BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi yang merupakan perkiraan terhadap informasi yang dapat diperoleh melalui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Metode ini digunakan untuk menentukan peningkatan pemahaman konsep dan profil konsistensi konsepsi siswa. Desain penelitian adalah desain kelompok kontrol pretes dan postes nonekuivalen (nonequivalent pretest and posttest control group design). Menurut Creswell (2013) dalam desain ini kelas eksperimen dan kelas kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan acak, dan hanya kelas eksperimen saja yang mendapatkan perlakuan. Secara lebih jelas desain yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Keterangan: Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design Kelompok pre test Perlakuan post test Kelas Eksperimen O 1 X O 1,O 2 Kelas Kontrol O 1 Y O 1,O 2 Creswell (2013) O 1 : pretest -posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep O 2 : posttest untuk menentukan konsistensi konsepsi siswa X : pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing Y : pembelajaran konvensional Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat, bahwa dalam penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Pretest 32

33 pemahaman konsep diberikan pada kedua kelas, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang konsep fluida statis. Setelah itu kedua kelas diberi perlakuan, kemudian diberikan posttest pemahaman konsep dan konsistensi konsepsi pada kedua kelas, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelas setelah mendapatkan pembelajaran, untuk kemudian melihat konsistensi konsepsi siswa dan peningkatan pemahaman konsep. B. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA di SMA N 1 Tilatang kamang Sumatera Barat yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel kelas tidak ditentukan secara random, namun ditentukan dengan teknik penunjukan, mengikuti saran guru bidang studi yang bersangkutan. Sampel yang digunakan adalah kelas X 1 dan X 2, dengan pertimbangan pada kedua kelas, pembelajaran dilakukan tiga jam pelajaran tanpa jeda, sehingga pembelajaran dapat lebih efektif. Dari kedua kelas yang disarankan tersebut kemudian ditentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik undian. Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 56 siswa, 28 siswa untuk kelas eksperimen dan 28 siswa untuk kelas kontrol. C. Prosedur Penelitian Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Studi pendahuluan Studi pendahuluan meliputi survei lapangan dan studi literatur. Survei lapangan melihat kondisi siswa, proses pembelajaran fisika yang berlangsung, dan permasalahan fisika yang terjadi di lapangan. Studi literatur meliputi kajian teori tentang model, strategi, metode pembelajaran, dan penelitian-penelitian yang relevan. 2) Tahap Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen

34 Hasil-hasil yang diperoleh dari studi literatur dan pendahuluan, digunakan untuk pembuatan produk awal (draft). Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan kemudian mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan sehingga dapat mengimplementasikan pembelajaran di kelas dengan baik. Dan terakhir adalah membuat instrumen penelitian. Instrumen pemahaman konsep dan konsistensi konsepsi dibuat berupa tes tertulis jenis pilihan ganda. Setelah dilakukan penyusunan instrumen maka dilakukan judgment oleh pakar untuk mengetahui validitas isi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian. 3) Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen dilaksanakan sebelum instrumen digunakan pada proses penelitian. Uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kemudahan instrumen yang digunakan. Pengujian instrumen penelitian dilaksanakan kepada siswa disekolah lain, yang telah mendapatkan pembelajaran fluida statis. Dari hasil uji coba, soal dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu soal yang bisa digunakan dan tidak digunakan. 4) Tahap Pelaksanaan Setelah melakukan uji coba dan analisis hasil uji coba semua instrumen, maka dilakukan tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan meliputi pretest, implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional, serta pelaksanaan posttest. 5) Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan Tahap pengolahan data dan pelaporan meliputi pengolahan data pretest-posttest pemahaman konsep dan posttest konsistensi konsepsi siswa. Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.

35 D. Instrumen Penelitian 1) Tes Konsistensi Konsepsi Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian Tes ini disusun dalam bentuk tes obyektif model pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban, yang terdiri dari dua atau lebih soal yang menguji konsep yang sama namun disajikan dalam konteks yang berbeda. Tes ini dilakukan satu kali, yaitu pada saat posttest. Tes konsistensi konsepsi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 11 buah, semua soal didapat setelah dilakukan validasi, uji coba dan analisis hasil uji coba. Selengkapnya bentuk soal tes konsistensi konsepsi dapat dilihat pada Lampiran B.1 dan B.2, sedangkan rekapitulasi distribusi tes konsistensi konsepsi dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Distribusi Soal Tes Konsistensi Konsepsi Konsep Tekanan Hidrostatis Sub Konsep Hukum Pascal Hukum Archimedes Jumlah Soal

36 Fluida statis 3 3 5 11 2) Tes Pemahaman Konsep Tes ini disusun dalam bentuk tes obyektif model pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Setiap soal dibuat untuk menguji pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada materi fluida statis. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest dan posttest. Pertanyaan tes berpedoman pada indikator pemahaman konsep revisi Anderson dan Krathwohl yang dibatasi pada kemampuan, menafsirkan, mencontohkan, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 buah, semua soal didapat setelah dilakukan validasi, uji coba dan analisis hasil uji coba. Selengkapnya bentuk soal tes pemahaman konsep dapat dilihat pada Lampiran B.3 dan B.4, sedangkan rekapitulasi distribusi tes pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep No. Sub Konsep Indikator Jumlah Tekanan Hukum Hukum kemampuan Soal Hidrostatis Pascal Archimedes 1. Menafsirkan 1 1 1 3 2. Mencontohkan 1 1 1 3 3. Menyimpulkan 1 1 1 3 4. Membandingkan 2 1 2 5 5. Menjelaskan 2 2 2 6 Jumlah Soal 7 6 7 20 3) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur sejauh mana tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah direncanakan terlaksana dalam proses belajar mengajar. Instrumen keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda

37 ceklis ( ) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru yang diobservasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran. Pada lembar ini juga terdapat kolom catatan keterangan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dalam setiap fase pembelajaran. Lembar keterlaksanaan model pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1. E. Analisis Instrumen Tes yang baik diperlukan untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya. Oleh karena itu untuk mendapatkan tes yang baik, tes tersebut harus diujicobakan terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis instrumen penelitian adalah: 1) Validitas Validitas berhubungan dengan ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya tes dapat dianalisis dengan validitas isi (content validity). Menurut Arikunto (2008) Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh sebab itu validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan cara meminta pertimbangan (judgment) kepada kelompok ahli untuk mengetahui kesesuaian antara soal dengan indikator serta kunci jawaban dan bahasa penyajian soal. 2) Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran apakah tes yang digunakan dapat dipercaya. Menurut Arikunto (2008) Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Walaupun terjadi perubahan hasil, namun perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Pengujian reliabilitas tes dilakukan setelah soal yang tidak digunakan dibuang berdasarkan hasil analisis daya beda, tingkat kemudahan. Untuk tes konsistensi konsepsi

38 menggunakan rumus K-R.21, hal ini karena jumlah soal ganjil, yaitu sebanyak 11 buah. Persamaan yang digunakan adalah: r 11 = ( dengan: M (3.1) (3.2) S 2 = (3.3) Keterangan: r 1 1 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = jumlah butir soal M = rata rata skor tes N = jumlah pengikut tes S 2 = variansi soal Sedangkan pengujian reliabilitas tes pemahaman konsep dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua (split-half method). Dalam menggunakan metode ini peneliti hanya menggunakan sebuah tes yang diujikan satu kali. Metode ini dianggap tepat digunakan karena jenis soal tes banyak mengungkapkan pengetahuan dan pemahaman, selain itu jumlah soal yang digunakan genap yaitu sebanyak 20 buah. Langkah pertama yang dilakukan adalah membelah skor soal ganjil dan genap, menghitung reliabilitas separo tes dengan menggunakan teknik korelasi product moment. r xy = (3.4) Keterangan: r xy = koefisien korelasi X = skor tes pertama (genap) Y = skor tes kedua (ganjil)

39 N = jumlah subyek Setelah mendapatkan harga reliabilitas separo (r xy ) yang sering disebut juga dengan istilah r 1/21/2, maka langkah selanjutnya adalah menghitung reliabilitas seluruh tes dengan menggunakan rumus Spearman-Brown. r 11 = (3.5) Kategori reliabilitas tes dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Tes No Indeks Reliabilitas Klasifikasi 1 0,00 0,20 Sangat Rendah 2 0,20 0,40 Rendah 3 0,40 0,60 Cukup 4 0,60 0,80 Tinggi 5 0,80 1,00 Sangat Tinggi Arikunto (2008) 3) Tingkat kemudahan item Soal Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal. Indeks kemudahan diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus (Arikunto,2008) P = (3.6) Keterangan: P = tingkat kemudahan soal B = jumlah siswa yang menjawab benar

40 Js = jumlah seluruh peserta tes Kategori penafsiran tingkat kemudahan item soal disajikan dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kemudahan Item Soal No Tingkat Kesukaran Klasifikasi 1 0,00 0,30 Sukar 2 0,30 0,70 Sedang 3 0,70 1,00 Mudah Arikunto (2008) 4) Daya Pembeda Item Soal Daya beda soal merupakan suatu indikator untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Cara menghitung daya beda menurut Arikunto (2008) sesuai dengan penelitian ini menggunakan kelompok kecil kurang dari 100 adalah Seluruh pengikut tes dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes dideretkan mulai dari skor teratas sampai skor terbawah, lalu dibagi dua. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda yang dikemukakan Arikunto (2008) : D = - (3.7) Keterangan: D = daya pembeda Ba = jumlah anggota kelompok atas yang menjawab benar Bb = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Ja = jumlah peserta kelompok atas Jb = jumlah peserta kelompok bawah Kategori daya pembeda item soal disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kategori daya Pembeda Item Soal

41 No Batasan Klasifkasi 1 Minus Jelek Sekali 2 0,00 0,20 Jelek 3 0,20 0,40 Cukup 4 0,40 0,70 Baik 5 0,70 1,00 Baik Sekali Arikunto ( 2008) F. Hasil Validitas dan Uji Coba Instrumen Validitas instumen yang dilakukan adalah berupa validitas isi dengan cara meminta pertimbangan dari kelompok ahli, dan uji coba dilakukan kepada 24 orang siswa kelas X di salah satu SMA kota Bandung yang telah mempelajari konsep fluida statis. Analisis uji coba menggunakan microsoft office excel 2007. 1) Hasil Validitas Instrumen Hasil validitas isi yang telah dilakukan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B.6 dan B.7, sedangkan rekapitulasi saran perbaikan dari para ahli untuk soal konsistensi konsepsi dan pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Rekapitulasi Saran Perbaikan dari Ahli No Validator Saran Perbaikan A. Tes Konsistensi Konsepsi Validator 1 Soal sudah cukup baik, perbaiki redaksi, perjelas gambar. Validator 2 Perbaiki redaksi soal, perbaiki beberapa option. Validator 3 Perbaiki redaksi soal, gunakan kalimat yang jelas dan tidak berbelit-belit, option pengecoh diperbaiki. B. Tes Pemahaman Konsep 1 Validator 1 Soal sudah cukup baik, beberapa soal perlu dikoreksi sesuai dengan masukan yang diberikan. 2 Validator 2 Perbaiki teks soal (gunakan bahasa yang mudah dipahami), perbaiki satuan yang digunakan (masuk akal), Hilangkan bagian-bagian yang tidak penting dalam soal.

42 No Validator Saran Perbaikan A. Tes Konsistensi Konsepsi Validator 1 Soal sudah cukup baik, perbaiki redaksi, perjelas gambar. Validator 2 Perbaiki redaksi soal, perbaiki beberapa option. Validator 3 Perbaiki redaksi soal, gunakan kalimat yang jelas dan tidak berbelit-belit, option pengecoh diperbaiki. 3 Validator 3 Perbaiki redaksi soal, perbaiki beberapa option pengecoh, perjelas gambar, gunakan satuan yang masuk akal. Berdasarkan saran perbaikan dari tenaga ahli yang diminta pertimbangan (judgement), maka diperoleh kesimpulan bahwa instrumen konsistensi konsepsi dan pemahaman konsep yang disusun sudah memenuhi validitas isi dan dapat digunakan untuk keperluan penelitian. Soal konsistensi konsepsi yang divalidasi berjumlah 18 buah dan setelah divalidasi soal yang digunakan menjadi 14 buah, sedangkan soal pemahaman konsep yang divalidasi berjumlah 30 buah dan setelah divalidasi soal yang dapat digunakan adalah 30 buah. 2) Hasil Uji Coba Instrumen a. Konsistensi Konsepsi Instrumen konsitensi konsepsi yang diujikan terdiri dari 14 soal berbentuk pilihan ganda. Rincian analisis hasil uji coba instrumen tes konsistensi konsepsi selengkapnya dapat dilihat Lampiran B.8, sedangkan rekapitulasi perhitungan daya beda dan tingkat kemudahan soal konsistensi konsepsi dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Konsistensi Konsepsi

43 No Batas Batas Daya Tingkat Kriteria Atas Bawah Beda Kemudahan Kriteria Keterangan 1 8 5 0.25 Cukup 0.54 Sedang Digunakan 2 10 6 0.33 Cukup 0.67 Sedang Digunakan 3 11 11 0.00 Jelek 0.92 Mudah Tidak digunakan 4 7 2 0.42 Baik 0.38 Sedang Digunakan 5 6 2 0.33 Cukup 0.33 Sedang Digunakan 6 6 4 0.17 Jelek 0.42 Sedang Tidak digunakan 7 6 2 0.33 Cukup 0.33 Sedang Digunakan 8 10 3 0.58 Baik 0.54 Sedang Digunakan 9 7 1 0.50 baik 0.33 Sedang Digunakan 10 10 7 0.25 Cukup 0.71 Sedang Digunakan 11 8 4 0.33 Cukup 0.50 Sedang Digunakan 12 7 1 0.50 Baik 0.33 Sedang Digunakan 13 7 4 0.25 Cukup 0.46 Sedang Digunakan 14 4 3 0.08 Jelek 0.29 Sukar Tidak digunakan Berdasarkan Tabel 3.8, maka jumlah soal konsistensi konsepsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 soal. Setelah mendapatkan 11 soal tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan reliabilitas soal dengan menggunakan rumus KR-21. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa reliabilitas soal konsistensi konsepsi sebesar 0.66 termasuk kedalam kategori tinggi. b. Pemahaman Konsep Instrumen pemahaman konsep yang diujikan terdiri dari 30 soal berbentuk pilihan ganda. Rincian analisis hasil uji coba instrumen tes pemahaman konsep selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.9, sedangkan rekapitulasi perhitungan daya beda dan tingkat kemudahan soal pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep Batas Batas Daya Tingkat No Kriteria Kriteria Keterangan Atas Bawah Beda Kemudahan 1 9 4 0.41 Baik 0.54 Sedang Digunakan

44 No Batas Batas Daya Tingkat Kriteria Atas Bawah Beda Kemudahan Kriteria Keterangan 2 10 8 0.16 Jelek 0.75 Mudah Tidak digunakan 3 11 9 0.16 Jelek 0.83 Mudah Tidak digunakan 4 10 5 0.41 Baik 0.62 Sedang Digunakan 5 3 1 0.16 Jelek 0.16 Sukar Tidak digunakan 6 8 3 0.41 Baik 0.45 Sedang Digunakan 7 7 2 0.41 Baik 0.37 Sedang Digunakan 8 9 4 0.41 Baik 0.54 Sedang Digunakan 9 12 4 0.66 Baik 0.66 Sedang Digunakan 10 9 1 0.66 Baik 0.66 Sedang Digunakan 11 11 5 0.50 Baik 0.66 Sedang Digunakan 12 3 1 0.16 Jelek 0.16 Sukar Tidak digunakan 13 12 10 0.16 Jelek 0.91 Mudah Tidak digunakan 14 10 4 0.50 Baik 0.58 Sedang Digunakan 15 10 5 0.41 Baik 0.62 Sedang Digunakan 16 9 7 0.16 Jelek 0.66 Sedang Tidak digunakan 17 5 3 0.16 Jelek 0.33 Sedang Tidak digunakan 18 9 2 0.58 Baik 0.45 Sedang Digunakan 19 10 5 0.41 Baik 0.62 Sedang Digunakan 20 6 3 0.25 Cukup 0.37 Sedang Digunakan 21 7 4 0.25 Cukup 0.45 Sedang Digunakan 22 1 0 0.08 Jelek 0.04 Sukar Tidak digunakan 23 12 10 0.16 Jelek 0.91 Mudah Tidak digunakan 24 12 7 0.41 Baik 0.79 Mudah Digunakan 25 11 10 0.08 Jelek 0.87 Mudah Tidak digunakan 26 9 4 0.41 Baik 0.54 Sedang Digunakan 27 8 2 0.50 Baik 0.41 Sedang Digunakan 28 11 6 0.41 Baik 0.70 Mudah Digunakan 29 8 3 0.41 Baik 0.45 Sedang Digunakan 30 9 4 0.41 Baik 0.54 Sedang Digunakan Berdasarkan Tabel 3.9, dapat dilihat jumlah soal pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 soal. Setelah mendapatkan 20 soal tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan reliabilitas soal pemahaman konsep dengan

45 menggunakan metode belah dua. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa reliabilitas soal pemahaman konsep sebesar 0.85 termasuk kedalam kategori sangat tinggi. G. Teknik Analisis Data Ada beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu : data posttest konsistensi konsepsi siswa, pretest-posttest pemahaman konsep, dan keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing. Langkah-langkah analisis data penelitian ini dilakukan sebagai berikut: 1. Data Tes Konsistensi Konsepsi Siswa Data hasil tes konsistensi konsepsi siswa dianalisis menggunakan model analisis, dengan langkah-langkah sebagai berikut (Tongchai dkk. 2011): a. Jawaban siswa dikategorikan sebagai: model konsepsi yang tepat secara ilmiah (model A), model konsepsi yang miskonsepsi (model B), dan model konsepsi yang asal menebak/keliru (model C). Disajikan sebagai : 1) artinya jumlah jawaban siswa ke-k yang termasuk Model (A) 2) artinya jumlah jawaban siswa ke-k yang termasuk Model (B) 3) artinya jumlah jawaban siswa ke-k yang termasuk Model (C) Dimana. Dengan m = jumlah soal dalam satu seri pertanyaan terkait satu konsep/topik yang sama. b. Dengan menggunakan dan, disusun sebuah matriks (3x3): (3.8) c. Seluruh matriks setiap siswa kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan sebuah matriks konsistensi konsepsi kelas:

46 (3.9) Matriks di atas menyatakan informasi mengenai keadaan konsepsi (model states) masing-masing siswa dan seluruh siswa dalam kelas, dengan penjelasan: 1) Elemen diagonal utama menyatakan penggunaan model konsepsi (A), (B), dan (C) seluruh siswa secara konsisten. Jika seluruh nilai elemen non-diagonal utama dari matriks tersebut bernilai 0 maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut menggunakan satu model konsepsi secara konsisten, misalnya: (a) ( ), maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut dapat dikatakan menggunakan model konsepsi (A) secara konsisten. Artinya seluruh siswa memahami konsep dengan tepat. (b) ( ), maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut menggunakan model konsepsi yang berbeda secara konsisten. Artinya siswa dapat dengan tepat dikelompokkan menjadi : (1) kelompok siswa yang memahami konsep dengan benar (siswa dengan model konsepsi (A) (2) kelompok siswa yang mengalami miskonsepsi (siswa dengan model konsepsi (B), dan (3) kelompok siswa yang menjawab pertanyaan dengan cara asal menebak, atau dapat pula dikatakan tidak memahami konsep (siswa dengan model konsepsi (C).

47 2) Elemen non-diagonal utama menyatakan penggunaan beberapa model konsepsi secara bersamaan, artinya siswa mengalami inkonsistensi konsepsi, misalnya: ( ), maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut menggunakan ketiga model konsepsi secara bersamaan dan inkonsisten. Artinya tidak seluruh siswa dapat dikelompokkan secara tepat sebagai kelompok model konsepsi tertentu. Namun, model konsepsi (A) lebih mendominasi dasar jawaban siswa. 2. Data Tes Pemahaman Konsep adalah : Analisa data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep, a. Memberi skor pada hasil pretest dan posttest Sebelum di lakukan pengolahan data, semua jawaban pretest dan posttest siswa diperiksa dan di beri skor. Jawaban benar diberi nilai satu dan jawaban salah atau tidak dijawab diberi nilai nol. Pemberian skor dihitung dengan rumus : S R (3.10) Keterangan: S= skor yang diperoleh siswa R= jawaban siswa yang benar b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi (N-Gain) Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh (Hake, 1999), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: g S S post m ideal Keterangan: S pre S pre (3.11)

48 g = gain yang dinormalisasi S post = skor tes akhir yang diperoleh siswa S pre = skor tes awal yang diperoleh siswa S m ideal = skor maksimum ideal c. Menentukan skor rata-rata gain yang dinormalisasi Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi fluida statis digunakan data skor rata-rata gain yang dinormalisasi yang diolah dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1999), yaitu sebagai berikut. <g> <S S S post m ideal S pre pre (3.12) Keterangan: <g> = skor rata-rata gain yang dinormalisasi <S post >= skor rata-rata tes akhir yang diperoleh siswa <S pre > = skor rata-rata tes awal yang diperoleh siswa S m ideal = skor maksimum ideal Kategori N-gain disajikan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kategori N-gain Kategori Perolehan N-gain Keterangan N-gain > 0,70 Tinggi 0,30 N gain 0,70 Sedang N-gain < 0,30 Rendah Pengolahan data dan análisis data dengan menggunakan uji statistik dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Data

49 Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal apabila data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Dimana data memusat pada nilai rata-rata atau dikenal dengan median. Selain itu data yang terdistribusi normal bila jumlah data yang di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, begitupula dengan simpangan bakunya. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov- Smirnov Test melalui SPSS 22 dengan taraf signifikansi α = 0.05, penggunaan ini dikarenakan jumlah sampel < 30 orang. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: H 0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal H 1 : data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal Dalam pengujian hipotesis, kriteria penerimaan H 0, jika sig α, sedangkan jika sig < α maka H 0 ditolak. 2) Uji Homogenitas Data Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelompok memiliki kesamaan varians atau tidak. Pada penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Levene melalui SPSS 22 dengan taraf signifikansi α = 0.05. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : H 0 : σ 2 2 1 = σ 2 H 1 : σ 2 2 1 σ 2 dengan H 0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan H 1 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar pengambilan keputusan, jika sig > α maka H 0 diterima sedangkan jika sig < α maka H 0 ditolak, α = 0.05. Namun jika seandainya data yang didapat tidak terdistribusi normal maka uji homogenitas antara kedua kelompok tidak perlu ditentukan. 3) Uji Hipotesis

50 Uji hipotesis atau uji rerata bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh mengalami peningkatan yang signifikan atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis parametrik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu pihak. Uji-t ini menggunakan software SPSS Statistics 22.0 dengan Independent-sample t-test. Uji-t menggunakan SPSS Statistics 22.0 mempunyai dua keluaran. Jika syarat kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi, maka kita menggunakan hasil independent-sample t-test dengan asumsi kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H 0 : µ 1 µ 2 terhadap H 1 : µ 1 > µ 2. Jika kedua varians sama besar tidak terpenuhi (equal variances not assumed), maka kita menggunakan hasil independentsample t-test dengan asumsi kedua varians tidak sama besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H 0 : µ 1 µ 2 terhadap H 1 : µ 1 > µ 2. Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value sehingga untuk mengetahui hasil hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengam membandingkan nilai t hitung dengan t Tabel. Jika t hitung < t Tabel maka H 0 diterima, H 1 ditolak, begitupun sebaliknya. Cara kedua dengan membandingkan p-value (signifikansi/sig.) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu. Signifikansi yang dihasilkan merupakan uji dua sisi, sehingga hasil signifikansi tersebut harus dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan. Jika sig/2 > 0,05 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, begitu juga sebaliknya. Jika data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji nonparametrik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney (uji-u) satu pihak. Uji-U ini menggunakan software SPSS Statistics 22.0. Nilai signifikansi yang diperoleh dari keluaran SPSS Statistics 22.0 adalah untuk uji dua sisi (two-tailed), sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi sig./2 dan hasilnya dibandingkan dengan nilai kepercayaan = 0,05. Jika sig./2 > 0,05 maka H 0 diterima atau H 1 ditolak, begitu juga sebaliknya. 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

51 Data observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dianalisis dengan menggunakan persentase keterlaksanaan. Pengolahan data diambil dari banyaknya skor yang diperoleh dari setiap poin keterlaksanaan aktivitas guru kemudian diambil persentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan dengan menggunakan perhitungan dibawah ini (Priyanto,2006). Kategori keterlaksanaan aktivitas lihat Tabel 3.11. Tabel 3.11 Interpretasi Keterlaksanaan Aktivitas Persentase (%) Kategori 80-100 Sangat baik 60-79 Baik 40-59 Cukup 20-39 Kurang 0-19 Sangat kurang Priyanto (2006) (3.13)