KEPUTUSAN MUSYAWARAH PLENO ANGGOTA III KORPS ALUMNI AUP-STP Nomor. 06/MPAl/Koral/2004 t e n t a n g PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KORAL AUP-STP Menimbang : a. Bahwa untuk lebih mengembangkan mekanisme organisasi dipandang perlu adanya perubahan Anggaran Rumah Tangga KORAL AUP-STP; b. Bahwa Kongres sebagai pemegang kekuasaan tertinggi organisasi telah memberikan kewenangan kepada Pengurus Pusat KORAL AUP-STP untuk merubah Anggaran Rumah Tangga KORAL AUP-STP; c. Bahwa itu perlu diterbitkan Keputusan Kongres II tentang Perubahan Anggaran Rumah Tangga KORAL AUP-STP. Mengingat : 1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan; 2. Anggaran Dasar KORAL AUP-STP; Memperhatikan : 1. Saran dan Pendapat peserta Musyawarah Pleno Anggota III KORAL AUP-STP; M E M U T U S K A N : Menetapkan : Keputusan Musyawarah Pleno Anggota III KORAL AUP- STP tentang Perubahan Anggaran Rumah Tangga. Pertama : Perubahan Anggaran Rumah Tangga KORAL AUP-STP sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua : Anggaran Rumah Tangga adalah merupakan penjabaran Anggaran Dasar yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Pleno Anggota III KORAL AUP-STP. Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat diadakan pembetulan seperlunya bila terdapat kesalahan.
KONGRES II KORAL AUP-STP Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 08 September 2004 Ketua, Pimpinan Sekretaris, H.M.Hoezein Hardjowijoto Djodjo Suwardjo Lampiran Keputusan MPA III Nomor. 06/MPAl/Koral/2004 t e n t a n g Anggaran Rumah Tangga Korps Alumni Aup- Stp BAB I ORGANISASI Pasal 1 BENTUK DAN SIFAT 1. Korps Alumni AUP-STP disingkat Koral AUP-STP adalah organisasi yang bentuknya kesatuan, bersifat kekeluargaan, non politik dan independen. 2. Yang dimaksud dengan non politik ialah bahwa Koral AUP-STP secara langsung resmi maupun tidak resmi, tidak berafiliasi dengan sesuatu organisasi kekuatan sosial politik. 3. Yang dimaksud dengan bentuk kesatuan ialah bahwa Koral AUP-STP merupakan suatu Kesatuan organisasi dari pusat sampai tempaat/basis kerja para anggota. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 2
1. Anggota Korps Alumni AUP-STP terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan. 2. Anggota biasa adalah orang yang telah lulus pendidikan dari : Akademi Usaha Perikanan Pendidikan dan Latihan Ahli Usaha Perikanan dan atau Sekolah Tinggi Perikanan. Yang bernaung dibawah Departemen kelautan dan Perikanan. 3. Anggota luar biasa adalah Anggota Luar Biasa adalah :a. Setiap orang yang pernah menjadi Taruna/i di AUP-STP minimal 1 (satu) semester tapi tidak selesai. b. Setiap peserta kursus atau latihan di AUP-STP yang waktu penyelenggaraannya minimal 1 (satu) tahun.c. Mereka yang menjadi staf pengajar tetap atau tidak tetap di AUP-STP minimal 2 (dua) semester diluar ketentuan ayat 2 diatas, d. orang yang berminat untuk menjadi anggota Koral AUP-STP karena tertarik akan peran aktif alumni AUP-STP dalam masyarakat,. 4. Anggota kehormatan adalah orang yang dipandang cukup berjasa terhadap Koral AUP-STP dan berminat untuk menjadi Anggota. 5. Syahnya seseorang menjadi anggota dinyatakan dalam kartu anggota dan atau buku keanggotaan yang ada di Komisariat dan Korda yang bersangkutan. 6. Koral AUP-STP dapat memberhentikan / skorsing terhadap anggotanya dengan pertimbangan / alasan karena tidak mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koral AUP-STP, mencemarkan nama organisasi atau tidak mentaati ketetapan yang telah diputuskan organisasi. 7. Pemberhentian / skorsing pada ayat (6) dilakukan oleh / melalui Rapat Pengurus Koordinator Daerah, dan wajib dilaporkan kepada Pengurus Pusat untuk dibenarkan, dibatalkan atau diubah. 8. Anggota yang diberhentikan / diskors, dapat mengajukan permintaan banding kepada Rapat Pleno Daerah. 9. Anggota yang telah diskors dan kemudian ternyata mau mengakui serta memperbaiki kesalahannya baru dapat diaktifkan kembali setelah melalui masa percobaan selama 3 (tiga) bulan. BAB III STRUKTUR ORGANISASI Pasal 3 KOMISARIAT
1. Didaerah Kabupaten/Kota atau basis kerja dapat didirikan Komisariat. 2. Permintaan pendirian Komisariat disampaikan kepada Pengurus Pusat yang dikuatkan oleh Pengurus Korda. 3. Dalam suatu daerah Kabupaten/Kota, berhubung dengan luasnya daerah, dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) komisariat. Pasal 4 KOORDINATOR DAERAH 1. Dalam wilayah Propinsi atau yang disamakan tingkatnya dengan itu dapat dibentuk Pengurus Korda. 2. Permintaan untuk pembentukan Pengurus Korda disampaikan kepada Pengurus Pusat oleh Komisariat-komisariat yang bersangkutan. 3. Korda hanya terdiri dari Pengurus saja dan tidak mempunyai anggota perorangan langsung. 4. Pengurus Korda merupakan Pimpinan Pelaksana yang menjadi saluran Pengurus Pusat kebawah dan memimpin komisariat-komisariat didaerahnya dalam kegiatan organisasi. Pasal 5 PENGURUS PUSAT 1. Pengurus Pusat berkedudukan di Ibukota Negara. 2. Pengurus Pusat dibentuk dan dipilih dalam Musyawarah Pleno Anggota. 3. Pengurus Pusat memimpin dan menetapkan strategi perjuangan organisasi sebagai garis kebijakan dalam mewujudkan tujuan organisasi. Pasal 6 HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS Hak dan kewajiban Pengurus KORAL AUP STP adalah: 1) Menetapkan ketentuan dan kebijakan organisasi untuk menunjang pelaksanaan program kerja KORAL AUP-STP.2) Mengkoordinasikan semua kegiatan yang mengatasnamakan KORAL AUP-STP.3) Menjabarkan Garis-garis Besar Program Kerja KORAL AUP-STP hasil Musyawarah KORAL AUP-STP dan melaksanakannya dalam bentuk kegiatan nyata.4) Menetapkan kebijaksanaan dalam menunjang pengembangan almamater dan peningkatan kemampuan ilmiah para Anggota KORAL AUP-STP.5) Mengesahkan Pengurus KORAL AUP-STP Daerah.6) Menetapkan Panitia Pengarah,
Panitia Pelaksana dalam Musyawarah KORAL AUP-STP berikutnya.7) Mematuhi dan mempertanggungjawabkan semua kebijakan dan ketentuan organisasi yang telah ditetap kan dan diamanatkan dalam Musyawarah KORAL AUP-STP. Pasal 7 PEGANTIAN ANGGOTA PENGURUS ANTAR WAKTU 1. Apabila dalam masa bakti kepengurusan terdapat kekosongan anggota pengurus karena berhalangan tetap maka pengurus yang bersangkutan dapat mengadakan pergantian antar waktu atas kekosongan anggota pengurus tersebut. 2. Pergantian anggota pengurus antar waktu dipilih dan ditetapkan oleh Rapat Pleno pengurus masing-masing tingkatan dan selanjutnya dimintakan pengesahan kepada Pengurus Pusat. 3. Pergantian anggota pengurus antar waktu pada Pengurus Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Rapat Pleno Pengurus Pusat yang wajib dilaporkan kepada Musyawarah Pleno Anggota. BAB IV KELENGKAPAN ORGANISASI Pasal 7 BAGIAN 1. Pengurus Pusat,Pengurus Korda dan Pengurus Komisariat dapat membentuk bagian-bagian menurut keperluannya sesuai dengan perkembangan organisasi yaitu : a. Di Pusat disebut Biro b. Di Korda disebut Bagian c. Di Komisariat disebut Seksi 2. Bagian-bagian tersebut tersusun Vertikal dan urusan rumah tangga diatur sendiri, akan tetapi administrasi bertanggung jawab kepada Pimpinan Organisasi ditingkat masing-masing. 3. Bagian-bagian tidak mempunyai hak menentukan kebijkasanaan sendiri, akan tetapi tunduk kepada garis kebijaksanaan Pimpinan Organisasi. 4. Biaya operasional bagian-bagian dipikul oleh organisasi ditingkatnya masingmasing. 1. Sumber keuangan tertentu ialah : a. Uang pangkal Pasal 8
b. Uang iuran tetap c. Bantuan yang tidak mengikat d. Usaha-usaha lain yang syah. 2. Uang pangkal dan uang iuran anggota besarnya ditetapkan oleh MPA dan masingmasing dibagi dengan rincian sebagai berikut : 20 % untuk Pengurus Pusat 80 % untuk tingkat organisasi Korda dan Komisariat BAB V Pasal 9 JENIS-JENIS RAPAT 1. Jenis rapat dalam organisasi menurut tingkatannya diatur sebagai berikut : a. Rapat Anggota Komisariat b. Rapat Pengurus Komisariat c. Rapat Pleno Daerah d. Rapat Pengurus Korda e. Musyawarah Pleno Anggota f. Rapat Kerja Nasional g. Rapat Pengurus Pusat 2. Yang dimaksud dengan Rapat/ Musyawarah dalam ayat (1) ialah suatu persidangan tertutup dan hanya dihadiri oleh peserta yang telah ditetapkan. 3. Kecuali dalam hal-hal khusus, maka rapat/musyawarah dianggap syah, apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang ditetapkan. 4. Setiap Pengurus Organisasi yang tingkatannya lebih tinggi dapat menghadiri suatu rapat dari tingkat bawahannya, untuk memberikan petunjuk-petunjuk yang telah dianggap perlu, akan tetapi kehadirannya tidak menentukan forum dan tidak mempunyai hak suara. Pasal 10 RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT 1. Rapat anggota komisariat dapat diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan keperluan dan dipimpin oleh Pengurus Komisariat.
2. Semua anggota yang hadir termasuk Pengurus Komisariat mempunyai hak 1 (satu) suara. Pasal 11 1. Rapat Pengurus Komisariat diadakan sedikitnya sebulan sekali dan sewaktu-waktu dipandang perlu. 2. Rapat Pengurus Komisariat membicarakan hal-hal yang dipandang perlu untuk kepentingan organisasi dalam batas-batas kewenangannya. 3. Semua anggota pengurus yang hadir adalah peserta rapat dan masing-masing mempunyai hak 1 (satu) suara. Pasal 12 RAPAT PLENO DAERAH 1. Rapat Pleno Daerah diadakan untuk memilih pengurus Korda yang bersangkutan dan menetapkan program kerja periode berikutnya. 2. Rapat Pleno Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun, atau sewaktu-waktu atas usulan sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah Komisariat yang ada dibawahnya. 3. Peserta Rapat Pleno Daerah adalah : a. Utusan-utusan Komisariat b. Pengurus Korda c. Penasehat Derah Yang mesing-masing peserta mempunyai hak 1 (satu) suara Pasal 13 RAPAT PENGURUS KORDA 1. Rapat Pengurus Korda bersifat rutin, diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan atausewaktu-waktu atas undangan Ketua. 2. Rapat Pengurus Korda membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi dalam batas-batas kewenangannya. 3. Semua anggota pengurus yang hadir adalahpeserta rapat dan masing-masing mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Rapat-rapat Pengurus Korda dapat dihadiri oleh Pengurus Pusat, untuk memberi petunjuk-petunjuk tetapi tidak mempunyai hak suara. Pasal 14 MUSYAWARAH PLENO ANGGOTA 1. MPA sebagai kekuasaan tertinggi organisasi berfungsi : a). Menetapkan perubahan dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KORAL AUP- STP, b). Menetapkan Garis-garis Besar Program Kerja KORAL AUP-STP dan ketentuan umum yang menyangkut organisasi.c). Meminta pertanggungjawaban Pengurus KORAL AUP-STP periode sebelumnya, d). Memilih Ketua Umum Pengurus KORAL AUP STP periode berikutnya. 2. MPA diadakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Bila dipandang perlu MPA Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul 1/3 (sepertiga) jumlah komisariiat. 3. Adapun Tata Tertib dan Peserta MPA khususnya dalam hal pemilihan Pengurus KORAL AUP STP diatur dalam lembaran terpisah namun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ART ini. 4. Khusus untuk merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diperlukan2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang hadir. 5. MPA diadakan atas undangan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat. Pasal 15 PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pengambilan Keputusan diusahakan sedapat mungkin dengan cara musyawarah untuk mufakat. 2. Apabila musyawarah tidak mungkin diusahakan maka keputusan diambil dengan pemungutan suara terbanyak. 3. Pemungutan suara dapat dilakukan secara lisan, tertulis atau dengan mengangkat tangan. BAB VI PENUTUP Pasal 16
Segala sesuatu yang belum diatur dalamanggaran Rumah Tangga ini akan diatur dengan keputusan Pengurus Pusat. Pasal 17 Anggaran Rumah Tangga ini disusun atas nama amanat Musyawarah Pleno Anggota III KORAL AUP-STP, berlaku sejak ditetapkan sampai ditentukan lain oleh MPA berikutnya.