berdasarkan pada ciri fisik dan peta tanah tinjau Kabupaten Kuningan terdapat 7 jenis tanah, yaitu andosol, alluvial, podzolik, gromosol, mediteran, latosol dan regosol. Golongan tanah andosol terdapat di bagian barat Kecamatan Kuningan yang cocok untuk ditanami tembakau, bunga-bungaan, sayuran, buah-buahan, kopi, kina, the dan pinus. Golongan tanah alluvial terdapat di Kecamatan Kuningan bagian timur, Kecamatan Kadugede bagian utara, Kecamatan Lebakwangi bagian utara, Kecamatan Garawangi dan Kecamatan Cilimus yang cocok untuk tanaman padi, palawija dan perikanan. Golongan tanah podzolik terdapat di Kecamatan Kadugede bagian selatan, Kecamatan Ciniru bagian timur, Kecamatan Luragung bagian timur, Kecamatan Lebakwangi bagiam selatan dan Kecamatan Ciwaru yang cocok untuk ladang dan tanaman karet
24 (Pemerintah Kabupaten Kuningan, 2003). Luas dan presentase wilayah penyebaran jenis tanah di Kabupaten Kuningan tersaji dalam Tabel 4. Tabel 4. Jenis Tanah Kab. Kuningan Jenis Tanah Luas (Ha) % Alluvial kelabu 4.080,00 hektar 3,46 % Regosol cokelat kelabu 700 hektar 0,59 % Asosiasi regosol kelabu, regosol cokelat kelabu 4.072,98 hektar 3,46 % dan latosol Asosiasi andosol cokelat dan regosol cokelat 4.560,00 hektar 3,87 % Grumosol kelabu tua 1.840,00 hektar 1,56 % Asosiasi grumosol kelabu kekuningan, grumosol 13.204,31 hektar 11,20 % cokelat kelabu dan regosol kelabu Asosiasi mediteran cokelat dan latosol 11.569,31 hektar 9,82 % Latosol cokelat 890 hektar 0,76 % Latosol cokelat kemerahan 13.803,69 hektar 11,71 % Asosiasi latosol cokelat dan regosol 19.232,47 hektar 16,32 % Asosiasi podzolik kuning dan hidromorf 11.765,55 hektar 9,98 % Asosiasi podzolik merah kekuningan dan latosol 13.825,82 hektar 11,73 % merah kekuningan Komplek podzolik merah kekuningan, podzolik 18.313,42 hektar 15,54 % kuning dan regosol Sumber : Pemerintah Kabupaten Kuningan, 2003 Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kuningan didominasi oleh jenis tanah podzolik, regosol dan latosol. Sebagian besar, tanah di kawasan Kabupaten Kuningan berupa tanah lempung sehingga porositasnya menjadi lebih rendah yang menyebabkan daya serap tanah terhadap aliran permukaan menjadi lebih kecil. C. Tata Guna Lahan dan Pertanian Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Hal tersebut dikarenakan didukung dengan tingkat ketersediaan lahan dan sumber air yang cukup melimpah maupun keadaan iklim yang ideal untuk mendukung pertumbuhan tanaman serta faktor demografi yang secara turun temurun menjadikan kegiatan pertanian menjadi salah satu mata
25 pencaharian utama dari masyarakat Kabupaten Kuningan. Luas sawah Kabupaten Kuningan pada tahun 2014 menurut catatan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Diperta) Kab. Kuningan dalam BPS Kab. Kuningan (2015) adalah 28.644 hektar yang terdiri dari sawah irigasi 20.570 hektar dan sawah tadah hujan 8.346 hektar. Produksi tanaman pangan di Kabupaten Kuningan pada tahun 2014 masih didominasi oleh komoditi padi dengan produksi padi sawah sebanyak 376.112 ton dan produksi padi gogo sebanyak 3.985 ton kemudian diikuti oleh ubi jalar 145.203 ton, ubi kayu 18.071 ton dan jagung 15.330 ton (Diperta Kab. Kuningan, 2014). Luas lahan sawah di Kecamatan Cilimus adalah 1.091 hektar yang terdiri dari 1.004 hektar sawah irigasi dan 87 hektar sawah tadah hujan (Diperta Kab. Kuningan, 2014). Tanaman pangan khususnya padi dan palawija masih merupakan komoditi unggulan bagi sektor pertanian di Kecamatan Cilimus. Hampir beberapa lahan sawah di setiap desa di Kecamatan Cilimus ditanami padi atau palawija minimal satu kali dalam satu tahun, bahkan di beberapa desa tertentu penanaman padi dan ubi jalar dilakukan sepanjang tahun atau sebanyak 3 kali dalam satu tahun (BPS Kab. Kuningan, 2014).