BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. gejala, baik statistik deskriptif maupun statistik infrensial. Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional; yaitu mencari korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk membahas masalah-masalah atau cara yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penilitian, (b)

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila

lapangan (empiris) dapat diperoleh. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, Salah satu jenis pendekatan penelitian dalam penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui fungsi hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu pada fungsi konstribusi suatu variabel bebas (X) terhadap satu variabel tergantung (Y) (Sugiyono, 2003). B. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam penelitian ini, maka perlu kiranya dilakukan identifikasi variabel untuk tujuan fokus pembahasan penelitian, variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel Terikat Variabel Bebas : Perilaku Prososial Remaja (Y) : Tipe Kepribadian Openness to Experience (X) C. Definisi Operasional Variabel 1. Perilaku Prososial Remaja

perilaku prososial adalah segala bentuk perilaku yang memberikan konsekuensi positif bagi si penerima, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pemiliknya. Aspek-aspek perilaku prososial adalah sebagai berikut: 1. Berbagi (sharing) 2. Menolong (helping) 3. Berdermawan (donating) 4. Kerja sama (cooperating) 5. Jujur (honesty). 2. Tipe Kepribadian Openness to Experience Faktor kepribadian openness to experience adalah salah satu faktor kepribadian yang karakteristiknya memiliki tendensi selalu berusaha menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri dan menilai bagaimana individu menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Aspek-aspek openness to experience adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan imajinasi (imagination) 2. Minat seni (artistic interest) 3. Emosianalitas (emotionality) 4. Minat berpetualangan (adventurousness) 5. Intelektualitas (intelect) 6. Kebebasan (liberasm).

D. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Hadi (2010) populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama dan menjadi subjek penelitian. Sugiyono (2002) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Azwar (2013) populasi adalah sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sementara Yusuf (2005) menyebutkan populasi sebagai totalitas semua nilai-nilai yang mungkin dari karakteristik sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Farmasi Ikasari Pekanbaru sebanyak 76 siswa. 2. Sampel Penelitian Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, diambil berdasarkan pendapat Arikunto (2002), yaitu apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative atau mewakili (Sugiono, 2010 ). Sampel dalam penelitian ini yang dijadikan sumber

data adalah 13% dari siswa SMK FARMASI IKASARI PEKANBARU X, XI, XII, tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah 100 orang siswa. 3. Teknik Sampling Berdasarkan besaran sampel akan diambil sebesar 13% dari siswa SMK Farmasi Ikasari Pekanbaru dengan jumlah 100 orang siswa. Pemilihan sampel menggunakan random sampling. Pemilihan sampel didapatkan dengan cara mengundi dengan menggunakan gulungan kertas yang telah ditulis setiap nama siswa yang ada di SMK Farmasi Ikasari Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala. Skala adalah kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon individu terhadap pernyataan tersebut dapat diberi skor dan kemudian dapat diinterpretasikan (Azwar, 2005). 1. Skala Perilaku Prososial Remaja Aspek-aspek skala perilaku prososial remaja dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk item-item yang terdiri dari pernyataan yang favourable dan pernyataan yang unfavourable, disusun dalam bentuk pernyataan dimana alternatif jawaban dari skala tersebut terdiri dari empat pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai yang bergerak untuk pernyataan favourable adalah dari sangat Setuju mendapat nilai 4 sampai sangat tidak setuju mendapat nilai 1. Sedangkan untuk

pernyataan yang unfavourable adalah sangat tidak setuju mendapat nilai 4, tidak setuju adalah 3, setuju mendapat nilai 2, dan sangat setuju mendapat nilai 1. Tabel 3.1 Blueprint Skala Perilaku Prososial Remaja No Aspek Indikator No. Item F UF 1) Memberikaninformasi yang dibutuhkan orang lain 1, 10, 1 Berbagi(Shering) 11, 20, 2) Berbagisesuatuuntukkemudahan orang lain 21, 30, 31 40 2 3 4 Menolong (Helping) Berderma (Donating) Kerjasama (Cooperating) 5 Kejujuran (Honesty) 1) Memberikanpertolongansaatadainsidendalamperjalanan 9, 2) Ikutandildalammembantu di lingkunganrumahdan di kampus 19, 29, 39 1) Memberikansumbanganuntukmengatasikesulitanteman 3, 13, 2) Aktifdalammemberikansumbangandalam momentum perayaan, bencanadankepentingananakyatim 23, 33, 41, 4, 50 1) Senangbekerjadalamtim/kelompok 7, 17, 2) Bekerjasamauntukkepentingan orang banyak 27, 37, 45 1) Memilihuntukmenerimakonsekuensidaripadaberbohong 5, 15, 2) Beranimengakuikesalahan yang dilakukan 25, 35, 43 2, 12, 22, 32, 1, 2, 3, 46, 47, 49 4, 14, 24, 34, 42 6, 16, 26, 36, 44 Jmlh Jumlah 25 25 50 14 10 10 2. Skala Tipe Kepribadian Openness To Experience Aspek-aspek skala tipe kepribadian openness to experience dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk item-item yang terdiri dari pernyataan yang favourable dan pernyataan yang unfavourable, disusun dalam bentuk pernyataan

dimana alternatif jawaban dari skala tersebut terdiri dari empat pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai yang bergerak untuk pernyataan favourable adalah dari sangat Setuju mendapat nilai 4 sampai sangat tidak Setuju mendapat nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan yang unfavourable adalah sangat tidak Setuju nilai 4, tidak Setuju adalah 3, Setuju mendapat nilai 2, dan sangat Setuju mendapat nilai 1. Tabel 3.2 Bluprint Skala Tipe Kepribadian Openness To Experience No Aspek Indikator 1 Kemampuan imajinasi 2 Minatterhadapseni 3 Emosionalitas 4 Minatberpetualang 5 Intelektualitas 6 Kebebasan 1) Terampil menggunakan imajinasi 2) Intensitas dalam menggunakan imajinasi 1) Kemampuan melihat keindahan yang tidak dapat dilihat orang lain 2) Sukapadahal-haltentangkeindahan 1) Kemampuanmerasakanemosisendiri& No. Item F UF 6, 13, 25, 37, 49, 15, 27, 39 orang lain 4, 17, 2) Kemampuan mengontrol emosi dan 29, 41 memaknai pengalaman emosi 1) Tertarik pada hal-hal yang baru 10, 19, 2) Suka melakukan berbagai kegiatan 31, 43 1) Merasa tertantang pada masalahmasalah yang kompleks 2, 21, 2) Menikmati kegiatan berpikir & 33, 45, memiliki bahan informasi 1) Sikap pada kebebasan 12, 23, 35, 47 7, 14, 26, 3, 50 5, 16, 2, 40 9, 1, 30,42 3, 20, 32, 44 11, 22, 34, 46 Jmlh 2) Sikap pada nilai-nilai agama & 1, 24, 36, kebenaran 4 3) Sikap terhadap hukum Jumlah 25 25 50 10 F. Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Menurut Azwar (2001), suatu alat ukur sebelum dipakai harus dilakukan uji coba terlebih dahulu, untuk mengetahui ketepatan dan kecermatannya dalam

melakukan fungsi ukurnya, hal ini dikenal dengan istilah validitas. Anastasi dan Urbina, (2000) Menya takan bahwa validitas juga berhubungan dengan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Azwar (2001) Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi, bila alat ukur tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukan. Tinggi rendahnya validitas dinyatakan dengan angka yang disebut koefisienvaliditas. Uji validitas untuk kedua skala dalam penelitian ini dilakukan dengan validitas isi ( content validity), dan ini ditentukan melalui pendapat profesional dalam telaah butir berdasarkan kisi-kisi skala perilaku prososial remaja dan skala tipe kepribadian openness to experience. Hadi (2010) mengemukakan bahwa konsistensi internal dan daya pembeda butir dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan kriteria dalam yaitu dengan cara mengkorelasikan skor setiap butir dengan kriteria dalam yang berupa skor total. Azwar (2003) mengatakan bahwa validitas dinyatakan oleh nilai koefisien validitas. Penentuan kriteria validitas menurut Azwar (2005) yang menyatakan dalam indeks daya diskriminasi item minimal 0,30. Dengan demikian aitem yang koefisien validitasnya < 0,30 dinyatakan gugur, sedangkan aitem yang dianggap valid adalah aitem > 0,30. Uji validitas kedua skala dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 1.0 for Windows. Azwar (2003) reliabilitas sering disamakan dengan consistency stability atau dependability yang pada dasarnya menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila diadakan pengukuran

kembali pada subyek yang sama. Anastasi dan Urbina (2000) reliabilitas alat ukur berhubungan dengan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Azwar (2003) reliabilitas ditunjukan oleh konsistensi s kor yang diperoleh subjek dengan memakai alat yang sama. Suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah alat ukur yang stabil yang selalu memberikan hasil yang relatif konstan. Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur dinyatakan dengan angka yang disebut koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien korelasi berarti menunjukan tingkat reliabilitas semakin baik. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dan tidak ada patokan yang pasti. Namun demikian besar koefisien reliabilitas semakin mendekati nilai 1,00 berarti terdapat konsistensi hasil yang semakin sempurna (Azwar, 2001). Hadi (2010) analisis keandalan kedua skala dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif melalui pendekatan konsistensi internal dengan menggunakan koefisien alpha. Penggunaan koefisien alpha dapat digunakan untuk butir-butir dikotomi ataupun nirdikotomi, tidak terikat butir-butir, tingkat kesukaran seimbang, dan dapat digunakan untuk menguji angket ataupun tes. Analisis hasil uji reliabilitas butir ketiga skala dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer paket Seri Program Statistik SPSS 1,0 for windows. 1. Perilaku Prososial Tabel 3.3 Skala Perilaku Prososial Remaja Sebelum Seleksi No. Item No Aspek Indikator F UF 3) Memberikaninformasi yang dibutuhkan orang lain 1, 10, 11, 20, 1 Berbagi(Shering) 4) Berbagisesuatuuntukkemudahan orang lain 21, 30, 31 40 Jmlh

2 3 4 Menolong (Helping) Berderma (Donating) Kerjasama (Cooperating) 5 Kejujuran (Honesty) 3) Memberikanpertolongansaatadainsidendalamperjalanan 9, 4) Ikutandildalammembantu di lingkunganrumahdan di kampus 19, 29*, 39 3) Memberikansumbanganuntukmengatasikesulitanteman 3, 13, 4) Aktifdalammemberikansumbangandalam momentum perayaan, bencanadankepentingananakyatim 23*, 33*, 41, 4*, 50 3) Senangbekerjadalamtim/kelompok 7*, 17, 4) Bekerjasamauntukkepentingan orang banyak 27, 37, 45* 3) Memilihuntukmenerimakonsekuensidaripadaberbohong 5, 15*, 4) Beranimengakuikesalahan yang dilakukan 25, 35, 43* 2*, 12*, 22, 32*, 1, 2, 3*, 46*, 47*, 49 4, 14*, 24*, 34, 42* 6*, 16*, 26, 36*, 44* Jumlah 25 25 50 Tanda bintang (*): nomor aitem yang tidak valid 14 10 10 Uji kesahihan (validitas) skala Perilaku Prososial menghasilkan koefisien yang bergerak antara -0,20 sampai 0,665. Data selengkapnya (lihat pada lampiran). Sementara nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,26. Penetapan item sahih didasarkan pada item-itemnya yang mempunyai koefisien > 0,3 (Azwar, 2000). Dari 50 item yang diujicobakan, tedapat 21 item yang gugur yaitu: item nomor 2, 6, 7, 12, 14, 15, 16, 23, 24, 29, 32, 33, 36, 3, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 4. Aitem yang dinyatakan valid kemudian disusun kembali untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian yang sebenarnya, sedangkan aitem yang dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga terdapat 29 aitem pada skala

Perilaku Prososial. Sebaran baru aitem untuk skala Perilaku Prososial dapat dilihat dalam tabel 3.4 dibawah ini: Tabel 3.4 Sebaran Baru AitemSkala Perilaku Prososial Remaja No. Item No Aspek Indikator F UF 1) Memberikaninformasi yang dibutuhkan orang lain 1,, 7, 1 Berbagi(Shering) 1,14, 13, 2) Berbagisesuatuuntukkemudahan orang lain 24 19 2 3 4 Menolong (Helping) Berderma (Donating) Kerjasama (Cooperating) 5 Kejujuran (Honesty) 1) Memberikanpertolongansaatadainsidendalamperjalanan 2) Ikutandildalammembantu di lingkunganrumahdan di kampus 1) Memberikansumbanganuntukmengatasikesulitanteman 2) Aktifdalammemberikansumbangandalam momentum perayaan, bencanadankepentingananakyatim 1) Senangbekerjadalamtim/kelompok 2) Bekerjasamauntukkepentingan orang banyak 6,12, 23 2, 9, 25, 29 10, 16 Jmlh 15 4 5, 11, 17, 2 3, 20, 22 1) Memilihuntukmenerimakonsekuensidaripadaberbohong 4, 14, 26 4 2) Beranimengakuikesalahan yang dilakukan 21 Jumlah 17 12 29 5 2. Openness To Experience Tabel 3.5 Skala Tipe Kepribadian Openness To Experience Sebelum Seleksi No. Item No Aspek Indikator F UF 3) Terampil menggunakan imajinasi 6, 13, Kemampuan 1 4) Intensitas dalam menggunakan 25, 37, imajinasi imajinasi 49 2 Minatterhadapseni 3 Emosionalitas 4 Minatberpetualang 3) Kemampuan melihat keindahan yang tidak dapat dilihat orang lain 4) Sukapadahal-haltentangkeindahan, 15, 27, 39* 3) Kemampuanmerasakanemosisendiri& orang lain 4*, 17*, 4) Kemampuan mengontrol emosi dan 29, 41 memaknai pengalaman emosi 3) Tertarik pada hal-hal yang baru 4) Suka melakukan berbagai kegiatan 10*, 19*, 31*, 43* 7, 14, 26*, 3, 50* 5, 16*, 2*, 40 9*, 1, 30*,42* 3*, 20*, 32, 44* 5 Intelektualitas 3) Merasa tertantang pada masalah- 2*, 21*, 11, 22, 34, Jmlh 10

6 Kebebasan masalah yang kompleks 33*, 45, 46* 4) Menikmati kegiatan berpikir & memiliki bahan informasi 4) Sikap pada kebebasan 5) Sikap pada nilai-nilai agama & kebenaran 6) Sikap terhadap hukum 12, 23*, 35*, 47* 1*, 24, 36, 4 Jumlah 25 25 50 Tanda bintang (*): nomor aitem yang tidak valid Uji kesahihan (validitas) skala openness to experience menghasilkan koefisien yang bergerak antara -0,13 sampai 0,625. Data selengkapnya (lihat pada lampiran). Sementara nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,30. Penetapan item sahih didasarkan pada item-itemnya yang mempunyai koefisien > 0,3 (Azwar, 2000). Dari 50 item yang diujicobakan, tedapat 25 item yang gugur yaitu: item nomor 2, 6, 7, 12, 14, 15, 16, 23, 24, 29, 32, 33, 36, 3, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 4. Aitem yang dinyatakan valid kemudian disusun kembali untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian yang sebenarnya, sedangkan aitem yang dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga terdapat 29 aitem pada skala openness to experience. Sebaran baru aitem untuk skala openness to experience dapat dilihat dalam tabel 3.6 dibawah ini: Tabel 3.6 Sebaran Baru Aitem Tipe Kepribadian Openness To Experience No Aspek Indikator 1 2 3 Kemampuan imajinasi Minatterhadapseni (Artistic interest) Emosionalitas (Emotionality) 1) Terampil menggunakan imajinasi 2) Intensitas dalam menggunakan imajinasi 1) Kemampuan melihat keindahan yang tidak dapat dilihat orang lain 2) Sukapadahal-haltentangkeindahan 1) Kemampuanmerasakanemosisendiri& orang lain 2) Kemampuan mengontrol emosi dan memaknai No. Item F UF 2, 7, 3,, 13, 25 20, 19 4, 9, 14 Jmlh 1, 21 5 15, 22 10 3

4 Minatberpetualang 5 6 Intelektualitas (Intellect) Kebebasan (Liberalism) pengalaman emosi 1) Tertarik pada hal-hal yang baru 2) Suka melakukan berbagai kegiatan 1) Merasa tertantang pada masalah-masalah yang kompleks 2) Menikmati kegiatan berpikir & memiliki bahan informasi 1) Sikap pada kebebasan 2) Sikap pada nilai-nilai agama & kebenaran 3) Sikap terhadap hukum 16 1 23 5, 11, 17 12, 1, 24, 6 Jumlah 11 14 25 G. Metode Analisis Data 4 4 1. Uji Asumi Data dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kuantitatif. Untuk itu data tersebut akan dianalisis dengan pendekatan statistik. Ada dua hal yang dilakukan dalam cara menganalisis data kuantitatif dalam penelitian ini, yaitu : (1) uji asumsi data, yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji linieritas hubungan variabel, (2). uji hipotesis penelitian. 1). Uji Normalitas Sebaran Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah skor variabel yang diteliti mengikuti distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap variabel perilaku prososial remaja dan variabel tipe kepribadian openness to experience. Menurut Hadi (2010) bahwa kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data ialah jika p> 0,05, dari nilai Z maka sebarannya normal, sebaliknya jika p< 0, 05, maka sebarannya tidak normal. 2). Uji Linieritas Hubungan Uji ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji linieritas dalam pelaksanaannya menggunakan

pendekatan analisis varians. Uji linieritas juga dapat mengetahui taraf keberartian penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut, apabila penyimpangan tersebut tidak berarti, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dianggap linier. Menurut Hadi (2010), kaidah yang digunakan adalah apabila p> 0,05, dari nilai F Deviation of Linierity maka hubungan antara kedua variabel adalah linier. 2. Uji Hipotesis Setelah uji asumsi atau uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas data, uji linieritas dilakukan, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian openness to experience dengan perilaku prososial remaja. Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dari Karl Pearson, analisis dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 1.0 for Windows.