BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan, berdaya saing atau bahkan lebih berkembang. Hampir semua bidang usaha termasuk industri rokok pun mengalami persaingan yang ketat. Persaingan ketat tersebut diiringi dengan banyaknya perusahaan dalam negeri yang mengalami akuisisi oleh pihak asing. Sebanyak 19 perusahaan Indonesia selama tahun 2012 telah diakuisisi perusahaan Jepang. Bahkan diperkirakan akan lebih banyak lagi (tribunnews.com, 2012). Banyaknya perusahaan yang mengalami akuisisi oleh pihak asing merupakan salah satu strategi untuk menghadapi persaingan tersebut. Salah satu perusahaan yang mengalami akuisisi adalah PT. HM. Sampoerna Tbk. HM. Sampoerna merupakan perusahaan yang bergerak di industri rokok yang berasal dari Indonesia. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan untuk keunggulan bersaingnya adalah kinerja keuangan yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini, kinerja keuangan dapat dilihat pada salah satu rasio yaitu rasio profitabilitas. Biasanya, beberapa perusahaan sebelum melakukan akuisisi akan melihat dan mempertimbangkan dari beberapa aspek kinerja keuangannya terutama dari segi laba perusahaan dan itu terdiri dari rasio ROI (return on investment), ROE (return on equity), NPM (net profit margin). Haryani & Serfianto (2011:22) mengatakan bahwa : Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga menjadi pemegang saham pengendali. 1
2 Kasmir (2012) mengatakan suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. pemilik menginginkan bahwa usaha yang dijalankannya tidak hanya untuk satu periode kegiatan saja. Artinya pemilik menginginkan usaha yang dijalankan memiliki umur yang panjang untuk beberapa periode ke depan dan bukan seumur jagung. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan keuangan yang tepat dan akurat. Pelaksanaan di lapangan pun harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Di samping itu, manajemen juga harus mampu mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankannya agar tetap pada jalurnya. Dengan cara akusisi perusahaan-perusahaan bisa melakukan ekspansi baik dalam memasarkan produknya maupun memperluas usahanya agar terhindar dari masalah-masalah internal perusahaan. Haryani & Serfianto (2011:1) Merger, Konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan perusahaan (MKAPP) adalah fenomena umum dalam dunia bisnis. MKAPP dapat digunakan para pelaku bisnis untuk melakukan restrukturisasi perusahaan, ekspansi perusahaan, atau memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Perusahaan-perusahaan yang sedang bermasalah (terus-menerus merugi) juga dapat diupayakan terhindar dari kebangkrutan dengan cara melakukan MKAPP, sebagai berikut. 1. Merger atau penggabungan perusahaan. 2. Konsolidasi atau peleburan perusahaan. 3. Akuisisi atau pengambilalihan perusahaan. 4. Pemisahan perusahaan (corporate split), yang terdiri dari pemisahaan murni (split-off) dan pemisahaan tidak murni (spin-off). Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. ( PMI ), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Perusahaan ini diakuisisi oleh Philip
3 Morris, sebanyak 40 % dari saham keseluruhan PT. HM. Sampoerna. Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu. Sari (2012) menemukan bahwa proses akuisisi yang dilakukan terhadap sebuah perusahaan, akan berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan beberapa tujuan dilakukannya akuisisi yaitu untuk memperbesar aset perusahaan, dan dapat mengurangi jumlah perusahaan dan tingkat persaingan usaha, sehingga dikhawatirkan dapat merusak mekanisme pasar bebas dan merugikan kepentingan konsumen. Hariyani & Serfianto (2012) Sari (2012) menemukan cara yang paling sederhana dalam mengukur kinerja akuisisi menguntungkan atau tidak adalah dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan setelah diakuisisi dengan laporan keuangan perusahaan sebelum diakuisisi dengan cara melihat dari segi analisis rasio keuangan pada perusahaan tersebut. Apakah analisis rasionya meningkat, sama saja, atau cenderung menurun. Horne dalam Kasmir (2012) Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Hasil dari rasio ini menunjukan kondisi kesehatan pada perusahaan. Perusahaan yang sehat diharapkan akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu menjaga kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi nasional. Alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio Profitabilitas merupakan faktor yang menentukan kinerja suatu perusahaan. Sistem analisis ini menitikberatkan pada tiga aspek analisis, yaitu Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM). Dari analisis rasio ini pada akhirnya akan diketahui kinerja perusahaan tersebut. Harahap (2011) mengemukakan Return on invesment adalah suatu rasio yang menunjukkan berapa besar persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik, semakin besar maka semakin bagus. Analisa return on investment
4 dalam analisa keuangan mempunyai arti yang penting yaitu sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif), yang umum digunakan oleh perusahaan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Brigham & Houston (2010) menjelaskan Return On Equity adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, semakin besar utang perusahaan maka semakin besar juga rasio ini. Dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan suatu alat analisis untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan. Siegel & Shim dalam Fahmi (2012) mengatakan net profit margin menunjukan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan cara memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, dan kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Berdasarkan uraian di atas, untuk memahami permasalahan akuisisi yang terjadi di PT.HM. Sampoerna. Maka penulis tertarik untuk meneliti : ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON INVESTMENT (ROI), RETURN ON EQUITY (ROE), NET PROFIT MARGIN (NPM) SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PT.HM SAMPOERNA TBK. PADA PERIODE 2001-2009 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan di atas mengenai pengaruh akuisisi, kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM). Maka penulis
5 membatasi permasalahan tersebut dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan PT.HM. Sampoerna Tbk. sebelum dan sesudah akuisisi berdasarkan metode Rasio Profitabilitas periode 2001 2009? 2. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan PT. HM Sampoerna Tbk. sebelum dan sesudah akusisi berdasarkan metode Rasio Profitabilitas? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan data yang dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.HM Sampoerna Tbk. sebelum dan sesudah akuisisi berdasarkan metode Rasio Profitabilitas periode 2001 2009 2. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan PT.HM Sampoerna Tbk. sebelum dan sesudah akuisisi berdasarkan metode Rasio Profitabilitas 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi: 1. Penulis. Penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman mengenai Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan akuisisi khususnya serta manajemen keuangan secara luas.
6 2. Akademik Sebagai bahan masukan dan kajian bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang analisis laporan keuangan. 3. Perusahaan. Dari penelitian ini dapat memberikan gambaran pengaruh Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) terhadap akuisisi agar memberikan hasil yang optimal. 4. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah pengetahuan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Penelitian Di dalam dunia persaingan perusahaan yang kompetitif dan banyaknya tantangan yang dihadapi, perusahaan harus dapat mengatisipasinya dengan mengambil suatu langkah strategis. Langkah strategis ini dapat mencapai kinerja perusahaan menuju arah yang lebih baik. Salah satu langkah strategis perusahaan dalam menjaga eksistensinya adalah dengan konsolidasi seperti akuisisi. Akuisisi dipandang sebagai alat yang cukup efektif dalam langkah strategis bisnis karena dengan akuisisi, perusahaan yang sudah beroperasi bisa lebih berkembang dengan bantuan dana yang segar dan manajemen yang lebih baik. Salah satu perusahaan yang mengalami akuisisi adalah PT. HM. Sampoerna Tbk. HM. Sampoerna merupakan perusahaan yang bergerak di industri rokok yang berasal dari Indonesia. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan untuk keunggulan bersaingnya adalah kinerja keuangan yang dimiliki perusahaan. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. ( PMI ), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada
7 bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu. Sari (2012) mengatakan akuisisi berpengaruh besar terhadap terciptanya efisien dan efektivitas perusahaan baik dari segi operasional maupun segi manajemen secara keseluruhan. Dengan adanya peningkatan produksi dan manajemen yang lebih baik dari suatu akuisisi membuat perusahaan lebih efektif dalam menggunakan seluruh asset yang dimiliki dan perluasan pangsa pasar karena bertambahnya kekuatan modal yang ada. Akuisisi pun bertujuan mentransfer keunggulan dari keterampilan manajemen kepada perusahaan target sehingga meningkatkan kinerja perusahaan target. Biasanya, beberapa perusahaan sebelum melakukan akuisisi akan melihat dan mempertimbangkan dari beberapa aspek kinerja keuangannya terutama dari segi laba perusahaan. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Manajemen bisa dikatakan efektifitas apabila memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal. Ada kalanya kinerja keuangan mengalami penuruan. Untuk memperbaiki hal tersebut, salah satu caranya adalah mengukur kinerja keuangan dengan menganalisa laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan. Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu
8 tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stakeholder. Sari (2012) menemukan cara yang paling sederhana dalam mengukur kinerja akuisisi menguntungkan atau tidak adalah dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan setelah diakuisisi dengan laporan keuangan perusahaan sebelum diakuisisi dengan cara melihat dari segi analisis rasio keuangan pada perusahaan tersebut. Apakah analisis rasionya meningkat, sama saja, atau cenderung menurun. Horne dalam Kasmir (2012) Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Hasil dari rasio ini menunjukan kondisi kesehatan pada perusahaan. Perusahaan yang sehat diharapkan akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu menjaga kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi nasional. Alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio Profitabilitas merupakan faktor yang menentukan kinerja suatu perusahaan. Sistem analisis ini menitikberatkan pada tiga aspek analisis, yaitu Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM). Dari analisis rasio ini pada akhirnya akan diketahui kinerja perusahaan tersebut. Indikator yang digunakan dalam menganalisis kinerja perusahaan ini diantaranya: 1. ROI (Return on Investment) adalah rasio yang menunjukan hasil yang diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. 2. ROE (Return on Equity) adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan.
9 3. NPM (Net Profit Margin) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Dari penjabaran kerangka pemikiran di atas penulis mencoba untuk menganalisa pokok permasalahan yang menjadi fenomena dalam dunia usaha mengenai akuisisi. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan antara ROI, ROE, NPM pada PT.HM Sampoerna Tbk. sebelum dan sesudah diakuisisi 2001-2009.
10 Gambar 1.1 SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN. Laporan Keuangan Kinerja Keuangan Rasio Keuangan Rasio Aktivitas Rasio Laverage Rasio Profitabilitas Rasio Solvabilitas ROE ROI NPM Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi ket : garis tegas = yang diteliti 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung. Sedangkan metode komparatif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
11 berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari satu variabel tertentu. Didalam penelitian ini penulias menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan laba rugi selama periode delapan (8) tahun. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu pengumpilan data secara langsung dan mengadakan penelitian terhadap objek yang dilakukan dengan: a. Observasi, yaitu: teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada objek penelitian, dokumen-dokumen yang digunakan guna mendapatkan gambaran yang sebenarnya. b. Wawancara, yaitu: teknik pengumpulan data dengan tanya jawab kepada pihak yang berwenang atau yang berhubungan langsung dengan masalah tersebut. Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari dan mempelajari bahanbahan dan membandingkan dengan beberapa sumber kepustakaan, seperti buku literatur, majalah-majalah dan lain-lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Data yang diperoleh selanjutnya akan dijadikan tinjauan pustaka dalam penelitian ini.
12 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Laporan Keuangan PT.HM Sampoerna Tbk. Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari Oktober 2013 Agustus 2014.