PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI CERMIN DI SMP NEGERI 7 SUNGAI RAYA

INTEGRASI SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN ULANG MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI HUKUM NEWTON

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TUMBUKAN MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN MEDIA ANIMASI DI SMA

DESKRIPSI MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA IKIP PGRI PADA MATERI VEKTOR

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN TEKA-TEKI SILANG TENTANG GETARAN DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN JIGSAW BERBANTUAN BOOKLET KELAS VIII SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

PENGGUNAAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA SUB MATERI HUKUM ARCHIMEDES SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA KUMON PADA MATERI HUKUM II NEWTON

PENGARUH REMEDIASI TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA KELAS X

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMA ARTIKEL OLEH CLAUDIA ALFENSIANITA NIM F

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA

PEMBERIAN KOREKSIAN JAWABAN DISERTAI PENJELASAN UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA PEMANTULAN CAHAYA DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN TULIS SUSUN DI SMA

PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES

MISKONSEPSI SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 04 SALATIGA TENTANG GAYA GRAVITASI DAN PEMBELAJARAN REMEDIASINYA

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010)

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA FLUIDA STATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MIND MAPPING DI SMA

Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG USAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN REFUTATION TEXT DI SMA

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER ARTIKEL

REMEDIASI KESALAHAN BELAJAR SISWA TENTANG VEKTOR DENGAN PEMBERIAN BOOKLET DISERTAI UMPAN BALIKKELAS X ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

REMEDIASI MISKONSEPSI RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN PhET SIMULATION DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI GERAK PARABOLA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA FLUIDA STATIS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, DAN EXPLAIN DI SMA

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

REMEDIASI KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN SOAL OPEN-ENDED DAN UMPAN BALIK

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013,

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BOOKLET UNTUKMEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA MATERI PEMUAIAN ZAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TANGARAN KABUPATEN SAMBAS

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

REMEDIASI MENGGUNAKAN PROGRAM FLASH PADA MA- TERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT. Indah Wahyuni

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY PADA MATERI TEKANAN HIDROSTATIS DI SMP

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA MATERI GETARAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

The Influences of Science Technology Society (STS) Model Learning to Student Result Learning on Pollution Environment Material

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XII IPA MAN 1 PONTIANAK PADA MATERI DINAMIKA ROTASI MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA KELAS VIII SMP MENGGUNAKAN OPEN-ENDED QUESTION PADA MATERI HUKUM NEWTON

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GMB MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN GUIDED NOTE TAKING DI SMA

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

QUANTUM TEACHING DENGAN KERANGKA TANDUR UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 1 KUBU RAYA

PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TEKANAN UDARA DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

OMEGA Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2015) ISSN:

MISKONSEPSI SISWA KELAS RANGKAP SDN 47 SEKADAU PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

System Concepts) ABSTRACT

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA PELAJARAN FISIKA DI SMA

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

ISSN: ISSN:

Transkripsi:

A PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP Nopa Ratna Putri, Edy Tandililing, Syukran Mursyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: nopa_ratnaputri@yahoo.com bstrak: Penelitian ini tentang Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Hukum Newton Di SMP bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan metode demonstrasi dalam meremediasi miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton Di SMP. Metode penelitian yang digunakan yaitu Pre-Experimental design dengan bentuk one-group Pretest dan posttest Design. Sampel diambil secara acak menggunakan teknik intact group (kelompok utuh) sebanyak 26 siswa. Tes yang digunakan tes pilihan ganda dengan tiga alternative jawaban yang disertai alasan sebanyak 12 soal pada pretest dan posttest untuk mengetahui rata-rata persentase miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton. Hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah diberikan metode demonstrasi terdapat penurunan miskonsepsi siswa sebesar 19,87% pada tes awal (pretest) dan tes akhir ( posttest). Dengan demikian penerapan metode demonstrasi efektif untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton. Metode demonstrasi dapat dijadikan alternatif dalam melaksanakan remediasi untuk memperbaiki miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton. Kata kunci: remediasi, miskonsepsi, metode demonstrasi, efektifitas A bstract: In this research study about "Implementation Demonstration Method of Meremediation misconceptions on the students of Newton s Law in the junior high school. In this research of the method using pre- Experimental design by using one group pretest and posttest design. In the sample taken by using random and used intact group technique (intact group) about 26 students. The test used a multiple choice by using three alternative answered with the reason about 12 questions in the pretest and posttest to known the result of average in percentage misconception on the students in the Newton s Law. The result of data analysis showed to given of demonstration method in misconception on the students about 19,87% for the first test to the effectiveness in misconception of remediation on the students on Newton Law in the material. The demonstration of the method can be used as an alternative to applied misconception of the remediation on the students in the Newton s Law in the material. Keywords: remediation, misconceptions, demonstration methods, effectiveness

I PA merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari life sciences (ilmu biologi), chemistry (ilmu kimia), dan physical sciences (ilmu fisik). Fisika termasuk salah satu bagian physical sciences (ilmu fisik) ( Wikipedia, 2009). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan proses aktif, artinya pembelajaran IPA merupakan sesuatu yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Proses aktif berimplikasi terhadap aktivitas mental dan fisik. Untuk itu perlu dipikirkan agar pembelajaran dapat merangsang siswa berpikir kritis dan kreatif serta berlangsung adanya suatu masalah. Tujuan dari mata pelajaran IPA yaitu membantu peserta didik untuk memiliki kemampuan menguasi konsep dan prinsip fisika serta mempunyai sikap percaya diri dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peristiwa alam. Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep belajar fisika secara benar. Kenyataan di lapangan bahwa banyak siswa hanya menghafal konsep-konsep sesuai dengan yang ditulis dalam buku atau yang dijelaskan oleh guru tanpa memahami maknanya (Suparno, 2005: 54). Di SMP materi hukum Newton sangat penting dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, materi ini akan dipelajari kembali di tingkat lanjut baik Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di Perguruan T inggi. Apabila materi ini tidak dipelajari dengan benar maka kemungkinan besar akan menimbulkan kesulitan pada jenjang yang lebih tinggi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa miskonsepsi yang telah terjadi pada siswa harus diperbaiki, karena jika terjadi secara terus menerus pada diri siswa akan mengganggu pemahaman siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya. Secara garis besar ada beberapa cara yang dapat membantu siswa mengatasi miskonsepsi yaitu mencari atau mengungkap miskonsepsi tersebut, mencoba menemukan penyebab miskonsepsi yang dilakukan siswa, mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi (Suparno, 2005: 55). Untuk membantu siswa yang mengalami miskonsepsi dalam pemahaman materi pelajaran khususnya fisika, maka dapat dilakukan kegiatan remediasi. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi miskonsepsi siswa dalam memahami materi hukum Newton adalah menggunakan metode demonstrasi sebagai jenis kegiatan remedial untuk miskonsepsi siswa dalam memahami hukum Newton. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran, dikarenakan pada metode demonstrasi mengharuskan siswa melakukan proses mental seperti mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sehingga diharapkan konsepsi siswa yang salah tentang hukum Newton dapat diperbaiki setelah pembelajaran. Pemberian remediasi berupa metode demonstrasi merupakan salah satu alternatif remediasi yang dilakukan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemberian metode demonstrasi ini diharapkan agar siswa dapat mengetahui kesulitan yang dialaminya dan mempermudah siswa memahami konsep-konsep yang terdapat dalam soal sehingga siswa lebih tertarik dan mudah dalam memahami konsep tersebut. Demonstrasi merupakan metode yang menganut teori konstruktivisme. Menurut kaum

konstruktivisme belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksikan arti teks, dialog, dan pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar merupakan hasil asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Menurut Suparno ( 1997: 61). Manfaat metode demonsrasi dalam pembelajaran sebagai berikut: (1) Metode demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran, (2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, (3) Demonstra si dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam dalam lingkungan kita. Berdasarkan uraian dan permasalahan dikemukakan di atas, diharapkan metode demonstrasi merupakan salah satu alternatif untuk meremediasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa, khususnya pada materi hukum Newton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode demonstrasi efektif untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton. METODE Metode penelitian yang digunakan untuk meremediasi miskonsepsi siswa SMP adalah penelitian kuantitatif dengan metode demonstrasi. Bentuk dari penelitian ini adalah pre-experimental design dengan rancangan percobaan berbentuk one-group pretest postest design. Suryabrata (1992: 41) menyatakan bahwa rancangan ini digunakan untuk satu kelompok subjek. Inti dari rancangan ini adalah membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan keadaan setelah diberi perlakuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut: Pre-test Treatment Post-test T 1 X T 2 Gambar 1 One-Group Pretest-Posttest Design Keterangan : T 1 = Tes hasil belajar sebelum siswa diberikan perlakauan T 2 = Tes hasil belajar setelah siswa diberikan perlakuan X = Perlakuan yaitu remediasi melalui metode demonstrasi Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Mei 2012, kegiatan ini merupakan pembelajaran ulang menggunakan metode dmonstrasi untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton, dengan kata lain metode demonstrasi siswa dapat melakukan sendiri percobaan tersebut dan menarik kesimpulan permasalahannya. Penelitian ini bersifat pre-experimental dilaksanakan dengan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara intact group (kelompok utuh) merupakan pengambilan sampel secara utuh dari populasi yang bersifat homogen dengan menetapkan satu atau beberapa kelas sebagai kelompok

yang diteliti (Sutrisno,1990: 42). Kelas yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIIC yang terdiri dari 26 siswa. Data peningkatan hasil belajar diperoleh dari pretest dan posttest, sedangkan data mengenai miskonsepsi siswa diperoleh dari análisis soal yang diujikan. Untuk memperoleh butir test yang baik dan data yang akurat, sebelum digunakan butir test tersebut dilakukan uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukarannya terlebih dahulu, kemudian digunakan untuk pengambilan data. instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menemukan kesulitan pembelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran, seorang pengajar dapat merancang sebuah tes yang benar-benar valid. Validitas benar-benar berorientasi kepada hasil tes. Validator terdiri dari satu orang dosen program studi pendidikan fisika FKIP Untan dan satu orang guru IPA SMP agar menilai dan menimbang tingkat kevalidan tes tersebut. Validitas berdasarkan diagram spesifikasi tingkat validitas isi instrumen dengan menyatakan tingkat validitas tiap butir soal dengan interval 1-5. Selain itu, validator juga diminta untuk mencocokkan indikator dengan butir soal dan menelaah tiap butir soal berdasarkan materi, konstruksi, dan bahasa. Dengan pedoman aturan ruas jari, maka batas-batas tingkat validitas ditetapkan sebagai berikut : 5 4 3 2 tinggi sedang rendah 5 3,66 2,33 1 Gambar 2 Aturan ruas jari (Wright, 1986: 217) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pre-test menunjukkan bahwa siswa masih banyak menggalami miskonsepsi dalam menyelesaikan soal hukum Newton. Namun setelah diberikan remediasi menggunakan metode demonstrasi dalam menjawab soal posttest siswa mengalami perubahan miskonsepsi, yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 1: Persentase Miskonsepsi Siswa Tiap Konsep pada Pretest dan Posttest No konsep/sub konsep pretest Posttest 1. Mengidentifikasi Hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari 84,61% 76,92% 73,07% 50% 2. Menjelaskan peristiwa yang berkaitan dengan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari 88,46% 38,46% 4. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada sistem sebuah benda yang diam 3. Mengaplikasikan konsep kesimbangan berdasarkan hukum I Newton 84,61% 92,30% 96,23% 88,46% 5. Mengidentifikasi gejala Hukum II Newton dalam 96,15% 53,85% kehidupan sehari-hari 92,30% 88,61% 6. Menjelaskan antara percepatan, massa dan gaya 84,61% 73,07% 7. Menentukan hubungan antara percepatan, massa dan gaya 8. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda yang sedang bergerak dengan kecepatan berubah 92,30% 88,46% 9. Mengidentifikasi gejala Hukum III Newton dalam 88,46% 61,54% kehidupan sehari-hari 10. Menjelaskan antara gaya aksi dan gaya reaksi 11. Menentukan hubungan antara gaya aksi dan gaya reaksi 12. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada dua benda yang saling bersentuhan 80,77% 96,15% 57,69% 69,23% Dari Tabel 1 terjadi perubahan miskonsepsi siswa pada tiap konsep hukum Newton pada pretest dan posttest. Ini dikarenakan adanya pembelajaran ulang atau disebut remediasi miskonsepsi siswa menggunakan metode demonstrasi. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat digunakan untuk mengatasi miskonsepsi fisika siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan metode demonstrasi untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton. Dari hasil penelitian diperoleh siswa yang mengalami miskonsepsi dari ketiga konsep hukum Newton yang mengandung beberapa sub konsep, dari keseluruhan sub konsep pada tes awal (pretes t) dan pada tes akhir (posttest) yang mengalami penurunan rata-rata persentase miskonsepsi siswa yaitu sebagai berikut. Pada hukum I Newton pretest rata-rata miskonsepsi siswa yaitu sebesar 83,65% sedangkan pada posttest rata-rata miskonsepsi siswa sebesar 57,69%.

Terjadi penurunan miskonsepsi siswa pada materi hukum I Newton antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan metode demonstrasi adalah sebesar 25,96%. Hal ini disebabkan karena pada pemberian remediasi menggunakan metode demonstrasi siswa tampak lebih serius dan pada tahap penjelasan teori siswa memperhatikan secara seksama, dan ada penjelasan dalam fisika yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pada saat pemberian tes akhir (posttest) siswa bisa menjawab soal dengan baik. Ini menurut Ruseffendi (1991: 482) pengajaran remediasi adalah pengajaran yang digunakan untuk memperbaiki kekeliruan atau lebih dapat memahami konsep-konsep yang dipelajar tetapi belum dikuasi. Hukum Newton dalam fisika menjelaskan tentang benda yang diam mempertahankan keadaan diamnya (malas bergerak) sedangkan benda yang bergerak akan mempertahankan keadaan geraknya (mala s berhenti). Menurut Kanginan (2006: 23) sedangkan hukum I Newton dalam kehidupan sehari -hari dapat diberikan contoh ketika berada dalam sebuah bus dan siswa juga melakukan demonstrasi yang dapat menguat konsep tersebut. Pada hukum II Newton pretest rata-rata miskonsepsi siswa yaitu sebesar 91,34% dan rata-rata miskonsepsi siswa pada posttest sebanyak 74,97%. Ini tidak terjadi penurunan miskonsepsi siswa pada materi hukum II Newton antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan metode demonstrasi adalah sebesar 16,343%. Hal ini mungkin disebabkan siswa kurang serius memperhatikan dalam kegiatan remediasi ditahap penjelasan teori dan saat melakuankan demonstrasi sehingga membuat siswa belum bisa memahami konsep tersebut. Remediasi telah dilakukan dengan baik pada indikator ini, namun sebagian besar dari jawaban posttest siswa masih menganggap hukum II Newton adalah massa benda tidak mempengaruhi percepatan. Hal ini didukung dengan pendapat Van den Berg (199: 10) konsepsi siswa bertantangan dengan konsepsi para fisikawan. Miskonsepsi itu mungkin terjadi karena siswa kurang teliti dalam membaca soal sehingga siswa masih terjadi kesalahan. Pada hukum III Newton pretest rata-rata miskonsepsi siswa sebanyak 89,42% pada posttest rata-rata miskonsepsi siswa sebanyak 69,23%. Ini terjadi penurunan miskonsepsi siswa pada materi hukum III Newton sebelum dan setelah remediasi menggunakan metode demonstrasi yaitu sebesar 20,19%. Hal ini membuat siswa terlebih dahulu memerima penjelasan konsep dengan disertai gambar yang berkaitan dengan hukum III Newton dan diperdalam juga dengan demonstrasi pada. Sehingga sebagian besar siswa bisa menjawab pertanyaan pada soal posttest. Secara keseluruhan dari penurunan miskonsepsi ini disebabkan karena penggunaan metode demonstrasi yang membuat siswa memahami konsep tersebut dalam kegiatan demonstrasi. Menurut Muhibbin Syah (2008) metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan siswa yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, rata-rata persentase miskonsepsi yang ditemukan pada tes awal (pretest) adalah sebesar 87,175 %. Kondisi ini menggambarkan bahwa masih banyak siswa mengalami miskonsepsi

tentang materi hukum Newton. Data ini menunjukkan sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada materi hukum Newton. Setelah melakukan remediasi menggunakan metode demonstrasi, dengan demikian siswa dapat menjawab soal posttest dengan benar walaupun masih ada beberapa siswa yang masih mengalami miskonsepsi terlihat dari hasil tes akhir (posttest) menunjukkan rata-rata persentase miskonsepsi siswa menjadi 67,30%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata persentase miskonsepsi siswa sebasar 19,875% Penurunan rata-rata persentase miskonsepsi tersebut disebabkan siswa memahami konsep melalui proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran siswa aktif melakukan demonstrasi dan diskusi, sehingga terjadi interaksi siswa dalam menjawab pertanyaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dapat meluruskan konsepsi yang keliru menjadi konsep yang benar. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Joko (2011), yang menyimpulkan bahwa metode demonstrasi efektif meremediasi miskonsepsi siswa tentang hukum Newton. Menurut Sutrisno, dkk (2007) kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam rangka membantu siswa mengalami kesulitan belajar diantaranya sebagai berikut: melaksanakan pembelajaran kembali, melakukan aktifitas fisik (misalnya diskusi), kegiatan kelompok, dan menggunakan sumber belajar lain. Pada remediasi ini menggunakan metode demonstrasi, siswa melaksanakan pembelajaran kembali dan melakukan kegiatan eksperimen dan diskusi dalam kelompok. Hal ini akan membuat siswa lebih memahami konsep hukum Newton dari kegiatan-kegiatan tersebut sehingga dapat mengatasi miskonsepsi siswa walaupun masih ada sebagian siswa yang mengalami miskonsepsi. Pada pembahasan sebelumnya telah disampaikan bahwa metode demonstrasi dapat dijadikan alternative untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memahami materi dan mengaitkan antar konsep, hal ini dapat dilihat dari persentase miskonsepsi siswa pada saat pretes dan posttest. Pelaksanaan remediasi mempunyai maksud dan tujuan yaitu memberikan bantuan yang berupa perlakuan pengajaran bagi siswa yang lamban dan mengalami kesulitan agar secara tuntas dapat menguasai bahan pelajaran yang akan dikerjakan atau dipelajari (Ischak, dkk 1987: 35-36). Pembelajaran melalui metode demonstrasi dimaksudkan untuk membimbing siswa mengamati sendiri suatu kejadian melalui kegiatan percobaan. Penemuan konsep tersebut diawali dengan fakta-fakta yang dijumpai secara langsung saat melakukan kgiatan percobaan. Dengan metode demonstrasi dapat membantu mengatasi miskonsepsi siswa dalam memahami suatu konsep. Hal ini sesuai dengan pendapat Gonzales, dkk (2007) bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar fisika dengan nilai yg rendah perlu diberikan pembelajaran yang lebih membuat para siswa memahami apa yang dipelajari dengan melakukan praktek secara langsung dengan bimbingan dari guru, karena dengan melakukan sendiri siswa lebih mengerti dengan apa yang dia pelajari.

Kegiatan seperti ini akan membuat siswa lebih menjadi baik, karena siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengamatan langsung, dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru saja. Penurunan miskonsepsi hasil belajar siswa pada penelitian ini bahwa pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Metode demonstrasi dapat membantu siswa untuk memahami konsep sesuai dengan konsep para ilmuan melalui kegiatan percobaan. Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi memiliki keunggulan yaitu memberi kesempatan kepada siswa berdiskusi dan berpendapat dengan teman-teman sekelas secara terbuka dan dapatkan keterampilan berkomunikasi. Selain itu juga siswa melakukan percobaan sederhana akan membuat siswa lebih mengingat apa yang telah dipelajarinya karena siswa sendiri yang melakukan percobaan tersebut. Dalam langkah-langkah yang memberikan penjelasan konsep melalui metode demonstrasi tidak terlepas dari metode ceramah yang menjelaskan konsep hukum Newton. SIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi efektif untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan miskonsepsi siswa dari hasil pretest dan posttest. Rata-rata persentase miskonsepsi siswa pada pretest (sebelum remediasi) sebesar 87,175% dan rata-rata persentase miskonsepsi siswa pada posttest (setelah remediasi) sebesar 67,30%. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan rata-rata persentase miskonsepsi siswa sebesar 19,875% Remediasi menggunakan metode demonstrasi efektif untuk memperbaiki miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton di SMP. SARAN Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat dijadikan alternatife guru dalam pembelajaran di kelas dan juga dapat dikembangkan pada materi fisika lainnya yang memerlukan demonstrasi Metode demonstrasi perlu terus diterapkan dan dikembangkan pada materi yang lain agar siswa lebih mudah dalam memahami konsep materi yang diajarkan. DAFTAR RUJUKAN Gonzales, W. J dan Stone, M. 2007. Guiding Experences in Physics Intruction for Undergraduates. Journal Physics Teaching Education Online 3(1) Ischak dan Wirji. (1987). Program Remidi dalam Proses Beajar Mengajar. Yogyakarta: Liberti

Kanginan, Marthen. (2006). IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga Sutrisno, Kresnadi dan Kartono. (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: PJJ SI PGSD Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Guru Mengembangkan Kompetensi Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tasito. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Suparno, Paul. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo Suryabrata, Sumadi. (1992). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UGM Sutrisno, Leo. (1990). The Remediation Of Weakness In Physics Concepts Among Secondary School Student In West Kalimantan. Australia: Faculty Of Education Monash University Van den Berg, Euwe. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Wikipedia. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu_pengetahuan_alam, diakses 20 Agustus 2009)