BAB III GAMBARAN UMUM TAREKAT ASY-SYAHADATAIN DI KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS A. SEJARAH BERDIRINYA TAREKAT ASY-SYAHADATAIN 1. Sejarah Berdirinya Tarekat Asy-Syahadatain ini muncul sejak awal abad IX sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Tarekat ini dikembangkan pertama kali oleh Sayyed Umar, yang merupakan keturunan Nabi ke-37 dari silsilah Husain bin Ali. Orang tua Sayyed Umar asli orang Arab yang kemudian pindah ke Indonesia dengan tujuan berdagang yang akhirnya menetap di Cirebon pada tahun 1860. Sayyed Umar dilahirkan di Cirebon sekitar pada tahun 1890, kemudian ia dibesarkan di lingkungan pesantren sejak kecil hingga dewasa pada tahun 1930. Awal mula lahirnya tarekat ini adalah tatkala Sayyed Umar membentuk suatu perkumpulan Mujahadah. Mujahadah ini diadakan secara sederhana, namun makin lama semakin banyak anggota jamaahnya, bukan lagi dari kalangan orang tua melainkan juga dari kalangan remaja. Hal ini dikarenakan perkumpulan ini sifatnya menkaji tentang hakekat ajaran agama Islam. Kemudian setelah kemerdekaan RI., pada tahun 1964 jamaah ini mendirikan perkumpulan dengan nama Tarekat Asy- 34
35 Syahadatain, dengan diketuai Sayyed Umar atau lebih dikenal dengan Abah Umar. 1 Disebut Asy-Syahadatain karena ajarannya lebih mengutamakan mengkaji tentang syahadat yang dianggap penting dalam ajaran Islam, dibandingkan dengan ajaran Islam lainnya. Dengan syahadatlah orang disebut Islam dan baru mengerjakan ajaran Islam lainnya. Abah Umar wafat tahun 1973 kemudian dilanjutkan oleh putranya Muhammad Rasyid (Abah Rasyid). Setelah 20 tahun tarekat ini dipimpin oleh putra beliau yang bernama Ahmad Ismail (Abah Mail) pada tahun 1993 sampai sekarang. 2 Perkembangan tarekat Asy-Syahadatain di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dibawa oleh murid Abah Umar, yang memang berasal dari Kudus, mereka adalah K.H. Masruchin, Abu Hasan dan Kyai Muschin. Dari ketiga murid Abah Umar inilah tarikat Asy- Syahadatain yang dipelopori oleh K.H. Masruchin berkembang di Kecamatan Mejobo. Pada perkembangan selanjutnya tarekat ini mendapatkan anggota yang cukup banyak. 3 Peningkatan kuantitas anggota Tarekat Asy-Syahadatain tersebut tidak terlepas pada keyakinan mereka terhadap asal-usul ajaran tersebut yang bersumber dari Nabi Muhammad. Hal ini cukup penting 1 K.H Masruchin, Wawancara Penulis, 15 April 2004. 2 K.H Masruchin, Wawancara Penulis, 15 April 2004. 3 Abu Hasan, Wawancara Penulis, 15 April 2004.
36 bagi para guru, bahkan silsilah ini dijaga sebagaimana kartu nama yang terlegitimasi oleh maha guru. Adapun silsilah tersebut adalah : - Nabi Muhammad SAW. - Ali bin Abi Thalib - Maulana Sayyidina Husain - Imam Ali Zainul Abidin - Imam Muhammad Bakir - Imam Jafar As-Sodiq - Imam Ali Al-Maridi - Imam Muhammad An-Nakib - Imam Isa An-Nakib - Sayyed Ahmad Muhajir Illallah - Sayyed Abdullah - Sayyed Alwi - Sayyed Muhammad - Sayyed Alwi - Sayyed Ali Kholik Khosim - Sayyed Sohib Mirbati - Sayyed Ali - Sayyed Muhammad - Sayyed Alwi - Sayyed Ali - Sayyed Muhammad
37 - Sayyed Alwi - Sayyed Ali - Sayyed Hasan - Sayyed Yahya - Sayyed Ahmad - Sayyed Alwi - Sayyed Muhammad - Sayyed Abdullah - Sayyed Idrus - Sayyed Ahmad - Sayyed Maseh - Sayyed Thoha - Sayyed Syekh - Sayyed Ahmad - Sayyed Ismail - Abah Umar. 4 2. Letak Geografis Kecamatan Mejobo terletak di wilayah Kabupaten Kudus, yang memiliki desa sebanyak 11 desa yakni Desa Gulang, Jepang, Payaman, Kirig, Temulus, Kesambi, Jojo, Hadiwarno, Mejobo, Galon Tepus, dan Desa Tenggeles. Kecamatan Mejobo berjarak 25 km dari pusat kota Kabupaten Kudus. 4 Dokumentasi, Tarekat Asy-Syahadatain Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
38 Sementara itu, tarekat Asy-Syahadatain bersekretariat di Desa Mejobo yang sekaligus menjadi Kecamatan dari desa tersebut. Adapun batas-batas dari Kecamatan Mejobo antara lain : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bae b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jekulo c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pati d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jati 3. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Tarekat Asy-Syahadatain Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus a. Pembimbing : K.H. Maskuri b. Ketua : K.H. Marzuki c. Wakil : Imron d. Sekretaris : Sri Yudono e. Bendahara : Sutarno 4. Jumlah Penduduk Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Jumlah penduduk Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus secara keseluruhan adalah + 63.003 jiwa, yang terdiri dari + 31.163 jiwa laki-laki dan + 31.840 jiwa perempuan. 5. Agama Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus mayoritas beragama Islam, hal ini dapat dilihat dari data penduduk berdasarkan agama yang dianutnya yakni :
39 Islam Kristen Protestan : 99,98 % atau 62.993 orang : 0,01 % atau 10 orang Kristen Katolik : - Hindhu : - Budha : - 6. Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Mata pencaharian Masyarakat Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus antara lain : Tani Berdagang Buruh Pabrik Serabutan : 46,65 % atau 29.395 orang : 24,18 % atau 15.235 orang : 15,37 % atau 9.687 orang : 13,78 % atau 8.686 orang B. AJARAN TAREKAT ASY-SYAHADATAIN Kita ketahui bahwa materi ajaran tarekat adalah salah satu pokok ajaran yang ada dalam tasawuf. Ilmu tarekat sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan tasawuf. Dalam ajaran tarekat Asy-Syahadatain, sebetulnya sama dengan ajaran pada tarekat lainnya. Akan tetapi, ada penekanan-penekanan lain dalam bidang tertentu, sehingga memberi corak dan nuansa sendiri bagi pengikut ajaran tarekat Asy-Syahadatain tersebut. Hal inilah yang akan penulis paparkan dalam penelitian ini.
40 1. Pakaian Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : )('!"#$ % &% 2,-./%001+(* # Artinya : Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : pakailah pakaianmu berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baiknya pakaian dan kafanilah orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan kain putih. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) 5 Pada keterangan lain tarekat ini menganjurkan memakai surban, baju kurung, sarung, terutama yang berwarna putih dalam melaksanakan ibadah, seperti sholat fardlu maupun sholat sunnah, baik itu sholat sendirian atau sholat berjamaah. Dari ajaran inilah, setiap anggota jamaah tarekat diwajibkan memakai pakaian yang serba putih dalam melaksanakan sholat. Oleh karena itu tarekat itu dikenal dengan nama Tarekat Jubah Putih. Sedangkan manfaat dari memakai surban dijelaskan dalam kitab Irsyadul Ibad hal. 16: 34(5 4 3 4/4( 6% 2.8 9:%1+3 7 hlm. 705. 5 Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin, Juz I, Pustaka Amami, Jakarta, t.th.,
41 Artinya : Nabi Muhammad SAW bersabda : Dua rakaat pakai surban lebih baik dari 70 rakaat tidak pakai surban (HR. Imam Djaelani dari Sahabat Jabir) 6 2. Bacaan Syahadat a. Dalam kitab Tanfiqu al-khaul : 13 ditegaskan bahwa : ; <)= >?@ AB%C0B% Artinya : Syahadat adalah memberi kabar kepada orang lain dengan membawa perkara hak dengan lafadl yang khusus Sedangkan rukunya syahadatain itu ada lima macam yaitu : 1. Orang yang menjadi saksi, orang Islam 2. Yang disaksikan, Allah dan Rosulnya 3. Orang yang disaksikan : orang musrik dan orang yang memungkiri kepada utusan Rasulullah 4. Perkara yang di saksikan : tetapnya hukum ketuhanan dan Esanya bagi Allah, dan menetapkan hukum bagi Muhammad SAW pesuruh Allah 5. Mengucapkan syahadat atau terjemahnya yang tidak boleh lainnya b. Seorang murid diwajibkan membaca Syahadatain tiga kali dengan maksud : 6 Buku Panduan Tarekat Asy-Syahadatain, hlm. 5
42 1. Minta tetapnya iman Islam pada waktu dicabut roh. 2. Minta tetapnya hati menghadapi pertanyaan malaikat mungkar nakir dalam kubur. 3. Minta selamat dalam malapetaka hari kiamat dalam makhsar c. Adapun faedah membaca syahadatain adalah sebagai berikut : 1. Barang siapa membiasakan membaca kalimat syahadatain pada waktu hidupnya, maka Allah akan menetapkan orang tadi atas syahadatnya dalam liang kubur dan Allah akan memberi pelajaran syahadat kepadanya. 2. Segala sesuatu diantara manusia dan Allah itu ada tabir kecuali syahadat dan do a orang tua kepada anaknya. 3. Dan sebagian dari keuntungan syahadat adalah dapat menghilangkan urat-urat syirik dari hati dan bisa menghilangkan was-was. Dan dari kaidah yang sudah disepakati ulama ahli sunnah bahwa orang yang membaca syahadat dua itu dihukumi Islam tidak boleh diganggu jiwanya, harta bendanya dan tidak boleh dibuka akhwalnya. 7 3. Shalat Sebuah riwayat menjelaskan bahwa apabila Rasulullah selesai mengerjakan sembahyang mengusap dahinya dengan telapak tangan kanan, kemudian menjalankan atas wajahnya hingga sampai jenggotnya yang mulia dan mengucapkan : 7 Ibid, hlm. 15
43 DEFGH.% EDI JCE0EHB%E JK FELM% DJ%E EDI N%JO EP%JO Q RJ-N% DN% EDI 2TT.BS+DJGH.% Artinya : Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Dia yang mengetahui alam ghaib dan alam kesaksian maka Allah Maha Pemurah dan Maha Pengasih.(QS. Al-Khasr : 23) 8 4. Dzikir Anjuran berdzikir dengan suara keras sekira tidak takut ria. Tujuan berdzikir adalah alat pencuci jiwa. Al-Ghazali menyebut tazkiyat al-nafs, dari sifat-sifat tercela, guna menuju ma rifat Allah dan dengan berdzikir itu akan mengharapkan jiwa yang tenang, damai dan akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. C. RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN TAREKAT ASY-SYAHADATAIN Untuk mendapatkan data tentang hal tersebut, penulis melakukan observasi dan wawancara dengan sebagian masyarakat Mejobo baik yang menjadi anggota tarekat tersebut maupun yang belum masuk dalam tarekat. Hal ini dimaksudkan agar ada perbandingan jawaban dari responden. Bagi anggota tarekat Asy-Syahadatain sebelum mereka masuk dalam keanggotaan tarekat Asy-Syahadatain mereka tidak begitu banyak mengenal tentang tarekat karena masih awam, bahkan mereka beranggapan 8 Depag RI., Al-Qur'an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur'an, Jakarta, 1985, hlm. 919.
44 bahwa tarekat hanya mementingkan akhirat saja sehingga mereka sulit untuk menerima tarekat tersebut. Tetapi, lama-kelamaan mereka bisa menerima tarekat Asy-Syahadatain, dan akhirnya mereka masuk menjadi anggota. Setelah mereka menjadi anggota tarekat Asy-Syahadatain, mereka ikut aktif dalam kegiatan atau pengajian yang ada pada tarekat tersebut. Berdasarkan keterangan dari mereka, setelah mereka masuk dan aktif didalamnya, mereka dapat merasakan perbedaan yang terjadi pada diri mereka, yakni ketenangan dan ketenteraman batin, hal ini dapat berdampak pada perilaku sehari-hari baik dalam mencari nafkah atau pergaulan dengan sesama manusia yang senantiasa diliputi dengan kearifan, kesabaran dan ketenangan serta kedamaian. Lebih dari itu, mereka dapat menerima segala keadaan yang menimpa pada dirinya. Dalam sholat misalnya, mereka merasa ada suatu peningkatan kekhusyu an, tabah dalam menghadapi cobaan hidup, peningkatan dalam kegiatan sosial dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. 9 Sementara itu, masyarakat yang belum menjadi anggota tarekat tersebut memberikan respon yang positif yakni dengan adanya tarekat di tengah-tengah mereka, mereka dapat merasakan suasana yang damai dan tenteram yang ada lingkungan tarekat tersebut. Namun mengenai alasan ketidakikutsertaan mereka dalam tarekat tersebut adalah dikarenakan kesibukan mereka. 9 Suparno, Wawancara Penulis, 15 April 2004.
45 Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa respon dari masyarakat yang sudah masuk dalam tarekat adalah positif, yakni perasaan tenang, damai, tenteram dan suasana kekeluargaan baik antara sesama anggota tarekat maupun tidak.