BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama individu untuk berekreasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia sehat, dalam Indonesia sehat diharapkan setiap warga negara Indonesia tinggal dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam masyarakat (Depkes RI, 2009). pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk yang paling banyak dan paling penting (Widoyono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB I PENDAHULUAN. kasus baru TB BTA positif dengan kematian Menurut. departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut ditemukan di RS dan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan penyakit TBC memerlukan jangka waktu yang lama dan rutin

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Sudah semestinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. wabah berkala termasuk Vietnam, Cambodia, Myanmar, Nepal, dan. Anopheles sp. Reservoir utama dari virusnya adalah babi.

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB 1 PENDAHULUAN. baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam penyakit yang ada. Salah satu diantaranya adalah Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB I PENDAHULUAN. kuman Myiobakterium Tuberculosis. WHO mencanangkan keadaan darurat

Belakangan banyak berita di media massa tentang wabah diare. Yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama individu untuk berekreasi dan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Kesehatan menjadi gerbang sekaligus titik tolak peningkatan sumber daya manusia. Untuk mencapai kesehatan yang optimal perlu diupayakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upayaupaya kesehatan yang dilakukan dewasa ini telah bergeser dari upaya-upaya yang bersifat penyembuhan (rehabilitatif) menuju pada upaya yang memandirikan masyarakat melalui upaya-upaya meningkatkan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif). Upaya promotif dan prefentif salah satunya dititik tekanan pada penyakit menular. Salah satu penyakit menular yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini adalah TB Paru yang ditimbulkan karena jenis bakteri Mycrobacterium Tubercolusis. Mycrobacterium Tubercolusis telah diperkirakan telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, sehingga pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TB Paru, karena pada sebagian besar negara didunia penyakit TB Paru tidak terkendali, ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil

disembahkan terutama penderita menular (BTA positif), (Samsul, 2009). Dinegara-negara berkembang kematian TB Paru merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95% penderita TB Paru berada dinegara berkembang, 5% penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu usia 15 sampai 20 tahun ( Samsul, 2009). Menurut WHO (1999), diperkirakan setiap tahu terjadi 583.000 kasus baru TB Paru dengan kemetian karena TB Paru sekitar 190.000 secara kasar diperkirakan 100.000 penduduk indonesia terdapat 130 penderita baru TB Paru BTA positif. Penyakit TB Paru menyerang sebagian kelompok usia kerja produktif kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah ( Samsul, 2009). Di Indonesia, program pemberantasan TB Paru telah dilaksanakan sejak awal Pelita 1 (1969) tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan dari hasil yang didapat kesehatan rumah tangga tahun 1995 diketahui bahwa penyakit TB Paru merupakan penyebab kematian nomer tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia dan nomor dari golongan penyakit infeksi. Sedangkan dari data jumlah penderita di Jawa Tengah khususnya di wilayah banyumas didapatkan data pada tahun 2011

berjumlah 74,52 penderita per 100.000 penduduk dan pada tahun 2011 penderita TB Paru daerah Banyumas berjumlah 51,27 orang penderita. (Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2011). Berdasarkan hasil catatan puskesmas sokaraja 2 dari kunjungn sebanyak 47.111 pasien ditahun 2011, di tahun 2011 dari 35.132 pasien diketahui 163 orang penderita TB Paru positif. Pada tahun 2012, dari pasien terdapat 101 orang terkena TB Paru positif. Dan ditahun 2013 sampai bulan april dari kunjungan sebanyak 8.35 pasien dapat diketahui 86 orang positif TB paru (Puskesmas sokaraja 2, 2013). Pada tahun 2011 sampai 2013 terjadi penurunan jumlah pengunjung puskesmas (pasien) untuk berobat, begitu juga dengan pasien TB Paru yang terdeteksi dengan mau berobat atau memeriksakan diri ke puskesmas terjadi penurunan jumlah penderita, dari 17 orang penderita TB Paru pada tahun 2011 sampai april 2013 terdapat hanya 3 orang penderita TB Paru BTA positif yang mau memeriksakan diri ke Puskesmas Sokaraja 2. Secara umum dilihat bahwa penduduk sokaraja mengalami peningkatan kesehatan namun fakta ini belum dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk sokaraja mengalami peningkatan kesehatan karena banyak klinik, balai pengobatan dan termasuk wilayah yang dekat dengan RSUD Margono Soekarjo sehingga banyak kemungkinan masyarakat tidak lagi hanya memeriksakan

diri ke Puskesmas Sokaraja 2 disamping alasan yang mereka ungkapkan, mereka cendrung malu dan malas untuk memeriksakan diri. Sehingga tidak mudah untuk mendeteksi beberapa penyakit yang mewabah dimasyarakat wilayah Sokaraja terutama TB Paru. Disamping itu dari 3 penderita TB Paru yang tercatat pada tahun 2013 tidak semuanya mau aktif untuk menjalani pengobatan intensif sekalipun geratis. Banyak alasan yang mereka lontarkan misalnya sibuk dengan pekerjaan, beberapa pengobatan sudah merasa sembuh, malas minum obat dan sebagainya yang kesemuanya itu di karenakan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang mereka derita (TB Paru) sehingga banyak kemungkinan terjadi penyebaran TB Paru yang cukup tinggi. Pelayanan kesehatan dirumah adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang berfokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental pasien. Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang

merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan di keluarga juga dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Pada tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun 1990- an menjadi 35-40 juta, dan pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta (Suprajitno, 2004). Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah kelompok individu manusia yang melakukan interaksi yang pastinya memiliki suatu masalah-masalah kesehatan di dalamnya. Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan kepada keluarga sebagai kesatuan dengan sehat sehingga tujuan keperawatan sebagai sarananya.

Berbagai fenomena didalam keluarga dalam masalah keluarga yang ada yang memiliki kaitan erat dengan tugas keluarga khususnya dalam bidang kesehatan. Hal ini dimuali dengan pengenalan masalah kesehatan, penentuan tindakan kesehatan yang tepat, merawat keluarga yang mengalami gangguan, modifikasi lingkungan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada (Suprajitno, 2004). Berdasarkan data dan permasalahan diatas yaitu dengan masih tingginya jumlah suspek TB Paru di Kabupaten Banyumas khusus di wilayah Puskesmas Sokaraja 2, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga terutama anggota keluarga Bpk. D yang menderita TB Paru. B. Tujuan Penulis laporan ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan asuahan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru secara komperhensif. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk memaparkan pelaksanaan: a. Menggambarkan karakteristik Biografi keluarga Bpk. D dengan masalah TB Paru

b. Menggambarkan hasil pengkajian keluarga Bpk. D dengan masalah TB Paru c. Merumuskan diagnosa keperawatan d. Menggambarkan rencana intervensi e. Menggambarkan implementasi dan evaluasi pada keluarga dengan masalah TB Paru f. Membahas kesenjangan antara teori dan praktek yang dilakukan pada pengelolaan keperawatan keluarga Bpk. D dengan masalah TB Paru. C. Pengumpulan data Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode studi khasus dengan pendekatan proses keperawatan keluarga yaitu menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan kesehatan keluarga dengan TB Paru. Adapun teknik pengumpulan data Karya Tulis Ilmiyah ini adalah dengan menggunakan beberapa teknik yaitu: 1. Observasi partisipatif Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap klien dan melakukan asuhan keperawatan dimana terdapat interaksi antara perawat dan keluarga. 2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab atau anamnesis kepada anggota keluarga atau kepada tenaga

kesehatan lainnya untuk mendapatkan data tentang keluhan dan permasalahan TB Paru yang dihadapi keluarga dan klien. 3. Studi literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumbersumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan keperawatan kepada keluarga. 4. Studi dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah data-data atau catatan-catatan tentang khasus klien yang telah diperoleh dari keluarga atau terdapat pada format-format dokumentasi maupun yang terdapat dari hasil catatan medis puskesmas untuk keperluan pembuatan laporan. D. Tempat dan waktu Asuhan keperawatan keluarga ini dilakukan di rumah keluarga Bpk. D di desa Lemberang RT 05 RW 01, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas dari tanggal 22-23 April 2013. E. Manfaat penulisan Penulisan laporan ini diharapkan bermanfaat antara lain: 1. Praktek keperawatan Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya yang berkaitan dengan masalah TB Paru.

2. Tenaga kesehatan Laporan ini diharapkan bisa menjadi masukan yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam menangani suatu kasus lain yang serupa. 3. Keluarga dan masyarakat Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat terutama dalam hal pemahaman mereka tentang penyakit TB Paru. 4. Mahasiswa Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa terutama memberikan pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan fokus masalah utama TB Paru. F. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan asuhan keperawatan keluarga, sistematiaka penulisan dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari : Bab I. Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, tempat dan waktu, dan sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka Terdiri dari definisi, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi pathofisiologi, penatalaksanan, pathway, pengkajisan diagnosa keperawatan dan fokus intervensi. Bab III. Tinjauan Kasus Membahas tentang tinjauan kasus Bab IV. Pembahasan Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab V. Penutup Simpulan dan Saran