PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

dokumen-dokumen yang mirip
Juknis Operasional SPM

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

D I N A S K E S E H A T A N

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DEFINISI OPERASIONAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

Oleh : Dr. MOCH. ISMAIL Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Disampaikan pada Pertemuan

suplemen Informasi Jampersal

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

4 GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat pada masih tingginya Angka Kematiam Ibu (AKI) di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas.2013:169). sampai bulan November jumlah K1 33, K4 33, Persalinan Nakes 33, dari

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

Transkripsi:

4.1. Lokasi Perencanaan Perencanaan yang akan menghasilkan rencana induk (masterplan) bidang kesehatan ini berlokasi di kabupaten Banyuwangi. Wilayah perencanaan meliputi seluruh kecamatan sebagai unit terendah pengelola pelayanan kesehatan daerah yaitu sebanyak 24 kecamatan. 4.2. Kerangka Pikir Kerangka pikir ini akan menjadi landasan konseptual dalam melaksanakan perencanaan bidang kesehatan ini. Hal ini dapat menjadi dasar dalam pemilihan metode perencanaan dan capaian kegiatan yang akan dihasilkan. Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah pemilihan strategi dan tindak lanjut kegiatan dalam bentuk implementasi di lapangan. Implementasi tersebut dilakukan monitoring dan evaluasi secara terus menerus sehingga akan menghasilkan keluaran yang diharapkan. Kerangka pikir penyusunan rencana induk kesehatan tersebut, dapat dilihat pada gambar bagan berikut. BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 1

Kebutuhan Dasar Manusia Pembangu nan Manusia Kondisi Eksisting Pelayanan Good Governance Monitoring Kebutuhan Pelayanan Penyediaan Pelayanan Kondisi Eksisting Derajad Isu-isu Strategis Visi Misi Tujuan Indikator Target Evaluasi Indikator Target Analisis Indikator Target Kebijakan Program Gambar 4.1. Kerangka Pikir Penyusunan Rencana Induk (Masterplan) Kabupaten Banyuwangi BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 2

4.3. Metode Pemilihan Populasi dan Sampling Lokasi studi ini seluruh wilayah kecamatan yang berada di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 24 kecamatan. Populasi dalam studi ini adalah seluruh keluarga yang berdomisili diwilayah Kabupaten Banyuwangi. Mengingat jumlah populasinya besar, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa sampel saja. Data sampel ini akan digunakan untuk mendukung analisis kualitatif sehingga yang diperhatikan bukan jumlah sampel, tetapi tingkat representase sampel. Masing-masing kecamatan akan diambil desa yang dianggap cukup mewakili kondisi masing-masing wilayah. Disini dianggap hanya ada dua macam karakteristik masyarakat yaitu tingkat kehidupan yang sudah baik (tinggi) dan kurang baik (rendah). 4.4. Metode Pengumpulan Data Terkait dengan pengumpulan data sekunder dan primer tersebut, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Survei Primer / Observasi Lapangan Kegiatan observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke obyek studi untuk melakukan pengamatan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi/data terkait kondisi lingkungan disekitar obyek studi. 2. Survei Sekunder / Dokumentasi Dalam rangka mengumpulkan data-data sekunder, teknik yang digunakan yaitu mengutip data-data publikasi atau dokumen dari berbagai instansi terkait yang disebutkan dimuka. 3. Wawancara Dalam rangka mengumpulkan data-data primer yang relevan BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 3

dengan penelitian seperti tersebut dimuka, maka dalam studi ini menggunakan teknik wawancara. Wawancara yang mendalam bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi yang tidak ada dipublikasi-publikasi. Sehingga beberapa kekurangan data yang tidak tersedia diinstansi tertentu dapat terpenuhi. Data-data ini hanya sebagai pendukung atau pelengkap pembahasan studi. 4.5. Alat Analisis 1. Analisis Deskriptif Analisis deksriptif yang bersifat eksploratif walaupun data yang diperoleh sama cara menginterpretasikan data atau mengambil kesimpulan bisa berbeda. Analisis deskriptif mudah dipahami semua pihak tanpa membedakan latar belakang pembaca. Analisis ini menggunakan penyajian data dalam bentuk tabel ulasan sederhana dan visualisasi berupa gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Selain itu juga disertakan analisis trend dalam upaya memperoleh gambaran secara rinci mengenai kecenderungan perkembangan tenaga kerja selama beberapa periode waktu. 2. Analisis Pelayanan Pedoman yang dijadikan acuan dalam analisis ini adalah Keputusan Menteri RI Nomor : 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Di Kabupaten/Kota. Secara rinci uraian alat analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1) Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 4

b. Cara Perhitungan/Rumus Jml Ibu Hamil yg memperoleh pelayanan antenatal K4 di satu wil. kerja pada kurun waktu tertentu Cakupan Kunjungan = ------------------------------------------------------------------------ x 100% ibu hamil K4 Jumlah sasaran ibu hamil di satu wil. kerja dalam kurun waktu yang sama Target 2015 = 95 % 2) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). b. Cara Perhitungan/Rumus Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif disatu wilayah kerja pada Cakupan komplikasi kurun waktu tertentu kebidanan yg ditangani = --------------------------------------------------------- x 100% Jml Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Target 2015 = 80 % BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 5

3) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. b. Cara Perhitungan/Rumus Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun Cakupan pertolongan waktu tertentu persalinan oleh = ----------------------------------------------------------x 100% tenaga kesehatan Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama Target 2015 = 90 % 4) Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. b. Cara Perhitungan/Rumus Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar di satu wilayah Cakupan kerja pada kurun waktu tertentu Pelayanan = -------------------------------------------------------------------- x 100% Nifas Seluruh Ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama Target 2015: 90 % BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 6

5) Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. b Cara Perhitungan/Rumus Jumlah neonatus dgn komplikasi yg Cakupan Neonatus tertangani dgn komplikasi yg = -------------------------------------------------------------- x 100% ditangani Jml seluruh neonatus dgn komplikasi yg ada Target 2010: 80% 6) Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. b. Cara Perhitungan Cakupan Kunjungan bayi Jumlah bayi memperleh pelayanan sesuai standar disatu wilayah Kerja pd kurun waktu tertentu = ----------------------------------------------------------- x 100% Jumlah seluruh bayi lahir hidup disatu Wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama Target 2010 = 90 % BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 7

3. Analisis Sumberdaya 1) Proyeksi Kebutuhan Sarana Perhitungan kebutuhan fasilitas kesehatan didasarkan pada Kepmen KIMPRASWIL No. 534 Tahun 2001, Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum. Berikut ini adalah standar jumlah fasilitas kesehatan terhadap jumlah penduduk. Tabel 4.1. Standar Kebutuhan Fasilitas Menurut Jumlah Penduduk Yang Dilayanani No Jenis Fasilitas Penduduk Yang Dilayani Per Unit Fas. (Jiwa) 1 Balai Pengobatan 3.000 2 BKIA / RS Bersalin 10.000 30.000 3 Puskesmas 120.000 4 Rumah Sakit 240.000 Sumber : Kepmen KIMPRASWIL No. 534 Tahun 2001 Formulasi proyeksi kebutuhan sarana/fasilitas kesehatan dapat dirumuskan sebagai berikut: QFi = Jumlah Penduduk Tahun ke t Standar Jumlah Penduduk Yg di layani per Fasilitas i Keterangan : QFi : jumlah failitas jenis tertentu (i) 2) Proyeksi Kebutuhan Tenaga Proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan pada rasio ideal atau standar nasional untuk tiap 100.000 penduduk, yaitu sebagai berikut: a. Dokter umum sebanyak : 40 dokter b. Dokter gigi sebanyak : 11 dokter BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 8

c. Dokter spesialis sebanyak : 6 dokter d. Bidan : 40 orang. e. Perawat : 117,5 orang. f. Tenaga farmasi : 10 orang g. Tenaga kesehatan masyarakat : 40 orang h. Tenaga sanitasi : 40 orang i. Tenaga gizi : 22 orang Formulasi proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan dapat dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Ideal Tenaga Kes. Jenis i QT. Kes i = 100.000 x jumlah penduduk tahun ke t Keterangan : QT.Kes i : jumlah tenaga kesehatan jenis tertentu (i) 4.6. Output Kegiatan Rangkaian seluruh kegiatan Masterplan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2025 akan menghasilkan keluaran sebagai berikut: a. Deskripsi terintegrasi tentang permasalahan dan tantangan dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi sampai Tahun 2025; b. Tujuan dan sasaran manajemen pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi sampai Tahun 2025; c. Strategi manajemen untuk setiap substansi, proses, dan konteks pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi sampai Tahun 2025; d. Program prioritas yang perlu dikembangkan pada setiap periode pembangunan di Kabupaten Banyuwangi sampai Tahun 2025. BAB IV METODE PERENCANAAN I V- 9